Ombudsman Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Grafik 1 Jumlah Laporan Masyarakat Berdasarkan Cara Penyampaian

Data Penyelesaian Laporan Masyarakat Tahun 2016 (Periode 1 Jan 31 Desember 2016)

Gambar 1 Jumlah Laporan Masyarakat Berdasarkan Cara Penyampaian. Telepon (9,68%)

Data Penyelesaian Laporan Masyarakat Triwulan II Tahun (Periode 1 April Juni 2017)

Data Penyelesaian Laporan Masyarakat Triwulan I Tahun (Periode 1 Jan Maret 2017)

Dinamika Jumlah Laporan Pertahun

CATATAN AKHIR TAHUN PENGADUAN MASYARAKAT 2014 (Sumber Data : 1 Januari 15 Desember 2014) By : Litbang Ombudsman RI

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

OMBUDSMAN RI & PENGAWASAN PELAYANAN PUBLIK

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN SELEKSI/PENDAFTARAN KEPALA PERWAKILAN DAN CALON ASISTEN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

INDONESIA Percentage below / above median

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

DATA INSPEKTORAT JENDERAL

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BERITA RESMI STATISTIK

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

Maret 2018 PELAYANAN PUBLIK PERPUSTAKAAN UMUM : BAGAIMANA PERKEMBANGANNYA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Metodologi. Survey kuantitatif dengan metode CATI (Computer Assisted Telephone Interview)*

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Jl. Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax.

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

LAPORAN TRIWULAN-III AKTIVITAS APBD PROVINSI

Disabilitas. Website:

AFP Surveillance Analysis

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

Konstitusionalitas dan Problematika Alokasi Kursi DPR RI Pemilu Indonesia

KESEHATAN ANAK. Website:

Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

C UN MURNI Tahun

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

Ombudsman Republik Indonesia. Oleh YUNAFRI, SH. MHUM KEPALA PERWAKILAN OMBUDSMAN R.I SUMATERA BARAT

Jakarta, 3 Desember 2009 Divisi Monitoring & Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch (ICW)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

Peran Ombudsman Melindungi Kepastian Usaha dan Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN NOVEMBER 2016

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULAWESI SELATAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

Perkembangan Penelitian Terpadu Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dalam Revisi RTRWP

Transkripsi:

Latar Belakang Pembentukan ORI (1) Fungsi dan tugas penyelenggaraan negara pada hakikatnya adalah mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat (mewujudkan masyarakat adil dan makmur) Konsideran UU Nomor 28 Tahun 1999. Masyarakat memiliki hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari Penyelenggara Negara Pasal 9 ayat (1) huruf b UU Nomor 28 Tahun 1999.

Latar Belakang Pembentukan ORI (2) Dalam praktik banyak sekali terjadi penyimpangan : Penyelenggara Negara belum melayani secara maksimal Masyarakat sering menjadi menjadi objek atau korban. Belum ada tolok ukur jelas mengenai pemberian pelayanan yang baik. Pelaksanaan pelayanan publik oleh Penyelenggara Negara perlu diawasi karena banyak penyimpangan.

NEGARA WAJIB MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN NKRI PENYELENGGARA NEGARA RAKYAT Individu Kelompok Masyarakat Pemerintah Badan Perwakilan Peradilan Lembagalembaga lain WAJIB KESEJAHTERAAN RAKYAT HAK

POSISI OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN PELAYANAN PENYIMPANGAN PENGAWASAN ORI Fungsi Tugas Wewenang PEMENUHAN

HUBUNGAN ANTARA RAKYAT OMBUDSMAN PENYELENGGARA NEGARA Pengawasan Masyarakat/ Ombudsman Rakyat, Pemegang Kedaulatan, Hak Atas Pelayanan dan Perlindungan MANDAT Pengawasan Masyarakat/ Ombudsman Penyelenggara Negara Wajib Memberikan Pelayanan

Mengapa Ombudsman perlu ada Untuk mengatasi penyalahgunaan oleh Aparatur Pemerintah. Membantu Aparatur Negara dalam melaksanakan pemerintahan secara lebih efisien dan adil. Memaksa para pemegang kekuasaan untuk melaksanakan pertanggungjawaban yang baik.

Definisi Ombudsman Lembaga negara Mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik Yang diselenggarakan penyelenggara negara, penyelenggara pemerintahan, BUMN, BUMD, BHMN, Badan Swasta, maupun perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD.

Pelayanan Publik UU No. 25 Thn. 2009 tentang Pelayanan Publik Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Hak Masyarakat dalam Pelayanan Publik telah diatur secara jelas dan eksplisit melalui Pasal 18 Undangundang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, sebagai berikut : a. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan; b. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan; c. mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan; d. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan;

e. memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan; f. memberitahukan kepada pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan; g. mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/ atau tidak memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara dan ombudsman; h. mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina penyelenggara dan ombudsman; dan i. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.

Sedangkan Kewajiban Masyarakat dalam Pelayanan Publik juga diatur secara tegas melalui Pasal 19 Undangundang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, sebagai berikut : a. mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pelayanan; b. ikut menjaga terpeliharanya sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik; dan c. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.

Maladministrasi (menurut Pasal 1 ayat 3 Undang undang No.37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia) adalah : Perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.

Tugas yang harus dikerjakan Menerima laporan dugaan maladministrasi penyelenggaraan pelayanan publik Melakukan pemeriksaan laporan Menindaklanjuti laporan Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri Melakukan koordinasi/kerjasama dengan lembaga negara/lembaga pemerintahan/lembaga kemasyarakatan/perseorangan Membangun jaringan kerja Melakukan upaya pencegahan maladministrasi dalam penyeleggaran pelayanan publik Melakukan tugas lain yang diberikan undangundang

Wewenang yang Dimiliki (1) A. Terkait dengan laporan Meminta keterangan pihakpihak yang terkait dengan laporan Memeriksa dokumen terkait Meminta klarifikasi, salinan, copy atau dokumen lain pada instansi penyelenggara negara Melakukan pemanggilan Melakukan mediasi, konsiliasi atas permintaan para pihak Membuat rekomendasi mengenai penyelesaian laporan, ganti rugi dan/rehabilitasi Mengumumkan hasil temuan, kesimpulan dan rekomendasi

Wewenang yang Dimiliki (2) B. Terkait dengan tugas lain Memberi saran kepada Presiden, Pimpinan Penyelenggara Negara, Kepala Daerah guna perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/pelayanan publik Memberi saran kepada DPR, Presiden, DPRD, Kepala Daerah agar terhadap undangundang dan peraturan perundangan dilakukan perubahan untuk mencegah maladministrasi

Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik (UU No. 25 Thn. 2009) Pengawasan dilakukan oleh pengawas internal dan eksternal 2. Pengawasan internal melalui atasan langsung dan pengawas fungsional 3. Pengawasan eksternal dilakukan melalui pengawasan masyarakat, Ombudsman, DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota (Psl. 35) 1.

Pengaduan Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan publik kepada Ombudsman dan DPR /DPRD 2. Alasan pengaduan adalah : a. Penyelenggara tidak melaksanakan kewajiban dan/atau melanggar larangan b. Pelaksana pelayanan tidak sesuai dengan standar pelayanan 3. Pengadu adalah : orang yang dirugikan atau pihak lain yang mewakili pengadu 4. Pengaduan dilakukan paling lambat 30 hari sejak pengadu menerima pelayanan (Ps. 40) 1.

Penyelesaian Pengaduan Oleh Ombudsman 1. Ombudsman wajib menerima dan berwenang memproses pengaduan oleh masyarakat mengenai penyelenggaraan PP 2. Ombudsman wajib menyelesaikan pengaduan oleh masyarakat apabila pengadu menghendaki penyelesaian tidak dilakukan oleh penyelenggara 3. Ombudsman wajib membentuk perwakilan di daerah yang bersifat hirarkis untuk mendukung tugas dan fungsi Ombudsman dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan publik. 4. Pembentukan perwakilan Ombudsman paling lambat 3 tahun sejak diundangkannya UndangUndang tentang Pelayanan Publik.

Penyelesaian Pengaduan Oleh Ombudsman (2) 5. Ombudsman wajib melakukan mediasi dan konsiliasi dalam menyelesaikan pengaduan atas permintaan para pihak 6. Penyelesaian pengaduan dapat dilakukan oleh Perwakilan Ombudsman 7. Mekanisme dan tata cara penyelesaian pengaduan oleh Ombudsman diatur lebih lanjut dalam Peraturan Ombudsman (Psl. 46)

Visi ORI Visi Menjadi lembaga negara yang mampu melaksanakan fungsi pengawasan sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan sebaikbaiknya dari penyelenggara negara, penyelenggara pemerintahan, badan ataupun perorangan yang berkewajiban memberi pelayanan publik

Misi ORI: Misi 1. Melakukan tindakan pengawasan, menyampaikan rekomendasi serta mencegah maladministrasi dalam pelaksanaan pelayanan publik 2. Mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan agar lebih efektif dan efisien, jujur, terbuka, bersih serta bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 3. Meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat dan supremasi hukum yang berintikan pelayanan, kebenaran serta keadilan.

Terima Kasih

Periode 1 Januari 2014 15 Desember 2014 BY: LITBANG OMBUDSMAN RI

Dinamika Jumlah Laporan / Pengaduan Masyarakat kepada Ombudsman RI (Periode Tahun 2009 2014) 6180 Jumlah Pengaduan Masyarakat 5173 2209 1867 1237 1137 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Catatan : Untuk Periode tahun 2014, Data sampai dengan 15 Desember 2014 Sumber Data : SIMPeL Ombudsman RI. BY: LITBANG OMBUDSMAN RI 25

Dinamika Jumlah Laporan Pengaduan Masyarakat Per Bulan Selama tahun 2014 800 700 621 606 600 695 589 619 451 500 486 500 551 400 414 383 300 265 200 100 0 Jan Feb BY: LITBANG OMBUDSMAN RI Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 26

KLASIFIKASI PELAPOR Perorangan/Korban Langsung 57.7% Inisiatif Investigasi 9.5% Kelompok Masyarakat 7.3% Keluarga Korban 5.8% Media 5.6% Kuasa Hukum 5.1% Lembaga Swadaya Masyarakat 4.7% Badan Hukum 1.2% Lembaga Bantuan Hukum 0.8% Instansi Pemerintah 0.7% Organisasi Profesi 0.6% LainLain 1.0% BY: LITBANG OMBUDSMAN RI 27

CARA PENYAMPAIAN LAPORAN Datang Langsun g (51,9%) By : Litbang Ombudsman RI Surat (25,8%) Media (10,4%) Telepon (5,1%) Investigasi Inisatif (4,1%) Email dan Website (2,4%) Facsimile (0,3%) 28

KELOMPOK INSTANSI TERLAPOR Pemerintah Daerah 43.7% Kepolisian 12.6% Instansi Pemerintah / Kementerian 9.5% BUMN/BUMD 7.8% Badan Pertanahan Nasional 7.6% Lembaga Peradilan 3.7% Kejaksaan 1.8% Perbankan 1.5% Komisi Negara/Lembaga Negara Non Struktural 1.5% Perguruan Tinggi Negeri 1.1% Lembaga Pemerintah Non Kementerian 1.0% Lembaga Pendidikan Negeri 0.8% Tentara Nasional Indonesia 0.6% Rumah Sakit Pemerintah 0.5% Dewan Perwakilan Rakyat 0.4% Lainlain BY: LITBANG OMBUDSMAN RI 5.9% 29

SUBSTANSI PENGADUAN Kepegawaian Pertanahan Kepolisian Pendidikan Perhubungan/Infrastruktur Kesehatan Perizinan Peradilan Administrasi Kependudukan Informasi Publik Ketenagakerjaan Listrik Pemukiman/Perumahan Perbankan Air Minum Kejaksaan Komisi/Lembaga Negara Perdagangan dan Industri Asuransi/Jaminan Sosial Cukai dan Pajak Lingkungan Hidup Perkebunan/Kehutanan Energi (Sumber Daya Alam) Telekomunikasi Agama Lembaga Pemasyarakatan Imigrasi Penanaman Modal Tentara Nasional Indonesia Pertanian Kelautan Transmigrasi Urusan Haji Tenaga Kerja Indonesia Perikanan Lainnya BY: LITBANG OMBUDSMAN RI 16.0% 12.9% 11.8% 11.1% 4.4% 3.9% 3.6% 3.5% 2.9% 2.7% 2.6% 2.4% 2.3% 1.7% 1.6% 1.6% 1.5% 1.2% 1.2% 1.1% 1.1% 0.8% 0.8% 0.6% 0.5% 0.5% 0.4% 0.4% 0.3% 0.3% 0.2% 0.1% 0.1% 0.1% 0.0% 3.6% 30

5 SUBSTANSI PENGADUAN TERBANYAK KEPEGAWAIAN : Seleksi CPNS, Mutasi Pegawai, Penahanan Gaji/Honor, Pemecatan Pegawai, Sertifikasi Guru, dll PERTANAHAN : Ganti Rugi Tanah/Lahan, Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah, Pengukuran Tanah, Sertifikat ganda, Sengketa Pertanahan, dll Kepolisian : Pelayanan Pengaduan, Penangan Perkara/kasus di Kepolisian, Proses Penyidikan, Arogansi Personil Kepolisian, dll Pendidikan : PPDB, Beasiswa, Ujian Nasional, Kekerasan di sekolah, Pungutan Liar Pendidikan, dll Perhubungan/Infrastruktur : Jalan Rusak, Sarana dan Prasarana Transportasi, Pugutan Liar dll

JENIS MALADMINISTRASI Tidak Patut, 7.2% Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa, 7.2% Tidak Kompeten, 9.9% Diskriminasi, Berpihak, 2.0% 1.6% Konfli Kepen ngan, 0.8% Penundaan Berlarut, 25.4% Penyalahgunaan Wewenang, 11.7% Penyimpangan Prosedur, 20.3% Tidak Memberikan Pelayanan, 13.9% By : Litbang Ombudsman RI 32

BENGKULU DI. YOGYAKARTA 433 DKI JAKARTA 116 114 GORONTALO JAMBI 342 JAWA BARAT 269 JAWA TENGAH 413 JAWA TIMUR 215 KALIMANTAN BARAT 131 KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR 141 KEP. BANGKA BELITUNG 176 KEPULAUAN RIAU 202 LAMPUNG 139 MALUKU 68 175 NUSA TENGGARA BARAT 240 NUSA TENGGARA TIMUR 120 PAPUA 44 240 RIAU 204 SULAWESI BARAT 245 SULAWESI SELATAN 121 167 SULAWESI TENGGARA 312 SULAWESI UTARA 248 SUMATERA BARAT 219 SUMATERA UTARA 177 SUMATERA SELATAN 1 MALUKU UTARA Sebaran Jumlah Laporan berdasarkan Provinsi Pelapor 91 85 KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGAH 500 127 123 126 BANTEN PAPUA BARAT 450 177 179 BALI MALUKU TENGAH 400 350 300 250 200 150 100 50 0 By : Litbang Ombudsman RI ACEH 33

Sebaran Prosentase Laporan berdasarkan Provinsi Pelapor 8.0% DKI JAKARTA, 7.0% 7.0% JATIM, 6.7% 6.0% JABAR, 5.5% SULUT, 5.0% 5.0% SULSEL, 4.0% SUMBAR, 4.0% RIAU, 3.9% JATENG, 4.4% NTT, 3.9% 4.0% LAMPUNG, 3.3% KALBAR, 3.5% ACEH, 2.9% 3.0% BALI, 2.9% DIY, 2.0% KALSEL, 2.1% JAMBI, 1.8% 2.0% BANTEN, 2.1% BENGKULU, 2.0% 1.0% GORONTALO, 1.9% SULBAR, 3.3% SUMSEL, 2.9% NTB, 2.8% KEPRI, 2.8% KEP. BABEL, 2.3% PAPUA, 1.9% MALUKU, 2.2% KALTENG, 1.5% KALTIM, 1.4% SULTRA, 2.7% SULTENG, 2.0% MALUT, 1.1% PAPUA BARAT, 0.7% MALTENG, 0.0% 0.0% By : Litbang Ombudsman RI 34

BENGKULU 90 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 645 DKI JAKARTA 110 104 GORONTALO JAMBI 291 JAWA BARAT 260 JAWA TENGAH 381 JAWA TIMUR 200 KALIMANTAN BARAT 131 KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR 141 KEP. BABEL 173 KEPULAUAN RIAU 197 LAMPUNG 64 169 NUSA TENGGARA BARAT 245 NUSA TENGGARA TIMUR 121 PAPUA 40 247 RIAU 202 SULAWESI BARAT 233 SULAWESI SELATAN 126 173 SULAWESI TENGGARA 314 SULAWESI UTARA 245 SUMATERA BARAT 210 SUMATERA UTARA 186 SUMATERA SELATAN 141 MALUKU Sebaran Jumlah Laporan berdasarkan Provinsi Terlapor 84 77 KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGAH 700 109 121 BANTEN PAPUA BARAT 600 176 174 BALI MALUKU UTARA 500 400 300 200 100 0 By : Litbang Ombudsman RI ACEH 35

Sebaran Jumlah Laporan berdasarkan Provinsi Terlapor DKI JAKARTA, 10.4% 10.0% 8.0% JATIM, 6.2% 6.0% SULUT, 5.1% JABAR, 4.7% NTT, 4.0% JATENG, 4.2% SUMBAR, 4.0% RIAU, 4.0% SULSEL, 3.8% 4.0% SUMUT, 3.4% LAMPUNG, 3.2% KALBAR, 3.2% ACEH, 2.8% BALI, 2.8% 2.0% BENGKULU, 2.0% GORONTALO, 1.8% KALSEL, 2.1% JAMBI, 1.7% BANTEN, 1.8% DIY, 1.5% KALTENG, 1.4% SULTRA, 2.8% KEPRI, 2.8% NTB, 2.7% SULBAR, 3.3% SUMSEL, 3.0% MALUKU, 2.3% KEP. BABEL, 2.3% PAPUA, 2.0% SULTENG, 2.0% KALTIM, 1.2% MALUT, 1.0% PAPUA BARAT, 0.6% 0.0% By : Litbang Ombudsman RI 36

205 203 203 179 Pwk Kalimantan Barat Pwk DI Yogyakarta Pwk Sulawesi Barat Pwk Aceh 173 170 170 169 163 161 Pwk Lampung Pwk Bali Pwk Kepulauan Riau Pwk Nusa Tenggara Barat Pwk Sumatera Selatan Pwk Sulawesi Tenggara Pwk Sulawesi Tengah Pwk Bengkulu Pwk Gorontalo Pwk Papua Pwk Kalimantan Tengah Pwk Kalimantan Timur Pwk Maluku Utara Pwk Banten 37 Pwk Papua Barat 103 82 69 65 64 38 Pwk Jambi Pwk Maluku 140 131 131 130 128 127 123 118 116 113 Pwk Jawa Tengah Jumlah Laporan di Masingmasing Kantor Perwakilan Selama Periode 1 Jan 15 Desember 2014 Pwk Sulawesi Selatan Pwk Jawa Barat 1400 Pwk Riau Pwk Sumatera Utara 1187 Pwk Sumatera Barat Pwk Kalimantan Selatan 1200 233 232 224 219 Pwk Nusa Tenggara Timur Pwk Kep. Babel 1000 Pwk Jawa Timur 800 306 305 Pwk Sulawesi Utara 600 400 200 0 By : Litbang Ombudsman RI Ombudsman RI (Jakarta)

SEBARAN INSTANSI TERLAPOR Instansi Telapor Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Pemerintah Propinsi Kecamatan Kelurahan Desa Kepolisian Daerah Kepolisian Resort Kepolisian Resort Kota Kepolisian Sektor Kepolisian Wilayah Kepolisian Wilayah Kota Besar Markas Besar Kepolisian RI Kementerian Agama Kementerian Dalam Negeri Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral Kementerian Hukum & HAM Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan & Perikanan Kementerian Kesehatan Kementerian Keuangan Kementerian Komunikasi & Informatika Kementerian Luar Negeri Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Perdagangan Kementerian Perhubungan Kementerian Perindustrian Kementerian Pertahanan Kementerian Pertanian Kementerian Sosial Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi BUMN/BUMD Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Pertanahan Total By : Litbang Ombudsman RI Pemerintah Daerah Kepolisian Kelompok Instansi Terlapor Instansi Pemerintah / Badan Pertanahan BUMN/BUMD Ombudsman Kementerian Republik Indonesia Nasional 77.7% 12.1% 2.6% 5.0% 2.6% 25.2% 36.5% 16.4% 19.1% 0.3% 0.6% 1.9% 21.0% 2.6% 1.0% 13.7% 3.9% 1.2% 8.0% 7.3% 1.2% 0.3% 6.3% 14.2% 6.8% 0.2% 4.8% 0.2% 1.2% 1.5% 1.5% 3.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 34.7% 59.7% 5.6% 100.0% 38

PEMERINTAHAN DAERAH Instansi Terlapor Dugaan Maladministrasi Desa Kecamatan Kelurahan Pemerintah Kabupaten/Kota Pemerintah Propinsi 2.6% 2.6% 5.0% 77.7% 12.1% 2.8% 1.5% 0.9% 0.6% Diskriminasi 2.2% 2.9% 2.8% Konflik Kepentingan 1.5% 1.0% 0.9% Penundaan Berlarut 4.2% 11.4% 14.2% 18.9% 21.8% Penyalahgunaan Wewenang 18.3% 18.6% 16.4% 11.4% 8.0% Penyimpangan Prosedur 19.7% 14.3% 14.2% 22.5% 20.0% Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa 12.7% 8.6% 9.0% 9.9% 6.2% Tidak Kompeten 4.2% 2.9% 8.2% 7.7% 17.5% Tidak Memberikan Pelayanan 33.8% 42.9% 27.6% 15.5% 12.9% Tidak Patut 4.2% 1.4% 5.2% 9.2% 9.2% Baseline Berpihak Total By : Litbang Ombudsman RI 39

KEPOLISIAN Instansi Terlapor Dugaan Maladministrasi Kepolisian Daerah Kepolisian Resort Kepolisian Resort Kota Kepolisian Sektor Kepolisian Wilayah Kepolisian Wilayah Kota Besar Markas Besar Kepolisian RI Baseline 25.2% 36.5% 16.4% 19.1% 0.3% 0.6% 1.9% 2.6% 3.6% 4.0% 6.8% Diskriminasi 1.4% 1.6% 3.4% Konflik Kepentingan 0.4% 0.8% 0.7% 20.0% Penundaan Berlarut 38.1% 43.1% 42.1% 37.4% 60.0% 40.0% Penyalahgunaan Wewenang 14.4% 12.5% 12.7% 14.3% 50.0% 20.0% 20.0% Penyimpangan Prosedur 14.9% 11.0% 14.3% 17.7% 13.3% Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa 5.2% 4.6% 4.8% 2.7% 50.0% Tidak Kompeten 10.8% 11.0% 7.9% 5.4% 26.7% Tidak Memberikan Pelayanan 7.2% 6.0% 8.7% 6.1% Tidak Patut 6.7% 6.4% 3.2% 5.4% Berpihak Total By : Litbang Ombudsman RI 40

BADAN PERTANAHAN NASIONAL Instansi Terlapor Dugaan Maladministrasi Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Pertanahan Baseline 34.7% 59.7% 5.6% 1.2% 1.4% 3.8% Konflik Kepentingan 0.6% Penundaan Berlarut 51.2% 52.7% 50.0% Penyalahgunaan Wewenang 8.0% 6.8% 3.8% Penyimpangan Prosedur 13.0% 16.8% 15.4% Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa 4.3% 2.9% 7.7% Tidak Kompeten 4.9% 8.6% 3.8% Tidak Memberikan Pelayanan 14.2% 8.2% 15.4% Tidak Patut 2.5% 2.5% Berpihak Diskriminasi Total By : Litbang Ombudsman RI 41

INSTANSI PEMERINTAH/KEMENTERIAN Dugaan Maladministrasi Republik Indonesia Ombudsman Instansi Terlapor Permintaa Tidak Penyalahg Konflik Penunda Penyimp n Imbalan Tidak Memberi Baseline Diskrimina unaan Berpihak Kepentin an angan Uang, Kompet kan si Wewenan gan Berlarut Prosedur Barang en Pelayana g dan Jasa n Tidak Patut Total Kementerian Agama 21.0% 0.8% 2.4% 17.1% 8.9% 30.9% 22.0% 2.4% 6.5% 8.9% Kementerian Dalam Negeri Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral Kementerian Hukum & HAM 2.6% 46.7% 13.3% 6.7% 6.7% 13.3% 13.3% 1.0% 50.0% 50.0% 13.7% 1.3% 3.8% 25.0% 12.5% 16.3% 5.0% 20.0% 11.3% 5.0% Kementerian Kehutanan 3.9% 4.3% 4.3% 39.1% 17.4% 13.0% 4.3% 13.0% 4.3% Kementerian Kelautan & Perikanan 1.2% 28.6% 28.6% 28.6% 14.3% Kementerian Kesehatan 8.0% 25.5% 10.6% 17.0% 4.3% 8.5% 34.0% Kementerian Keuangan 7.3% 18.6% 9.3% 41.9% 4.7% 16.3% 4.7% 4.7% Kementerian Komunikasi & Informatika 1.2% 71.4% 28.6% Kementerian Luar Negeri 0.3% 50.0% 50.0% Kementerian Pekerjaan Umum 6.3% 2.7% 2.7% 10.8% 13.5% 18.9% 13.5% 29.7% 8.1% Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 14.2% 3.6% 27.7% 10.8% 21.7% 13.3% 6.0% 6.0% 10.8% Kementerian Pendidikan Nasional 6.8% 2.5% 22.5% 22.5% 25.0% 7.5% 7.5% 7.5% 5.0% Kementerian Perdagangan 0.2% 100.0% Kementerian Perhubungan 4.8% 14.3% 14.3% 17.9% 21.4% 14.3% 10.7% 7.1% Kementerian Perindustrian 0.2% 100.0% Kementerian Pertahanan 1.2% 57.1% 14.3% 28.6% Kementerian Pertanian 1.5% 22.2% 33.3% 22.2% 22.2% Kementerian Sosial 1.5% 33.3% 22.2% 11.1% 33.3% Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi 3.1% 55.6% 11.1% 5.6% 27.8% By : Litbang Ombudsman RI 42

BUMN/BUMD Instansi Terlapor Dugaan Maladministrasi BUMN/BUMD Baseline 100.0% Berpihak 0.8% Diskriminasi 1.7% Konflik Kepentingan 0.4% Penundaan Berlarut 17.2% Penyalahgunaan Wewenang 9.6% Penyimpangan Prosedur 18.7% Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa 1.9% Tidak Kompeten 15.5% Tidak Memberikan Pelayanan 26.6% Tidak Patut 7.5% Total By : Litbang Ombudsman RI 43

Dengan Pengaduan anda telah ikut berpartisipasi dalam perbaikan layanan publik Komplain Itu Baik... By : Litbang Ombudsman RI