1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud pada orang lain. Bahasa tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang indah. Pada dasarnya, lirik-lirik lagu tersebut juga bertujuan untuk maksud yang terkandung di dalamnya. Lirik lagu lebih menekankan pada nilai estetika. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa lirik lagu memiliki kemiripan dengan puisi, yaitu sama-sama menggunakan diksi yang indah dan terikat oleh rima. Perbedaan yang terdapat antara lirik lagu dan puisi adalah lirik lagu lebih terikat pada nada-nada tertentu untuk menyampaikan maksudnya. Salah satu karya yang menarik untuk diteliti adalah lagu-lagu karya maestro Ebiet G. Ade. Oleh karena itu, lirik lagu Ebiet G. Ade dipilih sebagai data pada skripsi ini dan dibahas dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik dan pragmatik (sosiopragmatik). Lagu-lagu Ebiet bergenre balada yang kebanyakan menggambarkan kehidupan bangsa Indonesia. Tema lagunya pun tidak hanya bercerita tentang cinta, tetapi juga ada yang bertemakan sosial-politik, bencana, religius, dan keluarga. Keunikan lirik-lirik lagu Ebiet terletak pada pemilihan kosakata yang sederhana, mudah dihafal, tetapi penuh dengan makna. Lirik lagunya panjang
2 bercerita tentang pengalaman dan banyak menggunakan metafora. Pemilihan teori sosiopragmatik pada skripsi ini dikarenakan pada lagu tersebut terdapat pesanpesan yang diutarakan dengan tuturan-tuturan yang bijaksana sehingga terkesan tidak menggurui. Ada pula beberapa tuturan untuk memerintah tetapi karena pemilihan bahasanya yang halus membuat lawan tuturnya tidak merasa tersinggung. Selain itu, pencipta lagu juga menggunakan beberapa gaya bahasa yang berpengaruh pada keindahan lirik lagunya.berdasarkan keunikan bahasa yang digunakan sebagai lirik-lirik dalam lagunya, peneliti tertarik untuk meneliti lirik-lirik lagu tersebut yang mempunyai keistimewaan dibandingkan penyanyi solo lain karena terbukti dengan penjualan albumnya yang laris di pasaran. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Linguistik merupakan suatu ilmu yang luas yang di dalamnya terdapat cabang-cabang dari ilmu tersebut. Beberapa cabang dari linguistik tersebut adalah sosiolinguistik dan pragmatik. Sosiolinguistik membahas hubungan perilaku bahasa dengan perilaku sosial, sedangkan pragmatik membahas tindak tutur. Ada beberapa kasus yang dapat diteliti dengan teori sosiopragmatik ini, salah satunya yaitu lirik lagu. Lirik lagu yang akan dibahas dengan teori sosiopragmatik pada skripsi ini, yaitu lirik lagu Ebiet. Lirik lagu Ebiet dikaji dengan teori ini karena mempunyai keunikan, yaitu pemilihan kosa kata (diksi) indah, penggunaan gaya bahasa yang juga semakin memperindah lagu, penggunaan aspek kebahasaan yang cermat, dan adanya suatu pesan moral yang disampaikan pengarang lagu tersebut pada pendengar.
3 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah disusun sebagai berikut. 1. Apa saja aspek kebahasaan yang terdapat pada lirik lagu Ebiet G. Ade? 2. Bagaimana aspek pragmatik yang terdapat pada lirik lagu Ebiet G. Ade? 3. Mengapa aspek sosial kebahasaan menarik pada lirik lagu Ebiet G. Ade? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu untuk: 1. Memaparkanaspek kebahasaan yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G. Ade, 2. Menjelaskanaspek pragmatik yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G. Ade, 3. Menguraikanaspek sosial kebahasaan dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. 1.5 Tinjauan Pustaka Analisis mengenai lirik lagu sebelumnya sudah pernah ditulis dalam skripsi. Skripsi tersebut adalah milik Anggravni (2005) dengan judul Bahasa Lirik Lagu Remaja (Studi Kasus pada Lirik-lirik Lagu Jamrud). Skripsi ini mengkaji bahasa lirik lagu dari segi fonologi, morfologi, sintaksis, pilihan kata, dan gaya bahasa. Kesimpulan yang terdapat dalam skripsi tersebut setelah dilakukan analisis, yaitu secara fonologi lirik-lirik lagu band Jamrud mempunyai ciri khas tertentu
4 yang tidak terdapat dalam tuturan sehari-hari. Ciri fonologinya terdapat pada ciri segmental dan suprasegmental. Dari segi morfologi terdapat penghilangan afiks dalam pembentukan gaya bahasanya. Secara sintaksis analisis tersebut meliputi penggunaan partikel lah yang digunakan untuk menegaskan ungkapan kalimat perintah serta penggunaan kalimat inversi, yaitu mengubah susunan letak kata untuk lebih menegaskan makna yang ingin disampaikan. Pilihan kata yang dipakai meliputi kata-kata bermakna denotatif, penggunaan slang, penggunaan bahasa asing yang meliputi pemakaian secara murni; sebagian dan pemakaian penulisan kata yang sesuai dengan makna bahasa aslinya. Gaya bahasa yang dibahas dalam skripsi tersebut meliputi rima (persajakan), asonansi, aliterasi, persamaan (simile), dan metafora. Skripsi Prihantoro (2007) dengan judul Analisis Gaya Bahasa Lirik Lagu Album Rieka Roslan Bercerita Karya Rieka Roslan membahas gaya bahasa ditinjau secara stilistika. Skripsi tersebut meneliti wujud kalimat, gaya kata, dan gaya bunyi. Kesimpulan skripsi tersebut adalah penggunaan gaya bahasa pada Rieka Roslan Bercerita bertujuan untuk menampilkan kekuatan estetik yang memberikan gambaran suasana, sikap, maupun situasi batin tertentu. Dominasi pada tiap lirik lagu akhir menimbulkan kesan estetik sehingga pembaca dapat mencapai ekstasi tertentu. Skripsi Kusuma (2010) deng an judul Pemakaian dan Permainan Bahasa dalam Pementasan Sastro Moeni Analisis Sosiopragmatik membahas ciri-ciri pemakaian bahasa pementasan Sastro Moeni, permainan bahasa dalam pementasan Sastro Moeni, fungsi-fungsi permainan bahasa dalam pementasan
5 Sastro Moeni. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah dalam Pementasan Sastro Moeni (PSM) terdapat permainan bahasa yang terlihat pada ketaksaan leksikal dan ketaksaan gramatikal. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah juga digunakan dalam PSM ini. Pengaruh bahasa asing dalam PSM meliputi aliterasi dan asonansi. Bentuk kalimat yang terdapat dalam PSM, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat elips. Fungsi permainan bahasa yang terdapat dalam PSM antara lain, yaitu sebagai sarana berhumor, sindiran terhadap pola perilaku tertentu, sarana penyampaian nilai estetik dan direktif. Skripsi Admunarni (2008) dengan judul Wacana Grafiti di Yogyakarta: Analisis Sosiopragmatik membahas jenis-jenis tindak tutur, tindak tutur berdasarkan modus kalimat, dan fungsi-fungsi sosial kultural dalam wacana grafiti. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah dalam wacana grafiti terdapat tindak ilokusi yang dibagi dalam enam kelompok, yaitu tindak ajakan, anjuran, peringatan, kritikan, permintaan, dan penolakan. Dari segi kalimat, tindak tutur tersebut disampaikan secara langsung dan tidak langsung. Berdasarkan makna dalam konteks, grafiti memiliki beberapa fungsi sosiokultural, yaitu wujud ekspresi gaya hidup, sarana penyampaian moral, sindiran terhadap pola perilaku tertentu. Skripsi Puspitandari (2004) dengan judul Ragam Bahasa Short Message Service (SMS) membahas aspek kebahasaan dan aspek sosial dalam bahasa sms tersebut. Kesimpulan dari skripsi tersebut antara lain, yaitu ragam bahasa yang digunakan dalam sms adalah ragam bahasa informalyang terlihat pada bentuk penyingkatan, perubahan fonem/suku kata, peringkasan bentuk kata dan variasi
6 pemendekan kata. Dalam ragam bahasa sms terdapat campur kode. Variasi campur kode di dalam sms dibedakan menjadi campur kode berdasarkan kode yang menyisipi dan campur kode berdasarkan wujud kebahasaan. Pengggunaan campur kode mempunyai beberapa alasan (1) situasi percakapan yang santai, (2) memberikan kesan akrab pada lawan bicara, (3) agar terkesan tidak kuper, (4) untuk menunjukkan identitas daerah asalnya, (5) untuk menunjukkan ia memiliki kemampuan untuk berbahasa lain, misal Inggris, (6) untuk meringkas materi tuturan. Skripsi Andayani (2009) dengan judul Pemakaian Bahasa dalam Chatting pada Ponsel (Studi Kasus Apl ikasi Chatting Mig 33) membahas struktur percakapan chatting, karakteristik kebahasaan dalam chatting, faktor luar bahasa yang mempengaruhi pemakaian bahasa dalam chatting. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah percakapan dalam chatting memiliki dua bentuk, yaitu percakapan grup dan percakapan pribadi. Dalam chatting pada ponsel ditemukan pemakaian bentuk-bentuk kebahasaan, seperti pemendekan, meliputi singkatan, pemenggalan, lambang huruf, penghilangan huruf, dan akronim. Bentuk kebahasaan yang lain adalah penyimpangan ejaan, pemanjangan huruf, subtitusi bunyi, penggunaan kombinasi angka dan huruf. Selain itu, dalam bahasa chatting terdapat campur kode bahasa Jawa dan Inggris. Berdasarkan skripsi tersebut, penelitian ini dikembangkan dengan mengulas penelitian yang belum dibahas dalam skripsi yang telah ada sebelumnya mengenai aspek pragmatik dan aspek sosial dalam lirik lagu. Hal ini akan menjadi pembeda
7 dengan skripsi yang telah disusun sebelumnya. Skripsi yang telah disusun sebelumnya akan digunakan sebagai referensi. 1.6 Landasan Teori Lirik lagu merupakan salah satu jenis komunikasi satu arah. Berdasarkan aspek kebahasaan, lirik lagu ini dapat dikaji dengan pendekatan sosiopragmatik. Sosiopragmatik adalah gabungan dari sosiolinguistik dan pragmatik. Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Menurut Suwito (via Admunarni, 1985:3) selain faktor-faktor linguistik, pemakaian bahasa dalam masyarakat ditentukan oleh faktor-faktor sosial. Faktor sosial budaya masyarakat diperlukan untuk memahami maksud serta fungsi tuturannya. Pragmatik adalah ilmu yang menyelidiki pertuturan, konteksnya, dan maknanya, disebutkan pula bahwa pragmatik merupakan cabang semiotika yang mempelajari asal-usul, pemakaian, dan dampak dari lambang dan tanda. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana, 2009:4). Dalam hal ini, pragmatik mengkaji aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang memberikan sumbangan kepada makna ujaran. Oleh karena itu, kedua aspek tersebut digunakan pada skripsi ini karena sosiolinguistik berhubungan dengan penggunaan bahasa, sedangkan pramatik berkaitan dengan tindak tutur. Ada beberapa aspek yang menentukan bermacam-macamnya makna yang dikemukakan oleh Wijana (2009:14), aspek -aspek tersebut antara lain, yaitu (1)
8 penutur dan lawan tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujua n tuturan, (4) tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, (5) tuturan sebagai produk tindak verba. Searle (via Wijana, 2009:23-24) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidaktidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur. Dalam komunikasi yang mempergunakan bahasa, ada beberapa faktor yang menentukan. Faktor-faktor tersebut antara lain, yaitu (1) pembicara, (2) pendengar, (3) tersedianya alat, (4) faktor lain yang muncul bersama -sama pembicara, (5) setting termasuk kesediaan menerima, (6) bentuk-bentuk pesan, (7) topik dan penjelasan pembicaraan, (8) peristiwa itu sendiri. Hymes (via Wijana, 2006:9) mengelompokkan komponen tutur menjadi delapan bagian yang meliputi, yaitu S ( setting/scene) yaitu tempat berbicara dan suasana pembicaraan, P (participant) yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penuturan, E (end) yaitu tujuan atau maksud pembicaraan, A (act) yaitu suatu peristiwa di mana penutur sedang melakukan pembicaraan, K ( key) yaitu nada suara atau ragam bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan tuturannya, I ( instrument) yaitu alat yang digunakan menyampaikan tuturannya, N ( norm) yaitu norma atau aturan dalam berinteraksi dan menginterpretasikan tuturan, G ( genre) yaitu jenis kegiatan tersebut dalam bentuk apa atau bagaimana. Kedelapan komponen tutur tersebut disingkat menjadi SPEAKING.
9 1.7 Metode Penelitian Ada tiga tahap yang dilakukan dalam menyusun skripsi ini, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap penyajian hasil analisis. Pada tahap pengumpulan atau penjaringan data diperoleh 90 lirik lagu Ebiet G. Ade yang diambil dari beberapa album yang dipilih secara acak. Kemudian, dari 90 lagu tersebut diambil data yang sesuai dengan tiap-tiap klasifikasi sehingga diperoleh 67 data yang dipakai untuk analisis. Untuk mendapatkan data lagu terfavorit yang paling sering diputar di radio-radio, penelitian ini membutuhkan seorang informan. Informan tersebut Yudi yang berusia 60 tahun. Profesinya adalah sebagai operator di radio MBS. Lirik lagu yang dibahas pada skripsi ini adalah lirik lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade. Data tersebut diperoleh dari sumber laman dan MP3 dengan media yang dipakai, yaitu media cetak dan audio. Pengumpulan data-data tersebut membutuhkan waktu sekitar 6 bulan dikarenakan masih ada beberapa keraguan untuk mengganti data. Tahap pengumpulan atau penjaringan data menggunakan metode penyimakan.metode penyimakan adalah metode penjaringan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Mastoyo, 2007:43). Teknik dari metode simak yang digunakan yaitu teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap dilakukan dengan menyimak lirik-lirik lagu tersebut tanpa ada hubungan komunikasi langsung dengan pencipta lirik lagu tersebut. Untuk menganalisis data aspek pragmatik, metode yang dipakai adalah metode padan. Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan atau diteliti (Mastoyo,
10 2007:47).Metode padan yang digunakan pada skripsi ini, yaitu metode padan pragmatis. Metode padan pragmatis merupakan metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra bicara (Mastoyo, 2007:49). Untuk analisis struktural digunakan metode baca markah. Metode ini dilakukan dengan membaca suatu penanda atau penanda pada suatu kontruksi. Analisis sosiolinguistik menggunakan metode komparasi, yaitu dengan membandingkan satu teks dengan teks yang lain. Penyajian hasil analisisnya menggunakan metode informal dan fomal. Metode informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa (Mastoyo, 2007:71).Metode formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah (Mastoyo, 2007:73). 1.8 Sistematika Penyajian Hasil analisis data pada skripsi ini akan disajikan dengan dua metode, yaitu informal dan formal. Penyajian hasil analisis dengan metode informal akan disajikan dalam lima bab. Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian akan disajikan pada Bab I. Analisis data disajikan pada Bab II,III,IV. Aspek kebahasaanlirik-lirik lagu Ebiet G. Ade akan disajikan pada Bab II. Aspek pragmatik lirik lagu Ebiet akan disajikan pada Bab III, aspek sosial lirik lagu Ebiet akan disajikan pada Bab IV. Penutup akan disajikan pada Bab VI.Penyajian hasil analisis formal juga digunakan pada skripsi ini untuk membuat bagan dan tabel yang akan membantu pembaca dalam memahami isi skripsi tersebut. Ada beberapa data mempunyai penomoran yang sama. Hal tersebut dikarenakan data
11 yang terkait sama dengan data yang sudah dibahas pada analisis sebelumnya sehingga penomoran hanya dilakukan sekali.