Nomor Anggota : A-356 Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu MERDEKA!!!

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP RANCANGAN UNDANG - UNDANG

Assalamualaikum Wr. Wb.

Disampaikan oleh : ANTARINI MALIK Nomor Anggota : A-424

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL, 9 SEPTEMBER 2008

HAK AKSES INFORMASI PUBLIK. Oleh: Mahyudin Yusdar

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL 18 JULI 2006

Rabu, 24 September 2014

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

PANDANGAN PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Selasa, 7 Pebruari 2006

PENDAPAT AKHIR PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT. Tanggal 23 Februari2016

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Dibacakan oleh : Ir. Tristanti Mitayani, MT. Nomor Anggota : A-157

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERTAMA: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

SAMBUTAN PEMERINTAH dalam SIDANG PARIPURNA DPR-RI PADA PEMBICARAAN TINGKAT IV RANCANGAN UNDANG-UNDANG Tentang STATISTIK

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMANDANGAN UMUM PEMERINTAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK

RAKYAT REPUBLIK INDONESI

PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG SENIN, 16 NOVEMBER 2015

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

Bismillahirrahmanirrahim PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI Tentang RANCANGAN UNDANG-UNDANG OMBUDSMAN RI

berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 memerlukan waktu yang cukup

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

Pimpinan, Anggota Dewan, dan hadirin yang kami hormati,

Pusat Pelayanan Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI TENTANG PENAMBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2010 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI

Keterangan Pers Bersama, Presiden RI dan Ketua DPR RI, Pertemuan Konsul.., Jakarta, 22 Februari 2016 Senin, 22 Pebruari 2016

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

FGD Analisa dan Evaluasi Hukum Dalam rangka Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik. Oleh : Nevey Varida Ariani SH.,M.

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

Dibacakan Oleh : IGNATIUS MULYONO Nomor Anggota : A-103. Yth. Saudara Pimpinan Sidang, Yth. Para Anggota DPR-RI serta hadirin yang kami hormati.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCANGAN

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

PARTISIPASI PUBLIK DALAM PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Assalamu'alaikum Wr. Wb; Salam Sejahtera bagi kita semua; Yth. Saudara Pimpinan Rapat Para Anggota Dewan, dan hadirin yang kami hormati;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

BUPATI SUMBAWA PENDAPAT AKHIR BUPATI SUMBAWA TERHADAP PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2016 بسماللهالرحمنالرحيم

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Ruang Rapat Baleg DPR RI, 17 November 2016

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

HAK ASASI MANUSIA DAN KEHIDUPAN BERBANGSA MEMPERINGATI ULANG TAHUN ELSAM KE-20

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

Assalamu allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita sekalian

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RESES II 2017

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pidato Presiden - Menjelang HUT ke-71 RI pada Sidang Tahunan MPR, Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

Yang terhormat Pimpinan Sidang Paripurna DPR-RI; Yang terhormat Para Anggota Dewan; dan Hadirin yang berbahagia.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

RABU, 20 JANUARI 2016

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

Bahan Diskusi Seminar Kedua

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

Assalamualaikum Wr. Wb

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RESES ANGGOTA FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DPRD PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011

Hari/Tanggal : Senin/22 Oktober 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Konferensi ke-7 Hakim Mahkamah Konstitusi Asia, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ACARA MASA PERSIDANGAN III TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SEMARANG TANGGAL 16 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

O L E H : M A H Y U D I N Y U S D A R

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Transkripsi:

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK (KIP) Dibacakan oleh Nomor Anggota : A-356 : HRM Pupung Suharis Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu MERDEKA!!! Saudara Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Hukum dan HAM RI yang mewakili Pemerintah, Pimpinan dan para Anggota DPR RI yang kami hormati, Dan hadirin sekalian yang berbahagia. Marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan perlindungannya kepada kita semua sehingga kita dapat bertemu dan melaksanakan Rapat Paripurna DPR RI dengan Pemerintah yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Hukum dan HAM. Setelah menjalani serangkaian Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan para pakar/akademisi, pemerhati masalah informasi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta Rapat Kerja, Rapat Panitia Kerja (Panja), Tim Perumus, dan Tim Sinkronisasi dengan Pemerintah dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) maka tibalah saatnya kita memberikan Pendapat Akhir sebagai wadah bagi Fraksi-fraksi untuk menyatakan sikapnya.

Patut menjadi catatan kita semua, bahwa pembahasan RUU tentang Keterbukaan Informasi Publik (KlP)-yang semula berjudul RUU tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik (KMIP)-merupakan salah satu proses terpanjang yang dilakukan di DPR RI. RUU ini sudah mulai dibahas oleh DPR RI periode 1999-2004, namun tidak bisa disahkan menjadi Undang-undang karena berbagai alasan. Dan karena sistem yang berlaku di DPR RI tidak mengenal istilah carryover, maka pada periode 2004-2009, pembahasan RUU ini dimulai dari awal lagi. Pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 5 Juli 2005, usul inisiatif anggota terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik (KMIP) disetujui untuk dijadikan menjadi usul inisiatif DPR RI. Dengan demikian, proses pembahasan RUU ini telah dilakukan selama lebih kurang 33 bulan. Panjangnya waktu yang dibutuhkan dan alotnya proses pembahasan menunjukkan betapa banyaknya perbedaan pandangan dan pemahaman antara pemerintah dan DPR RI yang mewakili kepentingan rakyat terhadap RUU KIP yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat ini. Padahal harus kita pahami, ketika bangsa Indonesia bersepakat bahwa demokrasi merupakan satu-satunya sistem yang berlaku maka hak masyarakat untuk memperoleh segala macam informasi-termasuk informasi dan berbagai catatan maupun rekaman yang menyangkut sepak terjang badan publik dan pejabat publik-harus mendapat jaminan dan kepastian hukum. Pimpinan Sidang yang terhormat, Semenjak Rancangan Undang-Undang ini dibahas, telah banyak tenaga, pikiran, dan waktu yang digunakan, baik untuk sosialisasi, maupun pembahasan dalam Rapat kerja, Rapat Panitia Kerja (Panja), Rapat Tim Perumus (Timmus) dan Tim Sinkronisasi. Seluruh rangkaian proses tersebut dilakukan dengan suatu semangat untuk dapat melahirkan undang-undang yang akan menjadi payung hukum bagi pemenuhan hak-hak masyarakat, khususnya di bidang informasi. Dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang ini harus diakui bahwa ada perbedaan pendapat tentang berbagai hal, baik di antara fraksi-fraksi, yang ada di DPR maupun dengan Pemerintah. Namun harus dipahami bahwa Perbedaan tersebut bukan bertujuan untuk mempertahankan pendapat atau demi kepentingan sesaat dan bukan pula berarti untuk kemenangan di satu pihak dan kekalahan di pihak lainnya, akan tetapi bertujuan untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara. Kita semua menyadari bahwa proses untuk menghasilkan suatu undang-undang yang ideal bukanlah

merupakan suatu pekerjaan yang mudah. Berangkat dan pemikiran dan kesadaran itulah, maka Fraksi PDI Perjuangan DPR RI telah mengambil langkah-langkah antisipatif dan terprogram dengan mengundang berbagai kelompok masyarakat, baik dari kalangan ilmuwan, akademisi LSM dan kelompok masyarakat lainnya untuk memberikan masukan dan saran. Keseluruhan mekanisme konsultasi publik yang telah kami tempuh dan dengan dinamika diskusi internal fraksi yang sangat intensif dan serius akhirnya fraksi kami dapat merumuskan konsep-konsep yang kami tuangkan dalam RUU KIP ini. Pimpinan dan para Anggota DPR RI yang kami hormati, Kita sering mendengar ungkapan yang menyatakan bahwa : " information is knowledge, and knowledge is power ". Ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya informasi bagi kehidupan manusia. Dari terbit matahari sampai beristirahat di peraduan, hidup kita dipenuhi dengan beragam informasi, yang diperoleh dari berbagai sumber yang tersedia. Informasi yang menyapa kita setiap hari sangat besar manfaatnya bagi kehidupan pribadi maupun lingkungan sosial kita masing-masing. Informasi bukan lagi merupakan kebutuhan tambahan, melainkan sudah merupakan kebutuhan pokok, dan juga merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) seperti dinyatakan dalam Pasal 19 Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia. Memahami arti pentingnya informasi bagi kehidupan manusia, maka dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Sebagai implementasi dari ketentuan konstitusi tersebut, Sidang Umum MPR tahun 2001 telah melahirkan TAP MPR Nomor VIII/MPR/2001 yang memberikan arah kebijakan bagi pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme melalui pembentukan Undang-Undang beserta peraturan pelaksanaannya yang meliputi : (1) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; (2) Perlindungan Saksi dan Korban; (3) Kejahatan Terorganisasi; (4) Kebebasan Memperoleh Informasi; (5) Etika Pemerintahan; (6) Kejahatan Pencucian Uang; dan (7) Ombusdman. Bagi Fraksi PDI Perjuangan DPR RI kebebasan memperoleh informasi atau keterbukaan informasi publik merupakan syarat penting dalam meningkatkan kualitas demokrasi dan merupakan kata kunci untuk menghentikan sebuah rezim agar tidak menjadi

otoriter. Karena rezim otoriter bersifat tertutup dan menganggap segala sesuatu adalah rahasia negara sehingga tidak bisa diakses masyarakat. Itulah yang kita alami selama 30 (tigapuluh) tahun lebih dan akibatnya telah membawa bangsa ini terpuruk sedemikian jauh. Keterbukaan informasi publik akan membawa kita pada keadaan di mana segala sesuatu yang dilakukan pemerintah seperti berada dalam ruang kaca, sehingga setiap orang bisa melihat apa saja yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh pemerintah. Setiap warga negara dapat melihat kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah untuk rakyatnya dan kemudian turut berpatisipasi dalam pembuatan kebijakan tersebut. Keterbukaan informasi publik menjadi sangat penting, karena semakin terbuka pemerintahan untuk diawasi publik, semakin akuntabel pemerintahan tersebut sehingga mampu meningkatkan kompetensi dan efisiensi; Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, Menyadari pentingnya informasi bagi pengembangan demokrasi, hingga saat ini di seluruh dunia terdapat 68 negara yang telah mengadopsi Undang-Undang Kebebasan Informasi, masing-masing tersebar di beberapa kawasan seperti Asia (12 negara), Afrika (3 negara), Amerika dan Karibia (14 negara), Eropa (37 negara), dan Oceania (2 negara). Sementara itu, hingga pertengahan tahun 2006 terdapat 24 negara yang sedang dalam proses pembahasan draft RUU Kebebasan Informasi, empat (4) negara di antaranya terdapat di kawasan Asia-Pasifik, masing-masing adalah Indonesia, Filipina, Sri Lanka dan Papua New Guinea. Fraksi PDI Perjuangan DPR RI berpendapat bahwa sebagai negara demokrasi Indonesia juga sepantasnya mengikuti jejak tersebut dengan membuat Undang- Undang Tentang Kebebasan Memperoleh Informasi. Perlu kita pahami bahwa Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) harus berangkat dari prinsip Maximum Access, Limited Exeption artinya bahwa Semua Informasi Terbuka Untuk Umum. Pengecualian terhadap prinsip ini harus didasarkan pada : 1. Pengecualian informasi bersifat ketat dan limitatif; 2. Pengecualian informasi dilakukan jika dipertimbangkan bahwa pembukaan sebuah informasi dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan sebagaimana diatur secara jelas dalam Undang-Undang Kebebasan memperoleh Informasi Publik (consequential harm test);

3. Informasi yang telah dikecualikan dapat saja dibuka kembali untuk publik jika melalui test tertentu terbukti bahwa pembukaan informasi itu lebih menguntungkan kepentingan yang lebih besar (balancing public interest test) 4. Pengecualian informasi tidak bersifat permanen. Pimpinan Sidang dan hadirin sekalian yang berbahagia, Berdasarkan pada pertimbangan seperti yang kami uraikan di atas, serta merupakan bagian dari pelaksanaan perintah konstitusi kepada segenap penyelenggara negara, yang sejalan dengan maksud dan tujuan Amandemen UUD 1945 terutama Pasal 28A-28J tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang telah menjadikannya sebagai constitutional rights, maka kami dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI berpendapat bahwa Rancangan Undang- Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) disetujui untuk disahkan menjadi undang-undang. Akhir kata, melalui kesempatan yang berbahagia ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI, Menteri Komunikasi dan informatika dan Menteri Hukum dan HAM beserta seluruh jajaran yang mewakili pemerintah. Ucapan terima kasih ini juga kami tujukan kepada para pakar/akademisi, pemerhati masalah informasi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), rekanrekan wartawan, dan semua pihak yang telah memberikan masukan, pendapat, dan bantuanya sehingga pembahasan RUU ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Om Shanti Shanti Shanti Om MERDEKA!!! Jakarta, 3 April 2008 PIMPINAN FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA