dimaksudkan sebagai acuan dalam Penyusunan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun Setiap kegiatan yang akan dil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATACARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 25 TAHUN 2006 T E N T A N G PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pendahuluan. Latar Belakang

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 134 TAHUN : 2011 SERI : E

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010, merupakan pelaksanaan dari Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang memuat prioritas pembangunan, kerangka ekonomi makro dan secara rinci dijabarkan dalam agenda dan sub agenda pembangunan yang disusun dengan maksud untuk memberikan landasan dan pedoman bagi semua pelaku pembangunan dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kabupaten Ponorogo. Dengan demikian dokumen ini akan bermanfaat bagi Badan/Dinas/Kantor/Instansi dilingkungan Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan mensinergikan pembiayaan pembangunan dari berbagai sumber misalnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, swasta, masyarakat dan sebagainya. Oleh karena itu program-program pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2010 menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum (KUA) APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2010. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 merupakan dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2010. Sebagai pedoman perencanaan tahunan, RKPD memuat kebijakan pembangunan, sasaran, uraian program dan kegiatan serta prioritas pembangunan. Spektrum pembiayaan sebagai pelaksanaan program meliputi pendanaannya yang terkait dengan APBN, APBD Propinsi maupun dari investasi masyarakat dan swasta. Sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, proses penyusunan RKPD dilaksanakan pada penjaringan aspirasi masyarakat yang secara formal diformulasikan melalui Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD, sehingga secara substansif RKPD Tahun 2010 mengintegrasikan program-program Pemerintah Pusat sebagaimana tertuang dalam RKP Tahun 2010, program Pemerintah Propinsi maupun program-program hasil penjaringan aspirasi yang telah diformulasikan melalui Musrenbang RKPD Tahun 2009. Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, RKPD Tahun 2010 1

dimaksudkan sebagai acuan dalam Penyusunan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2010. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan, ditunjukkan nilai pagu indikatif dan lembaga pelaksananya. Pagu Indikatif adalah nilai investasi yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang sudah diverifikasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan dianalisis dengan strategi prioritas serta kemampuan kinerja daerah secara menyeluruh. Prinsip-prinsip safe guarding yaitu transparansi, akuntabilitas serta monitoring dan evaluasi diharapkan dan diterapkan dalam pelaksanaan setiap program dalam RKPD. Prinsip ini perlu dilakukan sebagai semangat mewujudkan good governance dan good corporate government untuk pelibatan masyarakat dan swasta dalam proses dan implementasi kebijakan. Selain itu dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi pada setiap program yang dilaksanakan akan mendorong terwujudnya penilaian kinerja yang terukurdan akuntabel. 1.2 Visi dan Misi Daerah. Dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan, penyusunan perencanaan mutlak diperlukan, agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara sistematis, terpadu dan terarah sesuai dengan cita-cita yang ingin diwujudkan. Suatu hal yang mendasar dari setiap perencanaan adalah perumusan visi dan misi, yang merupakan suatu nilai yang dibayangkan untuk dicapai dalam periode tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sesuai dengan cita-cita yang ingin diwujudkan selama periode tahun 2005-2010 dan dengan permasalahan yang ada, yang menjadi visi Kabupaten Ponorogo adalah PONOROGO MUKTI WIBOWO 2010 Visi tersebut secara harfiah dapat dijelaskan, bahwa mukti wibowo berarti sejahtera/berkedudukan mapan, serba berkecukupan; sedangkan wibowo maksudnya adalah mendapat kehormatan / dipandang hormat karena aura yang terpancar dari diri, bukan karena takut atau dipaksa. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2010 Kabupaten Ponorogo menjadi daerah yang masyarakatnya sejahtera, memiliki derajat yang tinggi dan dihormati karena kebesaran/kejayaannya. Untuk mewujudkan Visi daerah tersebut, ditetapkan Misi sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan pemerintahan yang amanah. 2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat 3. Meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama 4. Terlestarinya apresiasi seni dan budaya. 2

Misi tersebut akan dijabarkan dalam program pembangunan yaitu instrument kebijakan yag berisi kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 1.3 Gambaran Kondisi Umum Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 disusun dengan memperhatikan data dan informasi mengenai : 1. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 2. Organisasi dan Tatalaksana Pemerintahan Daerah; 3. Kepala Daerah, DPRD, Perangkat Daerah dan PNS daerah; 4. Keuangan Daerah; 5. Potensi Sumber Daya Daerah; 6. Produk Hukum Daerah; 7. Kependudukan; 8. Informasi Dasar Kewilayahan; 9. Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Secara umum penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Ponorogo menunjukkan kinerja yang baik. Mantapnya pelaksanaan demokrasi dan stabilitas politik, adanya pertumbuhan ekonomi, naiknya pendapatan perkapita, meningkatnya umur harapan hidup, tingginya angka partisipasi sekolah serta semakin majunya seni dan budaya, meningkatnya keamanan dan ketertiban, serta semakin majunya kegiatan keagamaan merupakan gambaran keberhasilan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Ponorogo. Walaupun tidak dipungkiri masih banyak kelemahan dan kendala yang perlu mendapatkan perhatian khusus, seperti menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), masih rendahnya dukungan PAD terhadap APBD dan masih banyaknya penduduk miskin serta permasalahan lainnya. Gambaran daerah sebagai dasar penentuan kebijakan pembangunan dilihat dari bidang Politik, Sosial dan Budaya; Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum; Bidang Hukum; Bidang Ekonomi; Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup; dan Sub Bidang Sumber Daya Manusia. 1.4 Isu dan Masalah Pokok yang mendesak. Berdasarkan asas signifikansi; asas kesenjangan; asas rasionalitas; dan asas relevansi, isyu yang berkembang di Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut : 1. Pengarusutamaan Kepentingan masyarakat 3

Pembangunan ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat umum bukan berorientasi pada kepentingan kelompok/penguasa. Pemerintah sebagai agen pembangunan menjalankan tugas berdasarkan amanah rakyat/masyarakat Kabupaten Ponorogo, sehingga kegiatan yang dilakukan selalu ditujukan untuk kesejahteraan rakyat dan kemakmuran Kabupaten Ponorogo. Dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan harus berdasar pada: a. Asas kepastian hukum ; b. Asas tertib penyelenggaraan Negara ; c. Asas kepentingan umum ; d. Asas keterbukaan ; e. Asas proporsionalitas ; f. Asas profesionalitas ; g. Asas akuntabilitas ; h. Asas efisiensi ; i. Asas efektifitas ; 2. Pengarusutamaan partisipasi masyarakat Dalam melaksanakan pembangunan peran masyarakat/swasta harus didukung dan difasilitasi serta dipadukan agar menjadi kekuatan modal pembangunan 3. Pengarusutamaan pembangunan yang berkelanjutan Pembangunan tidak hanya dilaksanakan oleh pemegang pemerintahan yang sekarang saja, tidak hanya untuk saat ini saja, akan tetapi juga untuk masa-masa yang akan datang, sehingga dalam melaksanakan pembangunan harus memperhatikan kelanjutan pembangunan, dan kemampuan untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi generasi ke generasi. 4. Pengarusutamaan tata ruang tepat dan baik Kabupaten Ponorogo belum menjadi kota yang besar, padat dan tidak teratur, oleh karena itu perlu dipersiapkan sedemikian tata ruang wilayah. Tidak hanya berorientasi pada keindahan dan kenyamanan saja akan tetapi jauh pada kemampuan untuk menjadikan potensi wilayah menjadi sumber-sumber ekonomi masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran 4

5. Pengarusutamaan gender Keterlibatan / peran masyarakat dalam membangun Kabupaten Ponorogo tidak mendiskriminasi gender. Laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama dalam berbagai sektor dengan tetap memperhatikan batasan moral dan agama 6. Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik Tata pengelolaan yang baik meliputi beberapa faktor kelembagaan dan organisasi yang mempengaruhi pembentukan kebijakan, baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan ini diharapkan akan berjalan secara efisien dan efektif. Dengan berdasar asas signifikasi, asas kesenjangan, asas rasionalitas, dan asas relevansi, maka setelah dilakukan analisis yang mendalam dan didasarkan pada data dan informasi yang akurat serta ditentukan permasalahan pokok pembangunan Kabupaten Ponorogo. Sedangkan permasalahan pokok pembangunan Kabupaten Ponorogo, berdasarkan analisis terhadap kondisi Kabupaten Ponorogo yang ditentukan secara relatif dengan mendasarkan pada asas signifikansi; asas kesenjangan; asas rasionalitas dan asas relevansi adalah : 1.4.1 Masalah pengamalan Nilai-nilai Agama, Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah yang relatif homogen baik suku, budaya, agama maupun adat istiadatnya. Dari jumlah penduduk sebesar 1.026.775 jiwa yang beragama Islam sebanyak 949.699 jiwa atau 92%, (Sumber data : BPS 2008) sehingga Ponorogo dikenal dikenal sebagai kota Seribu Pondok. Namun demikian masih dijumpai banyak fakta dilapangan berupa penyimpangan terhadap pranata agama dan budaya, penampilan kepribadian yang kurang baik, perilaku-perilaku warga yang tergolong menyimpang seperti perilaku yang terkait dengan minuman keras dan keterlibatan kriminalitas, rendahnya kualitas moral akhlak dan iman menjadi masalah yang paling pokok untuk direspon oleh rakyat dan Pemerintah. 1.4.2 Masalah Kemiskinan, Kesenjangan dan Pengangguran. Perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo walaupun jumlahnya mengalami penurunan namun masih tetap tinggi, pada tahun 2008 dari jumlah penduduk 1.026.775 jiwa, jumlah penduduk miskin 340.051 jiwa atau 33,1%. Permasalahan kemiskinan pada umumnya berkaitan dengan terbatasnya kesempatan dan lapangan kerja dan kenaikan upah yang lambat dalam 5

menyesuaikan terhadap kenaikan harga. Akibat stagnasi upah dan peningkatan harga, masyarakat kurang mampu tergolong sebagai penduduk miskin. 1.4.3 Masalah Percepatan Pembangunan Ekonomi dan Pembangunan Infrastruktur. Perekonomian Ponorogo pada tahun 2008 menunjukan peningkatan, namun perkembangannya masih lambat. Melalui berbagai program yang dilaksanakan belum mampu memberikan hasil yang cukup baik. Permasalahan di atas juga ditandai oleh terpuruknya beberapa pabrik yang memproduksi barang eksport, semakin meluasnya kebijakan untuk memutuskan hubungan kerja karena kondisi unit usaha terus merugi, semakin meningkatnya angka penggangguran, semakin sempitnya lapangan kerja, semakin menurunnya produksi industri yang dieksport, semakin tidak mempunyai unit usaha dan lembaga ekonomi dalam mengembangkan produksinya, semakin melemahnya daya saing pengusaha dalam pasar bebas yang disebabkan oleh lemahnya daya saing daerah. 1.4.4. Masalah Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Isu strategis yang saat ini memerlukan perhatian serius adalah pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, terutama konservasi dan rehabilitasi sumber daya lahan dan hutan sebagai akibat kerusakan sumberdaya hutan yang menyebabkan kerugian ekonomis yang sangat besar dengan terjadinya banjir dan tanah longsor. 1.4.5 Masalah Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Penegakan Supremasi Hukum dan HAM, Ketentraman dan Ketertiban. Penerapan Otonomi Daerah masih menyisakan banyak masalah yang terkait dengan kewenangan dan sinkronisasi kebijakan dan seiring dengan semakin menguatnya tuntutan Otonomi Desa. Berkaitan dengan penegakan supremasi hukum dan HAM bahwa sistem peradilan yang tidak transparan dan terbuka mengakibatkan hukum belum sepenuhnya memihak pada kebenaran dan keadilan, karena tiada akses dari masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan. Kondisi tersebut juga diperlemah dengan profesionalisme dan kualitas sistem peradilan yang masih belum memadai, sehingga membuka kesempatan terjadinya penyimpangan kolektif dalam proses peradilan sebagaimana dikenal istilah mafia peradilan. Selanjutnya, berkaitan dengan masalah ketentraman dan ketertiban dengan beragamnya kondisi sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama yang ada menjadikan Kabupaten Ponorogo memiliki potensi ancaman yang dapat mengganggu keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat. Potensi ancaman ini harus dapat 6

diminimalkan, sehingga tidak menjadi bibit munculnya konflik. Gangguan terhadap keamanan, ketentraman dan ketertiban secara umum masih terkendali, namun apabila tidak diimbangi dengan penuntasan penanganan oleh penegak hukum dapat melemahkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan secara keseluruhan. 1.4.6 Masalah Terbatasnya Sumber Pembiayaan. Alokasi dana pembangunan Kabupaten Ponorogo saat ini masih sangat terbatas, walaupun didukung sebagian dana dekonsentrasi dari Pemerintah Pusat, Jumlah dana riil yang ada masih belum memadai untuk dapat menuntaskan permasalahan pokok yang dihadapi Kabupaten Ponorogo lebih-lebih dalam menangani kemiskinan dan pengangguran. 1.5. STRATEGI PEMBANGUNAN KABUPATEN PONOROGO. Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan strategi yaitu langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Dengan strategi yang tepat, yang dilaksanakan dengan program-program yang berisikan kegiatan baik proyek maupun non proyek diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Strategi ini diharapkan mampu memenuhi hak-hak dasar rakyat, yaitu pemenuhan hak atas pangan; pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan; pemenuhan hak atas pendidikan; pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha; pemenuhan hak atas perumahan; pemenuhan hak atas air bersih dan sanitasi; pemenuhan hak atas tanah; pemenuhan hak atas sumber daya alam dan lingkungan hidup; pemenuhan hak atas rasa aman dan pemenuhan hak untuk berpartisipasi/ Selain pemenuhan hak-hak dasar rakyat juga diarahkan pada pertumbuhan ekonomi daerah yang berkesinambungan. Upaya yang dilakukan adalah : 1. Meningkatkan kualitas SDM yang meliputi SDM Aparatur Pemerintah Daerah dan SDM Masyarakat. 2. Meningkatkan investasi perdagangan dan pariwisata. 3. Pengembangan koperasi, UMKM. 4. Revitalisasi dan modernisasi pertanian, pengembangan agro bisnis dan agro industri. 5. Peningkatan pengelolaan BUMD. Selanjutnya untuk mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat akan ditempuh melalui upaya mempercepat pengentasan kemiskinan, mengurangi angka pengagguran, meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas, peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan perbaikan iklim ketenagakerjaan. 7

Agar pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan dapat terwujud, begitu pula untuk terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat Kabupaten Ponorogo, maka perlu ditunjang dengan percepatan terealisasinya infrastruktur, seperti pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah, Waduk Bendo, Embung Dayakan, peningkatan jalan-jalan Kabupaten dan jalan-jalan poros desa dan lain-lain disamping itu, akan didukung reformasi birokrasi melalui peningkatan kualitas pelayanan publik. Apabila seluruh aktifitas dapat terlaksana dengan baik, maka akan tercapai penurunan angka pengangguran, percepatan penurunan angka kemiskinan, percepatan pembangunan ekonomi, pemerataan memperoleh pendidikan dan kesehatan serta pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya, untuk mencapai keberhasilan strategi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik, maka sejalan dengan visi dan misi daerah, serta memperhatikan agenda Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur ditetapkan agenda pembangunan Ponorogo untuk Tahun 2005-2010 sebagai berikut : 1. Mewujudkan Pemerintah Daerah yang Amanah ; 2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya manusia Berdasar Nilai-nilai Luhur ; 3. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. 1.6 KEDUDUKAN, MAKSUD DAN TUJUAN RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010, disusun berdasarkan Visi dan Misi Kepala Daerah Kabupaten Ponorogo yang tertuang dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ), sekaligus berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan yang mengakomodasikan berbagai aspirasi yang ada. Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran; 2. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berlanjutan; dan 3. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Ponorogo. berikut : Tujuan Penyusunan RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 adalah sebagai 8

1. Untuk menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah Kabupaten Ponorogo, kedalam kegiatan (sub program) yang mampu merealisasikan visi, misi dan program yang sudah ditetapkan; 2. Tersedianya dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang akan dijadikan pedoman atau acuan dalam menetapkan arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan lintas SKPD, program kewilayahan disertai dengan rencanarencana kerja dalam kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2009 disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, visi dan misi daerah, gambaran kondisi umum, isu dan masalah pokok yang mendesak, strategi pembangunan Kabupaten Ponorogo, proses dan sistematika penulisan. Bab II Evaluasi, Permaslahan dan Prioritas Pembangunan. Berisi tentang kinerja pembangunan daerah, prioritas pembangunan tahun 2009, kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan, kaidah pelaksanaan dan kaidah pembiayaan. Bab III Program Program Pembangunan. Berisi tentang agenda mewujudkan pemerintahan daerah yang amanah, agenda meningkatkan kualitas sumber daya manusia berdasar nilai-nilai luhur, agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat Ponorogo yang lebih baik. Bab IV Panduan Pelaksanaan dan Penyelenggaraan Program. Bab V Penutup. ooo O ooo 9