I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA PENDEKATAN TEORI. produk industri pangan, biokimia, kosmetika, industri kimia dan farmasi. Biji

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas

HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

SKRIPSI SURVEY KONSUMSI DAN STUDI ANALISIS KANDUNGAN AFLATOKSIN BEBERAPA PRODUK PANGAN BERBASIS JAGUNG. Oleh : ALDILLA SARI UTAMI F

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mengkonsumsi makanan sebagai kebutuhan pokok untuk

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

: Laila Wahyu R NIM :

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serealia, tepung atau pati (dari umbi dan kacang) dalam be ntuk krupuk,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terhambat dan menyebabkan rickets, sedangkan kekurangan. kalsium pada kelompok dewasa akan menyebabkan Osteoporosis yaitu

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas daerah atau wilayah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian bagi negara berkembang seperti Indonesia merupakan

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan manfaat atau keuntungan apabila dijalankan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

2014 STUDI PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PRODUK CRISPY BABY FISH DALAM UPAYA MEMPENGARUHI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGKAJIAN PEMBUATAN EMPING JAGUNG DARI TIGA VARIETAS DENGAN DUA TEKNIK PEMBUATAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL USAHA KRIPIK TALES

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan, bahan baku industri dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lokal karena memiliki kandungan karbohidrat yang relatif tinggi. Zuraida dan

termanfaatkan secara optimal dapat berguna dalam mewujudkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. pembuatan makanan dapat menghemat devisa negara (Herlina, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan vitamin A (KVA). KVA yaitu kondisi kurang zat gizi mikro

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber bahan pangan yang berpotensi untuk. diolah menjadi produk pangan, namun banyak sumberdaya pangan lokal

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan, biokimia, kosmetika, industri kimia dan farmasi. Biji jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Sebagian besar berada pada endospermium. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin, berikut ini akan dijelaskan kandungan gizi jagung dalam 100 gram. Tabel 1. Kandungan gizi jagung dalam 100 gram. Komponen Kadar Air (g) 24 Kalori (kal) 307 Protein (g) 7,9 Lemak (g) 3,4 Karbohidrat (g) 63,6 Ca (mg) 9 P (mg) 148 Fe (mg) 2,1 Vitamin A (SI) 440 Vitamin B1 (mg) 0,33 Sumber: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Bogor Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Bantul jumlah produksi tanaman jagung cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun jika dilihat dari ketersediaan bahan baku jagung untuk diolah menjadi produk olahan jagung dapat dikatakan cukup memadai di Kabupaten Bantul. Hal ini dapat 1

2 dilihat pada tabel produksi dan produktivitas tanaman jagung di Kabupaten Bantul tahun 2010-2013 sebagai berikut : Tabel 2. Produktivitas dan produksi tanaman jagung. Tahun Produktivitas(ku/ha) Produksi(ton) 2010 53,48 29,539 2011 59,30 23,081 2012 54,91 23,304 2013 56,59 19,077 Sumber : Badan pusat statistik kabupaten Bantul 2013 Tingginya tingkat produksi jagung tidak memberikan dampak yang berarti jika tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan petani. Harga sebagai insentif produksi sangat menentukan upaya pencapaian peningkatan produksi jagung. Harga jual jagung dalam bentuk biji mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun peningkatan tersebut masih terbilang cukup murah bagi petani, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini : Tabel 3. Perkembangan harga jagung tahun 2005-2011 Harga Produsen (Rp/Kg) Harga Konsumen(Rp/Kg) 2005 1668 2001 2006 1802 2220 2007 1894 2604 2008 1986 3123 2009 2671 3590 2010 2153 3732 2011 3400 3800 Sumber : Badan pusat statistik 2005-2011 Oleh karena itu pentingnya dilakukan upaya-upaya peningkatan nilai tambah jagung melalui pengolahan pada tingkat sentra-sentra produksi menjadi bahan pangan, sehingga petani mendapatkan tambahan pendapatan.

3 Menurut Purwono (2010), sebagai bahan pangan, jagung biasanya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, kering maupun dalam bentuk tepung. Jagung pada umumnya dapat diolah menjadi nasi jagung, pati jagung, tepung jagung, marning jagung, emping jagung. Salah satu produk olahan jagung yang bernilai cukup tinggi adalah emping jagung. Emping jagung adalah sejenis makanan ringan dengan rasa yang gurih dan bertekstur renyah sebagai bentuk cemilan yang dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan yang sederhana serta memiliki harga jual di pasaran cukup tinggi yaitu Rp 30.000,- per kilogramnya (Anonim, 2011). Industri kecil merupakan kelompok industri yang paling bertahan dalam menghadapi krisis perekonomian Indonesia. Pengembangan industri kecil mampu menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, industri kecil juga bermanfaat sebagai upaya variasi hasil-hasil pertanian yang biasanya diolah dengan cara monoton kemudian dimodivikasi menjadi berbagai macam makanan olahan dengan menggunakan teknologi dan dikemas dengan kemasan yang menarik sehingga dapat memberikan nilai ekonomis yang tinggi. Perkembangan industri kecil di tanah air tidak selamanya berjalan mulus, ada berbagai kendala yang sering menghambat kegiatan industri kecil antara lain kurangnya modal usaha, sulitnya mencari bahan baku produksi, kurang optimalnya tugas dari masing-masing anggota usaha, strategi pemasaran yang kurang optimal dan lain-lain.

4 Kelompok Wanita Tani (KWT) Trimanunggal yang berdiri pada tahun 2005 dan terletak di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul merupakan salah satu home industry yang bergerak dibidang pengolahan pangan berbahan baku tanaman lokal seperti jagung. Produk awal yang dibuat oleh kelompok ini adalah emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju. Seiring dengan perkembangan pasar, kelompok ini mulai melakukan pengembangan diversivikasi dengan berbahan baku lokal seperti membuat emping garut, keripik gadung, keripik ketela, rambak jagung, kerupuk jagung, geplak jahe dan instan jahe. Wilayah pemasaran emping jagung ini pada tahun 2005 sudah sampai ke Lampung, Palembang dan Riau. Namun pada tahun 2013 pemasaran ke Lampung sudah berhenti dikarenakan mitra sudah memiliki alat pembuat emping dan bisa memproduksi emping jagung sendiri. Saat ini wilayah pemasaran emping jagung KWT Trimanunggal ini hanya terdapat di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Disamping wilayah pemasaran yang saat ini terbilang tidak terlalu luas, KWT Trimanunggal juga sedang mengalami penurunan produksi dan penjualan emping jagung terutama divarian rasa barbeque, keju dan balado. Dalam upaya pengembangan atau perluasan pasar, penulis ingin mengetahui bagaimana sikap dan minat beli masyarakat terutama konsumen potensial terhadap berbagai varian rasa produk emping jagung, sehingga nantinya dapat diketahui sikap dan minat beli konsumen terhadap produk emping jagung dengan berbagai varian rasa.

5 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sikap konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal? 2. Adakah perbedaan sikap konsumen potensial antar varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal? 3. Bagaimana minat beli konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal? C. Tujuan 1. Mengetahui sikap konsumen potensial pada masing-masing varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal. 2. Mengetahui perbedaan sikap konsumen potensial antar varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal. 3. Mengetahui minat beli konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada produsen emping jagung KWT Trimanunggal untuk merencanakan strategi bauran produk berdasarkan pada varian rasa dan peluang pasar baru untuk emping jagung empat varian rasa.