Endi Dwi Kristianto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

SISTEM TRANSMISI DIGITAL

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser

SISTEM TRANSMISI DIGITAL. Ref : Keiser

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik

BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

TEKNOLOGI SERAT OPTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KONSEP PERAMBATAN CAHAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi dari penelitian ini diskemakan dalam bentuk flowchart seperti tampak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

ROMARIA NIM :

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT

BAB III PERANCANGAN ALAT

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

TEKNIK KOMUNIKASI SERAT OPTIK SI STEM KOMUNIKASI O P TIK V S KO NVENSIONAL O LEH : H ASANAH P UTRI

Endi Dwi Kristianto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIS (SKSO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

PENERIMA OPTIK OPTICAL RECEIVER

Sistem Telekomunikasi

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data

Line Coding dan Eye Patern

BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

BAB III ANALISA RANGKAIAN

PENGARUH DISPERSI TERHADAP KECEPATAN DATA KOMUNIKASI OPTIK MENGGUNAKAN PENGKODEAN RETURN TO ZERO (RZ) DAN NON RETURN TO ZERO (NRZ)

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian

SISTEM PENJAMAKAN PADA KOMUNIKASI SERAT OPTIK. Meiyanto Eko Sulistyo AMIK KARTIKA YANI Yogyakarta

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Mode Transmisi. Transmisi Data

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 Page 691

PERANCANGAN DAN ANALISIS PENGIRIMAN DATA DIGITAL BERBASIS VISIBLE LIGHT COMMUNICATION

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

EL317 Sistem Instrumentasi 5-1. (Part-2 Chp-5) Hubungan spektrum optis dan energi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MATERI VI DC POWER SUPPLY : BLOK DIAGRAM, PENYEARAH DAN FILTER

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

Perancangan dan Implementasi Sistem Komunikasi Laser Berdaya 1 mw

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Sistim KomuniKasi Kabel Laut Serat OptiK. salah satu alternatif dalam menunjang keandalan. KomuniKasi, memil iki Kemampuan menyalurkan informasi

PEMBAGIAN SERAT OPTIK

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

JARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL Oleh : Darmansyah Deva Sani of 6 ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI Sistem komunikasi kabel laut dengan repeater. akan menguatkan efek dispersi dan gangguan lainnya pada link.

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya

Implementasi Sistem Komunikasi Video menggunakan Visible Light Communication (VLC)

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Konversi Data Digital ke Sinyal Digital. Karakteristik Line Coding. Tujuan Line Coding

ANALISIS PENGARUH DISPERSI TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE REKOMENDASI ITU-T SERI G.655

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN

ANALISIS PERGESERAN ¼ λ DISTRIBUTED FEEDBACK LASER DIODA (DFB LD) PADA SERAT OPTIK

PEMBUATAN APLIKASI TRACKING ANTENA BERBASIS KANAL TV. Kampus ITS, Surabaya

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Overview Materi. Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering. Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic

DAN KONSENTRASI SAMPEL

KOMUNIKASI KOHEREN. Ref : Keiser

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN

TIN-302 Elektronika Industri

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

ANALISIS EFEK NON LINIERITAS FIBER PADA LINK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III DISPERSI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE. Serat optik memiliki beberapa karakteristik penting dalam menyalurkan

Transkripsi:

Fiber Optik Atas Tanah (Part 2) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com. SUMBER OPTIK Yang dimaksud dengan sumber optik pada sistem transmisi serat optik berfungsi sebagai pengubah besaran sinyal listrik / elektris menjadi sinyal cahaya / optik (E / O Converter). Pemilihan dari sumber cahaya yang akan digunakan bergantung pada bit rate yang akan ditransmisikan dan pertimbangan ekonomi (harga dari sumber cahaya) Karakteristik dari sumber optik : Emisi cahaya terjadi pada daerah 850 nm 1.550 nm Kopling daya radiasi keserat optik maksimal Dapat dimodulasi langsung pada frekuensi tinggi Mempunyai lebar spektrum yang sempit Ukuran atau dimensi kecil Mempunyai umur kerja dengan jangka waktu relatife lama. Sumber Optik yang Diinginkan : Cahaya bersifat monochromatis (berfrekuensi tunggal) Mempunyai output cahaya dengan intensitas tinggi Dapat dimodulasi dengan nudah (response timenya pendek) Dapat menghasilkan power yang stabil, tidak tergantung terhadap temperatur dan kondisi lingkungan lainnya. Terdapat dua jenis sumber optik yaitu : LED (Light Emitting Dioda) Dioda LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation)

LED (Light Emitting Dioda) Merupakan dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya karena mekanisme emisi spontan Terdapat dua jenis LED yaitu Surface Emitting Diode dan Edge Emitting Diode. Edge Emitting Diode memiliki efisiensi coupling ke serat yang lebih tinggi Mengubah besaran arus menjadi besaran intensitas cahaya dan karakteristik arus-daya pancar optik memiliki fungsi linier Cahaya yang dipancarkan LED bersifat tidak koheren yang menyebabkan dispersi chromatic sehingga LED hanya cocok untuk transmisi data dengan bit rate rendah sampai sedang Daya keluaran optik LED adalah 33 s/d 10 dbm Memiliki lebar spektral 30 50 nm pada panjang gelombang 850 nm dan 50 150 nm pada panjang gelombang 1.300 nm Bahan semikonduktor : GaAlAs, GaAlAsP, GaInAsP, Si, Ge Digunakan untuk sistem jarak pendek menengah dengan bit rate rendah sampai sedang, seperti LAN dan data Link Komputer Permukaan aktif lebih besar dan sudut beam lebar, sehingga memerlukan serat multimode dengan core lebih lebar Proses pembuatannya relatif mudah Pada suhu ruang memiliki umur operasi lebih lama Kurang sensitif terhadap temperatur Harga relatif murah Pola Pancar Daya LED PO Linier = 50 150 nm Arus kemudi (ma) 1.300 nm Karakteristik arus / daya pancar Gambar.2.1. Karakteristik LED Karakteristik Lebar spektral

Surface Emitter c a b 120 Edge Emitter d Arah a-b dan arah c-d c a b 120 30 d Arah a-b Arah c-d Gambar.2.2. Pola pancar Daya LED Proses Modulasi pada LED Modulasi yang deiterapkan LED adalah modulasi intensitas Pulsa-pulsa listrik (diwakili dengan kondisi ada arus/tidak ada arus secara langsung diubah menjadi pulsa-pulsa optik/cahaya (diwakili dengan ada / tidak adanya pancaran cahaya)

PO i Arus (I) Gambar.2.3. Proses Modulasi LED Diode LASER Merupakan diode semikonduktor yang memancarkan cahaya karena mekanisme emisi terstimulasi Cahaya yang dipancarkan oleh diode Laser bersifat koheren Memiliki lebar spektral yang lebih sempit (< 4 nm) Jika dibandingkan dengan LED sehingga dispersi chromatic dapat ditekan Diterapkan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi Daya keluaran optik dari diode Laser adalah 12 s/d + 3 dbm Karakteristik arus kemudi daya optik diode Laser tidak linier Response time < 1 nano detik Kinerja (output daya optik, panjang gelombang, umur) dari diode Laser sangat dipengaruhi oleh temperatur tinggi Bahan semikonduktor : GaAlAs, GaAlAsP, GaInAsP, Si, Ge Digunakan untuk sistem jarak jauh dengan bit rate tinggi Permukaan aktif lebih kecil dan sudut beam sangat sempit, sehingga sesuai unruk serat step index single mode dengan rugi-rugi sangat rendah Proses pembuatannya lebih sulit dan memerlukan sirip pendingin Pada suhu ruang, memiliki umur operasi lebih pendek Sangat sensitif terhadap temperatur Harga relatif mahal

Daya keluaran optik Karakteristik I/Po Karakteristik Lebar Spektral t Narrow band Laser = 0.25 nm Daerah nonlinier Daerah linier (daerah operasi laser) Narrow Laser = 4 nm Arus Kemudi (I) Gambar.2.4. Karakteristik LASER Pola Pancar Daya Laser c a b 40-60 10-15 d Arah a-b Arah c-d Gambar.2.5. Pola pancar Daya LASER Proses Modulasi Pada umumnya modulasi yang diterapkan LD adalah modulasi intensitas Karena LD memiliki karakteristik I Po yang tidak linier maka perlu ditambahkan arus pra tegangan searah (dc) agarld bekerja pada daerah linier (daerah operasi LD)

Daya Optik i i- Arus (I) I DC DETECTOR OPTIK / PHOTODETECTOR Detector Optik atau photodetector berfungsi mengubah variasi intensitas cahaya / optik menjadi variasi listrik / elektris. Detector optik harus memiliki kinerja yang tinggi karena perangkat ini berada diujung depan dari penerima optik (Rx) Persyaratan kinerja yang harus dipenuhi Detector Optik / Photodetector : Memiliki sensitivitas tinggi Memiliki kecepatan respon / tanggapan yang tinggi untuk mengakomodasi bit rate data yang diterima Hanya memberikan noise yang rendah Tidak peka terhadapa perubahan suhu Jenis Detector Optik / Photodetector terdiri dari 2 macam yaitu : A. APD (Avalanche Photo Diode) Time response lebih cepat Internal noise besar Lebih sensitif terhadap perubahan suhu Frekuensi > 500 MHz Tegangan yang digunakan > 100 V B. PIN Diode (Positive Intrinsic Negative) atau FET (Field Effect Transistor) Time response lebih lambat Kecepatan tinggi Tegangan yang digunakan rendah (10 20 V) Noise kecil Frekuensi 20 400 MHz Gambar. 2.6. Karakteristik LED dan LD

Po Vb + Id RL Vd Gambar.2.7. Rangkaian Photodioda Tabel. 2.1. Karakteristik Dioda PIN dan APD Besaran DiodePIN APD Tegangan Operasi (V) 10 20-100 Level terendah yang dapat dideteksi pada rate 10 Mb/s (Watt) 10-8 10 9 Sensitivitas (A/W) 0,7 0,9 0,7 0,9 B. Perangkat Terminal Saluran Optik Suatu perangkat saluran yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal pulsa optik pada panjang gelombang antara 850 1.550 nm melalui serat optik Fungsi OLTE : Mengubah sinyal pulsa listrik menjadi sinyal pulsa optik dan atau sebaliknya Menggabungkan sinyal-sinyal bit pelayanan dengan sinyal utama Memancarkan dan atau menerima sinyal pulsa optk pada panjang gelombang antara 850 1.550 nm Memebrikan pengamanan bagi perangkat dan petugas pemeliharaan dengan dilengkapi sirkit laser diode shut-off Mempunyai kehandalan sistem dengan dilengkapi Automatic Protection Switching untuk perpindahan jika sistem utama jatuh/gangguan Menyediakan kanal order wire untuk koordinasi petugas teknik di antara terminal Memberikan kemudahan penyelesaian gangguan dengan dilengkapi bay dan sistem alarm KONFIGURASI PADA PERANGKAT OLTE Bagian Kirim (Transmitter Optik) Bagian Penerima (Receiver Optik) Bagian Power & Alarm (PWR & ALM)

Sinyal Input Tx dan Output Rx (Electric) Kecepatan bit nominal : G.751 Kode saluran : HDB3 atau CMI Impedansi saluran : 75 (unbalanced) Redaman kabel : 0 12 db pada frekuensi 70 MHz Redaman balik : 15 db pada frekuensi 7 MHz 120 MHz Untuk Sinyal Pelayanan (Input & Output) nyal Pengawasan (Supervisory) Sinyal kontrol APS (Alarm Protection System) Si Alarm (ALM) Sistem OLTE dapat membangkitkan jenis-jenis alarm seperti : Alarm pada bay Terminal output untuk alarm yang dapat dilihat dan didengar ditetapkan dalam blok TRM pada rak paling atas guna mengenali kolom dimana rak ditempatan Bay alarm dihubungkan dengan Blok Alarm Alarm pada system Setiap blok pada rak dapat memberikan Major alarm atau Minor alarm jika terjadi gangguan Lampu-lampu monitor Lampu-lampu menunjukkan status dari setiap blok dan merupakan fasilitas untuk perbaikan gangguan Sinyal Input Rx dan Output Tx (Optik) Sinyal Input : G.751 Kode saluran : Unipolar (NRZ) Level output optik : 0 dbm pada modul LD (rata-rata) Input minimum : -37 dbm dan maksimum 12 dbm Panjang gelombang : 850 nm 1.550 nm Jenis serat optik : Singlemode/Multimode Catu Daya (Power) Setiap blok mempunyai unit catu daya (power) Sumber daya terminal adalah input ke perangkat melalui terminal utama dan didistribusikan ke blok melalui line kabel Tegangan input pada setiap blok 48 Volt dc Ditempatkan fuse catudaya untuk penyambungan ke perangkat

Konfigurasi Perangkat Sinyal Listrik B/U Conv Input S.Ch Coder Tx Optik Opt. Sender Sinyal Optik 10V --45V dc PWR 5,2V Alm Cont Alm PWR & ALM Sinyal Listrik U/B Conv Decod Opt Det. Sinyal Optik Output S.Ch Rx Optik Gambar.2.8. Perangkat kirim dan terima Cara Kerja : Arah Kirim ini menerima sinyal pulsa listrik bipolar dari Multipleks, lalu diperbaiki karakteristiknya melalui sirkit equalizer kemudian salurannya diubah dari pulsa listrik bipolar menjadi unipolar, setelah itu dikirimkan ke unit coder Pada unit coder sinyal mengalami proses perubahan kecepatan pulsa dan perubahan kode saluran optik yang akan digunakan. Sinyal output dari unit Coder berupa pulsa listrik unipolar yang dikodekan an dikirimkan ke unit Optikal Sender Pada unit Optikal Sender sinyal pulsa listrik unipolar yang sudah dikodekan diubah menjadi sinyal pulsa optik dengan menggunakan Sumber Optik untuk dikirimkan ke lawan melalui serat optik dengan panjang gelombang antara 850 1.550 nm. Jika sinyal utama terganggu, maka akan dibangkitkan sinyal pengganti berupa sinyal AIS dan disamping itu akan mengirimkan sinyal Alarm ke unit Alarm Control Arah Terima ini menerima sinyal pulsa optik dari serat optik melalui Detektor Optik, sinyal optik diubah menjadi sinyal pulsa listrik setelah dikuatkan dan diteruskan ke Decoder.

Jika tidak menerima sinyal maka Detektor Optik akan menirimkan sinyal Alarm ke sirkit Proteksi Laser Diode, untuk mematikan/memutuskan pancaran dari Laser Diode (LDSO) Pada Decoder, sinyal mengalami proses perubahan kode saluran optik serta perubahan sinyal utama dengan sinyal Service Channel Sinyal Output dari unit Decoder berupa sinyal pulsa listrik Unipolar yang kecepatan bitnya lebih rendah dari sinyal inputnya dan diteruskan ke U/B Converter. Jika tidak menrima sinyal, maka unit Decoder akan membangkitkan/ menggantikan dengan sinyal AIS Pada unit U/B Converter sinyal pulsa Unipolar diubah menjadi sinyal pulsa listrik Bipolar dan setelah diperbaiki karakteristilnya lalu dikirimkan ke Demultipleks PWR & Alm PWR & ALM ini mencatu daya ke setiap unit, sedangkan sirkit ALM Cont. memberikan indikasi alarm Major dan Minor jika terjadi gangguan Pada unit ini tersedia lampu LED yang memberikan indikasi adanya gangguan/ perubahan status sinyal dan perangkat. Bagian Kirim (Transmitter Optik) terdiri dari : B/U Converter Coder Optikal Sender B/U Converter Berfungsi : Menerima sinyal pulsa listrik Bipolar dari Multipeks Memperbaiki karakteristik sinyal, akibat adanya redaman kabel Mengubah kode saluran sinyal pulsa listrik dari Bipolar ke Unipolar (NRZ) Mengirimkan sinyal pulsa listrik dari Multipleks ke Coder Jika tidak menerima sinyal dari Multipleks, maka akan mengirimkan sinyal alarm ke PWR & ALM Coder Berfungsi : Menerima sinyal pulsa listrik Unipolar dari B/U Converter dan dari Service Channel/Aux Menggabungkan sinyal utama dengan sinyal Service Channel Mengkodekan sinyal gabungan sesuai kode saluran optik yang digunakan Menggantikan sinyal utama yang terganggu dengan sinyal AIS Mengirimkan sinyal alarm, jika terjadi gangguan pada sinyal utama Optikal Sender Berfungsi : Mengatur lebar pulsa bentuk pulsa listrik Unipolar yang diterima dari Coder Mengendalikan arus listrik yang mengalir pada sumber optik Mengubah sinyal pulsa listrik Unipolar yang sudah dikondisikan menjadi sinyal pulsa optik Mengirimkan sinyal pulsa optik ke terminal lawan melalui Serat Optik

Jika terjadi gangguan maka akan mengirimkan sinyal alarm Melaksanakan pemutusan pancaran Sumbe Optik, jika menerima sinyal Shut-off Bagian Terima (Receiver Optik) terdiri dari : Detektor Optik Decoder U/B Converter Detektor Optik Berfungsi : Menerima sinyal pulsa optik yang dikirim dari lawan melalui serat optik Mengubah sinyal optik menjadi sinyal pulsa listrik Unipolar Menguatkan sinyal pulsa listrik Unipolar Mengirimkan sinyal pulsa listrik Unipolar ke Decoder Jika tidak menerima sinyal, maka akan mengirimkan sinyal alarm ke unit Alarm dan sirkit proteksi Shut-off Decoder Berfungsi : Menerima sinyal pulsa listrik Unipolar yang dikirim dari Detektor Optik Mendekodekan kembali sinyal agabungan (sinyal utama + Service Channel) sesuai dengan sinyal yang digunakan Memisahkan sinyal utama dengan sinyal Service Channel Menggantikan sinyal utama yang terganggu dengan sinyal AIS Menirimkan sinyal Alarm jika terjadi gangguan pada sinyal utama U/B Converter Berfungsi : Menerima sinyal pulsa listrik Unipolar dari Decoder Mengubah sinyal pulsa listrik Unipolar menjadi pulsa listrik Bipolar Memperbaiki karakteristik sinyal akibat adanya redaman kabel Mengirimkan sinyal pulsa listrik Bipolar ke perangkat Demultipleks Jika tidak menerima sinayl dari Decoder, maka akan mengirimkan sinyal Alarm ke PWR & ALM Bagian Power Dan Alarm terdiri dari : Power Kontrol Alarm (Alarm Control) Power Berfungsi : Memebrikan catu daya terhadap unit-unit diperangkat OLTE Memberikan proteksi catu daya, jika terjadi gangguan/arus berlebih Mengirmkan sinyal alarm, jika terjadi gangguan pada catu daya Kontrol Alarm Berfungsi : Menegelola dan memproses sinyal Alarm yang dikirim dari tiap-tiap unit Menampilkan sinyal alarm melalui lapu indikator Mengirimkan sinyal alarm ke Supervisory

Rangkuman : Sumber optik pada sistem transmisi serat optik berfungsi sebagai pengubah besaran sinyal listrik / elektris menjadi sinyal cahaya / optik (E / O Converter). Karakteristik dari sumber optik : Emisi cahaya terjadi pada daerah 850 nm 1.550 nm Kopling daya radiasi keserat optik maksimal Dapat dimodulasi langsung pada frekuensi tinggi Mempunyai lebar spektrum yang sempit Ukuran atau dimensi kecil Mempunyai umur kerja dengan jangka waktu relatife lama. Sumber Optik yang Diinginkan : Cahaya bersifat monochromatis (berfrekuensi tunggal) Mempunyai output cahaya dengan intensitas tinggi Dapat dimodulasi dengan nudah (response timenya pendek) Dapat menghasilkan power yang stabil, tidak tergantung terhadap temperatur dan kondisi lingkungan lainnya. Terdapat dua jenis sumber optik yaitu : LED (Light Emitting Dioda) Dioda LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) Perangkat saluran yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal pulsa optik pada panjang gelombang antara 850 1.550 nm melalui serat optik. Konfigurasi pada perangkat terminal : Bagian Kirim (Transmitter Optik) Bagian Penerima (Receiver Optik) Bagian Power & Alarm (PWR & ALM) Bagian Kirim (Transmitter Optik) terdiri dari : B/U Converter Coder Optikal Sender Bagian Terima (Receiver Optik) terdiri dari : Detektor Optik Decoder U/B Converter Sumber : Modul Fiber Optik Atas Tanah SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto