sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sekitar 21% persediaan air Asia Pasifik (Walhi, 2005). Perairan air tawar, salah

bentos (Anwar, dkk., 1980).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Aliran sungai dari sumber Kuluhan banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar warga

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain: waduk, danau, kolam, telaga, rawa, belik, dan lain lain (Wibowo, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kita dapat membedakan air tawar, air laut dan air payau seperti yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

Keanekaragaman, densitas dan distribusi bentos di perairan sungai Pepe Surakarta. Oleh. Arief Setyadi Raharjo M O BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kejayaan pada tahun 1930an. Tidak heran bila Sawahlunto, yang hari jadinya

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup yang panjang. Oleh karena itu peran bentos dalam

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

PENDAHULUAN. stabil terhadap morfologi (fenotip) organisme. Dan faktor luar (faktor yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

PENDAHULUAN. dengan arus yang lambat atau bahkan tidak ada arus sama sekali. Waktu tinggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

I. PENDAHULUAN. atau disebut juga perairan lotik dan perairan menggenang atau disebut juga perairan lentik.

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

2.2. Struktur Komunitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

I. PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan komunitas yang khas (Pritchard, 1967).

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

TINJAUAN PUSTAKA. pengumpul hujan dan juga berbagai kehidupan manusia. Umumnya sungai

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

I. PENDAHULUAN. terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup. Secara geografis terletak pada garis

PENDAHULUAN. rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

I. PENDAHULUAN. Sungai merupakan suatu badan perairan tawar yang memiliki karakter air mengalir yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Data dari BPS tahun 2007 menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi. kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi masyarakat luas baik

TINJAUAN PUSTAKA. bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan hidup yang didalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis, dan sosial budaya. Secara ekologis perairan dapat berperan sebagai tempat hidup (habitat) permanen maupun temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian dari berlangsungnya siklus materi secara aliran energi. Massa air di bumi dapat berupa massa air permukaan, massa air tanah, massa air es di kutub dan glatser, air laut, massa air di atmosfer, dan massa air yang berada di tubuh makhluk hidup. Barus (2002) meyatakan bahwa 97,39% massa air di bumi berupa air laut, sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). Ekosistem air daratan (inland water) dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu perairan lentik (berarus tenang misalnya danau, waduk, dan kolam) dan perairan lotik (yang berarus cepat atau perubahan akumulasi massa air terjadi dalam waktu yang cepat misalnya parit, kali, dan sungai). Danau merupakan perairan yang tenang, didalamnya terkandung sedikit sekali bahan organik dan airnya jernih, sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air. Tekanan lingkungan terhadap perairan ini makin lama semakin meningkat karena masuknya limbah dari berbagai kegiatan dikawasan-kawasan yang telah terbangun di wilayah danau tersebut. Jenis limbah yang masuk seperti limbah organik, dan anorganik (sampah) inilah yang menyebabkan penurunan kualitas lingkunagan perairan. 1

2 Masuknya limbah kedalam Danau Lau Kawar disebut dengan pencemaran. Pencemaran menyebabkan penurunan kualitas lingkungan perairan, ini dapat diidentifikasi dari perubahan komponen fisik, kimia, dan biologi sekitar danau. Perubahan komponen fisik dan kimia tersebut selain menyebabkan menurunnya kualitas perairan juga menyebabkan bagian dasar perairan (sedimen) menurun, yang dapat mempengaruhi kehidupan biota perairan. Makrozoobentos adalah salah satu hidrobiota yang sebagian besar atau seluruh hidupnya berada di dasar perairan, hidup secara sesil, merayap atau menggali lubang. Makrozoobentos baik digunakan sebagai indikator biologis disuatu perairan karena hewan ini memiliki habitat hidup yang relatif tetap, ukuran besar sehingga mudah untuk identifikasi, pergerakan terbatas, hidup di dalam dan di dasar perairan. Dengan sifat yang demikian, perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya sangat mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman makrozoobentos. Kelimpahan dan keanekaragaman ini sangat bergantung pada toleransi dan sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Nilai kisaran toleransi dari makrozoobentos terhadap daerah lingkungan adalah berbeda-beda. Makrozoobentos umumnya, sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, karena itulah makroinvertebrata sering dijadikan sebagai indikator ekologi sistem perairan dikarenakan cara hidup, ukuran tubuh, dan perbedaan kisaran toleransi diantara spesies didalam lingkungan perairan. Akibat beranekaragamnya aktivitas manusia disekitar suatu perairan secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan penurunan lingkungan suatu perairan. Kehidupan akuatik dalam perairan sangat ditentukan oleh kualitas

3 perairan tempat hidupnya. Bentos sebagai biota dasar perairan yang relatif tidak mudah bermigrasi merupakan kelompok biota yang paling menderita akibat pencemaran perairan. Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung di Dataran Tinggi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Koordinat puncak gunung Sinabung adalah 03 10 LU dan 98 23 BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah 2.460 meter dpl yang menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Danau Lau Kawar, berada di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo di bawah kaki gunung Sinabung. Hasil dari erupsi Gunung Sinabung tersebut mengeluarkan kabut asap yang tebal berwarna hitam disertai hujan pasir dan debu vukanik yang menutupi ribuan hektar tanaman para petani yang berjarak dibawah radius enam kilometer tertutup debu tersebut. Debu vulkanik mengakibatkan tanaman petani yang berada di lereng gunung banyak yang mati dan rusak. Debu vulkanik Gunung Sinabung memiliki kandungan logam berat Tembaga (Cu) 46,35 ppm ; Timbal (Pb) 2,76; Kadmium (Cd) 0,0046; Merkuri (Hg) 0,06 ppm (Sinuhaji, 2011). Kadar maksimum kualitas air yang diperkenankan untuk menopang kehidupan organisme akuatik adalah Tembaga (Cu) 0,002-0,004 ppm, Timbal (Pb) 0,001-0,007 ppm, Kadmium (Cd) 0,0002-0,0018, Merkuri (Hg) 0,0001 ppm (Effendi, 2003). Menurut penelitian Sinuhaji (2011) debu vulkanik Gunung Sinabung sudah melebihi kadar maksimum kualitas air untuk menopang kehidupan akuatik.

4 Sehingga menyebabkan gangguan pada keanekaragaman makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Danau Lau Kawar merupakan danau yang terletak di kaki gunung Sinabung yang dipergunakan untuk berbagai keperluan oleh masyarakat setempat, seperti domestik, pemukiman, camping ground, pertanian, pengambilan ikan serta objek wisata. Di sebelah Timur Danau Lau Kawar, terletak camping ground seluas 3 Ha tempat para pendaki gunung dan wisatawan berkunjung mendirikan tendanya. Pada setiap hari sabtu dan minggu, camping ground ini penuh oleh tenda-tenda para pecinta alam, setidaknya 45-50 tenda berdiri di camping ground ini setiap minggunya. Dengan beragamnya aktivitas masyarakat tersebut serta kandungan logam berat (Tembaga, Timbal, Kadmium, Merkuri) sudah melebihi kadar maksimum kualitas air untuk menopang kehidupan organisme akuatik akan berpengaruh terhadap faktor fisik dan kimia perairan sehingga secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air dan keanekaragaman makrozoobentos di perairan tersebut. Perubahan struktur komunitas hewan makrozoobentos meliputi keanekaragaman, indeks dominansi, dan pola sebarannya akibat akumulasi limbah dari aktivitas manusia. Akumulasi limbah yang mengendap di dasar perairan akan mempengaruhi kehidupan makrozoobentos karena hewan ini mempunyai peran sebagai dekomposer. Menurut Penelitian Tarigan (2009), menunjukan bahwa nilai indeks keanekaragaman (H ) makrozoobentos pada keempat stasiun pengamatan berkisar

5 pada 3,5654. Berdasarkan indeks keanekaragaman H tergolong perairan setengah tercemar. Sejauh ini informasi mengenai pencemaran air tawar di Danau Lau Kawar memalui identifikasi keanekaragaman makrozoobentos setelah erupsi Gunung Sinabung sangat terbatas, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penilitian mengenai pencemaran air memalui identifikasi keanekaragaman makrozoobentos dan faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air tawar di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Dengan begitu, informasi tentang hewan makrozoobentos dapat lebih luas dan berkembang sehingga dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. B. Identifikasi Masalah Beberapa permasalahan yang terkait dengan keanekaragaman makrozoobentos di Danau Lau Kawar, Naman Teran Kabupaten Karo, yaitu: (1) Tingkat pencemaran air dilihat dari identifikasi keanekaragaman makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo; (2) Sifat-sifat fisika kimia air di Danau Lau Kawar, Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo yang mendukung kehidupan makrozoobentos menggunakan parameter seperti Temperatur, Warna, ph, DO dan BOD, Substrat Dasar, Kejenuhan Oksigen; (3) Faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada tingkat pencemaran air melalui indeks keanekaragaman makrozoobentos dan indeks dominansi makrozoobentos di Danau Lau Kawar

6 Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo dan tingkat pencemaran air ditinjau dari faktor fisika (Suhu, Penetrasi Cahaya, Organik Substrat) dan kimia (ph, DO, BOD dan Kejenuhan Oksigen) di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. D. Perumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat pencemaran air dilihat dari indeks keanekaragaman dan indeks dominansi makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo? 2. Bagaimana tingkat pencemaran air ditinjau dari faktor fisika (Suhu, Penetrasi Cahaya, Organik Substrat) dan kimia (ph, DO, BOD dan Kejenuhan Oksigen) di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tingkat pencemaran air dilihat dari indeks keanekaragaman dan indeks dominansi makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo 2. Mengetahui tingkat pencemaran air ditinjau dari faktor fisika (Suhu, Penetrasi Cahaya, Organik Substrat) dan kimia (ph, DO, BOD dan Kejenuhan Oksigen) di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. F. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai tingkat pencemaran air dilihat dari indeks keanekaragaman dan indeks dominansi makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

7 2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pencemaran air di Danau Lau Kawar Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo 3. Memberikan informasi yang berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan data mengenai kondisi lingkungan perairan di Danau Lau Kawar, Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. 4. Sebagai sumber informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan Biogeografi, Ekologi Lingkungan dan Hidrologi. 5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan serta mendukung penelitian-penelitian berikutnya.