BAB I PENDAHULUAN. melalui peragaan kepada siswa dengan membagi sebatang kapur menjadi 2 bagian, sang Guru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mempelajari Matematika tidak terlepas dengan bilangan Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pembelajaran di sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD) dewasa

PENGEMBANGAN HYBRID MODUL PEMBELAJARAN PECAHAN SESUAI STANDAR PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM KTSP. Oleh:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

MODUL I. Buku Siswa MEMAHAMI BILANGAN PECAHAN DAN JENIS-JENISNYA. Untuk Kelas 1 SMP/MTs. Oleh Marsigit

MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

MODUL VII. Buku Siswa PERKALIAN PECAHAN. Untuk Kelas 1 SMP/MTs. Oleh Marsigit

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB V PEMBAHASAN. yaitu valid, praktis dan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN MELUKIS SUDUT UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN FLIPBOOK MAKER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI SEGITIGA

BAB III METODE PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG.

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

\MODEL DESAIN DIDAKTIS PENGURANGAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN PECAHAN KELAS VIII SMP 19 MANOKWARI

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

Pembahasan Soal Matematika Ebtanas/UN SMP/MTs Terkait Topik Statistika Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 Oleh Th.Widyantini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kerja Siswa (LKS) materi matriks dengan pendekatan PMR untuk siswa

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK MATERI DIMENSI TIGA KELAS X

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI LINGKARAN

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.B SMP PGRI PEKANBARU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. serta dapat bertingkah sesuai dengan norma-norma yang berlaku. melalui

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman. i ii iv. vii. ix xi xii. vii

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LUBUK ALUNG

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

Pembahasan Soal Matematika Ebtanas/UN SMP/MTs Terkait Topik Statistika Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 Oleh Th.Widyantini

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika tidak pernah terlepas dari istilah bilangan, salah satu klasifikasi bilangan adalah bilangan pecahan. Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Sebagaimana pendapat Heruman (2013:43) bahwa yang dimaksud bagian dari sesuatu yang utuh ini adalah bagian yang diperhatikan dan biasanya ditandai dengan arsiran, bagian inilah yang dinamakan dengan pembilang. Adapun suatu yang utuh adalah yang dianggap sebagai satuan (keseluruhan) dan dinamakan penyebut. Misalkan terdapat suatu pecahan a dan b, maka pecahan tersebut dapat dituliskan menjadi dimana a merupakan besar bagian daerah yang diarsir (yang diamati) sedangkan b adalah besarnya bagian (bagian utuh). Itulah yang disebut sebagai konsep awal dari sebuah pecahan yaitu sebagian dari keseluruhan (konsep geometri). Konsep dasar pecahan merupakan konsep matematika yang harus benar-benar dikuasai dengan baik agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan matematika pada umumnya, khususnya pada materi pecahan. Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Depdikbud 1999) menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan dalam Heruman (2013:43). Sehingga banyak siswa yang terkendala dalam memahami materi pecahan, akibatnya siswa merasa terbebani ketika dihadapkan dengan soal-soal yang berkaitan dengan materi pecahan terutama soal cerita. Masalah yang dialami siswa pada umumnya yaitu kesalahan dalam menafsirkan besar bagian dari suatu pecahan, menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut suatu pecahan, serta salah dalam melakukan operasi pada pecahan terutama penjumlahan dan pengurangan. Beberapa contoh kesalahan yang dialami siswa dalam memahami materi pecahan yaitu ketika guru menerangkan bilangan pecahan melalui peragaan kepada siswa dengan membagi sebatang kapur menjadi 2 bagian, sang Guru berkata: Satu batang kapur ini jika dibelah menjadi 2 maka hasilnya. Lalu siswa bertanya: Mengapa setengah? Bukankah menjadi 2 potong?. Kesalahan lain yang sering dialami siswa adalah pada operasi pecahan, misalnya pada operasi penjumlahan biasanya siswa langsung melakukan operasi penjumlahan (pembilang ditambah dengan pembilang dan penyebut ditambah dengan penyebut). Contoh: a. + = b. + = 1

2 Dari berbagai kesalahan kesalahan yang terjadi dilapangan, penulis tertarik untuk mengembangkan sebuah produk yang dapat membantu siswa menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pecahan yaitu modul pembelajaran khususnya pada materi pecahan. Dikarenakan pembelajaran dengan modul merupakan pembelajaran yang bersifat mandiri. Dengan modul siswa dapat belajar secara mandiri tanpa adanya kehadiran seorang guru maupun tutor. Selain itu siswa juga dapat mengukur keberhasilan (ketuntasan) belajar mereka dengan menghitung hasil pekerjaan mereka dengan penghitungan skor yang diberikan pada bagian akhir setiap kegiatan belajar. Menurut Santyasa keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan motivasi peserta didik, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan; 2) setelah dilakukan evaluasi, pendidik dan peserta didik mengetahui dengan benar pada bagian modul yang mana peserta didik telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil; 3) peserta didik mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya; 4) bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester; dan 5) pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik. (dalam Wayan Somayasa 2013:04) Adapun penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengembangan modul matematika yang pernah dilakukan sebelumnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Sulaiman,dkk (2014) yang berjudul Pengembangan Modul Lingkaran Berbasis Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII SMPN 1 Baso. Dalam penelitian ini telah teruji tigkat validitasnya. Berdasarkan hasil penilaian dari validator dengan skor 68,1% hingga 91,6%. Secara keseluruhan modul lingkaran berbasis pendekatan open-ended tergolong valid dengan persentase 76%. Adapun penelitian lain yang serupa dilakukan oleh Wayan Somayasa,dkk (2013) dengan judul penelitian Pengembangan Modul Matematika Realistik disertai Asesmen Otentik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X di SMK Negeri 3 Singaraja. Dalam penelitian ini model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Degeng. Dimana dalam penelitian ini hanya hanya dilaksanakan sampai pada uji coba terbatas yaitu suatu upaya untuk melakukan evaluasi dan revisi hingga prototipe final berupa modul yang siap dimplementasikan dalam situasi sebenarnya. Adapun Penelitian yang relevan lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Indrayanti (2008) dengan judul Pengembangan Modul Pembelajaran Individual Dalam Mata Pelajaran Matematika di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang. Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli matematika, pendidikan matematika, dan praktisi pendidikan matematika, modul yang dihasilkan dalam pengembangan ini, isi materi dalam modul sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, sudah sesuai dengan rancangan individual dan dapat digunakan oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1

3 Palembang. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hengki yandri,dkk (2013) dengan judul Pengembangan Modul Bimbingan Dan Konseling Untuk Pencegahan Bullying di Sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan prosedural yang mengacu pada model pengembangan ADDIE. Adapun hasil dari uji coba ahli mencapai 3,82, yang berarti secara keseluruhan modul bimbingan dan konseling yang dikembangkan untuk pencegahan bullying di sekolah berada pada kategori layak. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sri Winarni,dkk (2012) dengan judul penelitian Pengembangan Bahan Ajar Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SMP. Dalam penelitian ini Bahan ajar yang dikembangkan dikategorikan valid, praktis dan memiliki potensial effect terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 16 Kota Jambi. Berdasarkan proses pengembangan diperoleh juga bahwa prototype bahan ajar yang dikembangkan telah memilki potensial efek terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnnya penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang pengembangan modul pembelajaran matematika pada materi pecahan untuk siswa kelas VII SMP/MTs. Hal ini dikarenakan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mendapatkan respon baik dari siswa. Sehingga perlu dikembangkan modul pembelajaran berikutnya dengan materi dan model pengembangan yang berbeda. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis sampaikan sebelumnya maka dapat temukan rumusan masalah sebagai berikut: a) Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran matematika pada materi pecahan untuk siswa kelas VII SMP/MTs. b) Bagaimana penilaian validator terhadap pengembangan modul pembelajaran matematika pada materi pecahan untuk siswa kelas VII SMP/MTs. c) Bagaimana respon siswa terhadap produk modul pembelajaran matematika pada materi pecahan untuk siswa kelas VII SMP/MTs 1.3 Tujuan peneltian Berdasarkan rumusan masalah maka penulis berharap mampu mencapai tujuan dari penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: Menghasilkan produk modul Pembelajaran matematika pada materi pecahan untuk siswa kelas VII SMP/MTs

4 1.4 Batasan Masalah Mengingat materi pecahan ini diajarkan mulai dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) maka penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul pada materi pecahan tingkat SMP kelas VII. Adapun format penyusunan Produk modul yang penulis gunakan sebagai referensi adalah modul Universitas Terbuka yang selama ini menerapkan pembelajaran dengan modul. Sedangkan tahap uji coba produk terbatas hanya pada uji validitas dan uji coba lapangan skala kecil. 1.5 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahfahaman dalam mengartikan beberapa istilah mengenai penelitan yang akan penulis lakukan maka disini perlu penulis tegaskan beberapa istilah yang sekiranya perlu antara lain: 1.5.1 Modul Pengembangan modul yang dimaksud yaitu menyusun sebuah produk yang berupa modul pembelajaran pada materi pecahan. 1.5.2 Kualitas Modul Pembelajaran Dalam penyusunan modul pembelajaran ini sebuah modul dikatakan baik dan layak untuk diproduksi jika siswa yang mempelajari modul tidak mengalami kesulitan dalam memahami maupun menyelesaikan persoalan yang disampaikan ketika pelaksanaan uji coba skala kecil dan dikatakan mendapat respon baik jika dalam pengisian angket sebagian besar (80%) siswa memilih opsi jawaban positif. 1.5.3 Pecahan Pecahan merupakan sebagian dari bagian suatu yang utuh. Dalam kehidupan nyata banyak dijumpai tentang aplikasi pecahan. Adapun materi pecahan yang dimaksud meliputi definisi pecahan, macam macam pecahan, serta operasi pada pecahan dan sifatnya. 1.6 Manfaat penelitian Merujuk pada tujuan penelitian maka diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat kepada beberapa pihak antara lain : 1.6.1 Bagi siswa a. Modul ini dapat digunakan siswa sebagai referensi belajar mandiri b. Modul ini dapat membantu siswa dalam memahami materi pecahan

5 1.6.2 Bagi guru a. Modul ini dapat dijadikan sebagai referensi pegangan guru mengajar disekolah b. Modul ini dapat dijadikan guru sebagai langkah awal untuk lebih berinovatif kreatif dalam menyusun modul pembelajaran lainnya 1.6.3 Bagi penulis a. Modul ini mampu menambah wawasan dan pengalaman penulis b. Modul ini mampu dijadikan karya persembahan penulis