keramahan dan perhatian khusus mereka kepada pasien. Shamdasani dan Balakrishnan (2000:405) juga menyatakan keramahan karyawan merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
Tingkat kemudahan prosedur pelayanan rumah sakit seperti Gambar 4.25

Tingkat kelengkapan obat di apotik rumah sakit seperti Gambar 4.11 berikut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

4.3. Sistem Penyampaian Jasa, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pelanggan. Sistem penyampaian jasa terdiri dari physical support dan contact personnel

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURVEY KEPUASAN PASIEN RS PREMIER BINTARO 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Sistem Penyampaian Jasa Terhadap Citra Rumah Sakit dan Dampaknya Terhadap

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix

INTERNAL SERVICE PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan mensyaratkan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

KUESIONER PENELITIAN PERANAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI PELANGGAN PADA PT. ASKES (PERSERO) KANTOR REGIONAL V JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

LAMPIRAN 4 SKALA PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak pendapat tentang mutu, pendapat yang dikemukakan agaknya

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN SURVEY PUSKESMAS PANGKAJENE

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks dengan aktifitas kegiatannya

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan untuk usaha pencegahan dan meningkatkan kesehatan. Hal

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN DI KECAMATAN PERBAUNGAN. Nama Responden : (*boleh tidak diisi) Umur : Alamat : Rp...

BAB I PENDAHULUAN. Kep. Menkes RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan salah. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JKA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN STROKE DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

Analisis Kinerja RSUD Rantauprapat Kab. Labuhanbatu Berdasarkan Balanced Scorecard

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Tabel 1.2 Jumlah Konsultasi Kebidanan Eksekutif Dan Kebidanan Umum Di RSAB Harapan Kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan koordinasi yang rasional dari aktivitas. sejumlah individu untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui

BAB V PENUTUP. 5.1 Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan KKP. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau nasional kini dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SEM (Structural Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

Transkripsi:

146 keramahan dan perhatian khusus mereka kepada pasien. Shamdasani dan Balakrishnan (2000:405) juga menyatakan keramahan karyawan merupakan atribut penentu kualitas hubungan contact personnel. Temuan ini didukung oleh pendapat Zeithaml dan Bitner (2000:290) yang menyatakan bahwa karyawan yang tersenyum, membuat kontak mata dengan pelanggan, memberikan perhatian, ramah merupakan kondisi yang pokok dalam perusahaan jasa. Secara umum responden menilai tenaga medis, paramedis dan tenaga non medis sudah cukup ramah dalam melayani pasien. Keramahan dalam pelayanan bisa jadi obat bagi pasien dan diharapkan petugas tidak hanya ramah kepada pasien, tetapi juga pada keluarga dan teman pasien. Hal ini bisa dijadikan kenangan yang nantinya diharapkan mereka jadi pelanggan rumah sakit, jika mereka memerlukan jasa pelayanan kesehatan. Menurut Boy S. (2004:14) bahwa pelayanan yang tepat, kompeten, ramah dan menanggapi keluhan secara bijaksana merupakan promosi yang tepat. Setiap petugas apa saja di rumah sakit, harus dapat memberikan pelayanan yang memuaskan, dan menjadi sadar bahwa tiap tindakannya merupakan promosi. Suatu yang sulit barangkali, karena sebelumnya rumah sakit dan dokterlah yang menjadi sentral, dengan konsep seperti ini pasienlah yang menjadi sentral Hal ini bisa dijadikan alat untuk mempromosikan rumah sakit, karena rumah sakit tidak diperbolehkan mengiklankan secara terbuka kepada pelanggan. Sesuai dengan pendapat Balthasar (2004:38) bahwa jasa kesehatan secara etis dan moral tidak diperbolehkan untuk diiklankan atau diungkapkan secara terbuka kepada khalayak umum.

147 Tingkat ketanggapan tenaga medis, paramedis dan non medis pada rumah sakit seperti Gambar 4.21 berikut ini: 55.3 64.1 58.5 Ketanggapan Tenaga Medis 1.4 0.9 1.8 14.7 11.5 11.5 27.2 23 18.4 5.1 5.1 1.4 Ketanggapan Paramedis Ketanggapan Tenaga Non Medis Tidak Tanggap Kurang Tanggap Cukup Tanggap Tanggap Sangat Tanggap Gambar 4.21. Tingkat Ketanggapan Tenaga Medis, Paramedis, Non Medis pada Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.21 terlihat tenaga medis, paramedis dan non medis pada rumah sakit umum tanggap melayani pasien. Pihak rumah sakit diharapkan lebih memperhatikan ketanggapan semua personnel yaitu Dokter, perawat dan tenaga nonmedis dalam melayani pasien. Personnel yang tanggap dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien dan keluarganya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abratt (1989), Balmer dan Wilkinson (1991) serta Van Heerden dan Puth yang dikutip oleh Wilson (1997:163) bahwa kualitas suatu pelayanan kepada pelanggan secara signifikan dipengaruhi oleh sikap dan perilaku pegawai yang memberikan pelayanan itu sendiri. Berikut ini dapat dilihat kecepatan tenaga medis, paramedis, dan non medis melayani pasien pada rumah sakit seperti Gambar 4.22:

148 54.4 59.4 50.7 Kecepatan Tenaga Medis 2.3 1.8 0.9 25.8 20.7 17.1 19.4 12 14.3 6.9 6 8.3 Kecepatan Paramedis Kecepatan Tenaga Non Medis Tidak Cepat Kurang Cepat Cukup Cepat Cepat Sangat Cepat Gambar 4.22. Tingkat Kecepatan Tenaga Medis, Paramedis dan Non Medis pada Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Secara umum responden sudah menilai personnel rumah sakit telah melayani dengan cepat. Kecepatan personnel dalam menyelesaikan pekerjaannya akan membuat mereka senang. Menurut Best, dari sisi pelanggan, kecepatan akses untuk memperoleh pelayanan merupakan suatu yang penting pada sistem penyampaian jasa (Best, 2000:230). Dalam industri jasa hal yang tidak bisa diabaikan adalah keseluruhan atribut pelayanan sangat dipengaruhi dan ditentukan penilaiannya oleh pelanggan dan bagaimana karyawan memberikan pelayanan kepada pelanggannya, termasuk kecepatan dan ketepatan pegawai dalam menanggapi keluhan dari pelanggan (Aschner, 1999:453). Tingkat kemudahan menemui tenaga medis dan paramedis pada rumah sakit seperti Gambar 4.23:

149 10.1 1.8 0.9 17.1 12.4 6 31.3 30 19.4 43.3 53.9 50.2 8.3 7.4 7.8 Pemeriksaaan Pemberian Makanan Kunjungan Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah Gambar 4.23. Tingkat Kemudahan Menemui Tenaga Medis dan Paramedis pada Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.23 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan bahwa cukup mudah dan mudah menemui tenaga medis atau dokter terutama diluar jadwal pemeriksaan yang telah ditentukan oleh pihak rumah sakit. Berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa responden menyatakan bahwa mereka sulit menemui dokter, karena dokter tidak berada di rumah sakit pada hari/jam kerja dan hari Minggu/libur. Pada rumah sakit tertentu, pasien bisa dengan mudah meminta dokter untuk datang di hari Minggu/libur, tapi mereka dikenakan biaya tambahan setiap kali kunjungan. Petugas rumah sakit harus melayani pasien secara profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat Nguyen dan Leblanc (2002:245), bahwa profesionalisme dari personnel sangat diperlukan dalam melayani pelanggan. Lebih lanjut Sintia R, (2005) menyatakan bahwa seorang Dokter senantiasa harus melakukan daya dan upaya semaksimal mungkin sesuai dengan perilaku profesional medis yaitu,

150 altruism, dokter mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentingan sendiri; accountability, dokter bertanggung jawab terhadap pasien atas pelayanan medis yang diberikan, terhadap masyarakat, dan terhadap profesi. Selain itu dokter selalu siap dan responsif jika dibutuhkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan responden menyatakan mudah menemui perawat pada saat mereka membutuhkan, karena perawat selalu ada 24 jam di ruang perawatan.. Hal ini perlu dipertahankan, karena menurut Tjandra Y.A (2003:170) bahwa kenyataan menunjukan bahwa pentingnya peran para profesional, termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiografer, ahli gizi dan lain-lain dalam pemasaran rumah sakit. Tingkat ketepatan waktu pemeriksaaan oleh Petugas rumah sakit seperti Gambar 4.24 berikut ini: 43.3 53.9 50.2 Pemeriksaaan 10.1 1.8 0.9 17.1 12.4 6 31.3 30 19.4 8.3 7.4 7.8 Pemberian Makanan Kunjungan Tidak Tepat Kurang Tepat Cukup Tepat Tepat Sangat Tepat Gambar 4.24. Tingkat Ketepatan Pemeriksaaan dan Pemberian Makanan oleh Petugas serta Kunjungan Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase)

151 Dari Gambar 4.24 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan bahwa waktu pemeriksaan oleh petugas rumah sakit cukup tepat dan tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini mengindikasikan bahwa jadwal pemeriksaan yang telah ditentukan pihak rumah sakit umumnya telah terealisasi. Berdasarkan pengamatan di lapangan masih ada rumah sakit yang mempunyai jadwal pemerikasaan yang kurang tepat. Hal ini umumnya terdapat pada rumah sakit swasta yang Dokternya bekerja juga pada rumah sakit lainnya. Pihak rumah sakit diharapkan membuat komitmen yang jelas dengan Dokter (jika memakai Dokter dari luar rumah sakit), sehingga pasien tidak terlantar. Keterlambatan pemeriksaan juga akan mempengaruhi psikis pasien maupun keluarga yang menunggui, karena mereka juga ingin mengetahui perkembangan kesehatan pasien. Secara umum rumah sakit telah menyajikan makanan yang tepat waktu, hal ini diperlukan untuk kesehatan pasien. Umumnya mereka setuju diberlakukan jam besuk dengan pertimbangan pasien juga memerlukan waktu istirahat yang cukup. Dari hasil survey juga ditemukan bahwa diberlakukannya jam besuk kadang-kadang tidak disukai juga oleh pengunjung, karena mereka ingin bebas mengunjungi pasien yang sedang dirawat.

152