BAB I PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas sebuah perusahaan/organisasi. Berhasil atau tidaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Total Tahun

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Badan Pertanahan Nasional yang kemudian dipimpin oleh Ir.Soni Harsono. Pada saat itu terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAGAN ALIR PROSES KONVERSI, PENGAKUAN DAN PENEGASAN HAK KANTOR PERTANAHAN LOKET LOKET PEMBAYARAN

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN DAN PENGATURAN PERTANAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ttd. JOYO WINOTO, Ph.D. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ttd. JOYO WINOTO, Ph.

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh. terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap aspek

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Kantor Layanan Pertanahan Bersama. Pembentukan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENGATURAN DAN PELAYANAN PEMERIKSAAN (PENGECEKAN) SERTIPIKAT DASAR HUKUM PERSYARATAN BIAYA WAKTU KETERANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Provinsi Lampung

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROPINSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan. tercapainya kinerja yang tinggi dalam bidang kerjanya.

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG

BAB III DESKRIPSI PLA DAN PELAKSANAAN PLA

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sering diabaikan sebagai asset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya

PERMOHONAN/PEMBERIAN HAK DAN PEMINDAHAN/PERALIHAN HAK

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder eksternal (masyarakat) yang menjadi prioritas utama. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (disingkat BPN RI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

8. PENDAFTARAN KARENA PERUBAHAN DATA YURIDIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

I. PENDAHULUAN. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok (RPJMD

1 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Badan Pertanahan Nasional. pembentukan Badan Pertanahan Nasional.Badan ini merupakan peningkatan dari

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 1978 TENTANG BIAYA PENDAFTARAN TANAH MENTERI DALAM NEGERI,

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

2013, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang P

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BATIK DEWI BROTOJOYO SRAGEN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Malasah

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

MENTERI DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BERITA NEGARA. BADAN PERTANAHAN NASIONAL. Eksaminasi. Pertanahan. Administrasi. PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu menumbuhkembangkan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH. A. Pengertian dan dasar hukum pendaftaran tanah

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA UMUM PENGADAAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2014

Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

BAB V PEMBAHASAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung. Bupati pada saat itu, Bapak

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

Dimyati Gedung Intan: Prosedur Pemindahan Hak Atas Tanah Menuju Kepastian Hukum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya merupakan langkahlangkah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas sebuah perusahaan/organisasi. Berhasil atau tidaknya sebuah organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya, sangat tergantung pada canggihnya sarana, prasarana dan didukung oleh kemampuan sumber daya manusia atau pegawai yang berkualitas. Pegawai dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam pencapaian tujuan sebuah organisasi, dimana pegawai mampu menghasilkan kinerja yang baik dapat memberikan kontribusi besar dalam menjalankan aktivitas suatu organisasi dan juga pegawai merupakan perencana dan pengendali semua kegiatan organisasi. Pekerjaan yang dimiliki oleh seorang pegawai tentu berbeda dengan pegawai yang lainnya. Masing-masing pekerjaan memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda dengan bobot pekerjaan yang berbeda pula. Berat atau ringan suatu pekerjaan selain dapat diukur dari deskripsi pekerjaan itu sendiri dapat pula diukur dari sikap seorang pekerja dalam menanggapi pekerjaannya. Pekerjaan yang dianggap sebagai tuntutan akan menjadikannya berat, sebaliknya bila pekerjaan dianggap sebagai karya maka pekerjaan tersebut akan dikatakan ringan. Pekerjaan selalu membawa konsekuensi yang berbeda, dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan ada yang positif dan ada yang negatif. Dampak positif dari pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah kepuasan kerja, sedangkan dampak negatif yang timbul dari suatu pekerjaan adalah stres, stres terjadi karena adanya 1

interaksi antara individu dengan individu yang lain. Stres ini disebabkan oleh berbagai macam faktor yang kita sebut dengan Job Stressor, faktor-faktor ini antara lain faktor organisasional, faktor lingkungan dan faktor individu. Hal ini berarti stres berperan merusak kinerja pada umumnya. Secara sederhana, stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres. Organisasi yang tengah berkembang biasanya menetapkan target dan standar yang cukup tinggi dalam peningkatan kinerja pegawainya, dengan tujuan untuk menunjukkan peningkatan layanan dalam usahanya untuk menjadi organisasi yang terdepan dibandingkan organisasi lainnya. Namun, target dan standar yang ditetapkan organisasi justru dapat menimbulkan stres bagi karyawan jika dianggap terlalu tinggi dan membebani karyawan, dan justru dapat menurunkan motivasi dan kinerja karyawannya. Kajian terhadap stres jika dikaitkan dengan lama dan intensitas, stres dapat bersifat sementara atau jangka panjang, ringan dan berat sangat tergantung pada seberapa penyebab berlangsung, seberapa besar kekuatan dan seberapa besar kemampuan pegawai untuk menghadapinya. Jika stres bersifat sementara dan ringan, kebanyakan orang dapat menanganinya atau sekurang-kurangnya dapat mengatasi pengaruhnya dengan cepat, demikian sebaliknya, jika pegawai mengalami suatu burn out (suatu situasi di mana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi dan menarik diri dari pekerjaan) biasanya seseorang itu akan mengalami kelelahan emosional, menarik diri dari pergaulan, lekas marah, 2

menjadi sinis tentang karir mereka dan merasa berprestasi rendah (Mardiana 2001:167). Dapat dipastikan bahwa semua pegawai pernah mengalami stres kerja. Namun demikian tingkatan stres kerja antara pegawai satu dengan pegawai yang lainnya tentunya memiliki tingkatan berbeda. Pegawai yang dapat menanggulangi stres atas pekerjaannya akan memiliki dampak yang positif terhadap pekerjaannya, dalam arti stres yang dialami tidak menurunkan tingkat kepuasan kerja pegawai, sebaliknya bagi pegawai yang tidak dapat menanggulangi stres, kepuasan kerja pegawai yang bersangkutan akan menurun seiring dengan meningkatnya tingkat stres yang dialami. Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau yang dulunya dikenal dengan sebutan Kantor Agraria ini adalah lembaga pemerintah non kementerian di Indonesia yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Untuk tingkat regional disebut Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan tingkat sektoral disebut Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Fenomena yang melatar belakangi penelitian ini adalah banyaknya proyek kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yang pengerjaannya tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam artian melewati jangka waktu yang ditentukan, hal ini didasari oleh tingginya beban kerja yang mengakibatkan timbulnya faktor stress kerja (job stressor) di kalangan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yang berdampak signifikan terhadap menurunnya kinerja pegawai. 3

Tabel 1.1 Daftar Jenis Layanan Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Tahun 2015 No Nama Pelayanan No Nama Pelayanan 1 Pengukuran Dan Pemetaan Kadastral 37 Sita 2 Pengukuran Untuk Mengetahui 38 Pengangkatan Sita Luas 3 Pengukuran Ulang dan Pemetaan 39 Blokir Kadastral 4 Pengembalian Batas 40 Pencabutan Blokir 5 Survei Nilai Bidang Tanah 41 Pengecekan Sertipikat 6 Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Zona Nilai Ekonomi Kawasan Skala 1:10.000 7 Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Zona Nilai Ekonomi Kawasan Skala 1:25.000 8 Survey Dan Pemetaan Tematik Bidang 42 Surat Keterangan Pendaftaran Tanah 43 Surat Keterangan Tanah 44 Informasi Nilai Tanah atau Nilai Aset Properti 9 Pendaftaran Tanah Pertama Kali Konversi 10 Pendaftaran Tanah Pertama Kali Pengakuan/Penegasan Hak 11 Pendaftaran Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun 12 Pemberian Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai di atas Hak Milik 45 Informasi Zonasi Nilai Tanah 46 Informasi Nilai Ekonomi Kawasan 47 Informasi Nilai Aset Kawasan 48 Pencatatan Perpanjangan Hak Bersama Pada Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun 13 Permohonan SK Pemberian Hak 49 Pemecahan Bidang 14 Permohonan SK Pemberian Hak 50 Pemisahan Bidang Dengan Kostatasi 15 Permohonan SK Pemberian 51 Penggabungan Bidang HGB/HP di atas HPL 16 Permohonan SK 52 Perubahan Hak Atas Tanah Pembaharuan/Perpanjangan Hak 17 Permohonan SK konfirmasi 53 Perubahan Hak Atas Tanah Dengan Konstatasi 18 Permohonan SK Pemberian HM/HGB dari HPL Perumnas/Transmigrasi 54 Perubahan Hak Atas Tanah Dengan Ganti Blanko 4

19 Perpanjangan SK Hak 55 Ganti Nama 20 Pendaftaran SK Hak 56 Sertipikat Pengganti Karena Blanko Lama 21 Pendaftaran SK 57 Sertipikat Pengganti Karena Hilang Perpanjangan/Pembaharuan Hak 22 Peralihan Hak - Jual Beli 58 Sertipikat Pengganti Karena Rusak 23 Peralihan Hak - Pewarisan 59 Sertipikat Hak Tanggungan Pengganti Karena Hilang 24 Peralihan Hak - Hibah 60 Izin Lokasi 25 Peralihan Hak - Tukar-menukar 61 Penetapan Lokasi 26 Peralihan Hak - Pemasukan Ke 62 Izin Perubahan Penggunaan Tanah Dalam Perusahaan 27 Peralihan Hak - Merger 63 Pembatalan Sertipikat 28 Peralihan Hak - Penetapan atau 64 Hapusnya hak Putusan Pengadilan 29 Peralihan Hak - lelang 65 Pelepasan Sebagian Hak 30 Peralihan Hak - Pembagian Hak Bersama 66 Pendaftaran Tanah Pertama Kali Konversi Wakaf 31 Hak Tanggungan 67 Pendaftaran Tanah Pertaman Kali Pengakuan/Penegasan Hak Wakaf 32 Cassie 68 Pemberian Hak Tanah Wakaf 33 Subrogasi 69 Wakaf dari Tanah Yang Sudah Bersertipikat 34 Roya 70 Ganti Nadzir 35 Merger Hak Tanggungan 71 Pengangkatan PPAT 36 Ganti Nama Pemegang Hak 72 Pemindahan PPAT Tanggungan Sumber : KKP BPN Kabupaten Simalungun 2015-2016 (data diolah) 5

Tabel 1.2 Daftar Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Tahun 2015 Periode Jumlah Berkas Masuk Jumlah Berkas Selesai Jumlah Berkas Belum Selesai (Sisa) Dalam Melewati Jangka Jangka Waktu Waktu Januari 535 525 2 8 Februari 693 662 0 31 Maret 930 901 0 29 April 783 765 0 18 Mei 690 675 0 15 Juni 711 701 0 10 Juli 593 581 1 11 Agustus 763 743 0 20 September 955 935 1 19 Oktober 580 558 0 22 November 606 562 1 43 Desember 473 423 2 48 Total 8312 8031 7 274 Sumber : KKP BPN Kabupaten Simalungun Tahun 2015 (data diolah) Berdasarkan data diatas, dalam kurun waktu 1 tahun masih ada 281 berkas belum selesai 7 diantaranya masih dalam jangka waktu pengerjaan dan 274 berkas lainnya melewati jangka waktu dari total 8312 berkas layanan yang jumlah berkasnya dikerjakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun. Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun mengolah 72 jenis Layanan kegiatan dengan bobot pengerjaan yang berbeda-beda pula. Pada hakekatnya Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun telah berupaya melakukan tugas pokok dan fungsinya dengan sebaik-baiknya, namun pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut belum sepenuhnya terlaksana secara optimal karena adanya Stress kerja pegawai yang disebabkan banyak faktor dan konflik kerja di dalam internal kantor. Untuk itu Kantor Pertanahan Kabupaten 6

Simalungun berusaha terus menerus melakukan perbaikan kinerja dengan cara memaksimalkan pelayanan prima baik melalui penyederhanaan sistem pelayanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia maupun pembuatan kebijakan dan peraturan-peraturan. Pelayanan prima tersebut dalam pelaksanaannya di Kantor Pertanahan telah dituangkan dalam lampiran Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP). Walaupun sudah diberlakukan Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP), namun kenyataannya masih ada berkas yang waktu penyelesaian tidak bisa tepat sesuai dengan SPOPP yang distandarkan, sehingga pelayanan dari 71 jenis layanan yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun dianggap kurang efektif, dilihat dalam Tabel 1.1, Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 Tabel 1.3 Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan BPN RI No.1 Tahun 2010 No Jenis layanan Waktu 1 Pelayanan pendaftaran Konversi, pengesahan dan 98 Hari tanah pertama kali penegasan hak Pemberian hak 38 Hari (Tanah < 2000m 2 ) 57 Hari (Tanah > 2000m 2 ) 97 Hari (Tanah > 5000m 2 ) Wakaf 98 Hari P3MB 145 Hari Pendaftaran hak milik atas satuan rumah susun 30 Hari (200 unit) 60 Hari (200 unit- 500 unit) 90 Hari ( >500 unit) 2 Pelayanan pemeliharaan data pendaftaran tanah Pemberian hak guna usaha 38 Hari Peralihan hak atas tanah dan 5 Hari satuan rumah susun Ganti nama sertifikat 7 Hari Perpanjangan jangka waktu hak 30 Hari (Tanah > 7

3 Pelayanan pencatatan dan informasi pertanahan 4 Pelayanan pengukuran bidang tanah guna usaha 40Ha) 5 Pelayanan pengaturan dan Konsolidasi tanah swadaya 210 Hari penataan pertanahan Pertimbangan teknis 14 Hari 6 Pengelolaan Pengaduan Pengelolaan pengaduan 5 Hari Sumber : Peraturan Kepala BPN RI No.1 Tahun 2010 (data diolah) 200Ha) 70 Hari (Tanah > 200Ha) 1 Hari Pencatatan Informasi pertanahan 1 Hari Pengukuran tanah 12 Hari (Tanah < 40Ha) 30 Hari (Tanah > Beban kerja, tekanan atau desakan waktu, perubahan teknologi dan ekonomi, kemenduaan peran (role ambiguity) dan masalah rumah tangga (keluarga) yang merupakan indikator dari ketiga faktor job stressor sering membuat pegawai mengalami stres kerja. Maka dari itu banyaknya layanan yang tidak dikerjakan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan dikarenakan beban kerja yang berlebihan dimana pegawai diharuskan untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dan tuntutan tanggung jawab yang harus segera untuk dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kurangnya dukungan dan arahan dari pemimpin menjadi salah satu faktor penghambat pekerjaan untuk dapat diselesaikan. Pemimpin seringkali menuntut pekerjaan untuk dapat selesai tepat pada waktunya tanpa memaparkan penjelasan atas pekerjaan tersebut. Adanya masalah pribadi pegawai di keluarga masing-masing yang berpengaruh pada tugas yang sedang dikerjakan. Bedasarkan hasil prasurvey yang telah dilakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa adanya pegawai yang masih terbebani akan banyaknya beban kerja yang dilimpahkan tidak sesuai dengan waktu kerja yang diberikan serta kurangnya 8

arahan dari pimpinan dan adanya masalah pribadi pegawai yang berdampak langsung pada stres kerja dan berakibat pada penurunan kinerja serta kurang harmonisnya hubungan antar pegawai karena kedudukan atau jabatan, rekan kerja yang kurang mengerti beban kerja dalam tim, perbedaan pendapat antar pegawai yang berakhir dengan emosi. Jika setiap tahunnya terjadi kinerja pegawai yang belum optimal maka akan berdampak negatif bagi organisasi karena dapat menghambat kegiatan organisasi. Adanya berbagai faktor stres pekerjaan yang berakibat kepada stress kerja dan berdampak terhadap kinerja pegawai Kantor Pertanahan Negara Kabupaten Simalungun mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh job stressor terhadap stres kerja dan dampaknya terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah job stressor yang terdiri dari faktor organisasional, faktor lingkungan dan faktor individu berpengaruh terhadap stres kerja pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun? 2. Apakah stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun? 9

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh job stressor yang terdiri dari faktor organisasional, faktor lingkungan dan faktor individu terhadap stres kerja pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun. 2. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, diharapkan hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Sebagai informasi dan bahan masukan yang bermanfaat bagi instansi khususnya kepada pimpinan dalam menangani stres kerja, merumuskan kebijakan, strategi dan program kerja untuk meningkatkan kinerja pegawai di instansi tersebut sehingga berdampak pada kesinambungan organisasi dan peningkatan prestasi pegawai kedepannya. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan sebagai wadah penulisan yang bersifat ilmiah serta memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya manusia yang berkaitan dengan job stressor dan stres kerja serta hubungannya terhadap kinerja pegawai. 10

3. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang yang terkait dengan masalah pengaruh job stressor terhadap stres kerja serta dampaknya terhadap kinerja pegawai. 11