ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK DIKLOROMETANA BATANG TUMBUHAN ASHITABA (Angelica keiskei)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

IDENTIFIKASI DAN UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA NON FENOLIK DARI EKSTRAK DIKLOROMETANA BATANG TUMBUHAN ASHITABA (Angelica keiskei)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK DIKLOROMETANA KULIT BATANG BAKAU MERAH (Rhizophora stylosa)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

3 Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

3 Percobaan dan Hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA FLAVONOID DARI TUMBUHAN PAKU PERAK (Pityrogramma calomelanos)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2. ISOLASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN BULIAN (Eusideroxylon zwagery T. et B)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

ABSTRAK. Isolasi dan Karakterisasi Flavonoid dari Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King) Oleh: ASMAUL HUSNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB II METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis) ) Nohong ), Hadijah Sabarwati ) Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SALAM (Polyanthi folium) Bustanul Arifin*, Hasnirwan, Hermansyah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UNESA Journal of Chemistry Vol.3, No. 3, September 2014

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI BUNGA TUMBUHAN MAWAR PUTIH (Rosa hybrida L.) SKRIPSI RUT SAMAYANA LUBIS

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK DAUN TREMBESI (Albizia saman (Jacq.) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli SKRIPSI

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODE PENELITIAN

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

Identidikasi Flavonoid dari Buah Tumbuhan Mempelas

PRELIMINARY TEST AS ANTICANCER OF NON PHENOLIC COMPOUND n- HEXANE EXTRACT OF THE Christella arida FERN

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) SKRIPSI PUTRI N E NAIBORHU

memiliki IC50 sebesar 760,55 ppm

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil determinasi tumbuhan yang dilakukan di LIPI-UPT Balai. Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali menunjukkan

SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID PADA EKSTRAK n-butanol KULIT BATANG BUNGUR (Lagerstroemia speciosa Pers.) I. A. R. Astiti Asih dan I M.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata Linn)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN KEMBANG BULAN (TITHONIA DIVERSIFOLIA) DENGAN METODE PEREAKSI GESER

Transkripsi:

ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK DIKLOROMETANA BATANG TUMBUHAN ASHITABA (Angelica keiskei) ISOLATION OF FLAVONOID COMPOUND FROM DICHLOROMETHANE EXTRACT OF ASHITABA (Angelica keiskei) STEM Miya Nur Safita, Suyatno Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761 Email : miyanursafita@ymail.com Abstrak. Ashitaba (Angelica keiskei) adalah salah satu tumbuhan famili Apiaceae yang merupakan tanaman introduksi dari Jepang dan dibudidayakan di Kecamatan Trawas, Jawa Timur. Penelitian terhadap ekstrak diklorometana batang tumbuhan ashitaba belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur molekul senyawa flavonoid dari ekstrak diklorometana batang tumbuhan ashitaba. Dalam penelitian ini ekstraksi serbuk batang ashitaba dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut diklorometana, pemisahan dengan metode kromatografi cair vakum (KCV) dan kromatografi cepat (flash chromatography), penentuan struktur molekul menggunakan metode spektroskopi (UV, IR, dan LC-MS). Dari hasil penelitian diperoleh isolat berupa serbuk berwarna kuning dengan titik leleh 114-116. Berdasarkan data spektroskopi disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah 2,4,4-trihidroksi-3 -[(E)-3,7-dimetil-2,6-oktadienil] chalkon (xanthoangelol). Kata kunci: Ashitaba (Angelica keiskei), flavonoid, xanthoangelol Abstract. Ashitaba (Angelica keiskei) is one of the family Apiaceae that are introduced from Japan and cultivated in Trawas, East Java. Due to phytochemical investigation of dichloromethane extract of ashitaba stem had not been done yet. This study aimed to determine the molecular structure of flavonoid compounds from dichloromethane extract of ashitaba stem. In this study, the extraction of ashitaba stem powder was carried out by maceration method using dichloromethane, separation by vacuum liquid chromatography (VLC) and flash chromatography, the determination of the molecular structure using spectroscopic methods (UV, IR, and LC-MS). The results were obtained isolate form of yellow powder with a melting point of 114-116. Based on spectroscopic data, it can be concluded that the isolated compound was 2',4',4-trihydroxy-3'-[(E)-3,7-dimethyl-2,6-octadienyl] chalcone (xanthoangelol). Keywords: Ashitaba (Angelica keiskei), flavonoid, xanthoangelol PENDAHULUAN Ashitaba (Angelica keiskei) adalah tanaman introduksi yaitu tanaman yang didatangkan dari Jepang sehingga belum banyak dikenal di Indonesia. Ashitaba berasal dari pulau Hachijo, Jepang. Ashitaba akan tumbuh dengan sempurna di daerah dataran tinggi yang cukup lembab. Di Indonesia, tumbuhan ashitaba banyak dibudidayakan di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Selain itu, ashitaba juga tumbuh baik di Lombok Timur yang berlokasi di Desa Sembalum, Kecamatan Sumbawa dan dikembangkan di kebun percobaan Manoko, Balai Penelitian C-65

Tanaman Obat dan Aromatik di Lembang, Jawa Barat [1]. Ashitaba merupakan tumbuhan famili Apiaceae dan disebut juga seledri jepang, hal ini dikarenakan bentuk tumbuhan ashitaba yang mirip dengan seledri, perbedaannya adalah ukuran ashitaba lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan seledri. Batang, daun, dan umbi ashitaba jika dipotong akan mengeluarkan getah berwarna kuning yang disebut chalkon (golongan senyawa flavonoid) [2]. Dari ekstrak metanol kulit akar ashitaba telah diidentifikasi sebelas senyawa turunan kumarin dan lima senyawa turunan chalkon [3]. Dari ekstrak etil asetat batang tumbuhan ashitaba diidentifikasi lima senyawa chalkon, tujuh senyawa kumarin, tiga senyawa flavanon, satu senyawa diasetilen, dan satu senyawa 5-alkilresorsinol [4]. Penelitian tentang kandungan kimia dalam ekstrak diklorometana batang tumbuhan ashitaba belum pernah dilaporkan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang isolasi senyawa flavonoid dari ekstrak diklorometana batang tumbuhan ashitaba (Angelica keiskei). BAHAN DAN METODE Alat Seperangkat alat ekstraksi dengan metode maserasi, penyaring Buchner, pompa vakum (Dreh Schieber Vacuum Pumpe DSEZ), vacuum rotary evaporator, seperangkat alat kromatografi lapis tipis, kromatografi cair vakum, dan kromatografi cepat, Fisher John melting point apparatus, alat gelas, spektrofotometer UV (Shimadzu Pharma Spec. UV-1800), Spektrofotometer FTIR (Shimadzu), LC (Hitachi L 6200) - MS (Mariner Biospectrometry). Bahan Bahan-bahan yang di butuhkan adalah n- heksana teknis, diklorometana teknis, etil asetat teknis, kloroform p.a, metanol p.a, FeCl 3, HCl pekat, pita Mg, pereaksi semprot, silika gel Merck GF-60 (63-200 µm), kieselgel Merck 60 GF-254, pelat KLT silika gel Merck GF-254 (20 20; 0,25 mm). Prosedur Penelitian Tahap Pengumpulan dan Penyiapan Sampel Batang tumbuhan ashitaba diperoleh dari Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sebelum diteliti lebih lanjut, sampel tumbuhan tersebut diidentifikasi di LIPI Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Ekstraksi dan Isolasi Ekstraksi 2 kg serbuk batang tumbuhan ashitaba dilakukan dengan cara maserasi berturut-turut selama 3x24 jam pada suhu kamar dengan pelarut n-heksana dan diklorometana. Hasil maserasi dengan pelarut diklorometana disaring secara vakum dengan penyaring Buchner sehingga diperoleh ekstrak diklorometana. Selanjutnya ekstrak tersebut diuapkan dengan rotary vacuum evaporator (penguap putar) menghasilkan ekstrak padat. Metode kromatografi cair vakum (KCV) digunakan untuk memisahkan komponenkomponen yang terdapat dalam ekstrak padat dengan fasa diam kieselgel Merck 60 GF-254 menggunakan eluen n-heksana, n-heksana-etil asetat, dan etil asetat yang dielusi secara gradien. Pemisahan dengan metode kromatografi cepat (Flash Chromatography) menggunakan eluen kloroform-etil asetat 19:1 secara isokratik. Kromatografi lapis tipis (KLT) selanjutnya digunakan untuk memonitor hasil pemisahan menggunakan eluen kloroform-etil asetat = 7 : 3. Fraksi yang menunjukkan satu noda dengan nilai Rf yang sama digabung kemudian dilakukan rekristalisasi menggunakan pelarut yang sesuai. Uji kemurnian isolat dilakukan dengan C-66

pengukuran titik leleh menggunakan alat Fisher John melting point apparatus dan KLT menggunakan tiga sistem eluen. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Isolasi Senyawa Flavonoid dari Batang Tumbuhan Ashitaba (Angelica keiskei) Dalam penelitian ini, sebanyak 2 kg serbuk batang tumbuhan ashitaba dimaserasi berturutturut selama 3x24 jam dengan pelarut n-heksana dan diklorometana. Penyaringan dilakukan pada ekstrak yang diperoleh menggunakan penyaring Buchner. Filtrat yang dihasilkan dari ekstrak diklorometana kemudian diuapkan secara vakum menggunakan penguap putar (rotary evaporator) pada suhu ±65 sehingga diperoleh ekstrak padat berwarna hijau kehitaman sebanyak 18,225 gram. Kromatografi cair vakum (KCV) digunakan untuk memisahkan komponenkomponen senyawa pada15 gram ektrak padat menggunakan fasa diam kieselgel Merck 60 GF- 254 serta eluen berturut-turut n-heksana, n- heksana-etil asetat, dan etil asetat yang dielusi secara gradien menghasilkan 131 fraksi (volume setiap fraksi 12 ml). Hasil pemisahan dimonitor menggunakan kromatografi lapis tipis. Gabungan fraksi 70-90 dipisahkan lebih lanjut dengan KCV menggunakan eluen yang sama menghasilkan 128 fraksi. Fraksi yang menunjukkan noda utama yaitu pada fraksi 102-115 digabung. Gabungan fraksi 102-115 menghasilkan serbuk berwarna kuning seberat 0,169 gram. Serbuk tersebut dipisahkan dengan kromatografi cepat (flash chromatography) menggunakan fasa diam silika gel Merck G-60 60-200 µm dengan eluen kloroform-etil asetat = 19:1 yang dielusi secara isokratik, menghasilkan 44 fraksi (volume setiap fraksi 10 ml). Setelah dimonitor menggunakan kromatografi lapis tipis, fraksi gabungan 10-12 diuapkan dan menghasilkan serbuk berwarna kuning sebanyak 80 mg. Selanjutnya dilakukan rekristalisasi menggunakan pelarut n-heksana-etil asetat menghasilkan isolat berupa serbuk berwarna kuning sebanyak 31 mg dengan titik leleh 114-116. Senyawa hasil isolasi pada tiga sistem eluen menunjukkan satu noda pada kromatografi lapis tipis (KLT) yaitu Rf = 0,85 (kloroformaseton), Rf = 0,64 (kloroform-etil asetat), dan Rf = 0,27 (n-heksana-etil asetat). Uji kualitatif senyawa hasil isolasi dengan pereaksi FeCl 3 menunjukkan warna cokelat kehitaman. Hasil uji Shinoda test memberikan perubahan warna dari kuning menjadi orange. Penentuan Struktur Molekul Senyawa Hasil Isolasi Hasil pengukuran spektrum ultraviolet (UV) dalam metanol (MeOH) menunjukkan puncak maksimum pada: 237 dan 367 nm; (MeOH+NaOH) = 285 dan 435 nm; (MeOH + AlCl 3 ) = 249 dan 366 nm; (MeOH + AlCl 3 +HCl) = 255 dan 368 nm; (MeOH + NaOAc) = 284 dan 366 nm; dan (MeOH + NaOAc + H 3 BO 3 ) = 284 dan 366 nm. Spektrum IR (KBr) v maks: 3419,90 3371,68 cm -1 (O-H), 3070,78 cm -1 (C-H aromatis), 2956,97; 2924,18; dan 2852,81 cm -1 (C-H alkil), 1726,35 cm -1 (C=O), 1631,83; 1572,04; 1512,24; 1498,74; dan 1427,37 cm -1 (karakteristik cincin aromatis), 1371,43 cm -1 (C- H, CH 3 umbrella), 1288,49; 1242,20; dan 1124,54 cm -1 (C-O). Hasil analisis dengan Liquid Chromatography menunjukkan satu puncak pada kromatogram dengan waktu retensi 3,1 menit dan memberikan puncak ion semu (M+H) + pada m/z 393. Dengan demikian isolat memiliki massa molekul relatif 392. Berdasarkan hasil pengukuran spektrum UV dalam metanol menunjukkan puncak maksimum pada 237 nm (pita II) dan 367 nm C-67

(pita I). Spektrum isolat mirip dengan spektrum UV flavonoid jenis chalkon yang memiliki rentang serapan UV pada daerah 230-270 nm (pita II) dan 340-390 nm (pita I) [5]. Data spektrum IR isolat menunjukkan adanya kerangka senyawa chalkon yang didukung dengan adanya regang gugus C=O (1726,35 cm - 1 ), C-H aromatis dan C-H alkena (3070,78 cm -1 ), dan karakteristik cincin aromatis (1631,83; 1572,04; 1512,24; 1498,74; dan 1427,37 cm -1 ). Vibrasi regang O-H (3419,90 dan 3371,68 cm -1 ) dan regang C-O (1288,49; 1242,20; dan 1124,54 cm -1 ) juga mendukung bahwa isolat merupakan senyawa flavonoid yang memiliki gugus hidroksil. Berdasarkan hasil spektrum UV terjadi pergeseran batokromik pada pita I yang mengalami pergeseran sebesar 68 nm dan pita II 48 nm akibat penambahan NaOH. Pergeseran tersebut menunjukkan adanya gugus hidroksil pada atom C-4 dan C-4 [5]. Tidak adanya pergeseran batokromik pita I pada penambahan larutan AlCl 3 menunjukkan bahwa senyawa chalkon tersebut tidak memiliki gugus ortodihidroksi pada cincin B. Penambahan larutan AlCl 3 +HCl mengakibatkan pergeseran batokromik pada pita II sebesar 18 nm, hal tersebut menunjukkan adanya gugus OH pada atom C-2. Penambahan larutan NaOAc mengakibatkan pergeseran batokromik pada pita II sebesar 47 nm, hal tersebut memperkuat dugaan adanya gugus OH pada atom C-4 dan C- 4. Tidak adanya pergeseran batokromik pita I pada penambahan larutan NaOAC+H 3 BO 3 menunjukkan bahwa senyawa chalkon tersebut tidak memiliki gugus orto-dihidroksi pada cincin A. Berdasarkan hasil kajian literatur, kandungan senyawa flavonoid dari tumbuhan ashitaba terdapat gugus geranil. Spektrum IR mendukung keberadaan gugus geranil yaitu vibrasi ulur C-H alkil pada 2956,97; 2924,18; dan 2852,81 cm -1 serta vibrasi tekuk C-H alkil dan CH 3 umbrella pada 1371,43cm -1. Berdasarkan hasil analisis data uji kualitatif dan spektroskopi (UV, IR, dan LC-MS) dapat disimpulkan bahwa senyawa fenolik hasil isolasi merupakan senyawa chalkon yaitu 2,4,4- trihidroksi-3 - [(E)- 3,7-dimetil-2,6-okta-dienil] chalkon atau xanthoangelol dengan rumus molekul C 25 H 28 O 4. Struktur molekul senyawa tersebut ditunjukkan pada Gambar 1. HO Gambar 1. Struktur Senyawa Xanthoangelol Hasil Isolasi KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa senyawa fenolik hasil isolasi dari batang tumbuhan ashitaba (Angelica keiskei) merupakan senyawa chalkon yaitu 2,4,4-trihidroksi-3 - [(E)- 3,7- dimetil- 2,6 - oktadienil] chalkon (xanthoangelol) dengan rumus molekul C 25 H 28 O 4. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada LIPI Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur yang telah mengidentifikasi sampel tumbuhan ashitaba. DAFTAR PUSTAKA 1. Sembiring, Bagem Br dan Manoi, F. 2011. Identifikasi Mutu Tanaman Ashitaba. Bul Littro. 22(2): 177-185. 2. Ogawa, H., Nakamura, R., & Baba, K. 2005. Beneficial Effect to Laserpitin, A Caumarin Compound from Angelica keiskei, on Lipid Metabolism in Strokeprone Spontaneously Hypertensive Rats. Journal of Clinical and Experimental OH O OH C-68

Pharmacology and Physiology. 32: 1104-1109. 3. Kim, D. W., C-Long, M. J., Yuk, H. J., Wang, Y., Song, Y. H., Jeong, S. H., dan Park, K. H. 2014. Quantitative Analysis of Phenolic Metabolites from Different Parts of Angelica Keiskei by HPLC ESI MS/MS and their Xanthine Oxidase Inhibition. Food Chemistry 153: 20-27. 4. Akihisa, T., Tokuda, H., Ukiya, M., Iizuka, M., Schneider, S., Ogasawara, K., Mukainaka, T., Iwatsuki, K., Suzuki, T., & Nishino. H. 2003. Chalcones, Coumarines, and Flavonones from the Exudate of Angelica Keiskei and their Chemopreventive Effects. Cancer Letters. 201 : 133-137. 5. Markham, K. R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Penerjemah: Kosasih Padmawinata. Bandung : ITB. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 C-69