BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

STUDI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDA ACEH (Studi Kasus : Rute Keudah - Darusssalam) TESIS KARLIA DIRANGGA NIM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua Politeknik)

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SUBSIDI ANGKUTAN PERDESAAN MELALUI BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) DI KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

Addendum Dokumen Pengadaan

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Trayek Sidoarjo - Krian)

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T)

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

Nindyo Cahyo Kresnanto

ANALISIS TARIF BUS TRANS BALIKPAPAN TRAYEK TERMINAL BATU AMPAR- PELABUHAN FERI KARIANGAU

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Tabel IV.1 Jumlah dan Sebaran Penduduk Kota Banda Aceh

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK 011 DI KOTA TASIKMALAYA

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS SEDANG (Studi Kasus Trayek Lhokseumawe-Bireuen)

yang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

PERHITUNGAN VEHICLE OPERATION COST GUNA KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN: (STUDI KASUS SHUTTLE SERVICE TUJUAN BANDUNG-BANDARA SOEKARNO HATTA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

Pelayanan dan Tarif Speedboat Nusa Sebayang - Ruslan Effendie

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG WILAYAH PESISIR PANTAI MORODEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang semakin cepat

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini

Transkripsi:

46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode pemecahan masalah, metode pengumpulan data, dan metode analisis. 3.1 Metode Pemecahan Masalah Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang kompleks dan terkait secara sistematik. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan bagi tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui secara cermat, kritis dan sistemik. Oleh karena itu perlu dibuat suatu bagan alir (flow chart) pemecahan masalah penelitian yang menjabarkan langkah-langkah penelitian. Dengan adanya bagan alir ini diharapkan mempermudah pelaksanaan penelitian dan dapat merinci setiap tahapan pelaksanaan secara lengkap. Adapun bagan alir dalam penelitian ini meliputi : 1. Perumusan masalah yang akan dikaji agar mendapatkan tujuan penelitian yang diharapkan. 2. Studi Pustaka untuk menentukan variabel dan model analisis dalam penelitian. 3. Desain Kuesioner dengan melakukan ujicoba terhadap kuesioner hingga kuesioner dapat digunakan. 4. Pengumpulan data primer dan sekunder sekaligus dilakukan uji statistik untuk mengetahui apakah data valid atau tidak. 5. Penentuan performansi angkutan umum pada kondisi jumlah armada eksisting. 6. Penentuan kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan jumlah penumpang eksisting dan persepsi pengguna jasa. 7. Penentuan moda angkutan umum yang cocok digunakan di Kota Banda Aceh pada masa mendatang. 8. Penentuan kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan preferensi pengguna jasa terhadap moda yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai bagan alir pemecahan masalah, dapat dilihat pada Gambar III.1 46

47 Gambar III.1 Bagan Alir Pemecahan Masalah 47

48 3.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistemik dan harus memperhatikan garis yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari data yang tidak terpakai karena informasi yang diperoleh tidak relevan dengan keperluannya. Secara garis besar metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari jenis data, batas zona kajian, teknik survey, target populasi, sampling unit, sampling frame, penentuan jumlah sampel, dan metoda pengambilan sampel. 3.2.1 Jenis dan Parameter Data Seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. (a) Pengumpulan Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya, data ini berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari berbagai publikasi instansi pemerintahan di wilayah Kota Banda Aceh, di antaranya Dinas Perhubungan, Badan Pusat Statistik dan instansi atau lembaga penelitian lainnya yang terkait. Parameter data sektinder yang dibutuhkan meliputi data karakteristik daerah dan karakteristik pelayanan angkutan umum, yaitu terdiri dari : 1. Karaktenstik trayek (panjang dan lintasan). 2. Karakteristik armada Labi-Labi dan Bus Damri. 3. Kebijakan armada (ketentuan pemerintah), misalnya struktur dan besaran tarif. 4. Data demografi zona dan data lainnya yang dianggap perlu. (b) Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pada penelitian ini data primer bersumber dari keterangan masyarakat, pengemudi, pemilik kendaraan umum dan pengguna jasa angkutan umum di Kota Banda Aceh. Jenis data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 48

49 1. Data tingkat pelayanan angkutan umum saat ini 2. Data untuk menghitung kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan persepsi dan rata-rata jumlah penumpang eksisting. 3. Data Persepsi Pengguna Jasa Mengenai Tingkat Pelayanan Angkutan Umum, meliputi : Frekuensi angkutan umum per jam yang diinginkan, Headway waktu angkutan umum yang diinginkan (menit/kendaraan), Waktu tunggu rata-rata yang diinginkan (menit), Tarif Persepsi 4. Data Preferensi moda angkutan umum yang diinginkan oleh masyarakat. 5. Data estimasi jumlah penumpang per hari rute Keudah-Darussalam. 3.2.2 Teknik Survey (a) Survey Data Sekunder Bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder, dengan cara mengumpulkan atau mencatat data yang dibutuhkan dari masing-masing instansi yang terkait. (b) Survey Primer Bertujuan untuk mengumpulkan data primer berikut besaran parameternya. Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer menggunakan metoda survey lapangan, kuesioner dan wawancara. Survey primer angkutan umum rute Keudah Darussalam Kota Banda Aceh, dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Survey statis, yakni pencatatan lalu-lintas angkutan umum pada pintu masuk dan keluar Terminal Keudah serta di Jl Tentara Pelajar (Apotik Merduati) Kota Banda Aceh. Survey dilakukan melalui pencatatan plat nomor kendaraan, waktu masuk dan keluar terminal. Survey ini menghasilkan data mengenai jumlah Labi-Labi yang masuk dan keluar terminal, frekuensi pelayanan, dan rata-rata waktu tunggu angkutan di terminal. 2. Survey dinamis, dilakukan oleh surveyor dengan turut serta dalam kendaraan umum yang bergerak menurut trayek yang ada. Survey ini mencakup pencatatan terhadap lokasi naik/turun penumpang, jumlah penumpang di setiap zona pemberhentian, kecepatan, waktu dan jarak tempuh. Survey ini dilakukan pada periode yang sama dengan survey statis. 49

50 3. Survey wawancara pengemudi dan penumpang, dilakukan terhadap penumpang di dalam kendaraan umum yang digabung dalam pelaksanaan survey dinamis. Informasi yang dicatat dalam wawancara ini adalah meliputi karakteristik responden, persepsi penumpang tentang kondisi pelayanan angkutan umum saat ini, serta faktor penentu pemilihan moda pada rute Keudah-Darussalam Kota Banda Aceh. 3.2.3 Target Populasi Target populasi dalam penelitian ini adalah semua penumpang angkutan umum labi-labi yang berusia 7 tahun ke atas (usia sekolah ke atas) dan pernah menggunakan angkutan umum damri Rute Keudah - Darussalam. 3.2.4 Sampling Unit Sampling unit adalah elemen dari populasi yang menjadi target dalam penelitian ini. Sampling unit dalam estimasi permintaan angkutan umum dalam konteks penelitian ini adalah orang. 3.2.5 Sampling Frame Sampling frame dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna angkutan umum labi-labi dan damri yang sedang melakukan perjalanan pada rute Keudah Darussalam 3.2.6 Metoda Pengambilan Sampel Metoda pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metoda random sampling. Dalam metoda random sampling ini semua penumpang angkutan umum labi-labi dan damri memiliki kemungkinan yang sama untuk diambil sebagai sampel penelitian. Pemilihan sampel data dilakukan dalam pelaksanaan survai dinamis dan survai wawancara penumpang angkutan umum. 3.2.7 Penentuan Jumlah Sampel Penentuan jumlah sampel yang representatif dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (a) Melakukan survey pendahuluan (pilot survey) untuk mengumpulkan besaran parameter data yang dibutuhkan. 50

51 (b) Berdasarkan besaran parameter data tersebut, dihitung: Nilai rata-rata sampel (mean) Deviasi standar (S) Varians (S 2 ) Deviasi standar dihitung dengan rumus sebagai berikut: s ( X X ) n 1 2....(3.1) Sedangkan variansi dihitung dengan rumus: Variansi = S 2 (c) Dalam penelitian ini spesifikasi tingkat ketelitian yang diinginkan sebesar 95 % yang berarti bahwa tingkat kesalahan sampling yang dapat ditolerir tidak melebihi 5 %. Sehingga besarnya standar error yang dapat diterima (acceptable standad error), ditunjukkan dalam tabel distribusi normal adalah 1,96 dari acceptable sampling error. (d) Pada tingkat ketelitian 95 %, maka besarnya acceptable sampling error (Se) adalah sebesar 5 % dari samp1e mean sehingga: Se 0, 05 x (3.2) mean parameter yang dikaji Dengan demikian besamya acceptable standard error adalah: Se ( x) Se /1,96 (3.3) (e) Berdasarkan hasil perhitungan-perhitungan di atas, maka besarnya jumlah sampel yang representatif (n ) dihitung dengan rumus: 2 S n' ( s. e.( x)) 2.(3.4) dimana: n = jumlah sampel yang representatif S 2 = Varians atau = standard deviasi dikuadratkan S.e (x) 2 = acceptable standard error dikuadratkan 3.3 Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari analisis performansi angkutan umum, analisis kebutuhan jumlah armada optimal angkutan umum rute Keudah Darussalam Kota Banda Aceh, analisis pemilihan moda berdasarkan preferensi pengguna angkutan umum Rute Keudah Darussalam, dan Analisis kebutuhan jumlah armada optimal berdasarkan preferensi pengguna jasa terhadap moda yang diinginkan. 51

52 3.3.1 Model Analisis Performansi Angkutan Umum Model Analisis Performansi Angkutan Umum terdiri dari Analisis performansi angkutan umum dari sisi operator dan sisi pengguna jasa. 3.3.1.1 Performansi Angkutan Umum dari Sisi Operator Performansi angkutan umum dari sisi operator, dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemenuhan kepentingan operator dari sudut pandang mereka selaku pengusaha angkutan. Dalam konteks penelitian ini, penulis meninjau performansi operator dari 2 (dua) indikator Tingkat Margin Keuntungan Per Tahun dan Load Factor Rata-R ata. 1. Tingkat Margin Keuntungan Per Tahun Dalam konteks analisis ini keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan bersih yang akan diperoleh setiap operator dari selisih antara total pendapatan per tahun dengan total biaya operasi kendaraan (BOK) per tahun dalam kondisi permintaan (demand) eksisting dengan suatu jumlah alokasi armada angkutan umum tertentu (supply). Dengan demikian formulasi perhitungan margin keuntungan per tahun adalah sebagai berikut: Keuntungan / Oprt / th Total Pendapa tan/ th Total BOK / th....(3.5) Selanjutnya untuk mengetahui besarnya persentase margin keuntungan per tahun terhadap total BOK per tahun dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Keuntungan / th % M argin Keuntungan x100......(3.6) Total BOK / th Untuk mengetahui keuntungan operator, terlebih dahulu, harus dilakukan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan Per tahun dan estimasi pendapatan per tahun. A. Estimasi Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Estimasi besarnya biaya operasi kendaraan (BOK) eksisting dilakukan dengan proses sampling. Dalam hal ini akan diambil sampel pilot survey operator yang mempunyai 5 unit Labi-Labi dan juga data sekunder BOK pada operator Bus Damri. Tahapan perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK) Labi- Labi adalah sebagai berikut: 52

53 1. Melakukan pilot survey dengan mengambil 5 orang sampel secara acak. 2. Mengumpulkan data mengenai karakteristik kendaraan, angkutan umum labilabi di Kota Banda Aceh yaitu : Tipe kendaraan, Merek kendaraan,tahun pembuatan,dan Daya angkut/kapasitas tempat duduk 3. Mengumpulkan dan menghitung total biaya operasi kendaraan (BOK) yang dikeluarkan per tahun. Untuk itu diperlukan data mengenai produktivitas angkutan umum labi-labi dan Damri di Kota Banda Aceh, yang terdiri dari : Kilometer tempuh per rit, Hari operasi per bulan, Hari operasi per tahun, Jam operasi per hari. Dalam melakukan perhitungan biaya pokok, diperlukan asumsi untuk perhitungan. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan asumsi yang terdapat pada Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur (Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.687/AJ.206/DRJD/2002), sebagai berikut : Tabel III.1 Asumsi Perhitungan Biaya Pokok Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.687/AJ.206/DRJD/2002 53

54 Pada umumnya untuk menghitung biaya pokok, dasar struktur biaya pada Subbab II.8 dapat digunakan untuk setiap jenis kendaraan dan setiap jenis pelayanan angkutan. Perbedaannya adalah bahwa penambahan tingkat pelayanan, dapat dihitung secara tersendiri. Cara perhitungan biaya pokok dapat dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut: a. Pada kelompok biaya langsung, sebagian biaya dapat secara langsung dihitung per km - kendaraan, tetapi sebagian biaya lagi dapat dihitung per km kendaraan setelah dihitung biaya per tahun. b. Biaya tak langsung tidak dapat dihitung secara langsung per km- kendaraan karena komponen-komponen. 1. Biaya total per tahun pegawai selain awak kendaraan dan biaya pengelolaan. 2. Biaya perusahaan angkutan yang mempunyai lebih dari satu segmen usaha, biaya langsung dapat dialokasikan pada tiap-tiap segmen usaha. Alokasi biaya tidak langsung setiap segmen usaha didasarkan pada proporsi produksi setiap segmen usaha. Sebaliknya bagi perusahaan angkutan yang hanya menyelenggarakan satu segmen usaha, tidak diperlukan pengalokasian biaya tidak langsung. 3. Setelah dilakukan perhitungan biaya setiap segmen usaha, dilakukan perhitungan menurut jenis kendaraan. c. Biaya pokok per kendaraan-km dihitung dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung. d. Biaya pokok per kendaraan-km itu selanjutnya dibagi dengan pnp-km terjual untuk memperoleh biaya pokok per penumpang-km. Pedoman Perhitungan Komponen-Komponen Biaya terdiri dari : a. Komponen Biaya Langsung 1) Penyusutan Kendaraan Penyusutan kendaraan angkutan umum dihitung dengan menggunakan metode garis lurus Untuk kendaraan baru, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga kendaraan baru, termasuk BBN dan ongkos angkut, sedangkan untuk kendaraan lama, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga perolehan. 54

55 Nilai residu bus adalah 20% dari harga kendaraan 2) Bunga Modal Bunga modal dihitung dengan rumus Keterangan n = masa pengembalian pinjaman 3) Gaji dan tunjangan awak kendaraan Awak kendaraan terdiri dari sopir dan kondektur. Penghasilan kotor awak kendaraan berupa gaji tetap, tunjangan sosial dan uang dinas jalan / tunjangan kerja operasi. 4) Bahan Bakar minyak (BBM) Penggunaan BBM tergantung dari jenis kendaraan. 5) Ban Ban yang digunakan sebanyak 10 unit untuk bus, dengan perincian 2 ban baru dan 8 vulkanisir dengan daya tempuh 24.000 km. Ban angkutan mobil penumpang umum sebanyak 4 buah ban baru dengan daya tempuh 25.000 km. 6) Servis kecil Service kecil dilakukan dengan patokan km tempuh antar- servis, yang disertai penggantian oli mesin dan penambahan gemuk serta minyak rem. 7) Servis besar Servis besar dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau dengan patokan km tempuh, yaitu penggantian oli mesin, oli gardan, oli tranmisi, platina, busi, filter oli, kondensor. 8) Penambahan oli mesin Penambahan oli mesin dilakukan setelah km-tempuh pada jarak km tertentu. 55

56 9) Suku cadang dan bodi Biaya untuk keperluan suku cadang mesin, bagian rangka bawah (chassis) dan bagian bodi diperhitungkan per tahun sebesar 5 % dari harga bus. 10) Cuci Kendaraan Kendaraan sebaiknya dicuci setiap hari. 11) Retribusi terminal Biaya retribusi terminal per bus diperhitungkan per hari atau per bulan. 12) STNK/Pajak kendaraan Perpanjangan STNK dilakukan setiap lima tahun sekali, tetapi pembayaran pajak kendaraan dilakukan setiap tahun dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 13) Kir Kir kendaraan dilakukan minimal sekali setiap enam bulan dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 14) Asuransi (a) Asuransi kendaraan Asuransi kendaraan pada umumnya hanya dilakukan oleh perusahaan yang membeli kendaraan secara kredit bank. Namun, asuransi kendaraan perlu diperhitungkan sebagai pengamanan dalam menghadapi resiko. Biaya premi per bus per tahun. (b) Asuransi Awak Kendaraan Pada umumnya awak kendaraan wajib diasuransikan oleh perusahaan angkutan. b. Komponen Biaya Tidak Langsung 1) Biaya pegawai selain awak kendaraan Tenaga selain awak kendaraan terdiri atas pimpinan, staf administrasi, tenaga teknis dan tenaga operasi. Jumlah tenaga pimpinan, staf administrasi, tenaga teknik dan tenaga operasi tergantung dari besarnya armada yang dikelola. Biaya pegawai ini terdiri atas gaji/upah, uang lembur dan jaminan sosial Jaminan sosial berupa : - Tunjangan perawatan kesehatan; 56

57 - Pakaian dinas - Asuransi kecelakaan - Tunjangan lain-lain 2) Biaya Pengelolaan (a) Penyusutan bangunan kantor (b) Penyusutan bangunan dan peralatan bengkel Masa penyusutan butir (1) & (2) diperhitungkan selama 5 s/d 20 tahun tergantung dari keadaan fisik bangunan tanpa harga tanah. (c) Masa penyusutan inventaris/alat kantor (diperhitungkan 5 tahun) (d) Masa penyusutan sarana bengkel (diperhitungkan selama 3 s/d 5 tahun) (e) Administrasi kantor (biaya surat menyurat, biaya alat tulis menulis) (f) Pemeliharaan kantor (misalnya, pengecatan kantor) (g) Pemeliharaan pool dan bengkel (h) Listrik dan air (i) Telepon dan telegram serta porto (j) Biaya perjalanan dinas Biaya perjalanan dinas meliputi perjalanan dinas pimpinan, staf administrasi, teknisi dan tenaga operasi (noncrew). (k) Pajak Perusahaan (l) Izin trayek Izin trayek ditentukan berdasarkan peraturan daerah yang bersangkutan dan rute (m) Izin usaha (n) Biaya pemasaran (biaya promosi) (o) Biaya lain-lain Contoh adalah biaya pengelolaan yang tidak termasuk dalam unsur biaya pada butir (a) s.d. (n). B. Estimasi Pendapatan Per Tahun Pada Rute Formal Trayek Perhitungan estimasi pendapatan operator, dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 57

58 1. Estimasi jumlah penumpang per rit per kendaraan (Pnp/kend/rit) adalah Jumlah penumpang yang terangkut per kendaraan untuk setiap rit perjalanan. 2. Estimasi jumlah penumpang per hari per kendaraan (Pnp/kend/hari) Pnp / kend / hari pnp / kend / rit x Jmlh Rit / hari 3. Estimasi jumlah penumpang per kendaraan per tahun. Pnp / kend / th pnp / kend / hr x Jmlh hr operasi / th 4. Tarif Formal yaitu Rp 2.500 (Tarif flat) 5. Model estimasi pendapatan kotor (gross revenue) per tahun PD / th Pnp / kend / th x Tarif PD /tahun = pendapatan per operator per tahun 2. Load Factor Rata-R ata Secara umum, load factor adalah perbandingan antara kapasitas terpakai (V) dengan kapasitas tersedia (C) yang dinyatakan dalam besaran ratio ataupun prosentase. 3.3.1.2 Performansi Angkutan Umum dari Sisi User Dari sisi pengguna jasa, evaluasi performansi angkutan umum dimaksudkan untuk menilai tingkat pelayanan (level of service) yang dapat dinikmati oleh pengguna jasa dalam kondisi permintaan (demand) dan penawaran (supply) angkutan umum eksisting. Dalam konteks penelitian ini atribut tingkat pelayanan (level of service) dari sisi pengguna jasa yang dianalisis terdiri dari: (a) Frekuensi Angkutan Umum Per Jam Menurut Morlok (1995:337), bahwa hubungan antara volume (frekuensi) kendaraan/jam dengan jumlah armada (fleet) dan waktu siklus dapat diformulasikan sebagai berikut: n q t.(3.7) r dimana: q = volume / frekuensi kendaraan/jam n = jumlah armada yang dioperasikan t r = round trip time (waktu siklus PP) 58

59 Mengacu kepada persamaan di atas, maka perhitungan volume/frekuensi angkutan umum per jam pada suatu jumlah FLEET tertentu dihitung dengan rumus: Jumlah Fleet F / jam.(3.8) Waktu Siklus PP dimana: Waktu siklus PP adalah waktu perjalanan pulang pergi (round trip) (b) Headway Waktu Rata-Rata Antar Angkutan Umum Headway waktu rata-rata (menit) dari dua kendaraan (angkutan umum) didefinisikan sebagai interval waktu antara saat dimana bagian depan satu kendaraan angkutan urnum melewati suatu titik sampai saat bagian depan kendaraan angkutan umum berikutnya melewati titik yang sama. Morlok (1975:192) memberikan dasar hubungan headway waktu rata-rata tersebut dengan persamaan sebagai berikut: h 1 60 ' t q q / jam dimana: h t = headway waktu rata-rata.(3.9) q = frekuensi atau volume kendaraan per jam 60 = jumlah menit dalam 1 jam (c) Waktu Tunggu Penumpang Rata-Rata Dalam mengestimasi waktu tunggu diasumsikan bahwa kedatangan angkutan umum bersifat acak dan tidak berdasarkan jadwal yang jelas, sehingga ratarata waktu tunggu yang dialami oleh pengguna jasa adalah sama dengan setengah dan headway waktu. Waktu tunggu rata-rata yang terbentuk pada tingkat fleet tertentu dihitung dengan mmus: W t 1 2 dimana: x h t W t = waktu tunggu rata-rata h t = headway keseimbangan....(3.10) 59

60 3.3.2 Metode Analisis Persepsi Pengguna Jasa Mengenai Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Survey persepsi pengguna jasa mengenai tingkat pelayanan angkutan umum dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana kondisi performansi angkutan umum, yaitu tingkat pelayanan angkutan umum yang diinginkan pengguna jasa. Dalam hal ini survey persepsi pengguna jasa mengenai tingkat pelayanan angkutan kota meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Frekuensi angkutan umum /jam yang diinginkan b. Rata-rata headway waktu antar angkutan umum yang diinginkan c. Rata-rata waktu tunggu angkutan umum yang diinginkan, dan d. Tarif rata-rata per penumpang yang diinginkan. Untuk mendapatkan informasi mengenai ketiga atribut tingkat pelayanan di atas, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pilot survey dengan mengambil sebanyak 60 orang sampel. 2. Menghitung rata-rata (mean) dari: Frekuensi angkutan umum (kendaraan/jam) yang diinginkan Headway waktu (kendaraan/menit) yang diinginkan Waktu tunggu (menit) yang diinginkan 3. Melakukan Analisis statistik untuk mengetahui jumlah sampel pengguna jasa yang representatif. 4. Melakukan survey untuk sejumlah sampel representatif. 5. Kemudian menghitung rata-rata: frekuensi angkutan umum (kendaraan/jam) yang diinginkan oleh total sampel headway waktu (kendaraan/menit) yang diinginkan oleh total sampel waktu tunggu (menit) yang diinginkan oleh total sampel Tarif per penumpang yang diinginkan oleh total sampel. Tingkat pelayanan yang diperoleh berdasarkan hasil survey persepsi pengguna jasa di atas dijadikan dasar dalam menentukan jumlah armada dari sudut kepentingan pengguna jasa. 60

61 3.3.3 Analisis Kebutuhan Jumlah Armada Optimal Kebutuhan jumlah armada adalah jumlah alokasi armada yang dianggap dapat memenuhi kepentingan operator dan pengguna jasa secara simultan berdasarkan potensi demand hasil estimasi. Keputusan mengenai kebutuhan jumlah armada pada penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut : a. Kriteria dari Sudut Pandang Operator. Tercapainya tingkat margin keuntungan per tahun sebesar 10 %dari total BOK per tahun. b. Kriteria dari Sudut Pandang Perspesi Pengguna Jasa. Terciptanya tingkat pelayanan angkutan yang dapat memenuhi keinginan pengguna jasa sebagaimana hasil survey. Berdasarkan kedua kriteria di atas, maka keputusan jumlah armada optimal ditentukan dengan mencari alternatif fleet yang secara simultan dapat memenuhi kriteria dari sudut pandang operator dan pengguna jasa. 3.3.4 Analisis Pemilihan Moda Dalam pemilihan moda transportasi, terdapat dua aspek yang menjadi pertimbangan pelaku perjalanan, yaitu aspek penawaran (variabel pelayanan yang disediakan oleh tiap moda), dan aspek permintaan (variabel yang melekat pada diri individu pelaku perjalanan sebagai pengambil keputusan, diwakili oleh variabel sosial ekonomi). Moda transportasi yang digunakan oleh pengguna angkutan umum Rute Keudah Darussalam terdiri dari dua moda, yaitu angkutan umum labi-labi dan angkutan damri, maka pendekatan yang digunakan adalah Logit Biner. Tahapan analisis dalam pemilihan moda terdiri beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan variabel tingkat pelayanan (kemudian ditanyakan melalui kuesioner) 2. Memberikan kuesioner terhadap responden pengguna angkutan umum rute Keudah-Darussalam. 3. Mengkonversi data kualitatif menjadi kuantitatif. 4. Mencari nilai selisih variabel antar moda Labi-Labi dan Bus Damri. 61

62 5. Melakukan parameterisasi dengan software SPSS dengan teknik LR motode Forward Selection with the Likehood Ratio Criterion. 6. Terpilihnya variabel pelayanan sebagai pembentuk model fungsi utilitas moda (z). 7. Diperoleh model probabilitas pemilihan moda Labi-Labi dengan rumus : 1 Prob ( Labi-Labi ) =..(3.11) z 1 e Variabel-variabel signifikan yang mempengaruhi pengguna jasa dalam memilih moda transportasi angkutan umum Rute Keudah Darusssalam, untuk keperluan pembentukan model Logit Biner adalah sebagai berikut : Tabel III.2 Parameter Utilitas Moda Parameter Utilitas Moda Total waktu tempuh selama perjalanan dari Keudah-Darussalam WP Total waktu tunggu hingga kendaraan berangkat WT O X 1 Total Biaya perjalanan Keleluasaan tempat duduk Resiko kecelakaan X 2 Resiko kehilangan/kerusakan barang X 3 Kebisingan, goncangan atau getaran X 4 Kebersihan dan kesejukan ruangan X 5 Unsur prestise (gengsi) X 6 Perilaku supir (cara menyetir) X 7 Kemudahan mendapatkan angkutan umum X 8 Sumber : Referensi berbagai sumber terdahulu Analisis Kebutuhan Armada Berdasarkan Preferensi Terhadap Moda yang Diinginkan Pengguna Jasa Setelah memperoleh preferensi terhadap moda yang oleh pengguna jasa, maka dilakukan perhitungan kebutuhan armada optimal rute Keudah-Darussalam. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu : 1. Mengetahui probabilitas terhadap moda Labi-Labi dan moda Damri 2. Mengetahui demand terhadap angkutan umum rute Keudah Darussalam, dengan cara menjumlahkan penumpang terangkut Labi-Labi dan Bus Damri. 3. Mengetahui estimasi jumlah pengguna motor pada rute Keudah-Darussalam. 62

63 4. Menghitung jumlah pengguna Bus Damri, dengan cara mengalikan probabilitas moda Bus Damri dengan demand rute Keudah Darussalam. 5. Menghitung jumlah pengguna labi-labi, dengan cara mengurangi demand rute Keudah Darussalam dengan pengguna motor. Setelah itu dikurangi lagi dengan jumlah pengguna Bus Damri. 6. Menghitung kebutuhan armada optimal rute Keudah Darusalam berdasarkan preferensi terhadap moda yang diinginkan. 63