ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KABUPATEN TAPANULI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI UJUNG GURAP UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGOLAHAN AIR IRIGASI

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

EVALUASI KINERJA KANTONG LUMPUR DAN SALURAN BENDUNG NOTOG DALAM MELAYANI KEBUTUHAN IRIGASI

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

EVALUASI KINERJA PENYALURAN AIR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN. dengan penguapan suhu tanaman akan relatif tetap terjaga. Daerah Irigasi di Sumatera Utara adalah Daerah Irigasi Sungai Ular.

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI UJUNG GURAP UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGOLAHAN AIR IRIGASI. Disusun Oleh:

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

Irigasi Dan Bangunan Air. By: Cut Suciatina Silvia

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB I PENDAHULUAN. Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah sebagai

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

ANALISIS ALIRAN AIR MELALUI BANGUNAN TALANG PADA DAERAH IRIGASI WALAHIR KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KANTONG LUMPUR DI.AEK SIGEAON PADA BENDUNG AEK SIGEAON KABUPATEN TAPANULI UTARA PROPINSI SUMATERA UTARA

ANALISA NERACA AIR DAERAH IRIGASI PANCA ARGA DI KABUPATEN ASAHAN

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

Dosen Pembimbing. Ir. Saptarita NIP :

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

ANALISIS OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI WADUK KEULILING KABUPATEN ACEH BESAR MHD. TRI UTOMO

MENENTUKAN AWAL MUSIM TANAM DAN OPTIMASI PEMAKAIAN AIR DAN LAHAN DAERAH IRIGASI BATANG LAMPASI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMPUH ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30" LS sampai 7 o

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA DAERAH IRIGASI MEGANG TIKIP KABUPATEN MUSI RAWAS

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR YOGI OKTOPIANTO

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN HUJAN EFEKTIF DI DESA REMPANGA - KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran.

OPTIMALISASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI SENGEMPEL, KABUPATEN BADUNG

Keywords: water supply, water demand, water balance,cropping

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG

STUDI PERENCANAAN SALURAN TERSIER DENGAN TINJAUAN KECEPATAN MINIMUM ALIRAN DI DAERAH IRIGASI KEDUNG BRUBUS KECAMATAN PILANGKENCENG, KABUPATEN MADIUN.

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

Oleh: Made Sudiarsa 1 Putu Doddy Heka Ardana 1

KAJIAN PENGARUH HUJAN DAN DEBIT AIR TERHADAP OPERASI BANGUNAN PENGAMBILAN (INTAKE) DI BENDUNG SEWU MADIUN

Analisis Hidrologi Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Pakkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

PERHITUNGAN KANTONG LUMPUR DAERAH IRIGASI SEI BELUTU HA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI LAPORAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (KASUS DAERAH PACITAN) (279A)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang. Peningkatan produktifitas tanaman dapat dilakukan dengan cara

STUDI POTENSI SUPLESI SUNGAI SILAU KE SUNGAI BUNUT UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DI D.I. SERBANGAN DAN D.I. PANCA ARGA

EVALUASI KINERJA SALURAN JARINGAN IRIGASI JEURAM KABUPATEN NAGAN RAYA

EVALUASI DAERAH IRIGASI BENGAWAN JERO KABUPATEN LAMONGAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

EVALUASI KESEIMBANGAN AIR DALAM PENGOPTIMALAN DAERAH IRIGASI (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR)

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

Analisis Ketersediaan Air Sungai Talawaan Untuk Kebutuhan Irigasi Di Daerah Irigasi Talawaan Meras Dan Talawaan Atas

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN. Bakhtiar

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

BAB IV METODOLOGI. Pengumpulan Data: Pengolahan Data. Perencanaan. Gambar 4.1 Metodologi

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

Transkripsi:

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KABUPATEN TAPANULI SELATAN Wenni Wulandari 1 dan Ahmad Perwira Mulia Tarigan 2 1 Mahasiswa Daepartemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email : wenniwulandari@yahoo.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email : a.perwira@usu.ac.id ABSTRAK Irigasi adalah sistem pemberian air yang baik agar jumlah air yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman. Untuk menjaga agar kuantitas air irigasi tetap terjaga, diperlukan bangunan kantong lumpur agar dapat mengendapkan sedimen sehingga tidak masuk ke saluran irigasi. Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan metode F.J.Mock untuk menghitung debit andalan dan kebutuhan air berdasarkan pola tanam yang direncanakan. Selain itu juga digunakan metode Shield untuk menghitung kebutuhan dimensi kantong lumpur. Tujuan analisis ini adalah untuk mendapatkan pola dan masa tanam yang tepat pada Irigasi di daerah Paya Sordang, serta mendimensi ulang kantong lumpur yang ada. Dari hasil analisis, debit andalan terbesar yang diperoleh yaitu 19,39 m 3 /det dengan kebutuhan air maksimum sebesar 0,93 lt/dt/ha. Kata kunci: Analisis Kebutuhan Air, kantong lumpur, debit andalan. ABSTRACT Irrigation is a water delivery systems on the plants which purpose is to provide the water that needed by plants. in order to keep the stabilization of quantity irrigation water, the settling basin is required to precipitate the sediment so it doesn't get into the irrigation canal. This thesis use the FJ MOck method to calculate the main discharge and water requirement that based on planned cropping pattern. In addition, the shield method is used to calculate the dimention of settling basin. The purposes of this analysis is to get a pattern and the exact planting time in Paya Sordang Irrigation, and to re-dimension the existing settling basin. From the analysis, the highest main discharge is 19,39 m3/det with the maximum requirement water is 0,93 lt/dt/ha. Keywords: The Analysis of Requirement Water, Settilng Basin, Main Discharge 1. PENDAHULUAN Latar belakang Air merupakan faktor yang penting dalam bercocok tanam. Dalam peningkatan produksi pangan, irigasi mempunyai peranan untuk menyediakan air tersebut. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan air antara lain, cara pemberian air, banyaknya hujan yang turun, waktu penanaman, pengolahan tanah, pengaturan pola tanam, dan cara pengelolaan serta pemeliharaan saluran dan bangunan yang ada. Dalam pengolahan air tersebut banyak permasalahan yang terjadi, misalnya saja pembagian air yang kurang proporsional mengakibatkan kekurangan air, terutama pada saluran-saluran sekunder yang berada paling ujung atau hilir. Untuk itu pengoptimalan ketersediaan air dapat menjadi solusi agar produksi meningkat. Pengelolaan bangunan air juga sangat penting dalam irigasi. Dasar sungai biasanya tersusun oleh endapan dari material angkutan sedimen yang terbawa oleh aliran sungai dan masuk ke saluran irigasi. Sedimentasi yang cukup tinggi akan membuat kapasitas saluran irigasi berkurang. Untuk itu perlu dikonstruksikan bangunan kantong lumpur yang berfungsi mengendapkan sedimaen agar tidak masuk ke saluran irigasi.

2. TINJAUAN PUSTAKA Debit Andalan Debit andalan adalah debit yang selalu tersedia sepanjang tahun. Dalam penelitian ini debit andalan merupakan debit yang memiliki probabilitas 80%. Debit dengan probabilitas 80% adalah debit yang memiliki kemungkinan terlampaui sebesar 80% dari 100% kejadian. Jumlah kejadian yang dimaksud adalah jumlah data yang digunakan untuk menganalisis probabilitas tersebut. Jumlah data minimum yang diperlukan untuk analisis adalah lima tahun dan pada umumnya untuk memperoleh nilai yang baik data yang digunakan hendaknya berjumlah 10 tahun data. Debit minimum sungai dianalisis atas dasar debit hujan sungai. Dalam analisi ini, dikarenakan minimalnya data maka metode perhitungan debit andalan menggunakan metode simulasi perimbangan air dari Dr. F.J.Mock (KP.01,1986). Dengan data masukan dari curah hujan di Daerah Aliran Sungai, evapotranspirasi, vegetasi dan karakteristik geologi daerah aliran. Kebutuhan Air Sawah Kebutuhan air untuk tanaman pada suatu jaringan irigasi merupakan air yang dibutuhkan untuk tanaman untuk pertumbuhan yang optimal tanpa kekurangan air yang dinyatakan dalam Netto Kebutuhan Air Lapangan atau Net Field Requirement, NFR. Kebutuhan air bersih disawah (NFR) dipengaruhi oleh faktor-faktor NFR seperti penyiapan lahan, pemakaian konsumtif, penggenangan, efisiensi irigasi, perkolasi dan infiltrasi, dengan memperhitungkan curah hujan efektif (KP-01,1986). Bedanya kebutuhan pengambilan air irigasi (DR) juga ditentukan dengan memperhitungkan faktor efisiensi irigasi secara keseluruhan (e). Perhitungan kebutuhan air irigasi dengan rumus sebagai berikut: NFR = Etc + P + WLR Re 2. 1 DR = (NFR x A)/e 2. 2 di mana NFR = kebutuhan air irigasi di sawah, DR = kebutuhan air di pintu pengambilan, Etc = penggunaan konsumtif, P = perkolasi, WLR = penggantian lapisan air, Re = curah hujan efektif, A =luas areal irigasi rencana, dan e = efisiensi irigasi. Bangunan Kantong Lumpur Bangunan kantong lumpur merupakan bangunan pelengkap atau bagian dari bangunan utama yang berfungsi untuk mengelakkan angkutan sedimen dasar dan layang terutama fraksi pasir dan yang lebih besar agar tidak masuk ke jaringan pengairan. Bangunan kantong lumpur pada umumnya dibangun di hilir bangunan pengambil (intake) sebelum masuk ke saluran induk. 2. 3 di mana L = panjang kantong lumpur, B = lebar kantong lumpur, Q rencana. = debit rencana, dan w = kecepatan jatuh Dimensi kantong sebaiknya juga sesuai dengan kaidah bahwa L/B > 8, untuk mencegah agar aliran tidak meander di dalam kantong. Apabila topografi tidak memungkinkan diturutinya kaidah ini, maka kantong harus dibagi-bagi ke arah memanjang dengan dinding-dinding pemisah (divider wall) untuk mencapai perbandingan antara L dan B ini. 3. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data Pada penelitian ini didukung oleh data yang diperoleh dan dari berbagai sumber, antara lain: 1. Studi literatur, merupakan pengumpulan data dari buku, makalah, jurnal dan catatan kuliah yang berkaitan dengan studi.

2. Data primer, merupakan data utama yang diperlukan dalam penelitian ini. Data primer berupa dokumentasi lokasi penelitian dan pengambilan sampel sedimen. 3. Data sekunder, merupakan data pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data sekunder ini berupa data klimatologi, curah hujan dan data hidrolis. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi, lembaga masyarakat, dan pihak terkait yang berhubungan dengan pembahasan. Metode pengolahan data 1. Data sedimen dan data hidrolis dianalisis dengan metode Shield dam rumus Strickler untuk menghitung kebutuhan dimensi kantong lumpur Daerah Irigasi Paya Sordang. 2. Data curah hujan dan klimatologi dianalisis dengan metode F.J.Mock untuk menghitung debit andalan, mengatur pola tanam dan menghitung kebutuhan air irigasi. Secara garis besar metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. Studi Literatur Pengumpulan Data Curah Hujan Klimatologi Data Sedimen Data Hidrolis Evapotraspirasi Debit Andalan Jenis Tanaman Analisa Pola Tanam Kebutuhan Dimensi Kantong Lumpur Kebutuhan Air Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1.1 Diagram Alir Metode Penelitian

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perhitungan Curah Hujan Regional Data hujan yang diperoleh dari 4 (empat) stasiun penakar hujan, yaitu St. Pengkolan, St. Pintu Padang, St. Sayurmatinggi dan St. Siabu digunakan untuk menghitung curah hujan regional untuk DAS Batang Angkola. Metode yang digunakan adalah metode rata-rata aljabar. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Curah Hujan Regional DAS Batang Angkola Curah Hujan Efektif Curah hujan efektif didefenisikan sebagai bagian dari keseluruhan curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air bagi tanaman. Besaran curah hujan efektif diprediksikan sebesar 70% dari curah hujan tengah bulanan dengan probabilitas 80%. R eff = R 80 2. 4 Debit Andalan Batang Angkola dengan F.J.Mock Debit andalan 80% ialah debit dengan kemungkinan terpenuhi 80% atau tidah terpenuhi 20% dari periode waktu tertentu. Data yang menjadi paremater dalam menentukan debit andalan antara lain: 1. Data curah hujan bulanan rata-rata. 2. Data evapotranspirasi potensial. 3. Data jumlah harian hujan. Qn = Ron x A 2. 5

di mana Qn = banyaknya air yg tersedia dari sumbernya, periode n (m 3 /dtk), (catchment area) km 2. dan A = luas daerah tangkapan Hasil perhitungan debit andalan dapat di lihat pada Tabel 1.2. Tabel 1. 2 Debit Andalan DAS Batang Angkola Bulan R 80 Curah Hujan Efektif Untuk Padi Debit Andalan Januari 1 46,96 2,19 15,37 2 49,19 2,30 17,35 Pebruari 1 41,33 1,93 16,51 2 41,61 1,94 17,15 Maret 1 34,47 1,61 13,89 2 40,46 1,89 15,89 April 1 36,12 1,69 14,67 2 37,95 1,77 15,50 Mei 1 35,46 1,65 12,94 2 34,14 1,59 15,20 Juni 1 28,25 1,32 14,15 2 41,52 1,94 16,00 Juli 1 26,08 1,22 12,09 2 23,16 1,08 13,36 Agustus 1 24,50 1,14 11,47 2 49,09 2,29 18,08 September 1 36,30 1,69 15,30 2 44,30 2,07 16,26 Oktober 1 69,06 3,22 18,97 2 58,97 2,75 19,39 Nopember 1 61,16 2,85 17,93 2 46,88 2,19 16,33 Desember 1 34,54 1,61 13,31 2 55,61 2,59 18,45 Pola Tanam Pengaturan pola tata tanam adalah kegiatan mengatur awal masa tanam, jenis tanaman dan varietas tanaman dalam suatu tabel perhitungan. Varietas pola tanam yang dipakai yaitu padi-padi-palawija. Tujuan utama dari penyusunan pola tanam adalah untuk mendapatkan besaran kebutuhan air irigasi pada musim kemarau sekecil mungkin. Dari perhitungan debit andalan dapat direncanakan pola tanam seperti pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Pola tanam untuk masa tanam awal november OKT NOP DES JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 L P P A D I L P P A D I PALAWIJA Masa tanam padi dimulai pada awal November dan pertengahan Maret. Palawija dimulai pada awal Agustus.

Kebutuhan Air di DI Paya Sordang Kebutuhan air untuk tanaman pada suatu jaringan irigasi merupakan air yang dibutuhkan untuk tanaman untuk pertumbuhan yang optimal tanpa kekurangan air yang dinyatakan dalam Netto Kebutuhan Air Lapangan. Data yang diperlukan untuk menetukan kebutuhan air bersih disawah adalah pola tanam, waktu penyiapan lahan, pemakaian konsumtif, penggantian lapisan air, evapotranspirasi dan curah hujan efektif. NFR = Etc + P + WLR Re 2. 6 DR = (NFR x A)/e 2. 7 di mana Eto = evapotranspirasi potensial, dan Etc = Evapotranspirasi tanaman. Hasil perhitungan dapat di lihat pada Tabel 1.4 Tabel 1. 4 Kebutuhan Air Irigasi Paya Sordang Bulan NFR (lt/dt/ha) Januari 1 0,52 2 0,62 Pebruari 1 0,39 2 0,26 Maret 1 2 0,92 April 1 0,93 2 0,92 Mei 1 0,58 2 0,59 Juni 1 0,73 2 0,54 Juli 1 0,18 2 0,14 Agustus 1 0,37 2 0,43 September 1 0,44 2 0,38 Oktober 1 0,19 2 0,10 Nopember 1 0,77 2 0,85 Desember 1 0,91 2 0,40

Analisis Kebutuhan Kantong Lumpur Debit Rencana Debit rencana diperoleh dari kebutuhan air irigasi maksimum untuk seluruh areal persawahan yang diambil dari sungai (DR). Maka, Lebar Kantong Lumpur Gambar 1.2 Hubungan antara Diameter Saringan dan Kecepatan Endap untuk Air Tenang (KP-02, 1986) Di Indonesia dipakai suhu air sebesar 20 C. Dengan diameter 70 atau 0,07 mm, dari diagram Shield diatas kecepatan endap w menjadi 4 mm/det atau 0,004 m/det. Maka B dapat dihitung dengan Persamaan 2.3. Karena L/B > 8, maka dapat dihitung : B< 13.9 m dan L> 112.2 m. Ambil B= 10 m

Volume Kantong Lumpur Untuk menghitung volume kantong lumpur dipakai asumsi bahwa air yang dielakkan mengandung 0,5 sedimen yang harus diendapkan., ambil saja 1900 m 3 Untuk menghitung dimensi saluran digunakan parameter-parameter rumus Strickler. Menentukan kemiringan energi di kantong lumpur selama eksploitasi normal, digunakan rumus Strickler berikut: dimana v n = kecepatan rata-rata selama eksploitasi normal (m/detik), k s = koefisien kekasaran (m 1/3 /det), R n = jari-jari hidraulis selama eksploitasi normal (m), i n = kemiringan energi selama eksploitasi normal, Q n = kebutuhan pengambilan rencana, dan A n = luas basah eksploitasi normal (m 2 ). 2. 8 2. 9 Penentuan i s Sedimen di dalam kantong berupa pasir. Untuk asumsi awal dalam menentukan i s, kecepatan aliran untuk pembilasan diambil 1.5 m/dt. Debit untuk pembilasan diambil : Panjang kantong Lumpur Untuk menghitung panjang kantong lumpur digunakan rumus berikut: di mana V = volume, b = lebar, L = panjang, i s = kemiringan energi pada saat pembilasan, dan i n = kemiringan energi saat normal. 2. 10

5. KESIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari analisis kebutuhan air didapat kebutuhan air maksimum 0,93 lt/dt/ha dan kebutuhan air terkecil 0,15 lt/dt/ha. 2. Debit andalan Sungai Batang Angkola dengan metode F.J. Mock didapat nilai debit andalan maksimum 19,39 m 3 /dt pertengahan Oktober dan debit andalan minimum 11,47 m 3 /dt pada awal bulan Agustus. 3. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan 3 alternatif pola tanam, maka digunakan alternatif ketiga, dimana NFR maksimumnya paling kecil. Pola tanam yang digunakan yaitu padi-padi-palawija dimana masa tanam dimulai pada awal November. 4. Dari analisis dimensi kantong lumpur didapat lebar B =10 m dan panjang L= 280 m. DAFTAR PUSTAKA Aprisal, D., 2011, Analisa Hidraulis Bangunan Kantong Lumpur (Settling Basin) pada Daerah Irigasi Sungai Ular, Tugas Akhir Teknik Sipil, USU, Medan. Direktorat Jenderal Pengairan, 1986, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi (KP-01), Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada, Bandung. Dirjen. Pengairan Dept. Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (KP-02), CV, Galang Persada, Bandung. Hanwar, S., dan Herdianto, R., 2007, Desain Bangunan Penangkap Sedimen dengan Teknologi Baffle (Sekat), Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, Unand, Padang. Hariatma, A., 2012, Analisis Optimalisasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Namu Rambe Kabupaten Deli Serdang, Tugas Akhir Teknik Sipil, USU, Medan. Sosrodarsono, S., dan Kensaku, T., 1978, Hidrologi Untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Yang, C.T., 2003, Sediment Transport Theory and Practice. Krieger Publishing Company, Malabar, Florida.