Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

dokumen-dokumen yang mirip
Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2015)

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

Transkripsi:

Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan pemerintah daerah. Penjelasan yang diberikan dalam publikasi ini bersifat praktis, sehingga memudahkan pengguna data untuk memahami isinya. Apresiasi dan penghargaan kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu penyelesaian publikasi ini. Disadari bahwa buku ini mungkin belum memenuhi harapan pengguna data. Oleh karenanya, kritik dan saran demi penyempurnaan publikasi ini di masa mendatang sangat diharapkan. Semoga publikasi ini bermanfaat. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si. NIP. 19610709 199003 1 001 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 i

ii Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Halaman I. Penduduk... 1 1.1. Laju Pertumbuhan Penduduk.... 3 1.2. Distribusi Penduduk... 4 1.3. Komposisi Penduduk... 6 a. Sex Ratio... 6 b. Dependency Ratio... 7 c. Piramida Penduduk... 8 i iii v ix xi II. Tenaga Kerja...... 11 2.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 14 2.2. Penduduk yang Bekerja. 15 2.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)... 16 2.4. Status Pekerjaan..... 19 III. Pendidikan... 23 3.1. Angka Melek Huruf... 27 3.2. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan... 30 3.3. Rata-Rata Lama Sekolah... 33 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 iii

IV. Kemiskinan... 37 4.1. Penduduk Miskin... 40 4.2. Garis Kemiskinan... 43 4.3. Indeks P1 dan Indeks P2... 46 V. Ekonomi... 49 5.1. Pertumbuhan Ekonomi... 51 5.2. Nilai PDRB... 53 5.3. PDRB Kabupaten/Kota... 55 5.4. Inflasi di Kota Batam dan Tanjungpinang... 56 VI. Indikator Keuangan Pemerintah Daerah... 61 6.1. Pendahuluan... 63 6.2. Struktur Penerimaan Pemerintah Daerah.. 64 6.3. Rasio Pendapatan Pemerintah Daerah terhadap PDRB... 66 6.4. Perbankan... 67 iv Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

DAFTAR TABEL Halaman 1.1. Jumlah Penduduk dan LPP Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota 2000-2012... 4 1.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2012 5 1.3. Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2012... 6 1.4. Dependency Ratio Provinsi Kepulauan Riau,2012 7 1.5. Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2012... 9 2.1. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan dan Jenis Kelamin, Agustus 2012... 15 2.2. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2012... 18 2.3. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Tingkat Pendidikan, Agustus 2012... 18 2.4. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Agustus, 2012... 19 2.5. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan, Agustus 2012... 20 2.6. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Kabupaten/Kota, Agustus, 2012... 20 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 v

3.1. Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, Tahun 2011-2012 (%)... 28 3.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2012... 30 3.3. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Klasifikasi Daerah, 2012... 32 3.4. Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2011-2012... 34 4.1. Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret 2012 dan Maret 2013... 41 4.2. Peranan Komoditi Terhadap Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret 2013... 44 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, 2011-2012... 52 5.2. PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku menurut Sektor, 2011-2012... 54 5.3. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2011-2012... 55 5.4. Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang menurut Kelompok Barang dan Jasa, 2012... 58 5.5. Inflasi di 16 Kota di Pulau Sumatera, 2011-2012.. 59 vi Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

6.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2011-2012... 65 6.2. Rasio Pendapatan Daerah terhadap PDRB... 66 6.3. Jumlah Bank di Provinsi Kepulauan Riau menurut Jenisnya, Tahun 2010-2012... 67 6.4. Jumlah Aktiva menurut Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau, pada Akhir Periode Tahun 2010-2012 (juta rupiah)... 69 6.5. Posisi Akhir Tahun Pinjaman Perbankan menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau, 2012 (juta rupiah)... 69 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 vii

viii Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

DAFTAR GAMBAR Halaman 1.1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menuru7 Kabupatebn/Kota, 2012... 5 1.2. Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Riau, 2012... 8 2.1. Persentase Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan, Agustus 2012... 16 2.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/kota Agustus 2012... 17 3.1. Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota 2011-2012... 29 3.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2012... 31 4.1. Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau, Maret 2007-Maret 2013... 42 4.2. Persentase Penduduk Miskin provinsi Kepulauan Riau, Maret 2007-Maret 2013... 43 4.3. Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau, Maret 2008-Maret 2013... 45 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 ix

4.4. P 1 dan P 2 Provinsi Kepulauan Riau, Maret 2007- Maret 2013... 47 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, 2011-2012... 53 5.2. Persentase Sektor Ekonomi Terhadap Total PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2012... 54 5.3. Inflasi Kota Batam, Januari-Desember 2012... 57 5.4. Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari-Desember 2012... 58 6.1. Struktur Penerimaan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2012 (%)... 64 6.2. Jumlah Bank di Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2012... 68 x Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 73 2. Peta Jumlah Penduduk Laki-laki Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 74 3. Peta Jumlah Penduduk Perempuan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 75 4. Peta Persebaran Penduduk dan Perbandingan Penduduk Laki-laki Perempuan di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 76 5. Peta Sex Ratio Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 77 6. Peta Angka Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 78 7. Peta Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 79 8. Peta Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 80 9. Peta Jumlah Aktiva Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012... 81 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 xi

Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 xi

Penduduk 1. Penduduk Penduduk dalam pembangunan mempunyai peran sebagai pelaku (subjek) dan juga sebagai tujuan (objek). Suatu pembangunan dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas (misalnya; mengurangi jumlah penduduk miskin, menurunkan tingkat pengangguran, menyediakan pendidikan, dan kesehatan yang terjangkau bagi semua penduduk). Penduduk sangat mempengaruhi dinamika pembangunan, jumlah penduduk yang besar diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, pembangunan kependudukan memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembangunan, terutama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masalah utama kependudukan di Provinsi Kepulauan Riau adalah: laju pertumbuhan yang tinggi, penyebaran yang tidak merata, dan migrasi penduduk yang masuk cukup besar. 1.1. Laju Pertumbuhan Penduduk Selama Periode tahun 2010-2012 (lihat Tabel 1.1.), Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Provinsi Kepulauan Riau sebesar 4,89% per tahun. Jika dilihat LPP kabupaten/kota cukup bervariasi, Kota Batam mempunyai LPP paling besar Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 3

Penduduk yaitu sebesar 6,20% per tahun, sementara Kabupaten Lingga mempunyai LPP yang terkecil yaitu sebesar 2,75% per tahun. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk dan LPP Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2000-2012 Penduduk LPP (%) Kabupaten/Kota 2000 2010 2012 2000-2010 2010-2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) [01] Karimun 171.405 212.561 225.861 2,18 3,08 [02] Bintan 110.068 142.300 151.510 2,60 3,19 [03] Natuna 52.741 69.003 74.615 2,72 3,99 [04] Lingga 79.451 86.244 91.054 0,82 2,75 [05] Kepulauan Anambas 28.510 37.411 39.784 2,75 3,12 [71] Batam 455.103 944.285 1.065.036 7,57 6,20 [72] Tanjungpinang 142.929 187.359 199.618 2,74 3,22 Kepulauan Riau 1.040.207 1.679.163 1.847.478 4,91 4,89 Sumber: Sensus Penduduk (2000 & 2010) dan Proyeksi Penduduk 2012. Pertumbuhan penduduk Kota Batam yang sangat tinggi disebabkan oleh migrasi masuk penduduk dari luar Provinsi Kepulaun Riau sebesar 182.708 jiwa atau 19,35% dari total penduduk Kota Batam, yang bertujuan untuk bekerja, mencari pekerjaan, dan melakukan kegiatan usaha atau kegiatan ekonomi lainnya. 1.2. Distribusi Penduduk Distribusi Penduduk Provinsi Kepulauan Riau sangat tidak merata antar kabupaten/kota. Sebagian besar penduduk Provinsi Kepulauan Riau tinggal di Kota Batam, yaitu sebesar 57,65% pada tahun 2012. Sementara di Kabupaten Natuna, 4 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Penduduk Lingga, dan Kepulauan Anambas hanya sebesar 4,04%, 4,93%, dan 2,15%. Tabel 1.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2012 Distribusi Kepadatan Luas Daratan Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk Penduduk (Km 2 ) (%) Per Km 2 (1) (2) (3) (4) (5) [01] Karimun 1 524,00 225.861 12,23 148 [02] Bintan 1 739,44 151.510 8,20 87 [03] Natuna 2 814,26 74.615 4,04 27 [04] Lingga 2 117,72 91.054 4,93 43 [05] Kepulauan Anambas 590,14 39.784 2,15 67 [71] Batam 1 570,35 1.065.036 57,65 678 [72] Tanjungpinang 239,50 199.618 10,80 833 Kepulauan Riau 10 595,41 1.847.478 100,00 174 Sumber: Proyeksi Penduduk 2012. Grafik 1.1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2012 TPi Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Anambas Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 5

Penduduk 1.3. Komposisi Penduduk Beberapa permasalahan kependudukan seperti jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin harus selalu dipantau perkembangannya. Informasi yang dipilah berdasarkan jenis kelamin dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai seberapa besar jumlah penduduk perempuan dan laki-laki. Di sisi lain informasi mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat memberikan gambaran berapa jumlah penduduk yang termasuk dalam penduduk golongan tua ataupun golongan muda. Informasi-informasi tersebut sangat diperlukan untuk mempermudah para stakeholder dalam menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan yang ada. a. Sex Ratio Tabel 1.3. Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2012 Kabupaten/Kota L P L + P Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) [01] Karimun 115.599 110.262 225.861 105 [02] Bintan 78.339 73.171 151.510 107 [03] Natuna 38.601 36.014 74.615 107 [04] Lingga 46.644 44.410 91.054 105 [05] Kepulauan Anambas 20.637 19.147 39.784 108 [71] Batam 544.485 520.551 1.065.036 105 [72] Tanjungpinang 101.395 98.223 199.618 103 Kepulauan Riau 945.700 901.778 1.847.478 105 Sumber: Proyeksi Penduduk 2012. 6 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Penduduk Sex Ratio penduduk Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 105, artinya bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan ada 105 penduduk laki-laki. Tabel 1.3. memperlihatkan sex ratio di semua kabupaten/kota lebih dari 100, artinya bahwa jumlah penduduk laki-laki di semua kabupaten/kota lebih besar daripada penduduk perempuan. b. Dependency Ratio Tabel 1.4. Dependency Ratio Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Kelompok Dependency Penduduk % Penduduk Umur Ratio (1) (2) (3) (4) 0-14 561.192 30,38 15-64 1.247.985 67,55 65+ 38.301 2,07 48,04 Jumlah 1.847.478 100,00 Sumber: Proyeksi Penduduk 2012. Dependency ratio atau rasio ketergantungan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 48,04%, artinya bahwa ada sebesar 48,04 persen penduduk yang tergantung secara ekonomi. Tabel 1.4. menunjukkan penduduk usia muda (0-14 tahun) di Provinsi Kepulauan Riau masih cukup besar, yaitu sebesar 30,38%, penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,55%, dan penduduk usia tua (65+) hanya sebesar 2,07%. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 7

Penduduk c. Piramida Penduduk Grafik 1.2. Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Riau, 2012 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 Laki-Laki Perempuan 120.000 90.000 60.000 30.000 0 30.000 60.000 90.000 120.000 Ada yang menarik dari piramida penduduk Provinsi Kepulaun Riau ini, yaitu penduduk kelompok umur 0-4, 20-24, 25-29, 30-34, dan 35-39 tahun. Penduduk Provinsi Kepulaun Riau masih tergolong penduduk muda hal ini bisa dilihat dari penduduk usia 0-4 tahun yang masih besar jumlahnya (12,57%). Sementara itu penduduk usia 20-39 tahun juga cukup besar (43,13%), hal ini disebabkan oleh migrasi masuk penduduk dari luar Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 14,25% selama 5 tahun terakhir, atau sebesar +250.000 orang. Sebagian besar migrasi masuk ke Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Bintan. 8 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Penduduk Tabel 1.5. Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2012 Kelompok Umur L P L + P (1) (2) (3) (4) 0-4 119.116 113.020 232.136 5-9 96.226 91.301 187.527 10-14 72.890 68.639 141.529 15-19 57.543 56.697 114.240 20-24 82.025 94.286 176.311 25-29 109.848 116.992 226.840 30-34 111.540 107.152 218.692 35-39 92.669 82.305 174.974 40-44 68.730 54.812 123.542 45-49 47.538 36.853 84.391 50-54 32.042 27.225 59.267 55-59 22.158 19.947 42.105 60-64 14.425 13.198 27.623 65-69 9.039 8.659 17.698 70-74 5.611 5.523 11.134 75+ 4.300 5.169 9.469 Jumlah 945.700 901.778 1.847.478 Sumber: Proyeksi Penduduk 2012. Struktur umur penduduk sangat penting untuk perencanaan pemerintah dalam berbagai bidang. Misalnya, fasilitas pelayanan kesehatan bagi balita dan lansia sangat berbeda. Fasilitas kesehatan balita cenderung ke arah peningkatan gizi dan imunisasi, sedangkan fasilitas kesehatan lansia seharusnya lebih cenderung ke arah perawatan penyakit kronis. Begitu juga untuk perencanaan fasilitas pendidikan, pembangunan jumlah gedung sekolah tergantung dari besarnya penduduk usia sekolah (SD, SMP, SMA, dll). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 9

Penduduk Tabel 1.5. menunjukkan bahwa persentase penduduk kelompok umur muda lebih besar dibandingkan kelompok umur yang lebih tua, terutama kelompok umur penduduk 0-4 tahun. Persentase penduduk usia 0-4 tahun pada tahun 2012 sebesar 12,57%, sedangkan persentase penduduk usia tua, yaitu usia 65 tahun atau lebih, sebesar 2,07%. Lebih dari dua pertiga (67,55%) penduduk di Provinsi Kepulauan Riau adalah penduduk usia produktif, yaitu usia 15-64 tahun. Sedangkan penduduk pada kelompok usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun ke atas dianggap sebagai penduduk usia tidak produktif. Semakin besar persentase penduduk yang masuk ke dalam kelompok usia tidak produktif, berarti semakin besar pula beban secara ekonomi yang harus ditanggung oleh penduduk yang masuk dalam kategori usia produktif. Indikator yang dapat dipakai untuk dapat menggambarkan seberapa besar beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif terhadap penduduk usia tidak produktif adalah dependency ratio atau rasio ketergantungan. Besarnya rasio ketergantungan penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 adalah 48,04%, artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung sebanyak 48 orang penduduk yang tidak produktif (usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun atau lebih). 10 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Tenaga Kerja Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 11

Tenaga Kerja 2. TENAGA KERJA Dalam perencanaan pembangunan, tenaga kerja merupakan komponen pembangunan yang sangat penting selain sumber daya alam dan teknologi. Karena itu, pengelolaan/perencanaan ketenagakerjaan sebagai sumber daya pembangunan harus mendapat perhatian yang besar. Untuk itu diperlukan data dan indikator yang terkait dengan ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan yang dihadapi oleh Provinsi Kepulauan Riau adalah besarnya jumlah angkatan kerja dan memiliki kecenderungan yang selalu meningkat. Hal ini selain disebabkan oleh transisi demografi yang tengah berlangsung di provinsi ini, yaitu semakin menurunnya angka kelahiran total (dari 2,8 di tahun 2000 menjadi 2,4 pada tahun 2010) maupun angka kematian bayi (dari 48 di tahun 2000 menjadi 20 pada tahun 2010), tetapi juga disebabkan oleh migrasi masuk dari provinsi lain. Sehingga penduduk usia produktif meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan. Tenaga kerja sebagai salah salah satu faktor produksi merupakan sejumlah orang yang ikut serta dalam kegiatan produksi pada masing-masing sektor ekonomi. Namun, Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 13

Tenaga Kerja besarnya persentase penduduk yang telah bekerja belum merupakan satu ukuran dalam menentukan apakah masalah ketenagakerjaan dapat dikatakan berhasil. Banyak faktor yang mempengaruhi aspek ketenagakerjaan pada suatu daerah. Selain banyaknya penduduk yang telah terserap dalam kegiatan ekonomi, kualitas dari tenaga kerja tersebut juga akan mempengaruhi output produksi. Adapun klasifikasi usia kerja adalah jika seseorang telah berusia 15 tahun atau lebih, dan manakala seseorang tersebut terlibat dalam suatu pekerjaan atau terkategori sebagai pengangguran, maka seseorang itu termasuk dalam angkatan kerja. Sementara pengangguran adalah seseorang yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha, sudah merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, atau sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. 2.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) TPAK adalah proporsi penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang selama seminggu melakukan aktivitas bekerja atau mencari pekerjaan. Data Sakernas Agustus 2012 menunjukkan bahwa TPAK laki-laki adalah 86,23%, lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan yang hanya sebesar 14 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Tenaga Kerja 45,24%. Hal ini disebabkan perempuan pada umumnya cenderung dihadapkan pada dua pilihan, yaitu aktif dalam kegiatan perekonomian atau fokus pada urusan rumah tangga. Tabel 2.1. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan dan Jenis Kelamin, Agustus 2012 1. Penduduk Usia Kerja Uraian (1) L P L + P (2) (3) (4) 674.138 641.138 1.315.276 2. Angkatan Kerja 581.328 290.037 871.365 a. Bekerja 550.513 274.054 824.567 b. Pengangguran 30.815 15.983 46.798 3. Bukan Angkatan Kerja 92.810 351.101 443.911 a. Sekolah 50.857 48.616 99.473 b. Mengurus Rumah Tangga 11.891 285.396 297.287 c. Lainnya 30.062 17.089 47.151 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. 86,23 45,24 66,25 5,30 5,51 5,37 2.2. Penduduk yang Bekerja Dari sebanyak 1.315.276 penduduk usia 15 tahun ke atas pada Agustus 2012 di Provinsi Kepulauan Riau, terdapat sebanyak 62,69% yang bekerja. Jika dibandingkan antara penduduk laki-laki dengan perempuan, persentase laki-laki yang bekerja terhadap total penduduk yang bekerja jauh lebih besar (66,76%) dibandingkan perempuan (33,24%). Sementara penduduk yang termasuk Bukan Angkatan Kerja (sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya) sebesar Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 15

Tenaga Kerja 33,75% dari jumlah penduduk usia kerja, terdiri dari 7,56% sekolah, 22,60% mengurus rumah tangga, dan lainnya sebesar 3,58%. Grafik 2.1. Persentase Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan, Agustus 2012 Lainnya; 3,58 Mengurus RT; 22,60 Sekolah; 7,56 Pengangguran; 3,56 Bekerja; 62,69 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. 2.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Salah satu permasalahan ketenagakerjaan yang sedang dihadapi Indonesia yaitu peningkatan penawaran tenaga kerja yang tidak diikuti oleh kesempatan kerja. Demikian pula yang terjadi di Provinsi Kepulauan Riau, kondisi tersebut tidak jauh berbeda. Sebagai dampak yang dihasilkannya, ekses penawaran tenaga kerja tersebut memunculkan pengangguran. 16 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Tenaga Kerja Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Agustus 2012 adalah sebesar 5,37%, dengan jumlah penganggur sebanyak 46.798 orang. TPT 2012 ini turun sebanyak 2,43% dari Agustus 2011 yang sebesar 7,80%. Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau relatif sama antara perempuan dan laki-laki, yaitu 5,51% untuk TPT perempuan dan 5,30% untuk TPT laki-laki. Grafik 2.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2012 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 5,67 7,78 6,84 3,52 5,62 5,30 3,89 3,00 2,00 1,00 0,00 Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Anambas Batam Tanjungpinang Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. Dari Grafik 2.2. TPT menurut kabupaten/kota bulan Agustus 2012, Kabupaten Bintan mempunyai TPT yang terbesar yaitu 7,78%, sedangkan Kabupaten Lingga TPT-nya terkecil yaitu sebesar 3,52%. Dari grafik di atas ada empat Kabupaten yang mempunyai TPT di atas TPT Provinsi, yaitu; Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 17

Tenaga Kerja Kabupaten Karimun (5,67%), Bintan (7,78%), Natuna 6,84%), dan Kepulauan Anambas (5,62%), sedangkan Kabupaten Lingga (3,52%), Kota Batam (5,30%), dan Kota Tanjungpinang (3,89%) berada di bawah TPT Provinsi. Tabel 2.2. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2012 1. Penduduk Usia Kerja Kepulauan Tanjungpinang Uraian Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Total Anambas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 164.954 111.660 52.476 68.912 28.595 740.147 148.532 1.315.276 2. Angkatan Kerja 97.252 69.033 34.971 42.733 16.814 517.747 92.815 871.365 a. Bekerja 91.740 63.663 32.579 41.228 15.869 490.285 89.203 824.567 b. Pengangguran 5.512 5.370 2.392 1.505 945 27.462 3.612 46.798 3. Bukan Angkatan Kerja 67.702 42.627 17.505 26.179 11.781 222.400 55.717 443.911 a. Sekolah 18.202 8.709 2.184 1.438 2.556 50.181 16.203 99.473 b. Mengurus Rumah Tangga 41.261 24.985 12.744 21.166 7.586 155.892 33.653 297.287 c. Lainnya 8.239 8.933 2.577 3.575 1.639 16.327 5.861 47.151 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. 58,96 61,82 66,64 62,01 58,80 69,95 62,49 66,25 5,67 7,78 6,84 3,52 5,62 5,30 3,89 5,37 Tabel 2.3. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Tingkat Pendidikan, Agustus 2012 1. Penduduk Usia Kerja Uraian (1) SD ke DI/DII/ DIV/S1/ SMP SMA SMK Total Bawah DIII S2/S3 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 375.126 290.031 329.146 203.889 49.768 67.316 1.315.276 2. Angkatan Kerja 220.572 138.004 248.161 159.779 41.592 63.257 871.365 a. Bekerja 215.399 129.731 229.880 147.953 40.469 61.135 824.567 b. Pengangguran 5.173 8.273 18.281 11.826 1.123 2.122 46.798 3. Bukan Angkatan Kerja 154.554 152.027 80.985 44.110 8.176 4.059 443.911 a. Sekolah 17.678 70.291 8.101 2.142 1.042 219 99.473 b. Mengurus Rumah Tangga 110.907 68.844 68.762 38.929 6.412 3.433 297.287 c. Lainnya 25.969 12.892 4.122 3.039 722 407 47.151 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. 58,80 47,58 75,40 78,37 83,57 93,97 66,25 2,35 5,99 7,37 7,40 2,70 3,35 5,37 18 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Tenaga Kerja 2.4. Status Pekerjaan Status Pekerjaan di Provinsi Kepulauan Riau masih didominasi oleh buruh/karyawan/pegawai sebesar 65,37%. Sementara yang berusaha sendiri sebesar 18,30%, yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 4,53%, dan berusaha dibantu buruh tetap sebesar 4,76%. Penduduk yang berstatus pekerja bebas baik di pertanian maupun non pertanian besarnya tidak sampai 2%, dan pekerja bebas tidak dibayar sebesar 5,10%. Tabel 2.4. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Agustus 2012 Status Pekerjaan (1) 1. Berusaha Sendiri 2. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 3. Berusaha Dibantu Buruh Tetap 4. Buruh/Karyawan/Pegawai 5. Pekerja Bebas di Pertanian 6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 7. Pekerja Tidak Dibayar Jumlah L P L + P (2) (3) (4) 18,24 18,41 18,30 5,71 2,17 4,53 5,79 2,67 4,76 66,17 63,78 65,37 0,49 0,60 0,53 1,75 0,75 1,42 1,85 11,62 5,10 100,00 100,00 100,00 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. Tabel 2.5. memperlihatkan bahwa status pekerjaan sebagai buruh/karyawan/pegawai menurut pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau didominasi oleh pendidikan Diploma I ke atas, yaitu sebesar 81% lebih, SMA 73,06% dan SMK Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 19

Tenaga Kerja 77,17%, SMP 64,23%, dan SD sebesar 39,80%. Sementara untuk status berusaha sendiri pendidikan SD ke bawah sebesar 34,38%, SMP 18,93%, SMA 13,21%, SMK 12,26%, dan Diploma I ke atas kurang dari 9%. Tabel 2.5. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan, 2012 SD ke DI/DII/ DIV/S1/ Status Pekerjaan SMP SMA SMK Bawah DIII S2/S3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Berusaha Sendiri 2. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 3. Berusaha Dibantu Buruh Tetap 4. Buruh/Karyawan/Pegawai 5. Pekerja Bebas di Pertanian 6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 7. Pekerja Tidak Dibayar 34,38 18,93 13,21 12,26 8,32 0,65 7,88 5,82 3,56 1,41 2,70 2,46 4,92 2,74 5,79 4,83 2,80 5,70 39,80 64,23 73,06 77,17 81,96 89,48 1,69 0,35 0,12 0,00 0,00 0,00 2,61 2,54 0,97 0,35 0,00 0,00 8,73 5,40 3,30 3,97 4,22 1,71 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. Tabel 2.6. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Kabupaten/Kota, 2012 Kepulauan Status Pekerjaan Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Anambas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Berusaha Sendiri 2. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 3. Berusaha Dibantu Buruh Tetap 4. Buruh/Karyawan/Pegawai 5. Pekerja Bebas di Pertanian 6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 7. Pekerja Tidak Dibayar 22,16 22,20 23,65 42,66 33,81 14,35 17,23 2,55 2,81 8,33 6,36 1,59 5,17 2,61 3,89 1,80 3,40 2,46 1,85 5,10 7,93 58,67 66,37 51,22 36,11 58,54 69,48 68,89 2,98 0,25 2,87 0,55 0,42 0,05 0,00 5,22 1,65 5,18 3,00 0,00 0,48 0,61 4,53 4,92 5,35 8,86 3,79 5,37 2,73 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2012. 20 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Tenaga Kerja Tabel 2.6. di atas memperlihatkan bahwa persentase Status Pekerjaan sebagai buruh/karyawan/pegawai menurut kabupaten/kota, yang terbesar ada di Kabupaten Bintan, Kota Batam, dan Kota Tanjungpinang yaitu masing-masing sebesar 66,37%, 69,48%, dan 68,89%. Hal ini wajar, karena Kabupaten Bintan dan Kota Batam adalah pusat industri dan jasa, sementara Kota Tanjungpinang adalah pusat pemerintahan. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 21

Pendidikan Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 23

Pendidikan 3. PENDIDIKAN Dalam UUD 1945, Pasal 31, Ayat 3 menyebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang merupakan penjabaran dari UUD 1945, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan oleh pemerintah senantiasa dibarengi dengan perbaikan sistem pendidikan. Gerakan wajib belajar 9 tahun bagi anak usia 7-15 tahun merupakan salah satu bentuk dari usaha yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya program wajib Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 25

Pendidikan belajar, maka diharapkan mampu meningkatkan partisipasi sekolah bagi anak usia pendidikan dasar, baik untuk tingkat SD maupun SLTP. Disamping itu, pencanangan program wajib belajar tersebut juga diikuti dengan pemenuhan sarana dan prasarana fisik yang menunjang kegiatan belajar mengajar seperti didirikannya sekolah-sekolah baru baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, atau berupa program beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu. Telah beberapa tahun pemerintah mengadakan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program ini merupakan salah satu bentuk nyata dari usaha pemerintah dalam upaya mengurangi angka putus sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu, sehingga mereka mempunyai kesempatan yang sama dalam hal pemenuhan kebutuhan akan pendidikan. Penjabaran dari UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3 dan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, Provinsi Kepulauan Riau menetapkan Visi Pendidikannya yaitu; Menjadikan Masyarakat Kepulauan Riau Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Mandiri, Kompetitif, Berakhlak Mulia, dan Bertamadun Melayu. Dokumen Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014 memuat enam strategi yaitu (1) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Usia 26 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Pendidikan Dini (PAUD) Bermutu dan Berkesetaraan Gender; (2) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Dasar Universal Bermutu dan Berkesetaraan Gender; (3) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Menengah Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat; (4) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi Bermutu, Berdaya Saing Internasional, Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Bangsa dan Negara; (5) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat; dan (6) Penguatan Tata Kelola, Sistem Pengendalian Manajemen, dan Sistem Pengawasan Internal. Sebagai tindak lanjut dari keseriusan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, maka Alokasi dana APBD Provinsi Kepulauan Riau ke sektor pendidikan nilainya mencapai 20 persen sejak tahun 2007. 3.1. Angka Melek Huruf Salah satu indikator keberhasilan pembangunan pendidikan adalah tingkat melek huruf yang mengindikasikan kemampuan penduduk untuk dapat membaca dan menulis. Ukuran tingkat pendidikan secara makro yang sangat mendasar adalah angka melek huruf bagi penduduk dewasa. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 27

Pendidikan Kemampuan baca tulis tercermin dari data angka melek huruf, dalam hal ini merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Tabel di bawah ini menyajikan gambaran tentang angka melek huruf penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dirinci menurut kabupaten/kota. Tabel 3.1. Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2011-2012 (%) Kabupaten/Kota 2011 2012 (1) (2) (3) [01] Karimun 96,36 96,83 [02] Bintan 96,14 96,92 [03] Natuna 96,63 96,82 [04] Lingga 91,79 91,79 [05] Kepulauan Anambas 91,87 91,87 [71] Batam 98,97 99,29 [72] Tanjungpinang 98,70 98,70 Kepulauan Riau 97,67 97,80 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Angka melek huruf (AMH) penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 adalah 97,80%, artinya masih ada sebanyak 2,20% penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang buta huruf. Jika dibanding dengan tahun 2011, angka melek huruf Provinsi Kepulauan Riau mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen, sedangkan AMH Kabupaten 28 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Pendidikan Lingga, Kepulauan Anambas, dan Kota Tanjungpinang tidak mengalami perubahan. Jika dilihat AMH menurut kabupaten/kota tahun 2012, ternyata angka melek huruf tertinggi dicapai oleh Kota Batam yaitu sebesar 99,29% (artinya hanya 0,71% penduduk Kota Batam yang buta huruf), sedangkan Kabupaten Lingga yang terkecil AMH-nya yaitu sebesar 91,79%. AMH Kota Tanjungpinang sebesar 98,70% kedua terbesar setelah Kota Batam, sementara AMH Kabupaten Karimun, Bintan, dan Natuna ada di angka yang hampir sama besarnya yaitu; 96,83%, 96,92%, dan 96,82%. Grafik 3.1. Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2011-2012 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 29

Pendidikan 3.2. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Indikator lain yang juga sangat penting dalam bidang pendidikan adalah pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Indikator ini digunakan sebagai salah satu ukuran dari tingkat kemampuan sumber daya manusia, sampai sejauh mana keberhasilan upaya peningkatan sumber daya manusia dari segi pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk berumur 10 tahuan ke atas di Provinsi Kepulauan Riau dari hasil Suvei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012, yang dirinci menurut daerah Perkotaan, Perdesaan, dan Jenis Kelamin. Tabel 3.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2012 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan L P L + P (1) (2) (3) (4) 1. Tidak/Belum Pernah Sekolah 1,33 3,54 2,41 2. Tidak/Belum Tamat SD 14,57 14,24 14,41 3. SD 18,93 19,41 19,16 4. SLTP 13,96 16,18 15,04 5. SLTA 41,03 39,57 40,32 6. D1/D2 0,70 0,99 0,84 7. Akademi/DIII 2,92 1,99 2,47 8. Universitas 6,56 4,08 5,35 Total 100,00 100,00 100,00 Persentase yang Lulus SLTP ke Atas 65,17 62,82 64,02 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). 30 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Pendidikan Secara umum tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan yang signifikan, kecuali hanya pada pendidikan universitas, perbedaannya lebih dari 2%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tingkat pendidikan sudah ada kesetaraan gender. Pada tingkat SLTP dan D1/D2 penduduk perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, yaitu 16,18% dibanding 13,96% dan 0,99% dibanding 0,70%, tetapi pada tingkat universitas laki-laki 6,56% dan perempuan sebesar 4,08%. Dari angka ini dapat disimpulkan bahwa lakilaki masih dituntut untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi dibanding perempuan, sementara perempuan lebih memilih pendidikan yang siap kerja (SMK dan Diploma). Grafik 3.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2012 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Belum Tamat SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas Laki-Laki Perempuan Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 31

Pendidikan Tabel 3.3. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Klasifikasi Daerah, 2012 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan K D K + D (1) (2) (3) (4) 1. Tidak/Belum Pernah Sekolah 1,34 7,54 2,41 2. Tidak/Belum Tamat SD 11,39 28,92 14,41 3. SD 16,77 30,68 19,16 4. SLTP 15,17 14,41 15,04 5. SLTA 45,48 15,53 40,32 6. D1/D2 0,92 0,48 0,84 7. Akademi/DIII 2,80 0,86 2,47 8. Universitas 6,13 1,58 5,35 Total 100,00 100,00 100,00 Persentase yang Lulus SLTP ke Atas 70,50 32,85 64,02 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di daerah perkotaan lebih baik dibanding dengan daerah perdesaan. Sebagian besar penduduk di perdesaan hanya tamat SD yaitu sebesar 30,68%, sedangkan di perkotaan sebagian besar tamat SLTA yaitu sebesar 45,48%. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan untuk mendapatkan pendidikan sampai tingkat yang lebih tinggi di perdesaan masih sulit/rendah. Persentase penduduk yang tamat SD di daerah pedesaan pada tahun 2012 adalah sebesar 30,68% jika dibandingkan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan, yaitu hanya 16,77%, artinya bahwa penduduk yang tamat SD di daerah 32 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Pendidikan pedesaan hampir dua kali lipat dari pada mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Faktor ini bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah sekolah yang jenjangnya lebih tinggi dari sekolah dasar yang didirikan di daerah pedesaan. Kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau yang sebagian besar adalah lautan yang mungkin menyebabkan akses penduduk untuk mengenyam pendidikan menjadi terbatas, karena sekolah yang didirikan berada jauh di seberang pulau atau berada di daerah perkotaan. Untuk mengatasi hal ini, selain perlu membangun gedung sekolah SLTP dan SLTA, juga perlu dibangun sarana transportasi yang layak. Tabel 3.3. di atas dapat mengambarkan mengenai mutu sumber daya manusia dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk usia 10 tahun ke atas. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya 64,02% penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tamat pendidikan tingkat SLTP ke atas, namun jika dibedakan menurut daerah tempat tinggal, tampak bahwa mutu sumber daya manusia di daerah pedesaan masih rendah, terbukti di mana penduduk usia 10 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan tingkat SLTP ke atas hanya mencapai 32,86%, jauh dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan, dimana persentasenya sudah mencapai 70,50%. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 33

Pendidikan 3.3. Rata-rata Lama Sekolah Indikator pendidikan lain yang tak kalah pentingnya adalah rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka ini menggambarkan sampai sejauh mana penduduk usia 15 tahun ke atas menjalani pendidikan di bangku sekolah. Selain itu juga untuk melihat sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Tabel 3.4. Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2011-2012 Kabupaten/Kota 2011 2012 (1) (2) (3) [01] Karimun 8,14 8,16 [02] Bintan 8,91 8,95 [03] Natuna 7,64 7,78 [04] Lingga 7,24 7,27 [05] Kepulauan Anambas 6,38 6,67 [71] Batam 10,78 10,84 [72] Tanjungpinang 9,68 10,18 Kepulauan Riau 9,73 9,81 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Dari tabel 3.4., kita dapat mengetahui bahwa apakah program wajib belajar 9 tahun sudah berjalan dengan baik atau belum. Di Kota Tanjungpinang dan Kota Batam angka Rata-Rata Lama Sekolah sebesar 10,18 tahun dan 10,84 tahun, 34 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Pendidikan artinya di kedua kota tersebut program wajib belajar sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2012, rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau mencapai 9,81 tahun, berarti ratarata sampai taraf pendidikan kelas satu Sekolah Menengah Atas. Walaupun angkanya bervariasi kalau dilihat menurut kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, di mana yang paling tinggi adalah rata-rata lama sekolah untuk penduduk di Kota Batam, mencapai 10,84 tahun atau rata-rata telah mencapai kelas 2 Sekolah Menengah Atas, dan yang terendah adalah rata-rata lama sekolah untuk penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas, yaitu 6,67 tahun atau ratarata baru kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 35

Kemiskinan Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 35

Kemiskinan 4. KEMISKINAN Kemiskinan diartikan kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain; terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik. Upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia cukup besar, hal ini bisa dilihat dari keseriusan pemerintah pusat dan daearah. Pemerintah pusat telah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang diketuai oleh Wakil Presiden Dr. Boediono. Di derah baik di provinsi maupun di kabupaten/ kota juga telah dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Derah (TKPKD) yang diketuai oleh Wakil Gubernur dan Wakil Bupati/Walikota. Provinsi Kepulauan Riau melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) telah menganggarkan berbagai program bantuan untuk masyarakat miskin. Baik untuk Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 39

Kemiskinan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan usaha bagi kelompok masyarakat miskin. Data kemiskinan dapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin dan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka. 4.1. Penduduk Miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis kemiskinan adalah rupiah yang diperlukan agar penduduk dapat hidup layak secara minimum yang mencakup pemenuhan kebutuhan minimum pangan dan non-pangan essential. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, 40 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Kemiskinan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Garis Kemiskinan adalah Garis Kemiskinan Makanan ditambah Garis Kemiskinan Non-Makanan dan dinyatakan dalam Rupiah per kapita per bulan. Tabel 4.1. Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret 2012 dan 2013 Daerah/Tahun (1) Perkotaan Maret 2012 367.638 108.526 7,15 Maret 2013 383.332 99.673 6,23 Perdesaan Maret 2012 306.919 22.696 6,94 Maret 2013 326.819 26.994 7,48 Perkotaan + Perdesaan Maret 2012 356.873 131.222 7,11 Maret 2013 372.941 126.667 6,46 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Jumlah Persentase Garis Kemiskinan Penduduk Penduduk (Rp/Kapita/Bln) Miskin Miskin (2) (3) (4) Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Maret 2013 sebesar 126.667 orang (6,46%). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2012 yang sebesar 131.222 orang (7,11%), berarti terjadi penurunan sebesar 4.555 orang (3,47%). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 41

Kemiskinan Secara relatif penduduk miskin daerah perkotaan juga mengalami penurunan selama periode Maret 2012 ke Maret 2013, yaitu dari 7,15% menjadi 6,23%, sementara di perdesaan mengalami kenaikan sebesar 0,54%, tetapi secara keseluruhan persentase penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau turun dari 7,11% menjadi 6,46%. Grafik 4.1. Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau Maret 2007 Maret 2013 160.000 150.000 148.400 140.000 136.360 130.000 128.207 129.663 129.557 131.222 126.667 120.000 110.000 100.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Secara absolut penduduk miskin dari tahun 2007, 2008, dan 2009 selalu menurun, dari 148.400 orang pada tahun 2007, menjadi 136.360 orang pada tahun 2008, dan menjadi 128.207 orang pada tahun 2009. Pada tahun 2010 sampai 2012 mengalami kenaikan sedikit, tetapi secara persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan; 42 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Kemiskinan dari 10,30% pada tahun 2007 menjadi 9,18% di tahun 2008, kemudian 8,27% di tahun 2009, dan 8,05%, 7,40%, dan 7,11% pada tahun 2010, 2011, dan 2012. Pada tahun 2013 baik secara absolut maupun persentase, penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan. Grafik 4.2. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau Maret 2007 Maret 2013 11,00 10,30 10,00 9,18 9,00 8,00 7,00 8,27 8,05 7,40 7,11 6,46 6,00 5,00 4,00 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). 4.2. Garis Kemiskinan Seperti telah diuraikan di atas, Garis Kemiskinan adalah Garis Kemiskinan Makanan ditambah Garis Kemiskinan Non-Makanan dan dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 43

Kemiskinan perlengkapan mandi). Pada bulan Maret 2013, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 67,20%, sedangkan sumbangan Garis Kemiskinan Non Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2013 adalah sebesar 32,80%. Rokok mempunyai sumbangan 9,33% perkotaan dan 14,92% di perdesaan terhadah GK. Tabel 4.2. Peranan Komoditi Terhada Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret 2013 di Komoditi Perkotaan (%) Perdesaan (%) (1) (2) (3) Makanan a. Beras 22,93 28,60 b. Rokok Kretek Filter 9,33 14,92 c. Telur Ayam Ras 5,95 4,95 d. Daging Ayam Ras 9,90 1,72 e. Gula Pasir 3,91 9,24 f. Mie Instant 3,72 5,46 g. Bawang Merah 2,75 2,25 h. Cabe Merah 4,24 1,20 i. Cabe Rawit 2,21 2,64 Non Makanan a. Perumahan 35,99 39,66 b. Listrik 15,66 9,86 c. Bensin 10,13 10,03 d. Perlengkapan Mandi 4,87 5,45 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras (22,93%), rokok kretek filter (9,33%), dan daging ayam ras 44 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Kemiskinan (9,90%), sedangkan di daerah perdesaan adalah komoditas beras (28,60%), rokok kretek filter (14,92%), dan gula pasir (9,24%). Untuk komoditi bukan makanan, kontribusi terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah biaya perumahan (35,99% di perkotaan dan 39,66% di perdesaan), bensin (10,13% di perkotaan dan 10,03% di perdesaan), dan listrik (15,66% di perkotaan dan 9,86% di perdesaan). Grafik 4.3. Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau Maret 2008 Maret 2013 400.000 350.000 300.000 250.000 262.232 283.965 295.095 340.581 356.873 372.941 200.000 150.000 100.000 50.000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Grafik 4.3. menunjukkan perkembangan nilai rupiah per kapita sebagai batas Garis Kemiskinan di Kepulauan Riau dari tahun 2008 sampai dengan 2013. Pada tahun 2008 besarnya Garis Kemiskinan adalah 262.232 rupiah per kapita, Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 45

Kemiskinan artinya seseorang dianggap miskin jika penghasilannya pada tahun 2008 kurang dari 262.232 rupiah per bulan. Garis Kemiskinan terus berubah dan dipengaruhi oleh inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa, sehingga pada tahun 2013 Garis Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau menjadi 372.941 rupiah per kapita per bulan. Jadi, seseorang dikatakan tidak miskin jika mempunyai penghasilan minimal 372.941 rupiah per bulan. 4.3. Indeks P 1 dan Indeks P 2 Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks P 1 (Indeks Kedalaman Kemiskinan) adalah indeks yang mengukur sejauh mana atau seberapa dalam jarak antara Garis Kemiskinan dengan penduduk miskin. Semakin kecil indeks ini, maka semakin dekat penduduk miskin dengan Garis Kemiskinan, sehingga semakin mudah atau cepat untuk mengentaskan penduduk miskin. 46 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Kemiskinan Indeks P 2 (Indeks Keparahan Kemiskinan) adalah indeks yang mengukur sejauh mana perbedaan/variasi ratarata pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin kecil indeks ini, maka semakin kecil ketimpangan/perbedaan ratarata pengeluaran antara penduduk miskin. Grafik 4.4. P1 dan P2 Provinsi Kepulauan Riau Maret 2007 Maret 2013 2,50 2,00 1,90 2,07 2,02 1,50 1,00 0,50 0,50 0,72 0,78 1,05 1,01 1,01 0,25 0,35 0,23 0,69 0,15 0,00 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 P1 P2 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Indeks P 1 dan P 2 terus mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan 2013. Hal ini menunjukkan keberhasilan Provinsi Kepulauan Riau dalam program pengentasan kemiskinan. Pada periode Maret 2012 ke Maret 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) menunjukkan penurunan yang signifikan, yaitu dari 1,01 menjadi 0,69. Pada periode yang sama Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) juga Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 47

Kemiskinan menunjukkan kecenderungan menurun, yaitu dari 0,23 menjadi 0,15. Penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati Garis Kemiskinan, sedangkan penurunan Indeks Keparahan Kemiskinan mengindikasikan bahwa ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit. 48 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Ekonomi Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 45

Ekonomi 5. Ekonomi 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu nilai ukur dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat memberi dampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat menurunkan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat saja terjadi tanpa memberi dampak positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa disebabkan karena tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 6,66%, dan pada tahun 2012 pertumbuhannya cukup tinggi, yaitu sebesar 8,21%. Sektor ekonomi yang pertumbuhannya cukup tinggi pada tahun 2012 adalah Bangunan (11,55%), Perdagangan, Hotel, dan Restoran (11,22%), Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan (8,65%), Pengangkutan dan Komunikasi (8,41%), dan Jasa- Jasa (8,10%). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 51

Ekonomi Di sisi lain, ada sektor-sektor yang pertumbuhannya melambat, yaitu; Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, dari 3,95% pada tahun 2011 menjadi 2,88% pada tahun 2012, sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dari 13,96% pada tahun 2011 menjadi 7,05% pada tahun 2012. Sedangkan sektor Pertambangan dan Penggalian pertumbuhannya cukup cepat dan relatif tinggi, dari 1,52% pada tahun 2011 menjadi 6,77% pada tahun 2012. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012, jika dilihat dari sisi PDRB dengan Migas, maupun PDRB tanpa Migas, relatif hampir sama, yaitu; 8,21% dengan Migas dan 8,26% tanpa Migas. Tabel 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, 2011-2012 Sektor Ekonomi 2011 2012 (1) (2) (3) 1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 3,95 2,88 2. Pertambangan dan penggalian 1,52 6,77 3. Industri pengolahan 6,53 7,06 4. Listrik, gas, dan air bersih 13,96 7,05 5. Bangunan 10,02 11,55 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 7,01 11,22 7. Pengangkutan dan komunikasi 9,93 8,41 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 6,74 8,65 9. Jasa-Jasa 7,50 8,10 PDRB dengan Migas 6,66 8,21 PDRB tanpa Migas 6,92 8,26 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau. 52 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Ekonomi Grafik 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, 2011-2012 16 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2011 2012 Keterangan: 1. Pertanian, peternakan, kehutahan, dan perikanan; 2. Pertambangan dan penggalian; 3.Industri pengolahan; 4. Listrik, gas, air bersih; 5. Bangunan; 6. Perdagangan, hotel, dan restoran; 7. Pengangkutan dan komunikasi; 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; 9. Jasa-Jasa. Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau. 5.2. Nilai PDRB PDRB dengan migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai 80,24 triliun rupiah dan meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 91,72 triliun rupiah. Sedangkan PDRB tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 75,01 triliun rupiah dan meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 85,92 triliun rupiah. Sektor Industri Pengolahan mempunyai andil yang paling besar, yaitu 43,91 triliun rupiah, disusul sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 18,18 triliun rupiah, dan sektor Bangunan 7,26 triliun rupiah. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 53

Ekonomi Tabel 5.2. PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku menurut Sektor, 2011-2012 (Juta rupiah) Sektor Ekonomi 2011 2012 (1) (2) (3) 1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 3.712.921,64 4.040.361,49 2. Pertambangan dan penggalian 6.125.134,25 6.776.185,35 3. Industri pengolahan 38.343.836,20 43.909.909,58 4. Listrik, gas, dan air bersih 477.708,32 538.551,82 5. Bangunan 6.252.046,67 7.260.636,24 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 15.568.076,09 18.179.719,92 7. Pengangkutan dan komunikasi 3.602.226,78 4.077.682,91 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 4.001.087,58 4.491.553,42 9. Jasa-Jasa 2.159.756,10 2.442.072,35 PDRB dengan Migas 80.242.793,63 91.716.673,08 PDRB tanpa Migas 75.007.338,25 85.923.454,33 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau. Grafik 5.2. Persentase Sektor Ekonomi Terhadap Total PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2012 Angkutan; 4,45 Keuangan; 4,90 Jasa; 2,66 Perdagangan; 19,82 Pertanian; 4,41 Pertambangan; 7,39 Industri; 47,88 Bangunan; 7,92 Listrik; 0,59 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau. 54 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013