Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT BATU BATA DI KELURAHAN PENGGARON KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci : Lama bekerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Kebiasaan merokok, Kapasitas Vital Paru (KVP).

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kapasitas Vital Paru pada Karyawan di Unit Boiler PT. Apac Inti Corpora Semarang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

Unnes Journal of Public Health

Kata Kunci : Umur, Masa Kerja, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG

Unnes Journal of Public Health

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) NON KONTAINER DI IPC TPK KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN KADAR DEBU DENGAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PROSES PRESS-PACKING DI USAHA PENAMPUNGAN BUTUT KELURAHAN TANJUNG MULIA HILIR MEDAN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS PARU TENAGA KERJA DI PT EASTERN PEARL FLOUR MILLS KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI UNIT BOILER INDUSTRI TEKSTIL X KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI PT. UTAMA CORE ALBASIA KECAMATAN CANGKIRAN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

KAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA. Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP

KAPASITAS VITAL PARU PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN KAMPUNG ISLAM MANADO Senduk Gratia Norri Amelia*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Harvani Boky*

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

HUBUNGAN KADAR DEBU DENGAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN CEMENT MILL PT.SEMEN BOSOWA MAROS

DETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA PEKERJA PENGRAJIN KERAMIK DI KECAMATAN KLAMPOK BANJARNEGARA

FAKTOR FAKTOR RISIKO PAPARAN GAS KARBONMONOKSIDA (CO) TERHADAP KADAR KARBOKSIHEMOGLOBIN

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Hubungan Lama Bekerja dengan Kapasitas Vital Paru pada Operator SPBU Sampangan Semarang

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI DAERAH CARGO PERMAI, KABUPATEN BADUNG, BALI

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK Latar Belakang: Efek pencemaran udara terhadap kesehatan dapat dilihat baik secara cepat maupun secara lambat. Efek pencemaran udara secara

RISIKO PEMAJANAN DEBU KAPAS TERHADAP BISINOSIS PADA PEKERJA PENGOLAH KAPAS INFORMAL DI UD. TUYAMAN, DESA SIDOMUKTI, WELERI, KABUPATEN KENDAL TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

Kata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.

LAMPIRAN 1 KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI GAMBARAB ANTARA KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KAPASITAS VITAL PAKASA PARU PEKERJA BAGIAN PRODUKSI

HUBUNGAN USIA, LAMA PAPARAN DEBU, PENGGUNAAN APD, KEBIASAAN MEROKOK DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU TENAGA KERJA MEBEL DI KEC.

STUDI KADAR DEBU KAPAS DI UDARA PADA PENGOLAHAN KAPAS UD TUYAMAN DESA SIDOMUKTI WELERI KABUPATEN KENDALTAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

HUBUNGAN MASA KERJA DAN PENGGUNAAN APD DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA PEKERJA TEKSTIL BAGIAN RING FRAME SPINNING I DI PT.X KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA JATINDO UKIR JEPARA TAHUN 2016

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGANN KAPASITAS PARU TERHADAP FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN PADA PEKERJA UNIT WEAVING BAGIAN LOOM 1 DAN LOOM 3 PERUSAHAAN TEKSTIL X TAHUN 2016

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Muhammad Miftakhurizka J

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. peternakan (melakukan pemeliharaan ternak) dengan tujuan sebagian atau seluruh

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Faal Paru Pada Perusahaan Galangan Kapal

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung

HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAYU DI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI PT. ARUMBAI KASEMBADAN, BANYUMAS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS PARU PEKERJA PAVING BLOCK CV SUMBER GALIAN

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakar Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kerjanya. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KADAR DEBU AMBIEN TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN TAHUN 2015 TESIS

GAMBARAN FUNGSI PARU PEKERJA BAGIAN PRODUKSI LATEKS YANG TERPAJAN AMONIAK DI PT SOCFINDO KEBUN AEK PAMIENKE KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2010

HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAYU TERHIRUP DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI INDUSTRI MEBEL CV. CITRA JEPARA FURNITURE KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN SIDRAP

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Yang Terpapar Potassium Permanganate Dan Phosphoric Acid Di Industri Garmen

ABSTRAK. Kata Kunci : Kadar debu kayu industri mebel, keluhan kesehatan pekerja, Kepustakaan : 9 ( )

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA PENYAPU PASAR JOHAR KOTA SEMARANG. Audia Candra Meita

PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJA DAN KONSENTRASI DEBU TERHADAP GANGGUAN FAAL PARU PADA PEKERJA DI INDUSTRI PAKAN TERNAK MEDAN TAHUN 2010 T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

The Relation Of Predisposing, Enabling And Reinforcing Factors On The Using Of Mask As Self Protector In CV. Kalima Art Jepara In 2013 ABSTRACT

HUBUNGAN MASA KERJA, PENGGUNAAN MASKER, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KAPASITAS VITAL PARU (KVP) PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA KENDARI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi pertanian dan juga maupun dari segala industri yang lainya. Julukan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat

HUBUNGAN KADAR DEBU LINGKUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI PT. WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan pekerja di suatu perusahaan penting karena menjadi salah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Novie E. Mauliku. (Kata Kunci : lama kerja, APD (masker), Kapsitas Vital Paksa paru). Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 70

Riski Noor Adha 1, Rafael Djajakusli 1, Masyitha Muis 1.

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA PT. INDOMINCO MANDIRI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) NON KONTAINER DI IPC TPK KOTA PONTIANAK

Transkripsi:

Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas VitaI Paru Pada Pekerja Informal PengoIahan Kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti WeIeri Kabupaten KendaI Tahun 2013 Telah diperiksa dan disetujui untuk di upload di Sistim Informasi Tugas Akhir (SIADIN) Pembimbing I Pembimbing II Eni Mahawati, SKM, M.Kes Eko Hartini, ST, M.Kes

1 Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas VitaI Paru Pada Pekerja Informal PengoIahan Kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti WeIeri Kabupaten KendaI Tahun 2013 Siti Nur ZuIaikha 1, Eni Mahawati 2, Eko Hartini 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2 Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : zuii_zuii08@yahoo.com ABSTRAK Tranding business tuyaman at Sidomukti Village, Weleri, District Kendal is informal processing cotton industry, from cotton to cotton crops smooth. In the process of production appears that cotton dust floating and attached to the workers cloth. This could potentially cause respiratory problems in workers. The purpose of this study was to determine the factors associated with vital lung capacity of informal workers at cotton processing UD. Tuyaman, Sidomukti, Weleri, Kendal in 2013. This type of explanatory research study using survey methods and examination of vital lung capacity by cross-sectional approach. Research instruments using spirometry, scales underfoot digital, microtoice, questionnaires. Primary and secondary data were processed and analyzed using the chi-square statistical test. Sample and the population as many as 20 workers UD.Tuyaman. The resuit of Spirometry examination performed 20 respondents, 40% showed no interference (4 obstructive, 2 restrictive, and 2 mixed). The resuit showed that there was reiationship between age with vitai Iung capacity, and there was no reiationship between smoking habits, medicai history, use of PPE nutritionai status, years of service with vitai Iung capacity. Suggestion for workers in order to increase discipiine and consciousnes use of personal protective equipment (masks) that has provided by the company, and replace mask regularly in order to the mask work effectively and still viable for use. Keywords: lung vital capacity, cotton dust, informal workers ABSTRAK Usaha Dagang Tuyaman di Desa Sidomukti Weleri Kabupaten Kendal adalah industri informal pengolahan kapuk, dari kapuk hasil panen menjadi kapuk halus. Pada proses produksi nampak debu debu kapuk yang berterbangan dan menempel pada pakaian pekerja. Hal ini berpotensi menimbulkan gangguan pernafasan pada pekerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pekerja informal pengolahan kapuk Usaha Dagang Tuyaman Desa Sidomukti Weleri Kabupaten Kendal pada tahun 2013.

2 Jenis penelitian ini explanatory research menggunakan metode survei dan pemeriksaan kapasitas vital paru dengan pendekatan Cross Sectional. Instrumen penelitian menggunakan spirometri, timbangan injak digital, microtoice, kuesioner. Data primer maupun sekunder diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik Fisher Exact. Sampel dan populasi yang digunakan yaitu 20 orang pekerja pokok UD.Tuyaman. HasiI pemeriksaan spirometri yang dilakukan terhadap 20 responden, menunjukkan 40% responden ada gangguan (4 obstruktif, 2 restritif, dan 2 orang mixed). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara umur dengan kapasitas vital paru, dan tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok, riwayat penyakit, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), status gizi, masa kerja dengan kapasitas vital paru. Disaranka bagi pekerja agar meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran dalam menggunakan alat pelindung diri (masker) yang telah disediakan oleh perusahaan, serta mengganti masker secara rutin agar masker dapat bekerja secara efektif dan masih layak untuk digunakan. Kata kunci : kapasitas vital paru, debu kapuk, pekerja informal PENDAHULUAN Kemajuan dalam bidang industri di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini memberikan berbagai dampak positif, yaitu terbukanya lapangan kerja dan meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat. Namun dampak negatif juga tidak dapat dielakkan, salah satunya adalah pencemaran udara oleh debu yang timbul dari proses pengolahan atau industri. (1) Lingkungan kerja yang sering penuh dengan debu, uap, gas, dan lainnya disatu pihak mengganggu produktifitas dan di pihak lain mengganggu kesehatan. Hal ini sering menyebabkan gangguan pernafasan ataupun dapat mengganggu kapasitas vital paru. (2) Penumpukan debu yang tinggi di paru dapat menyebabkan kelainan dan kerusakan paru. Penyakit akibat penumpukan debu pada paru disebut pneumoconiosis. Salah satu bentuk kelainan paru yang bersifat menetap adalah berkurangnya elastisitas paru, yang ditandai dengan penurunan pada kapasitas vital paru. Pada pengamatan awal yang dilakukan di UD.Tuyaman terdapat 20 orang pekerja. Pekerja tersebut terdiri dari 17 pekerja Iaki-Iaki dan 3 pekerja perempuan.

3 Pekerja industri pengolahan kapuk mempunyai resiko yang besar untuk terpapar debu kapuk melalui saluran pernapasan. Pada waktu bekerja pekerja ada yang tidak menggunakan pelindung diri khususnya pelindung pernafasan seperti masker yang disediakan oieh pemiiik untuk melindungi dari paparan debu. PeniIaian paparan keadaan debu lingkungan kerja didasarkan hasii observasi dan wawancara dengan pekerja, yang diamati menjadi kesimpulan bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai faktor - faktor yang berhubung dengan kapasitas vitai paru pada pekerja di UD.Tuyaman. Untuk mengetahui gambaran kapasitas paru tenaga kerja di UD.Tuyaman dan mengetahui hubungan antara faktor faktor (Umur, Kebiasaan merokok, riwayat penyakit, penggunaan Alat Pelindung Diri (masker), status gizi, dan masa kerja) dengan kapasitas paru tenaga kerja di industry informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di industri informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Weleri Kabupaten Kendal dan waktu pelaksanaan pada bulan ApriI 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja di industri pengolahan kapuk UD.Tuyaman berjumlah 20 orang yang terdiri dari 17 pekerja Iaki-Iaki dan 3 pekerja perempuan. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi pekerja yang bekerja di industri pengolahan kapuk UD.Tuyaman (total population study). HASIL PENELITIAN PeneIitian ini mengambii total populasi sebanyak 20 tenaga kerja UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Weleri Kabupaten Kendal dengan karakteristik sebagai berikut :

4 TabeI 1. Distribusi Frekuensi Data Responden Di Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal tahun 2013 F % Umur 40 tahun 11 55 < 40 tahun 9 45 Kebiasaan Merokok Merokok 15 75 Tidak Merokok 5 25 Riwayat Penyakit Ada Riwayat penyakit 1 5 Tidak Ada Riwayat penyakit 19 95 Kategori APD Kurang Baik 6 30 Baik 14 70 Kategori Pemakaian Masker Tidak pernah 0 0 Kadang kadang 0 0 Selalu 20 100 Frequency Penggantian Masker 1 2 kali / minggu 5 25 3 4 kali / minggu 2 10 > 5 kali / minggu 13 65 Jenis Masker Kaos 2 10 Masker 7 35 Masker + Kaos 11 55 Kategori IMT Kurus 0 0 Normal 17 85 Gemuk (Iebih) 3 15 Kategori Status Gizi Normal 17 85 Tidak Normal 3 15 Masa Kerja < 5 7 35 5 13 65 1. UMUR RESPONDEN Berdasarkan tabei 2. bahwa rata-rata umur pekerja pengoiahan kapuk UD.Tuyaman 42 tahun hai ini menggambarkan bahwa rata-rata umur pekerja daiam kategori mengaiami penurunan kapasitas vital paru. Umur

5 responden 23 76 tahun. Frekuensi umur dikeiompokkan > 40 tahun sebanyak 55%, dan keiompok umur < dari 40 tahun sebanyak 45%. 2. KEBIASAAN MEROKOK Dari 20 tenaga kerja yang terdiri dari 17 tenaga kerja Iaki-Iaki dan 3 tenaga kerja perempuan, yang memiiiki kebiasaan merokok merokok sebanyak 75%, jika mengkonsumsi rokok walaupun 1 batang per hari. Dengan kategori perokok (Indeks Brinkman) : Ringan 0 200 Sedang 200 600 Berat 600 Berdasarkan kategori IB (Indeks Brinkman) hasii perkalian antara jumlah rata rata batang rokok yang dihisap responden setiap hari dikali dengan lama merokok (tahun). 5% kategori perokok berat, 30% kategori perokok ringan dan 30% kategori perokok sedang dan sedangkan yang tidak memiiiki kebiasaan merokok sebanyak 25%. 3. RIWAYAT PENYAKIT Pada pekerja pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti yang memiliki riwayat penyakit pernafasan paru adalah 1 orang responden atau 5%. Sedangkan 95% tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan pernafasan. 4. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (masker) Berdasarkan tabei 2 pemakaian APD dikategorikan menjadi kategori baik sebanyak 70% dan kategori kurang baik sebanyak 30%. Hasil kategori dari nilai rata rata frekuensi pemakaian APD, jenis masker dan penggantian masker. 5. STATUS GIZI Status gizi pekerja pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal tahun 2013 dibedakan berdasarkan nilai Indeks Masa Tubuh (IMT) yang dikategorikan IMT kurus, normal dan gemuk menurut ambang batas IMT orang indonesia. Dengan kategori ambang batas IMT untuk orang Indonesia. Kurus : < 17,0 18,5

6 Normal : > 18,5 25,0 Gemuk : > 25,0 Diketahui kategori status gizi dikategori ambang batas IMT yang dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu normal dan tidak normal. Kategori normal dinilai dari pengategorian ambang batas IMT orang indonesia menunjukan normal, dengan IMT >18,5 25,0. Sedangkan tidak normal termasuk pengategorian dari ambang batas IMT orang Indonesia yaitu kurus dengan nilai IMT < 17,0 18,5 dan Gemuk dengan nilai IMT > 25,0. Dari tabel diatas dapat diketahui kategori Indeks Masa Tubuh pekerja UD.Tuyaman yaitu 85% dengan kategori normal, sedangkan 15% dengan kategori tidak normal. Indeks Masa Tubuh yang normal berarti sangat baik, karena status gizi dinilai berdasarkan Indeks Masa Tubuh. Status gizi yang baik ditandai dengan komposisi makanan yang dimakan mencukupi kebutuhan gizi. 6. MASA KERJA Berdasarkan tabel 2. masa kerja (tahun) rata-rata 11 tahun yang berarti sudah Iama tenaga kerja bekerja di pengolahan kapuk UD.Tuyaman. masa inkubasi paparan terhadap debu kapuk adalah 5 tahun. Gambaran distribusi frekuensi menurut masa kerja responden yang terpajan debu kapuk. Dengan Iama kerja antara 1 60 tahun. Pekerja pengolahan kapuk UD.Tuyaman tengah tahun 2013 yang memiliki masa kerja < 5 tahun sebesar 35%, sedangkan masa kerja responden Iebih dari sama dengan 5 tahun adaiah 65%. 7. KAPASITAS VITAL PARU PEKERJA UD.TUYAMAN Dari hasil penelitian diketahui bahwa persentase tertinggi adalah pekerja yang terpajan debu kapuk kapasitas vital parunya normal yaitu 60%, Sedangkan 40% kapuk kapasitas vital paru pekerja tidak normal (20% Obstruktif, 10% Restritif, 10% Mixed)

7 TabeI 2. Deskriptif Data Umur, Masa Kerja Data F Min Max Mean Median Std.Deviaiton Umur (tahun) 20 23 76 42 42 15 Masa Kerja 20 1 60 11 7 13 Skore APD 20 5 9 7,85 8,00 1,089 TabeI 3. Distribusi Frekuensi Data Responden Di Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal tahun 2013 F % Kategori KVP Ada gangguan (tidak normal) 8 40 Tidak ada gangguan (normal) 12 60 NiIai KVP Normal 12 60 Obstruktif 4 20 Restriktif 2 10 Mixed (kombinasi) 2 10 TabeI 4. Distribusi Frekuensi dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman Kapasitas Vital Paru Ada gangguan Tidak ada gangguan Total F (%) F (%) F (%) Umur 40 tahun 7 63,6 4 36,4 11 100 < 40 tahun 1 11,1 8 88,9 9 100 Kebiasaan Merokok Merokok 5 33,3 10 66,7 15 100 Tidak Merokok 3 60 2 40 5 100 Riwayat Penyakit Ada Riwayat 0 0 1 100 1 100 Tidak Ada Riwayat 7 36,8 12 63,2 19 100 APD Kurang Baik 1 16,7 5 83,3 6 100 Baik 7 50 7 50 14 100 Status Gizi Normal 7 41,2 10 58,8 17 100 Tidak Normal 1 33,3 2 66,7 3 100 Masa Kerja < 5 tahun 2 28,6 5 71,4 7 100 5 tahun 6 46,2 7 53,8 13 100

8 TabeI 5. AnaIisis Hasil Uji Fisher dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman No VariabeI PeneIitian HasiI KesimpuIan 1 Umur dengan kapasitas vital paru 0,028 Ada hubungan antara Umur dengan kapasitas vital paru. 2 Kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru 0,347 Tidak ada hubungan antara Kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru 3 Riwayat penyakit dengan kapasitas vital paru 4 Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan kapasitas vital paru 5 Status gizi dengan kapasitas vital paru 6 masa kerja dengan kapasitas vital paru 1,000. Tidak ada hubungan antara riwayat penyakit dengan kapasitas vital paru 0,325 Tidak ada hubungan antara pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan kapasitas vital paru 1,000 Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kapasitas vital paru 0,642 Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Umur Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman TabeI 4. menunjukan bahwa pekerja yang terpajan debu kapuk dengan kategori umur Iebih dari 40 tahun sebanyak 11 orang responden, 64% kapasitas vital paru ada gangguan (3 obstruktif, 2 restriktif, dan 2 mixed ). Sedangkan pada kategori umur kurang dari 40 tahun sebanyak 9 orang responden, 11% diantaranya memiliki kapasitas vital paru ada gangguan (1 obstruktif). Berdasarkan hasil Uji Fisher, didapat hasil p value 0,028, p value lebih besar dari 0,05 (0,028 < 0,05) berarti Ho tidak diterima yang artinya ada hubungan antara umur responden dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pegolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Usia

9 berhubungan dengan proses penuaan. Semakin tua umur seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru. (3) Faktor umur sangat mempengaruhi tinggi rendahnya fungsi paru seseorang. Semakin tua umur seseorang, maka akan semakin sering orang tersebut meiakukan kegiatan respirasi untuk meiakukan faktor kehidupan yang memeriukan oksigen yang dihirup dari udara bebas. (4) 2. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman TabeI 4. menunjukan bahwa 15 orang responden yang memiliki kebiasaan merokok, dengan 33% kapasitas vital paru ada gangguan (2 obstruktif, 2 restriktif, 1 mixed ). Sedangkan pada responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok sebanyak 5 orang, dengan 60% kapasitas vital paru ada gangguan (2 obstruktif, dan 1 mixed). Berdasarkan hasil Uji Fisher, didapat hasil p value 0,347, p value lebih besar dari 0,05 (0,347 > 0,05). Pada uji statistik didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pegolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru. Pekerja yang memiliki kebiasaan merokok dan berada di lingkungan yang berdebu cendrung mengalami gangguan saluran pernapasan dibandingkan dengan tenaga kerja yang berada pada lingkungan yang sama tetapi tidak merokok. (5) 3. Hubungan Antara Riwayat Penyakit Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman TabeI 4. menunjukkan bahwa 1 orang responden yang memiliki riwayat penyakit pernafasan gangguan paru, 100% kapasitas vital paru tidak ada gangguan (normai). Sedangkan 19 responden yang tidak memiliki riwayat penyakit, 37% diantaranya kapasitas vital paru ada gangguan (5 obstruktif, 1 restriktif, 1 mixed) dan 63% lainnya kapasitas vital parunya normal. Berdasarkan hasil Uji Fisher, didapat hasil p value 1,000, p value lebih besar dari 0,05 (1,000 > 0,05). Pada uji statistik, didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat

10 penyakit dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Kondisi kesehatan saluran pernafasan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang. Kekuatan otot otot pernafasan dapat berkurang akibat sakit. Selain itu juga riwayat pekerjaan yang berdebu dapat mengakibatkan pneumunokiosis dan salah satu pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari diri dari debu dengan cara memakai masker saat bekerja. (2) 4. Hubungan Antara Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman TabeI 4. menunjukan bahwa kategori pemakaian APD yang dinilai dari frekuensi pemakaian APD (masker), jenis APD yang digunakan, dan frekuensi pencucian APD, yang kemudian dikategorikan menjadi 2 kelompok kurang baik dan baik. Pada kelompok kurang baik sebanyak 6 orang responden, 17% dengan kapasitas vital paru ada gangguan (restriktif). Sedangkan 14 orang responden dengan kategori baik, 50% diantaranya dengan kapasitas vital paru ada gangguan (4 obstruktif, 1 restriktif, 2 mixed).berdasarkan hasil Uji Fisher, didapat hasil p value 0,325, p value lebih besar dari 0,05 (0,325 > 0,05). Pada uji statistik, didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara pemakaian APD dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pegolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Penggunaan APD berkaitan dengan banyaknya partikulat yang tertimbun di dalam organ paru akibat pencemaran yang dapat mengurangi kemampuan fungsi paru. Sehingga dengan digunakan APD maka akan dapat mencegah penumpukan partikulat pencemar dalam organ paru, sehingga akan mengurangi terjadinya penurunan fungsi organ paru. (6) 5. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman Pekerja pengolahan kapuk UD.Tuyaman memiliki Indeks Masa Tubuh normal dan tidak normal, status gizinyapun juga baik dan tidak

11 baik karena status gizi diukur dengan Indeks Masa Tubuh. tabei 4. menunjukan bahwa pekerja yang IMTnya tidak normal sebanyak 3 orang responden, 33% dengan kapasitas vital paru ada gangguan (mixed), Sedangkan 17 orang responden yang IMTnya normal, 41% memiliki kapasitas vital paru ada gangguan (4 obstruktif, 2 restriktif, 1 mixed). Berdasarkan hasil Uji Fisher, didapat hasil p value 1,000, p value lebih besar dari 0,05 (1,000 > 0,05). Pada uji statistik didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pegolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi orang dewasa merupakan masalah penting karena selain memiliki risiko penyakit tertentu dapat pula mempengaruhi produtivitas kerja. Status gizi yang berlebihan dengan adanya timbunan lemak dapat menurunkan compliance dinding dada dan paru sehingga ventilasi paru akan terganggu akibatnya kapasitas vital paru akan menurun. (7) Mengkonsumsi makanan yang mencukupi kebutuhan gizi setiap hari dapat meningkatkan kesehatan, khususnya kesehatan organ paru. 6. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Informal Pengolahan Kapuk UD.Tuyaman TabeI 4. menunjukkan bahwa pekerja UD.Tuyaman dengan kategori masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 7 orang responden, 29% diantaranya memiliki kapasitas vital paru ada gangguan ( 2 obstruktif). Sedangkan dengan masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 13 orang responden, 46% diantaranya dengan kapasitas vital paru ada gangguan (2 obstruktif, 2 restriktif, 2 mixed). Berdasarkan hasil Uji Fisher, didapat hasil p value 0,642, p value lebih besar dari 0,05 (0,642 > 0,05). Pada uji statistik, didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pegolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh

12 lingkungan kerja tersebut. (2) Fungsi paru dapat berubah-ubah akibat sejumlah faktor non pekerjaan seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kondisi kesehatan, dan sebagainya. (8) Apabila kondisi paru terpapar dengan berbagai komponen pencemar, fungsi paru sebagai organ utama pernafasan akan mengalami beberapa gangguan sebagai akibat dari pajanan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri yang telah dilakukan terhadap 20 orang pekerja pokok UD.Tuyaman, 8 orang responden diantaranya kapasitas vital paru pekerja menunjukan ada gangguan (tidak normal) 4 obstruktif, 2 restriktif, dan 2 mixed atau kombinasi. 2. Ada hubungan antara umur dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dengan nilai p value 0,028. 3. Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dengan nilai p value 0,347. 4. Tidak ada hubungan antara riwayat penyakit dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dengan nilai p value 1,000. 5. Tidak ada hubungan antara pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dengan nilai p value 0,325. 6. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dengan nilai p value 1,000.

13 7. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja informal pengolahan kapuk UD.Tuyaman Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dengan nilai p value 0,642. SARAN 1. Bagi Perusahaan Pemantauan pemakaian APD masker yang telah disediakan oleh pemilik, dan pemberian teguran atau sanksi kalau saja masih ada pekerja yang tidak menggunakan masker yang disediakan di tempat kerja. 2. Bagi Tenaga Kerja a. Disiplin dan sadar diri dalam menggunakan alat pelindung diri (masker) yang telah disediakan oleh perusahaan. b. Penggantian masker secara rutin agar masker dapat bekerja secara efektif dan masih layak untuk digunakan. 3. Bagi Peneliti Lain Perlu dilakukan pengukuran kadar debu dalam ruangan secara berkala khususnya pada bagian bagian tempat produksi untuk mengetahui pajanan yang diterima oleh pekerja. 4. Bagi Lembaga Institusi Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan dinas yang terkait (dinas kesehatan). DAFTAR PUSTAKA 1. Soekidjo, N. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. 2003 2. Suma mur, PK. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). CV. Sagung Seto. Jakarta. 2009 3. Joko Suyono. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Editor: Caroline Wijaya. Jakarta: EGC.1994 4. WoId HeaIth Organization. aiih Bahasa Joko Suyono. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. EGC. Jakarta.1993

14 5. Mengkidi, Dorce. Gangguan Fungsi Paru dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan. Semarang: Tesis Universitas Diponegoro. 2006 6. Suma mur, PK. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Haji Masagung. Jakarta. 1996 7. Suparasa, I Dewa Nyoman, Bakri Bachyar, Fajar Ibnu. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta. 2001 8. Harrington,J.M.Gill, F.S. Buku Saku Kesehatan Kerja. EGC. Jakarta. 2003