VII. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI KABUPATEN INDRAMAYU

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

PENGARUH PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN KLASTER PADI ORGANIK KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: A. ARU HADI EKA SAYOGA L2D

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

TERWUJUDNYA MASYARAKAT INDRAMAYU YANG RELIGIUS, MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA SERTA TERCIPTANYA KEUNGGULAN DAERAH

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

WALIKOTA TASIKMALAYA

LAPORAN KINERJA (LKJ)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

3 KERANGKA PEMIKIRAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

Renstra BKP5K Tahun

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Isu-Isu Strategis

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

5.1 Perkembangan Investasi Swasta di Kabupaten Indramayu. terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui kegiatan investasi akan terjadi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

PRIORITAS AKTIVITAS PERTANIAN, INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN DI KABUPATEN KULON PROGO TUGAS AKHIR. Oleh: B U S T A M I L2D

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

Transkripsi:

VII. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI KABUPATEN INDRAMAYU 7.1 Visi dan Misi Kabupaten Indramayu Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat Pemerintah Kabupaten Indramayu mempunyai rumusan visi, misi dan program kerja Sapta Karya Mulih Harja. Visi dan misi tersebut mencerminkan platform politik Bupati/Wakil Bupati terpilih hasil pemilihan umum langsung tahun 2006. Visi pembangunan Kabupaten Indramayu yaitu Terwujudnya masyarakat Indramayu yang religius, maju, mandiri dan sejahtera (Bapeda, 2008). Religius berarti bahwa masyarakat Indramayu diharapkan memiliki tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama secara baik dan benar, sehingga dapat tercermin dalam pola berfikir dan bertingkahlaku sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianutnya. Maju berarti bahwa masyarakat Indramayu cerdas, terampil, bergerak dinamis, kreatif, inovatisi serta tangguh menghadapi tantangan. Mandiri berarti bahwa segala sumber daya yang dimiliki sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indramayu. Sehingga sesuai dengan nafas dan tujuan hakiki penyelenggaraan otonomi. Sejahtera berarti bahwa masyarakat Indramayu memiliki rata-rata tingkat pendapatan yang memadai, tingkat pendidikan yang cukup dan derajat kesehatan yang baik, sehingga dapat hidup layak, baik secara fisik maupun non fisik Berdasarkan visi tersebut maka Pemerintah Kabupaten Indramayu (2008) menjabarkannya kedalam 7 misi (Sapta Karya Mulih Harja) sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia berbasis nilai agama dan budaya 2. Meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah yang mandiri dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme 3. Pemantapan struktur perekonomian masyarakat dan pengembangan potensi daerah 4. Pemerataan dalam peningkatan sarana dan prasarana wilayah serta prasarana dasar pemukiman 5. Meningkatkan pendapatan asli daerah 6. Menciptakan kelestarian lingkungan hidup 7. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban Salah satu upaya mencapai misi diatas adalah dengan adanya peningkatan investasi (Retnadi dan Wijaya, 2005). Beberapa ahli ekonomi termasuk Gidenson dan Leibenstein, Chenery dan Kahn (Jhingan, 2000), menyebutkan kriteria investasi yang tepat sebagai asas penentuan kebijaksanaan yaitu : 1. Investasi harus diarahkan pada penggunaan yang paling produktif sehingga rasio output uang (current output) terhdap investasi menjadi maksimum atau sebaliknya rasio modal-output menjadi minimum 2. Investasi harus dilakukan terhadap proyek yang akan memanfaatkan buruh secara maksimum, dalam hal ini rasio buruh-investasi maksimum. 3. Proyek investasi ini harus diseleksi sehingga menghasilkan barang yang memenuhi kebutuhan dasdar masyarakat dan meningkatkan ekonomi eksternal lebih luas.

4. Proyek investasi adalah proyek yang dirancang paling banyak menggunakan bahan baku dalam negeri dan berbagai suplai lain. 5. Proyek investasi tersebut harus diseleksi sehingga dapat memperbaiki distribusi pendapatan nyata. 6. Investasi harus diarahkan pada industri yang menghemat devisa, mengurangi beban neraca pembayaran dan memaksimumkan rasio barang ekspor terhadap investasi. 7.2. Alternatif Prioritas Strategi Peningkatan Investasi di Indramayu Sebagaimana dalam Bab terdahulu setelah diketahui identifikasi faktor faktor daya saing investasi melalui identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan (SWOT). Selanjutnya adalah penentuan alternatif prioritas strategis melalui Analitical Hierarchi Process (AHP). Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi (Mulyadi, 2001). Proses perencanaan strategis dapat dilakukan melalui tiga tahap analisis yaitu : (1) tahap pengumpulan data, (2) tahap analisis dan (3) tahap pengambilan keputusan (Rangkuti, 2004). Teori ekonomi mengatakan bahwa individu ataupun unit ekonomi (Pemerintah dan Swasta) karena keterbatasan sumberdaya harus menentukan pilihan berdasarkan prioritas untuk mencapai objek tertentu. Dengan kata lain diperlukan pemilihan prioritas sasaran sesuai dengan kendala yang dihadapi, terutama menyangkut keterbatasan dana dan rentang waktu pelaksanaan investasi, untuk itu diperlukan suatu alternatif strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan investasi di Kabupaten Indramayu sebagaimana hasil identifikasi

AHP diantaranya yaitu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM), mengembangkan agroindustri hulu sampai hilir, mengembangkan zona dan kluster industri, dan mengembangkan kelembagaan. Berdasarkan hasil analisis dari pendapat responden ahli maka untuk mencapai tujuan peningkatan investasi maka prioritas alternatif strategi dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Prioritas Alternatif Strategi dalam Peningkatan Investasi di Kabupaten Indramayu Berdasarkan Gambar 8, maka prioritas alternatif strategi dalam peningkatan investasi di Kabupaten Indramayu sebagai berikut : 7.2.1 Mengembangkan Zona dan Kluster Industri Dengan berkembangnya berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk teknologi informasi yang maju begitu pesatnya, berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, kompetisi dewasa ini menjadi begitu ketat dan dinamis. Menurut Porter (1998), peta ekonomi dunia saat ini didominasi oleh kluster (cluster), yaitu konsentrasi geografis dari perusahaan dan institusi yang saling berkaitan dalam suatu bidang tertentu. Kluster mencakup susunan dari industri yang berkaitan dan entitas lainnya yang penting dalam kompetisi. Industri merupakan suatu aktivitas ekonomi yang tidak terlepas dari kondisi konsentrasi geografis. Konsentrasi aktivitas ekonomi dalam suatu negara

menunjukan bahwa industrialisasi merupakan suatu proses selektif dipandang dari dimensi geografis. Kluster merupakan cerminan konsentrasi geografis suatu kelompok industri yang sama (Kuncoro, 2002) Kluster industri pada dasarnya merupakan kelompok aktivitas produksi yang amat terkonsentrasi secara spasial dan umumnya berspesialisasi hanya pada satu atau dua industri. Alternatif ini menduduki peringkat tertinggi sebagai strategi dalam peningkatan investasi di Kabupaten Indramayu. Adanya kawasan industri dan zona industri yang ada perlu dikembangkan agar lebih siap dan menarik investor untuk mendirikan industri di Kabupaten Indramayu. Pembangunan zona dan kluster industri perlu mempertimbangkan keseimbangan sumberdaya air. Zona dan kluster industri perlu dikembangkan dengan sarana prasarana yang memadai serta memperhatikan jalur transportasi dan sumber utama bahan baku. Jalur transportasi perlu disesuaikan baik jalur transportasi darat maupun jalur transportasi laut. Kemudahan akses jalur transportasi dan sumber utama bahan baku akan mengurangi biaya sehingga minat investor menjadi semakin tinggi lagi. Peningkatan daya saing suatu daerah dapat ditempuh dengan mengembangkan sektor unggulan dan sektor potensial. Menurut Hasil Analisis keterkaitan antar sektor ekonomi melalui pendekatan Input Output (I-O) di Kabupaten Indramayu (Bapeda, 2005) terdapat delapan sektor yang digolongkan sebagai sektor unggulan yang memberikan multiplier effect bagi perekonomian Indramayu yaitu 1, tanaman bahan makanan.2, perikanan 3, minyak dan gas bumi.4, Penggalian.5, Industri migas 6, industri tanpa migas 7,bangunan dan 8, angkutan jalan raya. Selain itu terdapat 10 sektor yang digolongkan sebagai sektor potensial perlu mendapat perhatian agar dimasa depan dapat meningkat perannya

yaitu 1. Peternakan dan hasil-hasilnya, 2. Kehutanan, 3. Perdagangan besar dan eceran, 4. Restoran, 5. Jasa penunjang angkutan, 6. Bank dan lembaga keuangan, 7. Sewa bangunan, 8. Pemerintahan umum, 9. Hiburan dan rekreasi dan 10 Perorangan dan rumah tangga. Pengembangan sektor unggulan tersebut dilakukan melalui suatu perencanaan yang terfokus pada suatu wilayah khusus yang dikenal sebagai kluster bisnis. Pengembangan suatu kluster ditujukan untuk memusatkan berbagai kegiatan usaha di kawasan tertentu yang satu sama lain saling melengkapi (komplementer), saling bergantung, dan saling bersaing dalam melakukan aktivitas bisnis. Perusahaan atau industri yang dikembangkan dalam suatu kluster bisnis umumnya berskala kecil dan menengah meliputi industri berbasis pertanian (agroindustri), industri kerajinan, industri pengolahan, industri teknologi dan informasi, dan lain-lain. Perusahaan atau industri yang berusaha dalam wilayah khusus tersebut memiliki persamaan kebutuhan terhadap tenaga kerja, teknologi, dan infrastruktur. Pengembangan kluster menawarkan cara yang lebih efektif dan efisien dalam membangun ekonomi daerah secara lebih mantap, dan mempercepat pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan (Kuncoro 2005). Kluster industri meningkatkan hubungan antar berbagai industri dan lembaga yang terlibat di dalam kluster tersebut. Dalam konteks peningkatan daya saing, pengembangan zona dan kluster industri memberikan beberapa keuntungan. Pertama, zona dan kluster industri akan meningkatkan produktivitas melalui efisiensi dalam mengakses input produksi, kemudahan koordinasi, difusi teknologi, dan suasana kompetisi di tingkat lokal. Kedua, zona dan kluster industri akan mendorong

lahirnya inovasi. Persaingan yang sehat antar perusahaan dalam suatu zona dan kluster akan memacu berbagai inovasi untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan mutu barang dan menekan harga jual. Hal ini akhirnya akan meningkatkan daya saing daerah. Ketiga, zona dan kluster akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru dalam rumpun industri terkait. Tersedianya jaringan dan keterkaitan antar industri dalam kluster akan mempermudah usaha baru untuk memulai usaha. Keberhasilan suatu kluster didukung melalui faktor penentu kekuatan kluster yaitu: (1) spesialisasi, (2) kapasitas penelitian dan pengembangan, (3) pengetahuan dan keterampilan, (4) pengembangan sumber daya manusia, (5) jaringan kerjasama dan modal sosial, (6) kedekatan dengan pemasok, (7) ketersediaan modal, (8) jiwa kewirausahaan, dan (9) kepemimpinan dan visi bersama. Adapun zona dan kluster industri yang diperlukan Indramayu adalah zona industri terbatas migas yang bersifat enclave hal ini sesuai dengan cadangan migas Indramayu yang tersebar. Dengan adanya zona industri migas Balongan diharapkan tumbuhnya industri hilirnya (petrokomia) lainnya selain PT Polytama Propindo dengan produksi polypropelene, PT Batavindo dengan produksi epoxy resim dan PT Bakti Mingas Utama yang memproduksi gas LPG dan kedua zona dan Kluster industri khusus bidang manufaktur dan pengolahan ekonomi pertanian dan perikanan atau sektor lainnya khususnya perikanan darat bandeng. Sehingga dengan kluster ini produk olahannya mempunyai nilai tambah. adapun zona dan kluster industri sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 9.

Sumber: Badan Perencanaan Daerah, 1995 (diolah) Gambar 9. Zona dan Kluster Industri Migas dan Manufaktur Kabupaten Indramayu 7.2.2 Mengembangkan Agroindustri Hulu Sampai Hilir Sektor pertanian memiliki prospek yang sangat baik terutama didukung oleh subsektor perkebunan. Hal tersebut ditandai dengan perkembangnya berbagai fasilitas pendukung sentra-sentra produksi yang berbasis pada agrobisnis dan agroindustri. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Indramayu adalah tetap memberdayakan dan meningkatkan sektor-sektor ekonomi yang menjadi economic base yaitu antara lain sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian. Keberhasilan pemerintah daerah dalam meningkatkan investasi swasta yang masuk kedaerah tersebut akan berdampak multiplier effect dengan timbulnya kegiatan kegiatan lain yang mengikutinya. Sehingga hal ini akan dapat mempengaruhi kinerja perekonomian daerah tersebut.

Tingginya hasil pertanian di Kabupaten Indramayu sebagian hanya dijual dalam bentuk mentah dan dipasarkan secara tradisional. Pengembangan agroindustri hulu diperlukan agar tersedia bahan baku seperti bibit, pupuk, maupun pestisida untuk keperluan dalam daerah Kabupaten Indramayu sendiri maupun untuk dipasarkan ke daerah lainnya. Pengembangan agroindustri hilir diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian. Pengembangan agroindustri hulu maupun hilir diharapkan mampu meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja sehingga jumlah pengangguran dapat semakin ditekan. Selain itu pengembangan agroindustri hilir berbasis kerakyatan akan meningkatkan jumlah pendapatan masyarakat dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan memperhitungkan kondisi yang ada seperti, luas kepemilikan lahan (umumnya kurang dari 1 Ha), status petani (pemilik, penggarap, buruh tani) dan lahan-lahan bermasalah (banjir, kekeringan, OPT), maka Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu melakukan pendekatan dan strategi pembangunan pertanian tanaman pangan adalah dengan membagi 3 kawasan pembangunan pertanian yaitu kawasan andalan padi, kawasan konsentrasi utara Indramayu, dan kawasan konsentrasi selatan Indramayu. (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, 2007)

a. Kawasan Andalan Padi (69.016 Ha) 1. Komoditas unggulan : padi sawah 2. Intensitas tanam : 2 x padi; 1 x palawija atau sayuran 2. Fungsonal fasilitas jaringan irigasi untuk jaminan padi 2x per tahun : DI. Perum Jasa Tirta II (d/h Jatiluhur) Gol. I + Gol II + Gol. Ill + 90persen sedangkan padi di DI. Rentang Gol. I + Gol II90persen + 10persen Gol. III. 3. Kegiatan utama : upaya khusus swasembada padi 4. Sasaran : kesejahteraan petani dan stok pangan nasional / regional Jabar 5. Lokasi : bagian tengah wilayah Indramayu, meliputi Kecamatan Kertasemaya, Sliyeg, Jatibarang, Bangodua, Widasari, Lelea, Cikedung Utara, Gabuswetan, Anjatan dan Bongas. 6. Pusat pertumbuhan : Kertasemaya, Gabuswetan, Anjatan 7. Sub sektor pendukung : perikanan, peternakan dan sayuran nilai ekonomi tinggi. Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu, 2007 (diolah) Gambar 10. Kawasan Andalan Padi Kabupaten Indramayu

b. Kawasan Konsentrasi Utara Indramayu (23.137 Ha) 1. Komoditi unggulan : berbagai komoditas sayuran (bawang merah, lombok, kedele/kacang-kacangan) 2. Intensitas tanam: 1-2 x sayuran/palawija (jagung/kedelai) dan 1 x padi. 3. Kelengkapan : pompa air permukaan, perbaikan jaringan irigasi dan kali pembuang. 4. Kegiatan utama : pengembangan diversifikasi dan kemitraan usaha 5. Lokasi : meliputi Kecamatan Krangkeng, Sindang, Karangampel, Juntinyuat, Arahan, Cantigi, Balongan,Indramayu,Lohbener, Losarang,Sukra. 6. Pusat Pertumbuhan : Patrol (Sukra),. Jatibarang, Karangampel. 7. Keadaan/kondisi : merupakan daerah penampung air di musim hujan (daerah banjir) karena kondisi geografisnya landai dan rendah, serta kekeringan di musim kemarau. 8. Sub sektor pendukung : perikanan, perkebunan dan kehutanan (mangrove). Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu, 2007 (diolah) Gambar 11. Kawasan Konsentrasi Utara Kabupaten Indramayu

c. Kawasan Konsentrasi Selatan Indramayu (18.724 Ha) 1. Komoditi unggulan: cabe merah, mangga, kedelai dan jagung 2. Intensitas tanam: 1-2 x sayuran/kedele/jagung + 1 x padi 3. Kelengkapan : pompa air tanah, jaringan irigasi air tanah (JIAT), danau, sumur dangkal air tanah. 4. Kegiatan utama : pengembangan diversifikasi dan kemitraan usaha. 5. Lokasi : meliputi Kecamatan Bangodua Selatan, Lelea Selatan, Cikedung Selatan, Kroya, sebagian Gabuswetan, Haurgeulis. 6. Pusat pertumbuhan : Kroya dan Haurgeulis 7. Keadaan/kondisi : merupakan daerah tadah hujan murnii 8. Sub sektor pendukung : perkebunan dan pehutanan Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu, 2007 (diolah) Gambar 12. Kawasan Konsentrasi Selatan Kabupaten Indramayu

Salah satu konsep dan strateginya adalah dengan mengaitkan pembangunan pertanian dengan pembangunan ekonomi dan pembangunan sektoral kedalam suatu konsep pembangunan sistem agribisnis yaitu Agricentre (Bapeda, 2007). Keterkaitan dan sinergi antar sektor, sub-sistem dan antara fungsi pembangunan inilah yang menjadi konfigurasi dasar sekaligus keunggulan utama dari Agri Centre Proyek pengembangan Agri Centre bertujuan untuk membangun suatu daerah dimana semua sub sistem yang terlibat didalam kegiatan pertanian (agribisnis hulu, budidaya pertanian (on farm), agribisnis hilir dan sarana penunjang) dilaksanakan secara efektif dan optimal. Maksud pengembangan Agri Centrer antara lain adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan daerah berupa : 1) Meningkatkan taraf hidup petani dan memotivasi petani untuk melakukan kegiatan pertanian, 2) Meningkatkan kualitas hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, 3) Meningkatkan eksport hasil pertanian dalam bentuk produk jadi, 4) Mengurangi jumlah area lahan pertanian yang tidak termanfaatkan, 5) Mengatasi permasalahan pengeringan dan penyimpanan hasilhasil pertanian, 6) Memanfaatkan surplus hasil pertanian didaerah daerah tertentu per tahunnya, 7) Menyajikan dta mengenai agribisnis tanaman pangan dan hortikultura secara komprehensif dan aktual yang dapat diakses secara on-line oleh seluruh masyarakat, 8) Mewujudkan sentra perwilayahan komoditas pertanian tanaman pangan berdasarkan potensi komoditas unggulan di masingmasing daerah, dan 9) Penggunaan sepenuhnya limbah pertanian berupa Jerami dan Sekam sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik secara terpisah oleh

karena sekam dapat menghasilkan produk yang lebih berguna. (Bapeda Kab. Indramayu, 2007). Scope pengembangan Agricentre ditunjukkan dalam Tabel 28 Tabel 29. Scope Pengembangan Agricentre Kabupaten Indramayu No Komponen Fungsi 1 Sarana Produksi - Menyediakan pupuk berimbang Pertanian (Saprodi) - Menyediakan obat pembasmi hama 2 Sarana alat dan mesin - Menyediakan traktor tangan pertanian - Menyediakan traktor besar - Menyediakan alat penanam benih - Menyediakan alat pemanen 3 Sarana pembibitan Menyediakan benih yang berkualitas 4 Rice Processing Complex Melakukan proses pengolahangabah menjadi beras dengan meminimalkan kehilangan hasil dan memproduksi beras berkualitas tinggi 5 Dryling Centre Melakukan proses pengeringan (padi) pada saat musim panen dan komoditi yang lain pada saat bukan musim panen 6 Dryling and Storage Centre Melakukan proses pengeringan (padi) pada saat musim panen dan komoditi yang lain pada saat bukan musim panen kemudian disimpan didalam silo penyimpan untuk selanjutnya diolah didalam Rice Procesing Complex 7 Training Centre Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga tenaga pertanian 8 IT Centre Menyajikan data-data yang diperlukan dalam penyususnan dokumen-dokumen 9 Trade Centre Mengoptimalkan target penjualan sesuai dengan kapasitas produksi 10 Laboratorium Melaksnakan kegiatan penelitian didalam penyediaan bibit berkualitas dan unggul dan pupuk yang berimbang. Sumber: Bapeda Kab. Indramayu, (2007)

7.2.3 Mengembangkan Kelembagaan Pelayanan Perizinan dan Investasi Kelembagaan sering menjadi sorotan dan sumber keluhan masyarakat daerah serta para investor. Pada dasarnya Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Indramayu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2007 mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang perizinan dan penanaman modal sebagai berikut : 1. Pengembangan sistem informasi manajemen pelayanan perizinan dan investasi 2. Melakukan terobosan-terobosan penanganan investasi 3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam pelayanan, pengendalian dan pengawasan perizinan dan penanaman modal 4. meningkatkan daya saing daerah dalam menarik investasi 5. Mengembalikan citra dan usaha kepercayaan investor melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif 6. Peningkatan investasi yang tinggi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi 7. Pembuatan kebijakan pro-bisnis dan langkah strategis dalam kegiatan promosi dan informasi produk unggulan daerah. Kelembagaan prizinan dan penanaman modal dibangun oleh tiga pilar meliputi birokrasi, aparatur dan pengawasan serta peraturan daerah. untuk itu agenda mengembangkan kelembagaan yaitu dengan cara : A. Restruktrurisasi Kelembagaan Bentuk restrukturisasi kelembagaan adalah melalui pembenahan birokrasi yang ramping dan berkualitas, dimana dengan sedikit tenaga kerja tetapi

mempercepat dan menghasilkan perizinan yang akurat melalui proses yang tidak bertele-tele dan pengurusan perizinan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. B. Regulasi Kebijakan Pembenahan peraturan daerah diarahkan pada penerbitan peraturan daerah yang tidak menghambat kegiatan bisnis serta sejalan dengan peraturan pemerintah pusat. Kemudahan dalam berinvestasi akan ditentukan oleh seberapa mudahnya mengurus perizinan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh investor. Dengan kecepatan dan kemudahan mengurus perizinan maka investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya. Regulasi kebijakan dapat dilakukan dengan memberikan persyaratan dan kondisi yang baku dalam pemberian perizinan berupa standar pelayana minimal (SPM) yaitu izin lokasi, izin prinsip, izin lingkungan, izin mendirikan bangunan, izin gangguan, dan izin keselamatan kerja. Semua perizinan ini akan dapat dipermudah dengan adanya satu atap untuk menampung lembaga yang memberikan perizinan tersebut. Selain itu untuk memperkecil konplik dengan lembaga atau dinas terkait lainnya maka diperlukan dukungan dinas dan lembaga terkait melalui pengalihan kewenangan kepada Dinas Perizinan dan investasi. Sedangkan kerjasama dengan DPRD adalah merevisi dan menghapus Perda yang tidak pro bisnis atau menghambat investasi. Bentuk Kelembagaan yang dilakukan adalah melalui konsep perizinan terpadu satu pintu, konsep ini bertujuan yaitu : 1) Meningkatkan kualitas layanan publik, dan 2) Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. Sasaran yang diharapkan dicapai melalu perizinan satu pintu yaitu :1) Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah,

transparan, pasti dan terjangkau dan 2) Meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik adapun programnya adalah : 1. Pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh penyelenggaraan pelayanan terpadu satu atap 2. Percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang telah ditetapkan dalam perda 3. Kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam perda 4. Kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai prosedur 5. Mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih permohonan perizinan 6. Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan. 7.3.4 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah SDM yang tinggi dengan kualitas yang rendah perlu diperbaiki dengan meningkatkan akses peningkatan kualitas masyarakat tersebut. Selain itu kualitas SDM perlu ditingkatkan sehingga siap untuk diserap sesuai dengan keperluan. Adapun agenda peningkatan SDM yaitu : 1. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan pembinaan aparatur dilingkungan Dinas perizinan dan Penanaman Modal. Yaitu dengan peningkatan pendidikan formal melalui beasiswa, ijin belajar atau tugas belajar, lokakarya, seminar dan diklat teknis lainnya selanjutnya melakukan

studi banding dan magang didaerah yang kondisi kelembagaan investasinya bagus seperti di Daerah Otorita Batam dan Kabupaten Sragen. 2. Konsep Keterkaitan dunia pendidikan dengan dunia kerja, Dalam jangka panjang pengembangan lembaga-lembaga pendidikan perlu disesuaikan sehingga mampu menghasilkan tenaga kerja terdidik maupun terlatih untuk memasuki lapangan kerja yang akan diciptakan. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan lembaga pendidikan kejuruan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kebutuhan tenaga kerja mampu dipenuhi secara lokal oleh Kabupaten Indramayu itu sendiri. Keempat alternatif strategi dan program kerja diatas akan lebih cepat terlaksananya jika pelaku kebijakan, investor dan masyarakat terlibat sehingga peningkatan investasi cepat terealisir. Adapun strategi dan program kerja sebagaimana terlihat pada Tabel 30.