BAB I PENDAHULUAN. rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN ANGGOTA KOPERASI Disampaikan Pada KULIAH UMUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KANJURUHAN

PENGURUS KOPERASI TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Koperasi merupakan lembaga bisnis dan suatu wadah yang cocok bagi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

ORGANISASI KOPERASI. Evan Purnama Ramdan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi dalam memperoleh suatu

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : Koperasi Primer.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 32 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN : 2000 SERI : D.9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2000 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

PENGANTAR PERKOPERASIAN

SYARAT DAN KETENTUAN KEANGGOTAAN MJS GROUP

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E

BAB I PENGANTAR. sebagai saka guru perekonomian Nasional. Hal ini tidak terlepas dari jati diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG KOORDINASI DAN PELAYANAN. sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II

MANAJEMEN KOPERASI Oleh: Annisa Ratna Sari, M.S.Ed

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II

PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

Pengantar Bisnis. Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Pemilikan Bisnis. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KELURAHAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PENGANTAR PERKOPERASIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MALUKU TENGGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

Pemilihan bentuk badan usaha merupakan masalah yang timbul pada saat perusahaan dibentuk. Dalam memilih bentuk usaha perlu dipertimbangkan : Jenis

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 17 TAHUN 2009

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PADA PIHAK KETIGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

BAB VIII ANALISIS KEBERHASILAN KOWAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi perekonomian rakyat serta dalam menciptakan kehidupan perekonomian yang bercirikan demokrasi, kebersamaan, kekeluargaan, dan keketerbukaan. Sudah selayaknya koperasi memiliki ruang gerak dan usaha yang lebih luas, terutama menyangkut kepenting an kehidupan ekonomi rakyat. Paradigma baru pembangunan perekonomian saat ini dan mendatang hendaknya memberikan peluang untuk memberdayakan perekonomian rakyat yang mengutamakan perluasan usaha produksi di tangan rakyat, meningkatkan partisipasi rakyat dalam proses pembangunan, ketersediaan dana yang cukup untuk membangun koperasi, meluasnya kesempatan usaha bagi koperasi, serta memperoleh keadilan secara nyata bagi rakyat dalam menikmati hasil pembangunan. Kita tidak menutup mata bahwa koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha masih ketinggalan dibandingkan dengan badan usaha yang lain. Badan usaha berbentuk koperasi jumlahnya memang meningkat dengan pesat di Indonesia. Sejak tahun 2005 hingga tahun 2009, Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan UKM menargetkan perwujudan 70 ribu koperasi dengan kategori berkualitas serta mencetak 6 juta wirausahawan baru. Namun, mengapa perkembangan kualitas koperasi masih rendah. Hal inilah yang perlu dicari penyebab dan permasalahannya. Oleh karena itu, pengelola koperasi, dalam hal ini perangkat organisasi koperasi yaitu anggota, pengurus, dan pengawas hendaknya mengetahui kelemahan atau kekurangannya untuk diperbaiki dan mengetahui keunggulan dan kelebihannya untuk dioptimalkan dan ditingkatkan. Untuk itulah diperlukan revitalisasi koperasi di antaranya revitalisasi kelembagaan koperasi. Dengan revitalisasi kelembagaan 1

koperasi diharapkan dapat mewujudkan koperasi yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraaan anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah yang kami kemukakan dalam karya tulis ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kriteria koperasi yang berkualitas itu? 2. Bagaimanakah koperasi melakukan revitalisasi kelembagaan agar menjadi koperasi yang berkualitas? C. Tujuan Penulisan Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kriteria koperasi yang berkualitas. 2. Untuk mengetahui revitalisasi koperasi menuju koperasi berkualitas. 2

BAB II REVITALISASI KELEMBAGAAN MENUJU KOPERASI BERKUALITAS A. Kriteria Koperasi Berkualitas Koperasi berkualitas merupakan koperasi yang diidam-idmkan para anggotanya. Untuk mengetahui predikat koperasi berkualitas, telah ada pedoman yang menentukannya. Pedoman tersebut adalah Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 129/KEP/M.KUKM/IX/2002, tanggal 29 November 2002, tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi. Pedoman Klasifikasi Koperasi ini terdiri atas tujuh komponen atau kriteria penilaian. Kriteria pertama, keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Tidak ada paksaan bagi siapa saja yang akan menjadi anggota koperasi. Tidak ada pembedaan suku, ras, dan agama. Jadi, keanggotaan koperasi terbuka untuk siapa saja yang berminat.. Kriteria kedua, pengelolaan koperasi oleh anggota dilakukan secara demokra tis. Kegiatan koperasi selalu menggunakan sistem yang demokrasi. Mulai dari rapat anggota, pengambilan keputusan, pemilihan pengelola koperasi, sampai pembahasan mengenai usaha-usaha yang menjadi prioritas utamanya.. Kriteria ketiga, adanya partisipasi aktif dari para anggota. Anggota koperasi harus berpartisipasi penuh dan aktif dalam pengembangan koperasi. Bukan hanya aktif pada awal-awal koperasi itu dibentuk, tetapi hendaknya aktif secara terusmenerus selama koperasi itu berdiri. Kriteria keempat, bersifat otonomi dan mandiri. Koperasi harus dapat membangkitkan dan mengembangkan dirinya sendiri dengan modal yang digali dari anggotanya sendiri. Dan, dalam pengelolaannya, koperasi haruslah mandiri dan tidak terlalu menggantungkan diri kepada badan usaha lain. 3

Kriteria kelima, adanya pendidikan dan pelatihan. Semua yang berkecimpung di dalam koperasi, baik anggota, pengurus, manajer, pengawas, maupun karyawan, hendaknya memperoleh pendidikan yang nantinya berguna bagi pengembangan koperasi. Kriteria keenam, kerja sama antarkoperasi. Koperasi harus bisa menjalin hubungan kerja sama, baik antarkoperasi atau antarpelaku usaha lain. Kerja sama dengan koperasi lain atau pelaku usaha lain sangatlah menguntungkan. Terlebih lagi dalam hal pengembangan usaha yang bisa lebih menyejahterakan anggotanya. Kriteria ketujuh, kepedulian terhadap komunitas. Dengan adanya kepedulian terhadap komunitas dan masyarakat di sekitarnya, secara tidak langsung koperasi sudah bisa mengambil hati masyarakat yang akhirnya turut serta menjadi anggota koperasi yang tentunya akan menyejahterakan hidup mereka. B. Revitalisasi Kelembagaan menuju Koperasi Berkualitas. Untuk dapat menciptakan koperasi yang berkualitas sebagaimana diuraikan di atas, perlu adanya revitalisasi koperasi. Revitalisasi ini dimaksudkan untuk menata dan membangkitkan kembali fungsi dan peran koperasi yang sebenarnya yang akhirakhir ini dirasakan semakin menurun. Revitalisasi dapat dilakukan dari beberapa aspek, salah satunya adalah revitalisasi aspek kelembagaan/organisasi. Kelembagaan atau organisasi koperasi terdiri dari tiga perangkat utama, yaitu (1) Rapat Anggota, (2) Dewan Pengurus, dan (3) Badan Pemeriksa. 1. Revitalisasi Rapat Anggota Pemegang kekuasaan tertinggi koperasi adalah anggota koperasi melalui Rapat Anggota. Menumbuhkembangkan koperasi agar menjadi berkualitas dimulai dari moral dan mental anggotanya (termasuk Dewan Pengurus dan Badan Pemeriksa) 4

karena majunya koperasi dimulai dari pribadi-pribadi yang mandiri, mau bekerja sama, ulet, dan rajin. Kunci utama mengembangkan koperasi adalah mulai dari diri sendiri sebagai anggota atau pengurus dan mau berbagi serta berkarya untuk sesama anggota. Pribadi bermoral, jujur, mandiri, rajin, ulet, dan mau bekerja sama untuk berbagi rezeki tidak bisa didapatkan tanpa mengenal lebih jauh pribadi anggotanya.. Mulailah dengan mengenal anggota dan pengururus koperasi. Adakan pertemuan atau rapat-rapat rutin untuk menjalin komunikasi yang harmonis. Rapat Anggota yang dihadiri oleh semua anggota koperasi merupakan peme gang kekuasaan tetinggi dalam koperasi. Rapat anggota dalam suatu organisasi terma suk koperasi merupakan sarana dan cara berkomunikasi di antara semua pihak yang berkepentingan di dalam tata kehidupan koperasi. Rapat merupakan sarana komunikasi lisan yang dapat dilakukan secara vertikal dan horisontal. Rapat yang dilakukan di antara karyawan atau di antara sesama anggota koperasi adalah komunikasi horisontal, sedangkan rapat yang diadakan antara pucuk pimpinan atau pengurus dengan fungsional lainnya dalam koperasi adalah contoh komuni-kasi vertikal. Rapat ini dapat mengatasi masalah yang timbul di dalam organisasi dan mempertemukan pendapat yang bertentangan antara pengurus dengan anggota koperasi sehingga dapat dicari solusinya. Rapat juga dapat menjamin keselarasan kerja sehingga merupakan sarana koordinasi yang baik. Rapat juga dapat digunakan sarana pendekatan pengurus dengan anggota koperasi. Betapa kakunya suasana di dalam koperasi jika rapat jarang dilakukan. Apalagi jika rapat hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun sekadar untuk memenuhi persyaratan formal saja. Kadang-kadang memang rapat-rapat diakui sebagai sumber pemborosan, bahkan bagi orang-orang yang biasa bekerja secara efisien, bosan mendengarkan rapat karena mereka kehilangan waktu untuk menghadiri rapat yang bertele-tele dan menganggap rapat tidak penting. Dalam hubungan ini, bukanlah rapat yang tidak 5

penting, melainkan cara pelaksanaannya yang tidak selalu diterima dengan baik. Rapat merupakan sarana yang sangat penting dalam organisasi termasuk koperasi asalkan hal-hal negatif yang timbul dalam rapat itu dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pimpinan rapat dan pihak-pihak yang berkepentingan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip rapat, yaitu efisien, efektif, tepat waktu, dan tepat sasaran. Yang bertanggung jawab menyelenggarakan rapat anggota adalah pengurus koperasi. Rapat anggota pada umumnya diadakan minimal sekali dalam satu tahun yang disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dalam rapat ini disampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus atas kebijaksanaan yang telah dilakukan selama satu tahun yang lampau. Rapat Anggota Tahunan (RAT) koperasi antara lain (1) memberikan penilaian terhadap kebijaksanaan pengurus dalam memimpin kope-rasi selama tahun buku yang lampau, (2) membahas neraca tahunan dan perhitungan laba-rugi, (3) memberikan penilaian terhadap laporan Badan Pemeriksa. (4) menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi, (5) membahas rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun berikutnya, (6) mengadakan pemilihan pengurus dan badan pemeriksa jika sudah berakhir masa jabatannya, dan (7) membahas masalah-masalah lain yang mungkin muncul dalam rapat. 2. Revitalisasi Pengurus Pengurus sebagai unsur kedua dalam organisasi koperasi bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya. Pengurus berkewajiban untuk melaksanakan garis-garis besar usaha yang telah ditentukan oleh Rapat Aggota dan yang tercantum dalam Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya penguruslah yang menentukan garis-garis besar kebijakan yang akan dikerjakan bersama dalam koperasi primer dan mungkin oleh manajer beserta pegawainya bagi koperasi sekunder. 6

Pengurus hendaknya memahami kembali tugas-tugas dan kewajibannya sehingga dalam menjalankan amanat anggota melalui rapat anggota, tidak melenceng dari sasaran. Menurut Widiyanti (2001:27), tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah (1) menentukan pelaksanaan atau jalannya koperasi, (2) harus selalu mengadakan hubungan anggota atau menjadi penghubung antara koperasi dengan anggota, (3) memberi penerangan kepada anggota agar perhatian mereka terhadap koperasinya terpelihara dengan baik, (4) mewakili koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan karena pengurus mengesahkan secara hukum semua perjanjian dan kontrak penting, (5) pengurus bertanggung jawab atas utang-piutang koperasi, (6) pengurus mengawasi gerak dan langkah koperasi agar sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam AD dan ART, (7) pengurus harus secara teratur mengawasi pembelanjaan koperasi agar kedudukan koperasi dalam hal pembelanjaan makin stabil, dan (8) pengurus harus memberikan kebijakan soal investasi modal dan menentukan caracara untuk meraih keberhasilan suatu koperasi. Mengingat sangat vitalnya tugas pengurus, maka siapa pun yang dipilih oleh anggota melalui rapat anggota harus betul-betul dapat melaksanakan tugas-nya dengan sebaik-baiknya. Pengurus haruslah seorang yang profesional dan memiliki keterampilan dan kemampuan kerja yang memadai. Biasanya masih ditambah lagi syarat-syarat yang dicantumkan dalam AD/ART koperasi yang bersangkutan. Untuk dapat bekerja dengan baik, pengurus haruslah memahami tugas dan wewenangnya sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992. Tugas pengurus adalah (1) mengelola koperasi dan usahanya, (2) mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, (3) menyelenggarakan rapat anggota, (4) mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, (5) menyelenggarakan pembukuan 7

keuangan dan inventaris secara tertib, dan (6) memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Adapun wewenang pengurus adalah (1) mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan, (2) memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta memberhentikan anggota sesuai dengan ketentuan dalam Angaran Dasar, dan (3) melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota. 3. Revitalisasi Badan Pemeriksa Badan Pemeriksa merupakan salah satu di antara tiga perangkat organisasi koperasi yang sangat vital. Badan Pemeriksa mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kehidupan koperasi termasuk di dalamnya organisasi, usaha, dan kebijakan pengurus. Badan Pemeriksa dipilih dari kalangan anggota oleh anggota di dalam Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Badan Pemeriksa, seorang calon harus memiliki syarat-syarat yang biasanya dicantumkan dalam Anggaran Dasar koperasi yang bersangktan. Syarat-syarat itu antara lain, (1) mempunyai sifat jujur dan dapat dipercaya, (2) mampu dan terampil bekerja secara profesional, (3) mempunyai dasar pendidikan yang cukup, (4) memiliki pengetahuan yang memadai tentang pembukuan dan perkoperasian, dan (5) mampu merahasiakan hasil pemeriksaan kepada pihak ketiga kecuali kepada Rapat Anggota. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, tentang Perkoperasian, tugas Badan Pemeriksa adalah (1) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan (2) membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Adapun kewenangannya adalah (1) meneliti catatan yang ada pada koperasi dan (2) mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. 8

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Koperasi berkualitas merupakan koperasi yang diidam-idamkan oleh anggota dan masyarakat sekitarnya. Melalui koperasi inilah, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya. Akan tetapi, untuk menciptakan koperasi yang berkualitas, perlu adanya revitalisasi. Revitalisasi ini bertujuan untuk menata dan membangkitkan kembali fungsi dan peran koperasi yang akhir-akhir ini terasa menurun. Revitalisasi perlu dilakukan pada beberapa aspek di dalam koperasi. Salah satu aspek yang sebaiknya direvitalisasi adalah aspek kelembagaan atau organisasi. Perangkat organisasi koperasi yang utama adalah (1) Rapat Anggota, (2) Pengurus, dan (3) Badan Pengawas. Pemegang kekuasaan koperasi adalah anggota yang dimandatkan kepada pengurus melalui rapat anggota. Anggota koperasi, termasuk pengurus dan badan pemeriksa, haruslah orang-orang yang berjiwa sosial tinggi, bersifat jujur, mandiri, ulet, dan mau bekerja sama untuk memajukan koperasi. B. Saran Untuk membantu mengangkat perekonomian yang semakin buruk, kualitas koperasi perlu ditingkatkan. Dengan kualitas koperasi yang semakin meningkat, masyarakat yang turut serta menjadi anggota koperasi akan merasa hidupnya mulai tercukupi. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kualitas koperasi, salah satunya melalui revitalisasi. Proses revitalisasi ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari anggota (pengurus), masyarakat sekitar, maupun dinas yang terkait. Dengan adanya kerjasama dari pihak-pihak ini, tujuan koperasi yang ingin menyejahterakan anggotanya bisa tercapai. 9

DAFTAR PUSTAKA Hendrojogi. 1997. Koperasi, Azas-Azas, Teori, dan Praktik. Jakarta: Raja Grasindo Persada Kartasapoetra, G., A.G. Kartasapoetra, Nambang S., dan A.Setiady. 2001. Koperasi Indone-sia yang Bersarkan Pancasoila & UUD 1945. Jakarta: PT Rineka Karya Penilaian Klasifikasi Koperasi. 2005. Bulanan Gema: Informasi Koperasi dan UKM. Edisi Khusus 2005 Republik Indonesia, 1992. Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992. Jakarta: Eka Jaya Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi, Teori, dan Praktik. Jakarta: Erlangga Sumardiono. 1980. Dasar-Dasar Koperasi. Jakarta: Dirjen Koperasi Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi IV: Malang: Universitas Negeri Malang 10