Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota ini merupakan kota terbesar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. merata dan berkesinambungan (Halim, 2007:229). Pada Era Otonomi saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

BAB I PENDAHULUAN. krisis tersebut membawa berkah tersembunyi untuk meningkatkan taraf hidup. seluruh rakyat Indonesia dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong diterapkannya otonomi daerah untuk meningkatkan pelayanan publik guna

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1 januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. keuangan walaupun masih ada aliran dana dari pusat kepada daerah seperti dalam bentuk

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep otonomi daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang no 32 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN SKRIPSI. Disusun oleh: JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat. Pajak memiliki fungsi sebagai sumber penerimaan Negara (Budgeter) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup. Pelaksanaan pembangunan nasional berkaitan. dalam memperlancar pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan potensi dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak. Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis data diatas. ialah:

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian (Sukirno 2004:27). Banyak orang memandang bahwa inflasi selalu

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang kota Bandung menjadi tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan daerah diartikan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah

DASAR-DASAR PENETAPAN TARGET PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KOTA BANDUNG. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Kota Bandung hingga kini masih menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan. Beragam jenis wisata tersedia di kota Bandung, kita sebut saja Wisata Belanja, Wisata kuliner, Wisata Budaya, dan berbagai tempat Wisata rekreasi dan alam.tak mengherankan, letak kota Bandung sendiri yang dekat dengan ibu kota Jakarta, kini bisa ditempuh hanya dengan waktu kurang lebih dua jam saja. Berbagai sarana transportasi umum bermunculan dan mempermudah akses untuk menuju atau keluar kota Bandung Pemerintah Kota Bandung memberikan perhatian bagi perkembangan kepariwisataan di Kota Bandung dengan tujuan memperoleh dampak positif dari industri pariwisata seperti jalan untuk menuju objek wisata yang tentunya akan berdampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat, dan menjadikan industri pariwisata sumber potensial bagi pemasukan pendapatan daerah. 1

2 Dalam peningkatan kemampuannya dalam bidang pendanaan untuk pembangunan, Kota Bandung berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak sektor wisata. Pemasukan pendapatan daerah dari sektor pariwisata berasal dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan berikut dibawah ini data PAD Kota Bandung Tahun 2014 No Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Tahun 2014 Indikator Kinerja Satuan % Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 1 Jumlah Penerimaan Pajak Daerah Rupiah (Rp) 1.400.000.000.000 1.400.939.931.884 100,07 1.Pajak Hotel 2.Pajak Restoran 202.850.000.000 204.674.481.155 100,90 140.000.000.000 142.676.225.418 101,91 3.Pajak Hiburan 45.000.000.000 40.980.498.102 91,07 4.PPJ 158.000.000.000 159.123.681.023 100,71 5.Pajak Parkir 12.000.000.000 12.198.543.998 101,65 6.BPHTB 428.150.000.000 418.786.427.368 97,81 7.Pajak Reklame 24.000.000.000 23.694.034.638 98,73 8.Pajak Air Tanah 30.000.000.000 26.230.430.978 87,43 9.P B B 360.000.000.000 372.575.609.204 103,49 Rata-rata Capaian 100,07 % Kinerja Capaian Sasaran Melebihi Target LKIP Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Tahun 2014 2

3 Berdasarkan fenomena yang terjadi,dari salah satu situs berita online Bisnis.com, BANDUNG--Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung mencatat target capaian pajak hotel di Kota Bandung selama 2015 dapat mencapai Rp260 miliar dan pajak restoran mencapai Rp170 miliar. Angka tersebut menunjukan adanya kenaikan dari tahun sebelumnya Sekretaris Dinas pelayanan pajak Kota Bandung Asep Gufron mengatakan pada tahun lalu target pajak hotel di Kota Bandung mencapai Rp204,350 miliar dan pajak restoran Rp140 miliar. Kenaikan target dilakukan mengingat semakin meningkatnya potensi pajak dari tahun ke tahun penyebabnya, antara lain: "Target tahun ini naik dari tahun sebelumnya, karena potensinya juga terus meningkat. Realisasi sejauh ini dari pajak hotel sekitar 36,5% dan restoran 45%. Masih ada waktu untuk mengejar dan kami optimis dapat sesuai target pada akhir tahun nanti," Untuk pajak hotel sendiri menurutnya, terdapat beberapa alasan mengapa realisasinya sedikit melambat yaitu sempat adanya imbauan larangan rapat bagi pegawai negeri sipil (PNS) sejak akhir tahun lalu dan juga persaingan yang ketat dalam bisnis atau industri perhotelan itu sendiri. Asep mengatakan perang tarif dan diskon tersebut tidak dapat dipungkiri juga mempengaruhi adanya pengurangan pendapatan bagi setiap hotel. Oleh karena

4 itu, target raihan pajak hotel ini masih belum terpenuhi secara maksimal dan akan dilakukan berbagai upaya sehingga minimal perkembangan raihan pajak hotel ini bisa sama dengan perkembangan raihan pajak restoran. "Meskipun pajak hotel dan restoran ini bukan yang berkontribusi paling besar di Bandung, tetapi kita akan lakukan beberapa strategi seperti pemetaan kepada wajib pajak (WP) baru karena ada hotel dan restoran yang baru dibangun dan juga ada yang alih kepemilikan. Sebagian besar sudah terdaptar menjadi WP." Berikut merupakan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung pada tahun 2011-2014: Tabel 1.1 Data kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2011-2014 Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik Jumlah Wisatawan Jumlah Tamu Menginap Tingkat Okupansi hotel 2011 685.347 14.854.317 15.539.664 9.615.807 62% 2012 676.755 19.461.717 19.461.717 12.228.216 61% 2013 530.565 15.241.752 15.772.317 10.541.115 67% 2014 529.296 16.164.876 16.694.172 11.692.287 70% Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2014)

5 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik objek wisata ke Kota Bandung pada tahun2011-2014 mengalami trend meningkat, sedangkan pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan menurun dan meningkat kembali pada tahun 2013. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang gencar mempromosikan potensi wisata. Sebagai tujuan wisata, kota Bandung memiliki segalanya, dari wisata belanja yang menyediakan aneka fashion, kafe dan restoran yang unik dengan pilihan berbagai jenis makanan, serta berbagai pilihan objek wisata yang bervariasi. Oleh karena itu, pada saat akhir pekan khususnya pada saat libur panjang, warga dari luar Kota Bandung beramai-ramai untuk datang ke Kota Bandung. Sehingga untuk memfalisitasinya diperlukan sarana dan prasarana yang dapat menambah kenyamanan para wisatawan pada saat berwisata di Kota Bandung. Seperti Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 yang menunjukkan jumlah potensi dalam sektor hotel dan sektor restoran, berdasarkan daftar yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung pada tahun 2015

6 Tabel 1.2 Rekapitulasi Potensi Hotel di Kota Bandung Tahun 2015 No KLASIFIKASI JUMLAH POTENSIAL JUMLAH KAMAR 1 Bintang 5 9 1.958 kamar 2 Bintang 4 26 3.823 Kamar 3 Bintang 3 35 3.309 Kamar 4 Bintang 2 25 1.500 Kamar 5 Bintang 1 9 326 Kamar 6 Melati 3 117 3.622 Kamar 7 Melati 2 77 1.400 kamar 8 Melati 1 59 944 Kamar Jumalah 357 16.839 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2015) Tabel 1.3 Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun 2015 No KLASIFIKASI JUMLAH POTENSI 1 Restoran Talam Kencana 1 2 Restoran Talam Salaka 67 3 Restoran Talam Gangsa 165 4 Restoran Waralaba 55 5 Bar 12 6 Rumah Makan A 36 7 Rumah Makan B 151 8 Rumah Makan C 158 JUMLAH 645 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2015) Apabila dilihat dari jumlah potensi hotel dan restoran di Kota Bandung yang lumayan cukup besar, hal inilah yang dapat berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk berwisata ke Kota Bandung. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah dari sektor hotel dan restoran. Oleh sebab itu Pajak Hotel dan Pajak Restoran merupakan salah

7 satu elemen yang cukup menjanjikan dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah yang pada akhirnya dapat menunjang otonomi daerah. Berdasarakan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu sumber penerimaan daerah, mempunyai peranan penting dalam pembangunan, dimana peranan PAD diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah. Karena tujuan PAD memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagai perwujudan Desentralisasi. Maka masing-masing daerah dituntut untuk berupaya meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah agar mampu membiayai penyelenggaraan pemerintah dan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Akan tetapi masih banyaknya Pajak Hotel dan Pajak Restoran ini tidak dikelola dengan baik. Hal ini dilansir dalam situs berita online Tribun Jabar Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung, Menurut Budiono politisi dari PDIP, anggota Pansus 7, menduga ada kebocoran pada penerimaan sektor pajak daerah di Kota Bandung. Satu mata pajak yang disoroti yakni pajak hotel yang sampai dengan saat ini realisasinya masih

8 sangat jauh dari target yang ditetapkan Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung. Menurut Budiono politisi dari PDIP, anggota Pansus 7 yang tengah membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) itu menambahkan, dari berbagai informasi yang diperolehnya, dugaan kebocoran itu sangat jelas terlihat. Ia mencontohkan satu kasus, dimana hotel A dengan taraf bintang 5 dan hotel B dengan taraf bintang yang sama, membayar pajak yang berbeda jauh. "Jadi tinggal komparasi saja, antara hotel A dan B. Saya sendiri cari informasi soal itu. Jadi memang patut dicurigai. Memang dari sektor pajak restoran dan hotel itu salah satu yang kita pantau. Dan bukan rahasia umum namanya pengusaha mungkin saja dia punya dua pembukuan," Menurutnya, saat ini diperlukan langkah serius dari Pemkot Bandung bagaimana memperbaiki tata kelola penerimaan pendapatan daerah. Terlebih jika merujuk pada laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK tahun 2014, ditegaskan adanya potensial lost yang salah satunya dari bidang pajak. "Intinya sistem pengelolaan keuangan harus dibenahi. Kalau ingin, Bandung juara tak sekedar harus membenahi infrastrukturnya tapi juga juga sistem pengelolaan keuangannya juga diperbaiki. Dalam waktu segera kami akan

9 konfirmasi ke BPK termasuk kaitan dengan pelaksanaan investigasi," pungkas Budiono. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pendapatan asli daerah sektor hotel dan sektor restoran terhadap penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kota Bandung yang akandituangkan dalam skripsi yang berjudul: Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian proposal ini,penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerimaan Pajak Hotel di kota Bandung. 2. Bagaimana penerimaan Pajak Restoran di kota Bandung. 3. Bagaimana pendapatan asli daerah kota bandung 4. Bagaimana pengaruh penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung secara persial dan simultan. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi di atas, maka penelitian ini dilakukan

10 dengan maksud dan tujuan: 1. Untuk mengetahui bagaimana penerimaan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap berapa besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaatmanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Kota Bandung Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam mengambil langkah-langkah dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan menunjang efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan pengelolaan Pajak Hotel dan Restoran serta pendapatan daerah. 2. Bagi Pihak-Pihak yang Terkait Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengertian kepada pemilik Hotel dan Restoran bahwa kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran sangat diperlukan dalam pembangunan daerah Kota Bandung.

11 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau rujukan untuk penelitian dengan topik yang sama atau penelitian yang berkaitan dengan topik ini. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan pengetahuan tentang masalah yang diteliti, khususnya tentang Pajak Hotel dan Pajak Restoran sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dimana penulis memperoleh serta mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan yaitu pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung Jln. Wastukencana No.2 Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.

12