CARA PENGUMPULAN DATA KEGIATAN BIDANG ILMU ALAT UKUR HASIL PENGUKURAN DAN CONTOH

dokumen-dokumen yang mirip
Observasi dan Wawancara

Dewi Gayatri, M.Kes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. tahun dan bertempat tinggal di kota Malang. Pemilihan di Malang dikarenakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

INDIKATOR DAN INSTRUMEN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015

BAB III tt * Pi, >\SM 7 #

MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

POKOK BAHASAN V PENGUKURAN DATA. exc

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

1. Sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun maupun angka angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu strategi dan. tanpa mempersoalkan hubungan antar variable.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Konsep-konsep Dasar Statistika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan tentang segala sesuatu yang terjadi disekitar kita adalah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian.

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan

BAB III METODE PENELITIAN

T KNIK I SAM A PL P I L N I G

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

Mengolah dan Menganalisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

Probability and Random Process

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah kerja yang harus dilakukan dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis penelitian. Jenis penelitian yang digunakan termasuk dalam jenis eksplanatori.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut

Measurement Definisi Pengukuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

Transkripsi:

Pengumpulan Data Terdapat 2 jenis data : a. Data Primer : Data yang langsung dikumpulkan/diperoleh dari sumber pertama. b. Data Sekunder : Data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama, dan telah tersusun dalam bentuk dokumendokumen tertulis. Mutu Data Primer dapat diatur oleh peneliti, dan tergantung pada beberapa aspek : 1. Tergantung mutu alat pengambil/pengukur data jika alat pengambil/pengukur data mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik, maka data yang diperoleh juga valid dan reliabel. 2. Tergantung kualifikasi si pengambil data. Contoh : tes psikologis tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang 3. Tergantung ketertiban prosedur pengumpulan data : setiap alat pengumpulan data mempunyai panduan pelaksanaan yang harus diikuti agar data yang diperoleh valid dan reliabel Mutu Data Sekunder tidak dapat diatur oleh si peneliti, dan seringkali harus diterima apa adanya. Terdapat berbagai cara mengumpulkan data (lihat tabel), yaitu sebagai berikut : a. Cara pengumpulan data tergantung pada bidang ilmunya (eksakta dan sosial) b. Kegiatan yang tercakup dalam pengumpulan data adalah : Kegiatan Pengukuran Kegiatan Perhitungan Pembahasan selanjutnya dititik beratkan pada pengumpulan DATA PRIMER terutama untuk penelitian ILMU-ILMU SOSIAL CARA PENGUMPULAN DATA KEGIATAN BIDANG ILMU ALAT UKUR HASIL PENGUKURAN DAN CONTOH KONTINYU (biasanya berdistribusi normal) EKSAKTA Instrumen Fisik Baku Interval : temperatur PENGUKURAN PENGHITUNGAN SOSIAL EKSAKTA DAN SOSIAL 1. Wawancara 2. Observasi 3. Kuesioner 4. Kombinasi 1,2,3 Counter rasio : panjang, waktu, kebisingan DISKRIT - Ordinal : mutu kain KONTINYU rasio : rata-rata umur rata-rata jumlah rata-rata Penghasilan rata-rata lama menganggur DISKRIT Nominal : Golongan agama Jenis kelamin Golongan darah Ordinal : Kelas Ekonomi DISKRIT rasio : jumlah penduduk jumlah anak usia sekolah Handout Metodologi Penelitian 1 Ilham Perdana, MT

Pengumpulan Data : Pengumpulan Data Primer dalam ilmu-ilmu Sosial menggunakan metode berikut : 1. Pengamatan (Observasi) 2. Wawancara (Intervoew) 3. Daftar Pertanyaan (Angket/Kuesioner) 4. Kombinasi 1, 2, dan 3 A. PENGAMATAN (OBSERVASI) - Tujuan : mengamati obyek penelitian untuk mengerti tentang obyek penelitian tersebut - Biasanya digunakan sebagai alat pengumpul data untuk obyek yang belum banyak diketahui (eksploratif) - Syarat pelaksanaan pengamatan : 1. Pengamatan harus dilakukan secara SISTEMATIS 2. Obyek yang diamati harus dalam keadaan WAJAR (keadaan sebenarnya), tidak dipengaruhi/diatur ataupun dimanipulasikan 3. Obyek yang diamati harus REPRESENTATIF 4. Pengamatan harus VALID dan RELIABEL - Terdapat 2 Jenis cara pengamatan, yaitu : 1. Pengamatan PARTISIPATIF - Dalam melakukan pengamatan, pengamat/peneliti masuk menjadi bagian dari kelompok yang diamati 2. Pengamatan NON-PARTISIPATIF - Dalam melakukan pengamatan, pengamat/peneliti berada di luar kelompok yang diamati - Perbedaan ini menyebabkan kedua jenis pengamatan mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda PENGAMATAN PARTISIPATIF KEUNTUNGAN : - Pengamatan merupakan bagian dari obyek yang diteliti, sehingga obyek tidak terpengaruh/terganggu oleh kehadiran pengamat KERUGIAN : - Pengamat terlalu terlibat sehingga bisa terpengaruh oleh obyek yang diamati dan tidak lagi melihat dengan tajam, karena sudah terbiasa PENGAMATAN NON-PARTISIPATIF KEUNTUNGAN : - Pengamatan tidak merupakan bagian dari obyek yang diteliti, sehingga dapat melihat dengan tajam tanpa dipengaruhi oleh obyek yang diamati KERUGIAN : - Kehadiran pengamat, karena merupakan unsur luar, bisa mengganggu/mempengaruhi obyek sehingga menjadi tidak wajar - Karena sulit dilaksanakan (perlu waktu lama, pengamatan harus melakukan penetrasi tanpa mengganggu kewajaran obyek yang diamati), pengamatan non-partisipatif lebih sering digunakan Handout Metodologi Penelitian 2 Ilham Perdana, MT

- Kesulitan pengamatan terutama terjadi karena tidak semua individu bersedia diamati seringkali pengamatan dianggap sebagai AGRESI Pelaksanaan Pengamatan - Tujuan pengamatan harus jelas dan eksplisit, sehingga pengamat tahu apa-apa yang perlu diamati - Perlu diketahui latar belakang obyek yang diamati, agar dapat dilakukan pengamatan dengan baik - Diketahui dengan jelas cara untuk melaksanakan pengamatan - Diketahui cara menafsirkan arti pengamatan - Selain itu, perlu ditetapkan 1. Tempat dan waktu pengamatan 2. Siapa/apa yang diamati 3. Data apa yang akan dikumpulkan 4. Bagaimana cara mengumpulkan data Contoh : - cara memperoleh ijin - apa saja yang tabu - bagaimana cara menghindari tabu 5. Cara pencatatan yang tepat - Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan adalah sebagai berikut 1. Rumusan hipotesis ataupun tujuan penelitian harus jelas agar dapat mengarahkan pengamatan secara tepat 2. Menggunakan teknik pengamatan yang terkontrol dengan standar ukuran obyektif 3. Kondisi pada saat pelaksanaan pengamatan dicatat dengan cermat untuk mengetahui keterbatasan pengamatan 4. Menghindari pengamatan bersifat subyektif (prasangka) B. WAWANCARA (INTERVIEW) - Suatu langkah dalam penelitian ilmiah berupa penggunaan proses komunikasi verbal, untuk mengumpulkan informasi dari seseorang ataupun sekelompok orang - Informasi dikumpulkan dari orang yang diwawancara (OYD) oleh Pewawancara (P) - Karena wawancara merupakan proses komunikasi antar individu, maka agak berbeda jika SALING MENGENAL ataupun TIDAK SALING MENGENAL - Jika tidak saling mengenal, hasil yang diperoleh sangat tergantung pada : 1. Sikap, bakat dan pengalaman P 2. Kepandaian P untuk membuat OYD mau berbicara 3. Jenis informasi yang dikumpulkan lewat wawancara; jika sensitif lebih sulit Handout Metodologi Penelitian 3 Ilham Perdana, MT

- Penggunaan wawancara dapat dibagi menjadi beberapa jenis : 1. Penggunaan pada pengobatan kejiwaan (PSIKOTERAPI), aspek pentingnya adalah VALIDITAS 2. Penggunaan untuk poll pendapat umum, aspek pentingnya ada TINGKAT KEPERCAYAAN Tendensi : sering dimanipulasi 3. Penggunaan pada penelitian ilmiah seperti sekarang, dengan mempertimbangkan/memperhitungkan apa yang akan terjadi antara P dan OYD Klasifikasi Wawancara - Pengklasifikasian wawancara dapat ditinjau dari bermacam-macam aspek, antara lain : saat penggunaan, jenis penelitian, penggunaan wawancara, kebebasan dan kedalaman 1. Menurut SAAT PENGGUNAAN - Pada awal penelitian/studi pendahuluan - Tahap eksplorasi, untuk mengumpulkan data - Akhir penelitian, untuk mengkonfirmasi hasil penelitian 2. Menurut JENIS PENELITIAN dan TUJUAN yang diinginkan : - Penelitian pendapat (poll) - Penelitian fakta - Penelitian motivasi, contoh : motivasi menggunakan software dalam pengembangan sistem informasi 3. Menurut KEBEBASAN dan KEDALAMAN : - Kebebasan dan kedalaman memberikan corak tertentu pada komunikasi - Kebebasan tercermin pada bentuk pertanyaan, lama wawancara, frekuensi wawancara Contoh : Konseling tidak dapat dilakukan hanya dengan pertanyaanpertanyaan pendek yang telah direncanakan sebelumnya - Jenis wawancara menurut kebebasan dan kedalamannya adalah sebagai berikut Kebebasan Maksimum Kedalaman Maksimum - Wawancara Klinis (Psikoterapi) - Wawancara Mendalam - Wawancara dengan Jawaban Bebas - Wawancara Terfokus - Wawancara dengan Pertanyaan Terbuka - Wawancara dengan Pertanyaan Tertutup Handout Metodologi Penelitian 4 Ilham Perdana, MT

1. Wawancara KLINIS : - Jumlah pertanyaan hanya sedikit, seringkali monolog, perlu berulangulang, tidak diarahkan oleh P - P tidak hanya memperhatikan jawaban, tapi tingkah laku, kosakata (vocabulary), ide, sentimen-sentimen OYD - Tujuan utama : membantu OYD untuk mengatasi hambatan-hambatan kejiwaan 2. Wawancara MENDALAM - P lebih direktif (mengarahkan) mengarahkan wawancara pada subyek yang diinginkan, jika perlu secara berulang - Seperti pada wawancara klinis, yang diperhatikan bukan hanya jawaban - Tidak selalu untuk masalah kejiwaan, bisa juga untuk mengetahui corak kejiwaan 3. Wawancara DENGAN JAWABAN BEBAS - Mempelajari stimulasi tertentu dengan banyak pertanyaan; pertanyaan tidak direncanakan sebelumnya - Lebih kaku dari nomor 2., karena ada obyektif yang jelas (stimulasi tertentu), tetapi P bebas mengatur bentuk maupun urutan pertanyaan 4. Wawancara TERFOKUS - Sama dengan nomor 3., tapi ada tema tertentu sebagai acuan untuk P - Lebih tidak bebas karena ada tema 5. Wawancara DENGAN PERTANYAAN TERBUKA - Lebih tidak bebas, P menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertentu, yang telah direncanakan sebelumnya, dan dengan urutan tertentu - OYD masih punya kebebasan dalam memberikan jawaban 6. Wawancara DENGAN PERTANYAAN TERTUTUP - Paling tidak bebas : pertanyaan telah direncanakan sebelumnya, urutannya tertentu dan OYD hanya diperkenankan menjawab dengan memilih jawaban yang telah disediakan contoh : YA / TIDAK - Mirip kuesioner karena pertanyaan telah direncanakan sebelumnya, dengan urutan tertentu dan dengan jawaban tertentu. - Limitasi penggunaan wawancara dengan pertanyaan tertutup : - Pertanyaan mencoba memperoleh jawaban pasti (jawaban telah terbagi-bagi dengan teliti). OYD tidak diberi kesempatan untuk mengorganisasi jawaban walaupun OYD mengerti benar permasalahan. Jawaban yang dikeluarkan adalah yang termudah dikeluarkan/dimengerti, atau sering juga yang paling superfisial Handout Metodologi Penelitian 5 Ilham Perdana, MT

- Dengan demikian, dari 6 contoh tersebut, diperoleh 2 ekstrim, yaitu : 1. Jumlah pertanyaan sedikit, bentuk pertanyaan tidak direncanakan sebelumnya, sehingga : - Jawaban bisa kaya, kompleks/teliti dan mendalam - P dan OYD memperoleh kebebasan maksimum dalam berkomunikasi - Waktu pelaksanaan tidak terbatas, bisa berulang-ulang - Memusatkan perhatian pada OYD 2. Jumlah pertanyaan besar, pertanyaan direncanakan dibentuk sebelumnya, kaku, sehingga : - Jawaban pendek-pendek, tegas, kedalaman terbatas - P dan OYD tidak bebas dalam berkomunikasi - Waktu Pelaksanaan terbatas, biasanya hanya dilakukan satu kali - Memusatkan perhatian pada permasalahan Pelaksanaan Wawancara - Dalam melakukan wawancara, perlu diperhatikan : 1. Sejauh mana OYD mengerti/mempunyai informasi tentang permasalahan 2. Teknik apa yang dapat digunakan untuk mengungkapkan informasi tersebut - Dalam melakukan wawancara, P bisa menjumpai kondisi berikut : 1. OYD mengerti mengapa ia bertindak/akan bertindak menurut cara tertentu dan punya informasi yang cukup untuk mendukung pola tindakan tersebut, dan ia bersedia menjawab dengan jawaban yang jelas. 2. OYD tidak mempunyai informasi yang cukup untuk mendukung pola bertindak, dalam kondisi seperti ini P bisa memberikan informasi tambahan pada OYD 3. OYD tidak menyadari hal apa yang ingin diungkapkan lewat wawancara. - Metode wawancara harus disesuaikan dengan tiga macam keadaan di atas, sebagai berikut : 1. Kasus pertama, kasus KOMUNIKASI INFORMASI, cukup menggunakan wawancara dengan pertanyaan tertutup. 2. Kasus kedua dan ketiga, perlu eksplorasi, karena informasi yang diperlukan terletak di dalam (profond). - Eksplorasi, bisa dilakukan dengan macam-macam cara : a. P secara intensif memusutkan perhatian hanya pada satu subyek saja kalau sasaran lebih luas terpaksa kedalaman kurang (superfisial) b. P mengajukan pertanyaan=pertanyaan langsung (DIRECT) maupun tidak langsung (INDIRECT) dalam rangka merangsang OYD untuk mengeluarkan informasi Handout Metodologi Penelitian 6 Ilham Perdana, MT

- Cara pelaksanaan wawancara : Terdapat beberapa cara dalam melaksanakan wawancara : 1. Wawancara TERARAH/TIDAK TERARAH : - Permulaan digunakan oleh Rogers untuk pengobatan kejiwaan (psikoterapi), untuk mengetahui kerangka kerja OYD. - Terarah atau tidaknya wawancara memperlihatkan apakah isi wawancara telah ditetapkan strukturnya oleh P ataupun tidak ditetapkan sebelumnya. 2. Wawancara LANGSUNG/TIDAK LANGSUNG : - LANGSUNG : Arti pertanyaan maupun jawaban diterima langsung apa adanya tanpa mencoba menafsirkan artinya lebih lanjut. - TIDAK LANGSUNG : Arti pertanyaan maupun jawaban bisa ditafsirkan berbeda dari bentuk aslinya. 3. Wawancara INTENSIF/EKSTENSIF: - INTENSIF : - Mempelajari tipe/struktur jawaban individu, biasa digunakan untuk studi komprehensif atau klinis, terdiri dari serangkaian pertanyaan tentang suatu obyek. - Atau ingin mengetahui, secara mendalam, reaksi individu dalam suatu bidang tertentu obyeknya bisa satu individu yang dipelajari profilnya. - EKSTENSIF - Dilakukan berulang-ulang pada sejumlah besar individu, menyangkut beberapa pertanyaan tertentu kemudian frekuensi jawaban diukur untuk melakukan kuantifikasi secara statistik sehingga diketahui persentase setiap jenis jawaban/pendapat. Hubungan P dengan OYD - Wawancara merupakan komunikasi P OYD, sehingga perlu diperhatikan beberapa hal berikut : 1. Kesulitan Wawancara - Wawancara baik jika P dan OYD sama-sama bersedia ; jika tidak ada kesediaan dari kedua belah pihak maka wawancara kurang sempurna - Karena bertumpu pada komunikasi seringkali wawancara menjadi tidak sempurna, antara lain karena kita cenderung menginterpretasi sesuai kerangka berpikir masing-masing (makin dalam seseorang tertanam pada kepercayaan sendiri, maka komunikasinya dengan pihak lain akan menjadi semakin sulit) Handout Metodologi Penelitian 7 Ilham Perdana, MT

- Bisa terjadi Penolakan/Penerimaan : a. Penolakan - Wawancara adalah pertemuan antara 2 pihak sehingga dipengaruhi oleh : 1. Kerangka berpikir masing-masing pihak. 2. Corak pertemuan antara kedua pihak, bagaimana pihak yang satu berpikir tentang pihak yang lain. - Karena itu, keberhasilan wawancara sangat ditentukan oleh OYD, yang akan menetapkan apakah ia akan menerima/menolak P. - Penerimaan / penolakan ini tergantung pada : 1) Siapa yang menginginkan wawancara : jika OYD yang menginginkan, ia akan bersedia diwawancara karena mengharapkan manfaat dari wawancara tersebut. 2) Bagaimana wawancara disajikan/diselenggarakan : jika tidak berkenan, OYD menolak secara rasional ataupun tanpa alasan sama sekali. b. Penerimaan - OYD menerima, karena alasan sebagai berikut : 1) Demi sopan-santun sehingga menerima. 2) Ingin mempengaruhi, agar wawancara bisa membawa perubahan sesuai keinginan OYD. 3) Kebutuhan berbicara/berkomunikasi. 2. Sikap Pewawancara - P perlu mempunyai sikap/kemampuan untuk mengurangi aspek negatif dan memanfaatkan sopan-santun, dan simpati. - Mampu membangkitkan minat OYD, misalnya dengan menjelaskan tujuan wawancara/penelitian, badan/lembaga yang terlibat, atau mengungkapkan keterkaitan penelitian dengan kepentingan ilmiah/nasional, dll. - Menjamin rasa aman OYD, misalnya dengan membuat wawancara bersifat : - Anonim - Sampling sehingga OYD kebetulan terpilih. - Sedapat mungkin, karakteristik P adalah sebagai berikut : - Hangat, simpatik - Mampu menunjukkan ekspresi yang cocok, penuh perhatian. 3. Hubungan P OYD sebagai Sumber Kesalahan : - Jika perbedaan (tingkatan) P OYD terlalu menyolok, bisa terjadi kesalahan : OYD menjadi tidak wajar. 4. Saat Rawan Dalam Wawancara : - terjadi di awal wawancara, di saat P berusaha membangkitkan minat OYD, yaitu jika : 1) P tidak terlalu meyakinkan bagi OYD. 2) P terbenam dalam keinginan membangun suasana wawancara yang baik, secara keterlaluan (over acting). Handout Metodologi Penelitian 8 Ilham Perdana, MT