REST TRUCK DI KABUPATEN SRAGEN



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Balai Pustaka Jakarta, Idem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian judul Shelter truck Kabupaten Sragen Shelter truck jl. Solo-Sragen 1.2 Latar Belakang Umum

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal itu

REST AREA DI KLEDUNG PASS WONOSOBO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

ARTIKEL PUBLIKASI REST AREA DI JALAN LINGKAR SALATIGA. (dengan Pendekatan Green Building )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

REGISTER TRANSAKSI JUAL BELI TIKET DI WIEN TOUR JL. RAYA GAMBIRAN-DAYU PARK KM 1 SRAGEN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN

PUBLIKASI ILMIAH REST AREA DI MANTINGAN KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

FASILITAS REST AREA TIPE A PADA RUAS JALAN TOL CIPULARANG

BAB III TINJAUAN LOKASI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

REST AREA JALAN RAYA SRAGEN-NGAWI KM.14 SRAGEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

FINAL KNKT

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

TINGKAT KERAPATAN DAN POLA PEMETAAN TANAMAN PEKARANGAN DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

BAB VI KESIMPULAN. Jalan Raya Pantura Jawa Tengah merupakan bagian dari sub sistem. Jalan Raya Pantai Utara Jawa yang menjadi tempat lintasan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jalan Raya

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

RUMAH SUSUN PEKERJA PABRIK DI KAWASAN INDUSTRI PRINGAPUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

Transkripsi:

TUGAS AKHIR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REST TRUCK DI KABUPATEN SRAGEN Diajukan Sebagai Syarat Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : Irwan Sulistyo NIM : D 300 000 090 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Rest : Istirahat 1 Istirahat : Beristirahat/ Melepas Lelah 2 Truck : Truk, oto gerobak 1 Truk : mobil, gerobak, sebangsa mobil penggangkut besar (biasanya untuk barang) 2 Kabupaten : Daerah tingkat II yang dikepalai seorang bupati 2 Sragen : Nama kabupaten tingkat II yang berada di Propinsi Jawa tengah Rest Truck Di Kabupaten Sragen Adalah kawasan untuk beristirahat atau melepas lelah yang dibuat khusus Truk, dimana lokasi tersebut berada di Kabupaten Sragen. 1.2. Latar Belakang 1.2.1. Umum Transportasi merupakan merupakan urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam memperkokoh ketahanan nasional. Sistem transportasi yang handal, berkemampuan tinggi, efektif dan efisien dibutuhkan untuk mendukung pengembangan wilayah, pembangunan ekonomi, mobilitas manusia, barang dan jasa yang muaranya meningkatkan daya saing nasional. ( dirjen perhubungan darat,konsep dan strategi prngembangan transportasi jalan tgl 21 agustus 2007) 1. Shadily, Hasan, Kamus Ingris Indonesia, Jakarta, gramedia Pustaka Utama, 1996 2. Iriyanto, Tata, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya, Indah, 1989 2

Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berkembang sangat pesat, hal ini mengakibatkan kepadatan sistem transportasi jalan raya semakin meningkat. Di Negara Indonesia Sistem pendistribusian barang masih dominasi transportasi darat, Sehingga truk atau Armada pengangkut barang merupakan element penting dalam sistem pendistribusian barang, sehingga apabila pendistribusian barang terhambat maka akan berimbas pada kesetabilan ekonomi yaitu kenaikan harga barang dikarenakan biaya operasional yang dikeluarkan mengalami penambahan. Selain itu juga terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terhambatnya pendistribusian barang antara lain : - kondisi keramaian lalu lintas. - kondisi jalan raya. - kondisi armada yang digunakan. - kondisi awak kendaraan. - kondisi lingkungan. 1.2.2. Khusus Pendistrisbusian barang melewati jalur darat memiliki beberapa keuntungan dan kekuranganan yang tinggi. - Keuntungan : Biaya yang dibutuhkan untuk biaya selama perjalanan lebih rendah dengan kemampuan mengangkut barang lebih banyak. - kekurangan : Memiliki resiko yang cukup tinggi,resiko yang sering terjadi adalah kecelakaan dijalan raya. Dikarenakan dalam perjalanan darat arus mobilitas merupakan paling padat dibandingkan transpotasi lewat jalur laut( Kapal ) maupun udara ( pesawat ). 3

Tingginya angka kecelakaan di jalan raya dapat dilihat dari gambar dan tabel dibawah ini yang menunjukkan angka kecelakan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Gambar 1.1 : jumlah kecelakaan lalu lintas Jawa Tengah 2002 2007 Sumber : dirjenperhubungan Darat 2009 Tabel 1.1. : Jumlah kecelakaan Lalu lintas Jawa Tengah 2002-2007 Tahun Jlh Kend. Terlibat 2002 1377 1980 2003 1230 1084 2004 733 1470 2005 846 1223 2006 16843 16340 2007 14573 14002 Sumber : dirjenperhubungan Darat 2009 4

Gambar 1.2. : Grafik fatalitas kecelakaan lalu lintas jawa Tengah 2002 2007 Sumber : dirjenperhubungan Darat 2009 Tabel 1.2. : Fatalitas kecelakaan Lalu lintas Jawa Tengah 2002-2007 Tahun MD LB LR 2002 118 687 1086 2003 908 558 1263 2004 734 306 712 2005 739 438 926 2006 1879 1176 1812 2007 1295 2314 10980 Sumber : dirjenperhubungan Darat( 2009) Terjadinya kecelakaan di Jalan terkait dengan unsur-unsur dalam sistem transportasi yang meliputi kendaraan, jalan,kelengkapanya, manusia, serta lingkungan dan tata guna lahan sekitar jalan. untuk kecelakaan juga dapat disebabkan oleh berbargai Faktor : 5

Faktor kendaraan : Tidak berfungsinya sistem Kendaraan (Rem blong, ban meletus, lepas baut pengunci, kelebihan muatan Dll) Faktor Manusia : Kelelahan pengemudi, mengantuk, mengemudikan dengan kecepatan tinngi, konsentrasi berkurang, pelanggaran rambu jalan Faktor Jalan : Permukaan jalan licin, bergelombang, kurang penerangan, medan Penataan yang buruk pada lahan bangunan sekitar jalan dapat menggangu sudut pandang pengemudi. Gambar 1.3. : Faktor_faktor penyebab kecelakaan Sumber : Ilustrasi penulis Dari berbagai fakor tersebut yang paling sering menyebabkan kecelakaan terjadinya adalah dikarenakan faktor manusia, Pengemudi Truk membutuhkan stamina lebih dibandingkan mengemudi kendaraan Pribadi dikarenkan muatan yang dibawa lebih berat dan ukuran dimensi sumbu truk lebih besar. Hal ini akan membuat pengemudi kendaraan truk memiliki resiko tinggi kecelakaan di jalan. 6

1.3. Tinjauan Umum 1.3.1. Kondisi Geografi Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi di Jawa., Letaknya di apit oleh dua propinsi besar, yaitu Jawa Barat dan jawa Timur. Letaknya antara 5 40' dan 8 30' Lintang Selatan dan antara 108 30' dan 111 30' Bujur Timur (termasuk pulau Karimun Jawa). Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari utara ke Selatan 226km (tidak termasuk pulau Karimun jawa). a. Luas Penggunaan Lahan Secara administratif pulau Jawa terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota. Luas wilayah jawa Tengah pada tahun 2002 tercatat sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 998 ribu hektar (30,68 persen) bukan lahan sawah. Di bandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan sawah tahun 2001 menurun sebesar 0,07 persen, sebaliknya luas bukan lahan sawah berkembang sebesar 0,03 persen. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah di gunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis (39,18 persen), selainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain. Dengan mrnggunakan teknik irigasi yang baik, potensi lahan sawah yang dapat di tanami padi lebih dari dua kali sebesar 69,33 persen. Berikutnya lahan kering yang di pakai untuk tegal/kebun sebesar 33,69 persen dari total bukan sawah. Presentasi itu merupakan yang terbesar, di bandingkan presentase penggunaan bukan lahan sawah lain. b. Keadaan Iklim Menurut station klimatologi klas1 Semarang, suhu udara rata-rata di Jawa Tengah tahun 2002 berkisar antara 17 C sampai dengan 29 C. Tempat-tempat yang berdekatan letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relative tinggi. Untuk kelembaban udara raa-rata bervariasi. Dan 77 persen sampai dengan 88 persen. Curah hujan 7

tertinggi tercatat di SMPK Bojongsari Purwokerto sebesar 2.837 mm dan hari hujan terbanyak tercatat di Station Meteorologi Cilacap sebesar 203 hari 1.3.2. Kondisi Geografis Kabupaten Sragen Kabupaten sragen merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Tengah.Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sehinga Sragen merupakan Gerbang masuk Propinsi Jawa Tengah dari arah Timur. a. Batas batas wilayah Kabupaten Sragen: Sebelah Timur : Kabupaten Dati II Ngawi (Propinsi Jawa Timur) Sebelah Barat : Kabupaten Dati II Boyolali Sebelah Utara : Kabupaten Dati II Grobokan Sebelah Selatan : Kabupaten Dati II Karanganyar Letak garis lintang dan garis bujur Kabupaten Sragen adalah : 7 º 15 LS dan 7 º 30 LS 110 º 45 BT DAN 111 º 10 BT 8

Gambar 1.4. : Peta kabupaten Sragen Sumber : www.sragen.co.id /map/2008 9

b. Luasan Wilayah Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa.secara fisiologis, wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas: 40.037,93 Ha(42,52%) : Lahan basah(sawah 54.117,88 Ha(57,48%) : Lahan Kering Kabupaten Sragen dibagi menjadi 2 wilayah bagian, yaitu : a. Sebelah selatan Bengawan Solo : - Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %) - Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %) (9 Kec. 88 Desa & Kelurahan) b. Sebelah utara Bengawan Solo : - Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %) - Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %) (11 Kec. 120 Desa) c. Iklim Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata rata 109 M diatas permukaa laut.sragen menpunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-31 º C. Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun. 1.4. Permasalahan Saat ini di setiap jalur jalan raya banyak tersedia fasilitas Rest Area baik yang dikelola pihak swasta maupun Pemda, keberadaan rest area berfungsi untuk beristirahat pengemudi. 10

Gambar 1.5. : Rest Area jembatansuramadu Surabaya Sumber: ( www.pu.co.id ) Gambar 1.6. : Rest Area Glen 11 Sumber : (www.autobahn-online.de ) Kebanyakan Rest Area yang tersedia saat ini cenderung di desain untuk kenyamanan pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi (Sedan,Station Wagon,MPV). Sehingga bagi pengemudi kendaraan angkutan barang/truk akan memunculkan beberapa masalah antara lain : Akses, geometri persimpangan kurang sesuai dengan kebutuhan Truk yang memiliki ukuran lebih lebar. Ukuran tempat parkir dibuat sesuai dengan kebutuhan kendaraan pribadi. Sehingga Truk mengalami kesulitan apa bila akan parkir. Fasilitas pendukung seperti bengkel dan toko di sediakan untuk melayani kendaraan pribadi 11

Tabel 1.3. : Data-data dasar Kendaraan Sumber : Data arsitek Ernst neufert Tabel 1.4. : Berat total dan angka ekivalen (ESAL) Kendaraan skenario dengan dan tanpa jembatan timbang Sumber : dirjenperhubungan Darat( 2008) 12

Selain memiliki Akses, geometri,kebutuhan lebar jalan dan lingkaran untuk membelok yang lebih dari pada kendaraan pribadi, kebutuhan dari pengemudi dan awak truk berbeda dengan pengemudi kendaraan pribadi, misalkan : Kebutuhan bekal perjalanan. Dalam rest area terdapat minimarket/toko yang menyediakan barang kebutuhan selama perjalanan, akan tetapi hanya menyediakan barang untuk memenuhi kebutuhan dalam beberapa jam kedepan sedangkan truk bisa melakukan perjalanan selama beberapa hari. Keamanan. Barang yang dibawa Truk memiliki nilai Ekonomi yang lebih tinggi sehingga akan rawan terhadap tindakan Kriminalitas (perampokan, pencurian,pemerasan) Sehingga membutuhakan Level pengamanan yang lebih dari kendaraan pribadi. Spesifikasi bengkel yang ada dalam rest area. Banyak Produsen kendaraan yang mendirikan bengkel resmi dalam rest area contoh : Toyota,Suzuki,Honda sedangkan merk produsen truk yang beredar di Indonesia kebanyakan bukan dari merk yang ada tersebut contoh : Fuso,Hino,Mercedes Benz. Sehingga penanganannya kurang sesuai dengan kebutuhan kendaraan angkutan barang/truk. Kekurangan ini yang menyebabkan pengemudi Truk tidak berminat beristirahat di rest Area. Kebanyakan mereka lebih memilih beristirahat di tepi jalan atau fasilitas umum yang sebenarnya bukan tempat istirahat (SPBU,masjid,terminal bus umum). Serta menimbulkan beberapa permasalahan: Pengemudi truk yang parkir dan beristirahat di tepi jalan mengakibatkan sudut pandang pengendara lain menjadi sempit karena terhalang angkutan barang yang parkir ditepi jalan. 13

Gambar 1.7. : Menggangu sudut pandang pengemudi lain Sumber : Survey Lapangan (2009) ¾ Struktur Tanah di Tepi jalan sekitar tempat parkir akan rusak karena tidak ada stuktur jalan yang dibuat bukan untuk menahan beban Truk. Sehingga apabila ada kendaraan yang turun dari bahu jalan rentan terhadap kecelakaan. Gambar 1.8. : kerusakan kawasan tepian jalan Sumber : Survey Lapangan(2009) ¾ Lokasi untuk istirahat rawan menciptakan kawasan kumuh. Lokasi yang sering digunakanstirahat truk akan menyebabkan munculnya kawasan kumuh,warung makan, rumah liar yang tidak tertata keberadaanya. Selain tidak nyaman dari segi estetika juga akan menjadi kawasan yang rawan, karena penghuninya rata-rata illegal dan akan mendatangkan masalah baru di kemudian hari. 14

Gambar 1.9. : Memicu munculnya warung rumah liar/ kawasan kumuh Sumber : Survey Lapangan( 2009). 1.5. Konsep Rest Truk di Kabupaten Sragen Kabupaten Sragen merupakan pintu gebang masuk propinsi Jawa Tengah dari arah Timur. Dari data yang diperoleh jumlah Truk yang masuk kabupaten Sragen cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data truk yang masuk jembatan timbang, dikarenakan semua kendaraan angkutan barang / Truk yang masuk dalam wilayah kabupaten harus melewati jembatan timbang. Untuk pendataan dan uji kelayakan baik kendaraan maupun barang yang diangkut. Tabel 1.5. : Volume lalu lintas di depan jembatan Timbang Toyogo kabupaten Sragen 2008 Sumber : dirjenperhubungan Darat (2008) 15

Gambar 1.10. : Fluktuasi Lalu lintas barang di depan jembatan Timbang Toyogo Kab. Sragen Sumber : dirjenperhubungan Darat (2008) Gambar 1.11. : Prosentase jenis kendaraan angkutan barang di depan Jembatan Timbang Toyogo Kabupaten Sragen Sumber : dirjenperhubungan Darat (2008) Selain data mobilitas Truk,dari pengamatan lapangan juga banyak di jumpai truk yang parkir di tepi jalan raya Sragen Solo, ring road utara dan selatan Sragen, daerah Banaran. Dari beberapa tempat, Daerah Banaran 16

Kecamatan sambungmacan paling banyak digunakan untuk istirahat pengemudi dan awak truk, karena merupakan wilayah paling timur dari kabupaten Sragen yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur, hal ini menunjukkan wilayah kabupaten sragen perlu di sediakan suatu kawasan istirahat untuk pengemudi truk Gambar 1.12. : Kendaraan parkir di Tepi Jalan Raya banaran Sragen Sumber : Survey lapangan (2009) Gambar 1.13. : Kendaraan parkir di Tepi Jalan Raya Solo-Sragen Sumber : Survey lapangan ( 2009 ) 1.6. TUJUAN DAN SASARAN 1.6.1. Tujuan Memberikan wadah bagi pengemudi kendaraan angkutan barang / Truk Utuk beristirahat serta mengurangi gangguan arus lalu lintas yang disebabkan oleh kendaraan angkutan barang yang parkir di tepi jalan 1.6.2. Sasaran Menciptakan kawasan istirahat Khusus bagi pengemudi, awak/kernet, kendaraan truk yang mampu Menberikan fasilitas serta menampung aktifitas pengemudi dan kendaraan selama beristirahat 1.7. METODE PEMBAHASAN 1. Studi Lapangan Kompilasi data yang dikelompokkan dalam data primer dan sekunder. a. Data primer adalah data yang disusun melalui survey lapangan dan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan dan berkaitan dengan data yang ada saat ini. 17

b. Data sekunder adalah data yang didapat dari instansi yang terkait, seperti Bapeda Dati II Sragen, Dinas perhubungan, DLLAJR c. Studi banding bangunan yang berkarakteristik sama ( Reast Area ) 2. Studi Literatur Mengumpulkan landasan-landasan teori yang berhubungan dengan judul dan spesifikasi yang dicari dalam referensi maupun teori 3. Analisa Sintesa Penganalisaan dilakukan dengan membahas data yang diperoleh dari hasil pengamatan studi lapangan dengan landasan teori dari studi kepustakaan. 1.8. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Tentang pokok pikiran dan latar belakang yang mendasari pemilihan judul, tujuan, sasaran, permasalahan, metode pembahasan dan sistematika penulisan BAB II TINJAUAN UMUM Berisi tentang kajian teori dan data Kabupaten Sragen untuk memenuhi spesifikasi Rest Truk. BAB III TINJAUAN REST TRUCK KABUPATEN SRAGEN Pendekatan tentang pemilihan lokasi, bangunan, serta sistim dan tata lingkungan yang baik untuk REST TRUCK BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang Dasar Pertimbangan Analisa Makro dan Mikro, Konsep Perencanaan dan perancangan. 18