LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH : 9 TAHUN 1990 LUBUK LINGGAU

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG TARIF LAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ACEH

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG POLA TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 9 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

TARIF LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN KELAS II

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURUK CAHU

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

2016, No. -2- c. bahwa Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Surat Nomor: B/2143/IV/2015/Pusdokkes tanggal 29 April 2015, telah menyampa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENGKULU SELATAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2009

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 10 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa biaya pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 14 Tahun 1995 ; b. bahwa dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan perubahan pola pikir cara pandang masyarakat yang semakin kritis, serta adanya kenaikan harga obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai, maka Peraturan sebagaimana hal tersebut huruf a diatas, perlu ditinjau kembali ; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan b diatas, dipandang perlu untuk mengatur kembali jenis dan besarnya biaya untuk pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495) ; 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ; 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 6. Peraturan..

- 2-6. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022) ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang menjadi Unit Swadana Daerah. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang ; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemeritah Kabupaten Tangerang ; 3. Bupati adalah Bupati Tangerang ; 4. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ; 5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ; 6. Tarif adalah sebagian atau seluruh satuan biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik dan non medik yang dibebankan kepada masyarakat pengguna pelayanan rumah sakit sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya ; 7. Bukti Tanda Pembayaran ( kuitansi ) adalah tanda pembayaran pelayanan rumah sakit ; 8. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan di Poliklinik Spesialis terhadap orang yang masuk Rumah Sakit Umum untuk keperluan konsultasi, observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan/atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap ; 9. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kepada penderita yang datang ke Rumah Sakit Umum Tangerang dalam keadaan gawat dan atau darurat, yang karena penyakitnya perlu pertolongan secepatnya ; 10. Pelayanan

- 3-10. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang masuk Rumah Sakit dan menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan/atau pelayanan kesehatan lainnya di ruang rawat inap ; 11. Jenis Pelayanan (produk) adalah pelayanan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka konsultasi, observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan/atau pelayanan kesehatan lainnya ; 12. Tindakan Medik Operatif adalah tindakan yang dilakukan terhadap pasien dengan tujuan untuk menegakkan diagnostik dan/atau pengobatan dengan menggunakan prosedur dan alat yang telah ditetapkan sebagai standar; tindakan ini dikatagorikan sesuai dengan jenis masing-masing tindakan tersebut ; 13. Tindakan Medik Non Operatif dilakukan di ruang perawatan dan disebut pula dengan tindakan perawatan, meliputi tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien dalam rangka penegakan diagnosis dan atau terapi di ruang perawatan ; 14. Penunjang Medik adalah pemeriksaan medis dalam rangka untuk membantu menegakkan Diagnosis ; 15. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas rawat inap selama dirawat di Rumah Sakit ; 16. Bahan dan Alat adalah Obat, bahan kimia, alat kesehatan, bahan radiologi dan bahan lainnya untuk digunakan langsung dalam rangka observasi, dianosis, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya ; 17. Penjamin adalah orang atau Badan Hukum sebagai pananggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menjadi tanggungannya ; 18. Perawatan Jenazah adalah kegiatan merawat jenazah yang dilakukan oleh rumah sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pemakaman bukan untuk kepentingan proses peradilan ; 19. Rujukan adalah penderita yang dikirim dari sarana kesehatan ke Rumah Sakit Umum Tangerang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik rawat jalan, rawat inap maupun penunjang diagnostik ; 20. Pelayanan Penunjang non-medik adalah pelayanan rumah sakit kepada pasien yang tidak berhubungan langsung dengan proses penegakan diagnosis dan/atau penyembuhan penyakit, disebut juga dengan pelayanan non fungsional. 21. Pelayanan non-medik adalah pelayanan rumah sakit kepada pihak lain yang tidak berhubungan langsung dengan proses penegakan diagnosis dan atau penyembuhan penyakit ; 22. Mediko-legal adalah pelayanan rumah sakit yang menyangkut aspek hukum guna membantu pengadilan dalam pemutusan suatu perkara ; 23. Biaya

- 4-23. Biaya satuan (unit cost) adalah suatu biaya yang dihitung berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk satuan pelayanan medis; ditetapkan oleh rumah sakit, untuk dijadikan sebagai dasar penentuan tarif layanan kesehatan Rumah Sakit Umum ; 24. Indeks adalah nilai yang ditetapkan untuk menjadi dasar penetapan tarif berdasarkan tingkat dan jenis pelayanan. BAB II KELAS PERAWATAN Pasal 2 (1) Kelas perawatan di rumah sakit ditetapkan sebagai berikut : a. Kelas III b. Kelas II c. Kelas I d. Kelas Utama (2) Fasilitas perawatan masing masing kelas ditetapkan sebagai berikut : a. Kelas III : satu kamar dengan enam sampai delapan tempat tidur, kamar mandi di luar, kipas angin. b. Kelas II : satu kamar dengan empat tempat tidur, kamar mandi di dalam, kipas angin. c. Kelas I : satu kamar dengan dua tempat tidur, kamar mandi di dalam, AC dan lemari pasien. d. Kelas Utama : satu kamar dengan satu tempat tidur, kamar mandi di dalam dengan pemanas air, AC, TV, sofa tamu, kulkas dan lemari pasien. BAB III PELAYANAN YANG DIKENAKAN TARIF Pasal 3 (1) Pelayanan di rumah sakit yang dikenakan tarif dikelompokkan sebagai berikut : a. Pelayanan medik b. Pelayanan penunjang medik c. Pelayanan penunjang non medik d. Pelayanan non medik (2) Pelayanan di rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan jenis pelayanan, terdiri dari : a. Pelayanan Medik : 1. Rawat Jalan 2. Rawat Darurat 3. Rawat Inap 4. Tindakan Medik Operatif 5. Kebidanan dan Kandungan b. Pelayanan..

- 5 - b. Pelayanan Penunjang Medik : 1. Laboratorium Patologi Klinik 2. Laboratorium Patologi Anatomi 3. Radiodiagnostik 4. Diagnostik Elektromedik 5. Pelayanan Rehabilitasi Medik 6. Pelayanan Farmasi 7. Pelayanan Konsultasi Khusus c. Pelayanan penunjang non medik : 1. Pelayanan Mediko-Legal 2. Pelayanan Pemulasaraan / perawatan jenazah 3. Pelayanan Ambulans dan Mobil Jenazah d. Pelayanan non-medik : 1. Pengolahan limbah cair 2. Pengolahan limbah medik padat / incenerator 3. Sewa ruangan dan perparkiran 4. Jasa pendidikan dan pelatihan (3) Tarif pelayanan di rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi komponen jasa sarana rumah sakit dan jasa pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing pelayanan. (4) Tarif palayanan medik yang dimaksud pada ayat (2) butir a; tidak meliputi biaya bahan dan alat pakai habis. (5) Besaran tarif pelayanan untuk perusahaan perusahaan dan asuransi yang bekerjasama dengan rumah sakit akan ditetapkan dengan surat keputusan Direktur rumah sakit. (6) Besaran indeks ditetapkan dengan biaya satuan (unit cost) untuk masingmasing jenis pelayanan. BAB IV TARIF PELAYANAN MEDIK Bagian Pertama Tarif Pelayanan Rawat Jalan Pasal 4 (1) Tarif Rawat Jalan di Rumah sakit dinyatakan dalam Bukti Tanda Pembayaran berobat berupa kuitansi resmi. (2) Besaran Tarif Rawat Jalan ditetapkan berdasarkan indeks, dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setara, serta kebijaksanaan subsidi silang. (3) Besarnya..

- 6 - (3) Besarnya tarif pelayanan rawat jalan dan konsultasi antar dokter spesialis ditetapkan sebagai berikut : - Tarif rawat jalan = 0.6 x indeks - Konsultasi antar spesialis = 0.5 x indeks (4) Besarnya tarif pelayanan rawat jalan selengkapnya sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Tarif Pelayanan Rawat Darurat Pasal 5 (1) Tarif Rawat Darurat di rumah sakit dinyatakan dalam Bukti Tanda Pembayaran berobat berupa kuitansi resmi. (2) Besaran Tarif konsultasi dan tindakan medik Rawat Darurat ditetapkan berdasarkan indeks, dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setaraf serta kebijaksanaan subsidi silang. (3) Besarnya tarif pelayanan rawat darurat yang ditetapkan adalah : - Pelayanan rawat darurat = 1 x indeks - Konsultasi Spesialis = 1.2 x indeks (4) Besarnya tarif pelayanan rawat darurat selengkapnya sebagaimana tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Bagian Ketiga Tarif Pelayanan Rawat Inap Pasal 6 (1) Pelayanan rawat inap meliputi : a. Akomodasi pelayanan perawatan b. Visite / konsultasi dokter spesialis c. Visite dokter jaga d. Asuhan keperawatan e. Tindakan perawatan f. Administrasi perawatan (2) Dalam menentukan besaran tarif perawatan didasarkan atas perhitungan indeks Rawat Inap Kelas II, dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setaraf serta kebijaksanaan subsidi silang. (3) Tarif

- 7 - (3) Tarif Rawat Inap di kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / Indeks untuk penetapan tarif kelas perawatan lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = ½ x indeks Kelas I = 1 ½ x indeks Kelas Utama = 2 x indeks ICU/ICCU = 2 x indeks (4) Tarif pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak termasuk biaya obat-obatan dan alat kesehatan pakai habis, pemakaian alat medis, tindakan medik dan terapi maupun penunjang diagnostik lainnya. (5) Komponen tarif pelayanan rawat inap sebagai mana dimaksud ayat (1) huruf b sampai dengan e terdiri atas Jasa sarana rumah sakit dan Jasa pelayanan. (6) Biaya administrasi perawatan ditetapkan sebesar 5% dari seluruh biaya pelayanan. (7) Tarif pelayanan rawat inap selengkapnya ditetapkan seperti dalam lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keempat Tarif Pelayanan Tindakan Medik Operatif Pasal 7 (1) Tindakan Medik Operatif, merupakan tindakan diagnostik dan/atau terapi yang dilakukan di Kamar Operasi, jenisnya meliputi : - Tindakan Medik Operatif Kecil I, II dan III ( KE I, II dan III ) - Tindakan Medik Operatif Sedang I, II dan III ( SE I, II dan III ) - Tindakan Medik Operatif Besar I, II dan III ( BE I, II dan III ) - Tindakan Medik Operatif Khusus I, II, III dan IV ( KH I, II, III dan IV) berlaku untuk semua kelas perawatan. (2) Dalam menentukan besaran tarif tindakan medis operatif didasarkan atas perhitungan indeks tindakan medis operatif Kelas II, dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setaraf serta kebijaksanaan subsidi silang. (3) Tarif tindakan medis operatif di kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / Indeks untuk penetapan tarif tindakan medis operatif lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.7 x indeks Kelas I = 1.3 x indeks Kelas Utama = 2 x indeks ICU/ICCU = 2 x indeks (4) Tarif..

- 8 - (4) Tarif pelayanan tindakan medik operatif terdiri atas komponen : jasa sarana rumah sakit dan jasa pelayanan. (5) Tarif tindakan medik sebagaimana dimaksud ayat (1), tidak termasuk biaya obat-obatan dan alat kesehatan pakai habis dan penunjang diagnostik lainnya. (6) Tarif tindakan medik operatif yang memerlukan perluasan tindakan, atau melibatkan lebih dari satu keahlian ditetapkan secara khusus oleh pimpinan rumah sakit berdasarkan masukan dari operator yang bersangkutan. (7) Tarif tindakan medik operatif sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku untuk tindakan medik operatif elektif (terencana), sedangkan tindakan medik operatif akut (cito), besarannya ditambah 25 %. (8) Tarif tindakan medik operatif sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Bagian Kelima Tarif Pelayanan Kebidanan dan Kandungan Pasal 8 (1) Tarif pelayanan Kebidanan dan Kandungan dihitung berdasarkan indeks, dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setara, serta kebijaksanaan subsidi silang. (2) Jenis pelayanan dalam ayat (1) tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi : - Pelayanan persalinan normal - Pelayanan persalinan dengan tindakan - Pelayanan tindakan kuretase dan sejenisnya - Pelayanan tindakan kebidanan dan kandungan lainnya (3) Tarif tindakan kebidanan dan kandungan di kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / indeks untuk penetapan tarif tindakan kebidanan dan kandungan lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.7 x indeks Kelas I = 1.3 x indeks Kelas Utama = 2 x indeks (4) Tarif pelayanan tindakan kebidanan dan kandungan seperti tersebut diatas tidak termasuk biaya obat-obatan dan alat kesehatan pakai habis dan penunjang diagnostik yang melengkapinya. (5) Biaya tarif pelayanan kebidanan dan kandungan sebagiamana tercantum dalam lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. BAB

- 9 - BAB V TARIF PELAYANAN PENUNJANG MEDIK Bagian Pertama Jenis Pelayanan Penunjang Medik Pasal 9 (1) Pelayanan Penunjang Medik meliputi : a. Pemeriksaan Laboratorium : 1. Patologi Klinik 2. Patologi Anatomi b. Pemeriksaan Radio Diagnostik c. Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik d. Pemeriksaan Diagnostik Khusus (2) Komponen tarif pelayanan penunjang medik terdiri atas : a. Biaya jasa sarana b. Biaya bahan dan alat pakai habis c. Jasa pelayanan (3) Biaya jasa sarana Rumah sakit dari Pelayanan Penunjang Medik ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas dasar tingkat kecanggihan, nilai investasi, masa pakai dan biaya pemeliharaan. Bagian Kedua Tarif Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Pasal 10 (1) Jenis Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik meliputi : a. Hematologi b. Kimia Darah c. Immunologi d. Urine e. Feces f. Cairan tubuh lain g. Sediaan Langsung h. Mikrobiologi i. Protein j. Narkoba k. HIV (2) Dalam menentukan besaran tarif pemeriksaan laboratorium klinik didasarkan perhitungan indeks Laboratorium klinik, dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setara, serta subsidi silang. (3) Komponen..

- 10 - (3) Komponen tarif pelayanan laboratorium patologi Klinik terdiri atas : - Jasa Sarana - Biaya Bahan dan Alat pakai habis - Jasa Pelayanan (4) Tarif pelayanan laboratorium patologi klinik kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / indeks untuk penetapan tarif pelayanan laboratorium patologi klinik lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.9 x indeks Kelas I = 1.1 x indeks Kelas Utama = 1.2 x indeks ICU/ICCU = 1.2 x indeks (5) Tarif pelayanan pemeriksaan laboratorium patologi klinik sebagaimana tercantum dalam lampiran VI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketiga Tarif Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi Pasal 11 (1) Jenis Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi meliputi : a. Papsmear b. Histopatologi (2) Dalam menentukan besaran tarif pemeriksaan laboratorium Anatomi didasarkan perhitungan indeks Laboratorium Anatomi dengan membandingkan tarif Rumah sakit lainnya yang setara serta subsidi silang. (3) Tarif pelayanan laboratorium patologi anatomi kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / indeks untuk penetapan tarif pelayanan laboratorium patologi anatomi lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.9 x indeks Kelas I = 1.3 x indeks Kelas Utama = 1.5 x indeks ICU/ICCU = 1.5 x indeks (4) Tarif pelayanan pemeriksaan laboratorium patologi Anatomi sebagaimana tercantum dalam lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal..

- 11 - Bagian Keempat Tarif Pelayanan Pemeriksaan Radiodiagnostik Pasal 12 (1) Jenis Pemeriksaan Radiodiagnostik meliputi : a. Thorax b. BNO, BNO IVP c. Dental d. Cranium e. Mastoid f. Mandibula g. Ekstremitas h. Sinus Paranasal i. Vertebra - Thoracal - Lumbal - Sacral j. Bone Survai k. Cor Analisa l. Oesofagus m. OMD n. Colon In Loop o. Cystogram p. Cystografi q. HSG r. Abdomen (2) Dalam menentukan besaran tarif pemeriksaan Radiodiagnostik didasarkan indeks Radiodiagnostik dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setara serta subsidi silang. (3) Tarif pelayanan pemeriksaan Radiodiagnostik kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / indeks untuk penetapan tarif pelayanan pemeriksaan Radiodiagnostik lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.9 x indeks Kelas I = 1.1 x indeks Kelas Utama = 1.4 x indeks ICU/ICCU = 1.4 x indeks (4) Tarif pelayanan pemeriksaan Radiodiagnostik sebagaimana tercantum dalam lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian.

- 12 - Bagian Kelima Tarif Pelayanan Pemeriksaan Diagnostik Elektromrdik Pasal 13 (1) Jenis Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik meliputi : a. Elektro Kardio Grafi (EKG) b. Elektro Ensefalo Grafi (EEG) c. Treadmill d. Ultra Sono Grafi (USG) e. Spirometri f. Audiometri g. Tindakan Diagnostik elektromedik lain yang akan ditetapkan kemudian (2) Dalam menentukan besaran tarif Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik didasarkan indeks Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setara serta subsidi silang (3) Tarif Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / indeks untuk penetapan tarif pelayanan Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.9 x indeks Kelas I = 1.1 x indeks Kelas Utama = 1.4 x indeks ICU/ICCU = 1.4 x indeks (4) Tarif pelayanan pemeriksaan Diagnostik elektromedik sebagaimana dimaksud ayat (2), tercantum dalam lampiran IX yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keenam Tarif Pelayanan Rehabilitasi Medik Pasal 14 (1) Jenis Pelayanan Rehabilitasi Medik meliputi : a. SWD, MWD, IR b. Tens c. Ultrasonic d. Nebulizer e. Traksi f. Exercise g. Therapy dingin dan Stretching h. Speech Therapy i. Suntik (2) Dalam..

- 13 - (2) Dalam menentukan besaran tarif Pelayanan Rehabilitasi Medik didasarkan indeks dengan membandingkan tarif rumah sakit lainnya yang setara serta subsidi silang. (3) Tarif Pelayanan Rehabilitasi Medik kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / indeks untuk penetapan tarif Pelayanan Rehabilitasi Medik lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.8 x indeks Kelas I = 1.3 x indeks Kelas Utama = 1.5 x indeks ICU/ICCU = 1.5 x indeks (4) Komponen tarif pelayanan Rehabilitasi Medik terdiri atas : - Jasa Sarana Rumah Sakit - Biaya Bahan dan Alat pakai habis - Jasa Pelayanan (5) Tarif pelayanan Rehabilitasi Medik sebagaimana tercantum dalam lampiran X yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketujuh Tarif Pelayanan Farmasi Pasal 15 (1) Jenis pelayanan Farmasi meliputi : - Pelayanan Farmasi Rawat Jalan - Pelayanan Farmasi Rawat Inap (2) Komponen biaya farmasi meliputi : a. Bahan dan obat b. Jasa Sarana rumah sakit c. Jasa farmasi (3) Untuk menentukan besarnya harga jual bahan dan obat dari semua jenis pelayanan farmasi diperhitungkan atas dasar harga pembelian terakhir dari bahan dan obat sebagaimana tersebut dalan faktur pembelian. (4) Biaya jasa sarana rumah sakit ditetapkan maksimal 27,5% dari harga pokok bahan dan obat yang dipergunakan oleh pasien untuk semua kelas perawatan. (5) Biaya jasa farmasi ditetapkan sebesar 2,5% dari harga pokok bahan dan obat yang dipergunakan pasien. Bagian..

- 14 - Bagian Kedelapan Tarif Pelayanan Konsultasi Khusus Pasal 16 (1) Jenis pelayanan Konsultasi Khusus meliputi : - Konsultasi Gizi - Konsultasi Psikologi - Konsultasi Psikiatri - Konsultasi lainnya yang ditetapkan kemudian. (2) Tarif Pelayanan Konsultasi Khusus kelas II dijadikan sebagai dasar perhitungan / indeks untuk penetapan tarif Pelayanan Rehabilitasi Medik lainnya, dengan pengaturan sebagai berikut : Kelas III = 0.7 x indeks Kelas I = 1.3 x indeks Kelas Utama = 1.7 x indeks ICU/ICCU = 1.7 x indeks (3) Komponen tarif pelayanan Konsultasi Khusus terdiri atas : - Jasa Sarana Rumah Sakit - Jasa Pelayanan (4) Tarif pelayanan Konsultasi Khusus sebagaimana tercantum dalam lampiran XI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VI TARIF PELAYANAN PENUNJANG NON MEDIK Bagian Pertama Jenis Pelayanan Penunjang Non Medis Pasal 17 Pelayanan Penunjang Non Medis Meliputi : - Pelayanan Medikolegal - Pelayanan Pemulasaran Jenazah - Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah Bagian Kedua Tarif Pelayanan Medikolegal Pasal 18 (1) Jenis pelayanan Medikolegal meliputi : - Visum et repertum pasienvisum et repertum luar jenazah - Visum et repertum dalam jenazah (otopsi) - Dan lain-lain yang ditetapkan kemudian. (2) Besarnya tarif untuk pelayanan Medikolegal sebagaimana yang dimaksud pada pasal 17 ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Direktur. Bagian

- 15 - Bagian Ketiga Tarif Pelayanan Pemulasaran Jenazah Pasal 19 (1) Jenis pelayanan Pemulasaran jenazah, meliputi : - Perawatan Jenazah - Penyimpanan Jenazah (2) Besarnya tarif untuk pelayanan pemulasaran jenazah sebagaimana yang dimaksud pada pasal 17 ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Direktur. Bagian Keempat Tarif Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah Pasal 20 Besarnya tarif untuk pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah sebagaimana yang dimaksud pada pasal 17 ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Direktur. BAB VII TARIF PELAYANAN NON MEDIK Bagian Pertama Jenis Pelayanan Non Medik Pasal 21 Pelayanan Non Medik Meliputi : - Pengolahan Limbah Cair - Pengolahan Limbah medik Padat - Sewa Ruangan - Jasa Pendidikan dan Pelatihan Bagian Kedua Tarif Pelayanan Non Medik Pasal 22 Besarnya tarif untuk pelayanan non medik sebagaimana yang dimaksud pada pasal 21 ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Direktur. BAB VIII PENGGUNAAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT Pasal 23 (1) Penerimaan rumah sakit terdiri atas penerimaan fungsional dan non fungsional. (2) Seluruh penerimaan yang ada dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan langsung oleh Rumah Sakit untuk biaya operasional, pemeliharaan dan peningkatan sumber daya manusia. (3) Besarnya biaya bahan dan alat, jasa sarana rumah sakit dan jasa pelayanan untuk setiap tindakan yang belum ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur. (4) Pembagian..

- 16 - (4) Pembagian jasa pelayanan untuk setiap tindakan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur. Pasal 24 Direktur Rumah Sakit diberi wewenang membebaskan sebagian atau seluruh biaya pelayanan Rumah Sakit dengan mempertimbangkan beberapa aspek. BAB IX KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP Pasal 25 (1) Bila terjadi perubahan biaya satuan (unit cost), maka besaran nilai rupiah indeks ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 26 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 14 tahun 1995 tentang Biaya Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya dan memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang. Diundangkan di Tigaraksa pada tanggal 1 Maret 2004 SEKRETARIS DAERAH ttd H. OBUN BURHANUDDIN LEMBARAN DAERAH TAHUN 2004 NOMOR 10 Ditetapkan di Tigaraksa pada tanggal 11 Pebruari 2004 BUPATI TANGERANG ttd H. ISMET ISKANDAR