BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. commit to user

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PENGENALAN WILAYAH POTENSI DAN PERMASALAHAN KEC. SAMBIREJO DAN KEC. GESI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan daerah yang memiliki sumber daya alam yang terbatas. Kemiskinan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. GAMBARAN UMUM. Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu,

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa. Tengah. Kelurahan Lodoyong ini terdiri dari 6 RW dan 39 RT.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur,

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tarai Bangun adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Selo Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. Desa Tlogolele merupakan

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.


BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

Transkripsi:

mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data berupa membuat singkatan, koding, memusatkan tema, membuat batas permasalahan dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai penelitian selesai ditulis. c. Penyajian Data Ada suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu apada analisis ataupun tindakan lain yang berdasar penelitian tersebut. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya, akan banyak menolong peneliti sendiri. d. Penarikan Kesimpulan Dalam awal pengumpulan data, peneliti harus sudah mengerti apa arti dan hal-hal yang ia temui dalam melakukan pencatatan peraturan peraturan. Pokok-pokok pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan proposisi-proposisi. Kesimpulan yang perlu diferivikasikan dapat berupa pengulangan yang meluncur cepat, sehingga penelitian kedua timbul melintas dalam pikiran peneliti pada waktu menulis dengan melihat kembali sebentar pada fieldnote. BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi commit to user 63

Lokasi dalam penelitian berarti adalah tepat diadakan penelitian terkait permasalahan yang menjadi fokus dalam rumusan masalah penelitian.. Sragen satu dari 5 Kabupeten yang masuk dalam eks karisidenan Surakarta. SUBOSUKO WONOSRATEN (Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Sragen, Klaten). Sragen memiliki wilayah yang sebagian besar merupakan wilyah pertanian yang memiliki kontur alam yang subur untuk pertanian. Gambar 2.1 Peta wilayah Kabupaten Sragen Sumber : web resmi Kabupaten Sragen Maret 2013 Kabupaten sragen merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tengah. dilihat secara geografis Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah da Jawa Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Sragen adalah : Sebelah Timur, Kabupaten Ngawi (Provinsi Jawa Timur) ; Sebelah Barat, Kabupaten Boyolali ; Sebelah Selatan, Kabupaten Karanganyar Sebelah Utara, Kabupaten Grobogan. Luas Kabupaten Saragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa. Kecamatan tersebut antara lain adalah : Gemolong, Ngrampal, Plupuh, Sambirejo, Sambungmacan, Sragen, Sidoharjo, Sukodono, Sumberlawang, Tangen, Tanon, Gesi, Gondang, Jenar, Kaliijambe, Karangmalan, Kedawang, commit to Masaran, user Miri, Mondokan. 64

Wilayah penelitian adalah dua desa yang berada di dalam wilayah administratif keluarahan Benthak, Kabupaten Sidoarjo kabupaten Sragen. Kondisi mengenai sosial termasuk jumlah penduduk (besaran jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, usia produktif) dan jenjang pendidikan, serta ekonomi (jenis mata pencahaarian) akan di jabarkan secara lebih lugas dalam pembahasan lokasi penelitian di bawah ini. 1. Desa Karangmanis Rt 01/03 Kelurahan Benthak. Kecamatan Sidoarjo. Kabupaten Sragen Desa karangmanis termasuk kedalam kelurahan Benthak kecamatan Sidoarjo kabupaten Sragen. Desa ini juga terletak tidak jauh dari pasar Masaran, yaitu salah satu pasar yang menjadi pusat ekonomi dan perdaggangan masyarakat di kecamatan Sidoarjo dan Masaran. Secara fisik desa Karangmanis tidak memiliki tanda batas wilayah yang jelas seperti tugu atau gapura layaknya desa-desa pada umumnya. Perbatasanya wilayah desa ini dengan desa lainnya ditandai oleh perempatan kecil di setelah desa Tempel yang kemudian juga menjadi batas wilayah desa Karangmanis di sebelah barat, kemudian di sebelah selatan desa berbatasn langsung dengan areal persawahan yang secara administrative termasuk dalam desa Krikilan, Masaran, Sragen. Desa Karangmanis telah memiliki tataruang desa yang lebih modern, ini terlihat dari tataletak permukiman yang lebih tertata secara linier dengan rapi mengikuti alur jalan desa yang telah dibuat. Kondisi permukiman masyarakat yang sebagian besar telah memiliki bangunan perumahan permanen, di desa ini juga telah terdapat sebuah pos keamanan masyarakat yang kemudian lebih di kenal dengan pos kamling ini di funsikan untuk menjaga kondisi keamanan masyarakat sekitar desa agar tetap kondusif. Fasilitas umum lainya yang terdapat di desa ini adalah terdapatnya bangunan masjid yang berada di sebelah utara desa dan sebuah mushola yang terletak di sebelah barat desa. Untuk aktifitas sosial lainya seperti posyandu balita, posyandu lansia dan kegiatancommit PKK serta to user dasawisma bagi ibu-ibu terpusat di 65

Balai desa yang terletak di desa Tempel, tepatnya di sebelah barat desa Karangmanis yang sekaligus menjadi batas wilayah desa Karangmanis di sebelah barat tersebut. Kondisi jalan sebagai sarana transportasi sekaligus penghubung desa Karangmanis dengan desa-desa yang lainya masih sangat butuh perhatian, kondisi fisik jalan yang terbuat dari batu kerikil yang cukup menyulitkan pengguna jalan apalagi jika musim penghujan tiba. Sistem drainase desa Karangmanis juga cukup memprihatinkan kondisinya, karena apabila musim penghujan tiba desa ini akan rawan terjadi banjir, banyak aliran-aliran air yang tidak memadai untuk menampung lonjakan debit air yang cukup tinggi di musim penghujan. Desa Karangmanis juga telah mendapatkan peneranganya listrik secara merata, sedangkan untuk kebutuhan air sebagai konsumsi seharihari warga hampir semuanya telah memiliki sumur pantek (sumur pompa). Gambar persawahan di desa Karangmanis Gambar 2.2 Sumber : Dokumentasi penulis pada Tahun 2012 a. Jumlah penduduk berdasarkan usia Menurut catatan monografi yang terdapat di kelurahan desa Karangmanis terdapat 50 KK dengan 191 jiwa 97 (L) sedangkan 89 sisanya (P). commit Tabel to user 2.1 66

Tabel jumlah penduduk warga Karangmanis Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0-9 5 3 8 10-19 6 7 13 20-29 28 20 48 30-39 11 18 29 40-49 18 17 35 50-59 13 9 22 60-69 9 8 17 70+ 7 2 9 Jumlah 97 89 191 Dari data di atas dapat simpulkan bahwa kelompok usia produktif di desa Karangmanis yang cukup tinggi yakni usia 20-29 tahun, tidak begitu banyak dari mereka yang masih berada di desa tersebut. Karena lebih dari 50% jumlah tersebut telah pergi meninggalkan desa Karangmanis. b. Mata pencahaarian Berdasarkan informasi yang di peroleh berdasarkan titen warga di desa Karangmanis terdapat lebih dari 40% warga di sana bermatapencahaarian sebagai petani dan buruh tani lahan sawah yang subur serta system irigasi yang cukup baik menjadi modal utama. Tabel 2.2 Berikut adalah tabel jenis pekerjaan warga Karangmanis Jenis pekerjaan Jumlah orang Persentase Petani/buruh tani commit 75to user 43,1 67

Buruh lepas 20 11,4 Buruh pabrik 23 13,2 PNS 3 1,7 Swasta 19 10,9 Ternak 6 3,4 Ibu rumahtangga 13 7,4 Pedaggang 15 8,6 Jumlah 174 100 Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa 43,1% matapencahaarian warga desa Karangmanis adalah petani dan buruh tani, petani dengan lahan maupun buruh tani penggarap. Kemudian 13,2% adalah sebagai buruh pabrik yang memang tidak jauh dari tempat tinggal mereka yakni kawasan industry yang berada di daerah Mbulu, Masaran, Sragen. Daerah ini memang di kenal sebagai kawasan industrinya Sragen yang sebagian merupakan industry garment, jamu, dan makanan olahan. Dan 11,4% lainya adalah bermatapencahaarian sebagai buruh lepas, ini berarti pekerjaan mereka adalah buruh tidak tetap karena terkadang dari mereka bisa menjadi tukang batu, tukang angkut ataupun tukang bangunan. Hanya 1,7% saja warga di Karangmanis yang menjadi PNS baik sebagai guru maupun pegawai di dinas amupun kelurahan. Sedangkan profesi yang terkecil jumlahnya adalah peternak hanya 3,4% saja, peternak unggas ada seorang warga sebagai peternak lembu/sapi. Sebenarnya ada profesi yang bersifat turunmenurun di desa ini yakni pengrajin batubata tetapi sifatnya temporer karena warga hanya akan melakukan aktifitas membuat batu bata ini di waktu senggang mereka melakukan aktifitas bertani. c. Tingkat pendidikan Dalam deskripsi tingkat pendidikan commit to user ini penulis mencoba menjelaskan jenis pendidikan yang telah maupun sedang ditempuh oleh 68

seluruh warga Karangmanis berdasarkan jenjang pendidikan formal yang ada. Mulai dari SD,SMP,SMA, maupun Perguruan tinggi baik Diploma maupun Strata. Tabel 2.3 Berikut tabel tingkat pendidikan warga Karangmanis pendidikan Jumlah Laki-laki Perempuan Persentase Tidak sekolah 40 14 26 20,9 Tidak tamat SD 39 12 27 20,4 SD 37 17 20 19,3 SMP 39 15 24 20,4 SMA 34 20 14 17,8 Sarjana 2 1 1 1,04 Jumlah 191 79 112 100 Dari tabel tingkat pendidikan di atas dapat di simpulkan bahwa dari 191 jiwa total jum;ah penduduk desa Karangmanis terdapat sebesr 20,9% warga di sana yang belum mengenyam pendidikan dan 65% adalah perempuan sisanya 35% laki-laki. Kemudian ada 17,8% mengenyam pendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengah Atas) yang lebih dari 50% di tempati oleh laki-laki. Dan hanya ada 1,04% warga di desa Karangmanis yang menyenyam pendidikan hingga Sarjana. Tabel 2.4 Tabel pendidikan keluarga Anggota Tidak Tidak tamat SD SMP SMA Sarjana Keluarga sekolah SD Ayah 14 10 16 15 4 0 Ibu 26 22 9 commit to user 5 6 0 69

Anak 0 7 12 19 24 2 Jumlah 40 39 37 39 34 2 Dari data di atas terlihat jika ibu merupakan kaum yang paling banyak tidak mengenyam pendidikan dari pada ayah dan anak. Sedangkan ayah di desa Karangmanis paling banyak mengenyam pendidikan setingkat SD sebesar 16 jiw dari 37 jumlah jiwa warga Karangmanis yang mengenyam pendidikan setingkat SD. Kemudian dari data yang telah di peroleh juga terlihat jika anak mengalami peningkatan pendidikan yang paling baik, bahkan ada 2 orang jiwa yang mampu mengenyam pendidikan hingga sarjana. 2. Desa Tempel Rt 03/01 Kelurahan Benthak. Kecamatan Sidoarjo. Kabupaten Sragen Desa Tempel merupakan salah satu desa yang terdapat di kelurahan Benthak, kabupaten Sidoarjo kecamatan Sragen. Lokasinya hanya berjarak 3 km dari desa Karangmanis, bahkan Tempel merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan desa Karangmanis di sebelah barat. Penampakan fisik desa Tempel sebenarnya tidak jauh berbeda jika di bandingkan dengan desa Karangmanis selain jaraknya yang cukup dekat kondisi sosialnya pun hampir mirip. Ada 30 KK yang menghuni desa seluas 2500m 2, Tempel juga memilki tataruang yang terkesan modern karena barisan perumahan yang rapi memanjang mengikuti garis jalan utama yang membelah desa ini menjadi dua bagian yakni desa Tempel bagian selatan dan utara. Memasuki kawasan desa ini akan banyak di jumpai tumpukan batu bata merah di sekitar pekarangan warga atau bahkan ada jajaran batu bata yang sedang di keringkan di pelataran-pelataran rumah warga. Hal ini di karenakan desa Tempel merupakan salah satu daerah di kabupaten Sragen yang memang di kenal sebagai commit salah to user satu desa pengrajin batu bata.ada 70

lebih dari 10KK warga dari total 30KK yang ada memang aktif memproduksi batu bata sebagai sumber mata pencahaarian mereka selain sumber lain yang sekaligus menjadi profesi warga Tempel. Di desa ini sekaligus menjadi pusat administrativ desa karena terdapat bangunan kelurahan. yang juga di tunjang fasilitas umum lain seperti pemakaman umum yang bahkan bukan hanya menjadi pemakaman bagi warga Tempel saja tetapi juga bagi warga desa sekitarnya termasuk juga warga dari desa Karangmanis. Selain itu di desa ini juga terdapat satu pondok pesantren yang sengaja di dirikan oleh salah seorang warga asli Tempel yang kemudian juga sekaligus menjadi pusat kegiatan keagamaan warga Tempel, karena di lingkungan pondok tersebut juga sekaligus terdapat masjid sebagai tempat ibadah umat muslim. Didesa Tempel ini juga tidak memiliki batas atau tanda yang jelas seperti gapura atau tugu sebagai tanda batas wilayah desa, sehingga lagilagi jalanlah yang kemudian menjadi batas antara Tempel dengan desadesa yang lainya. Masih sama seperti desa Karangmanis, di Tempel kelurahan juga menjadi pusat aktivitas sosial seperti posyandu balita, posyandu lansia, dasawisma dan bahkan kegiatan PKK. Namun untuk kondisi jalan, Tempel terlihat lebih baik dari pada desa Karangmanis, dengan adanya jalan beton yang memang secara swadaya di bangun oleh warga, sehingga jika musim penghjan datang Tempel tidak lagi rawan banjir seperti di desa Karangmanis. Kondisi sanitasi air yang lebih baik juga di barengi oleh telah meratanya listrik di tiap-tiap rumah warga. Air yang menjadi kebutuhan vital warga juga telah tersedia di rumah-rumah warga dengan adanya sumur-sumur pantek (sumur pompa) da nada beberapa sumur timban. Berikut gambar persawahan di desa Tempel Gambar 2.3 commit to user 71

Sumber : Dokumentasi penulis pada tahun 2012 a. Jumlah penduduk berdasarkan usia Berdasarkan catatan kependudukan yang di peroleh dari kelurahan dan bersama-sama di cek ketika kumpulan rembug warga di desa Tempel ini terdapat 30 KK dengan 97 jiwa total jumlah warga yang di antaranya 48 L dan 49 P. Adapun tabel tersebut sebagai berikut dibawah ini : Tabel 2.5 Tabel jumlah penduduk warga Tempel Kelompo umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0-9 5 6 11 10-19 6 7 13 20-29 8 5 13 30-39 9 7 16 40-49 7 10 17 50-59 7 9 16 60-69 2 5 8 70+ 3 1 4 Jumlah 47 50 97 Dari data tabel di atas kemudian bisa dikatakan bahwa dari jumlah penduduk desa Tempel yang berjumlah 97 jiwa 51,5% adalah wanita dan 48,5% sisanya adalah laki-laki. Dengan usia produktif 10-39 tahun berjumlah 42 jiwa terbilang baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan untuk usia nonproduktif diusia antara 60-70+ berjumlah 12 jiwa. Melihat data diatas terlihat jika regenerasi di desa Tempel mengalami sedikit keterlambatan commit to karena user dari 97 jiwa terdapat kelompok 72

usia 0-29 tahun 37 jiwa saja sedangkan sisanya merupakan usia-uisa matang bahkan sudah lanjut usia. b. Mata pencahaarian Dari data yang diperoleh berdasarkan rambug warga yang dilakukan hampir 5 bulan di desa Tempel diketahui ada beberapa pilihan jenis mata pencahaarian warga di sana yang dapat di lihat, diantaranya adalah petani maupun buruh tani penggarap alias petani tanpa lahan, buruh pabrik, pengrajin batu bata, pedaggang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel jenis pekerjaan warga Tempel di bawah ini. Tabel 2.6 Tabel jenis pekerjaan warga Tempel Jenis pekerjaan Jumlah orang Persentase Petani 32 44,4 Karyawan swasta 3 4,1 Swasta/wiraswasta 27 37,5 Pedaggang 4 5,5 Ibu rumah tangga 5 6,9 PNS 1 1,3 Jumlah 72 100 Dari data tabel di atas dapat di lihat bahwa ada 44,4% warga di desa Tempel yang bermatapencahaarian sebagai petani ini berarti Tempel merupakan salah satu desa agraris dengan pertanian sebagai sumbermata pencahaarian terbesar, hal ini juga di dukung oleh kondisi alam desa Tempel yang memang sangat dimungkinkan menjadi salah satu lumbung padinya masyarakat di luar desa Tempel. Kemudian 37,5% warga bermatapencahaarian swasta/wiraswasta, ini termasuk pengrajin batu bata yang banyak terdapat di Tempel, hingga Tempel di kenal selain sebagai desa penghasil padi juga di kenal pula sebagai desa sentra batu bata. Kondisi yang sama dengan desa Karangmanis yaitu ketidak tersedianya bahan baku pembuatan batu bata sehingga warga di Tempel ini harus membeli tanah liat sebagai bahan baku utama pembuatan batu bata ini dari derah lain dengan membeli Rp.50.000,00 setiap coltnya yang kemudian apabila di buata akan menghasilkan commit to user 200-300 biji batu bata. perbedaanya 73

dengan desa Karangmanis warga di Tempel membuat batu bata tidak hanya di saat waktu senggang sehingga ketersediaan batu bata akan selalu ada di desa Tempel. c. Tingkat pendidikan Deskripsi mengenai pendidikan warga Tempel ini berarti mengidentifikasi jenjang pendidikan formal baik SD,SMP,SMA maupun Perguruan tinggi yang telah dan sedang di tempuh oleh seluruh warga di desa Tempel. Untuk lebih jelasnya lihat data tabel di bawah ini. Tabel 2.7 Tabel jenjang pendidikan warga Tempel Jenis pendidikan Jumlah orang Laki-laki Perempuan Persentase Tidak Sekolah 6 2 4 6,7 Tidak tamat SD 6 2 4 6,7 SD 32 13 19 35,9 SMP 20 12 8 22,4 SMA 25 13 12 28,3 Sarjana 0 0 0 0 Jumlah 89 42 47 100 Melihat tabel di atas terdapat 35,9% warga Tempel berpendidikan SD, disusul kemudian sebesar 28,3% warga di sana memilki pendidikan SMA/STM sederajad yaitu denagn 13 L dan 12 P. Dan terbesar ketiga adalah jenjang pendidikan SMP sebesar 22,4% dengan 12 L dan 8 P. Tabel 2.8 Tingkat pendidikan keluarga Anggota Tidak Tidak tamat SD SM SMA Sarjana keluarga sekolah SD P Ayah 5 4 10 5 6 0 Ibu 4 4 14 commit to user 5 4 0 74