L101. UJI PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) DENGAN MEDIA HIDROPONIK

dokumen-dokumen yang mirip
L102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

UJI PENERAPAN PUPUK CAIR ORGANIK LIMBAH IKAN RUNCAH TERHADAP PERKEMBANGAN TANAMAN SAYURAN BAYAM (Amaranthus sp.) DAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans)

UJI PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH PASAR SECARA ANAEROB TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) DENGAN MEDIA HIDROPONIK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicumannum L.

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS CABAI RAWIT (Capsicum frustescens L.

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

Nur Rahmah Fithriyah

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM DAN LARUTAN AB MIX DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI TANAMAN SELADA

III. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

APLIKASI PUPUK CAIR HASIL FERMENTASI KOTORAN PADAT. KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

Pupuk Organik Cair AGRITECH

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

PEMBERIAN POC MARTOB DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI LADANG (Nasturtium montanum Wall.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN BIONUTRIEN KPD PADA TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa var. crispa)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh :

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN NUTRISI TANAMAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Transkripsi:

L101 UJI PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) DENGAN MEDIA HIDROPONIK Fitriyatno 1, Suparti 2, Sofyan Anif 3 1 Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Surakarta 2,3 Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Surakarta Email: fitriyatno_theteacher@yahoo.com ABSTRAK Limbah pasar yang tidak dikelola akan memberikan sumbangan pencemaran yang semakin memperparah lingkungan. Jika di olah limbah tersebut dapat menghasilkan pupuk organik cair yang dapat digunakan untuk menopang pertanian, selain itu keterbatasan lahan pertanian juga menghambat laju pengembangan pertanian. Sehingga Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair dari limbah pasar terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lagtuca sativa L) dengan menggunakan media hidroponik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Green House Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari 2 faktor yaitu faktor 1 pupuk organik cair limbah buah dengan kadar pemberian 0 ml, 10 ml, 20 ml dan faktor 2 Pupuk organik cair limbah sayur dengan kadar pemberian 0 ml, 10 ml, 20 ml sehingga kedua faktor perlakuan diperoleh 9 macam kombinasi dengan masing-masing kombinasi dilakukan tiga ulangan. Data dianalisis dengan Anava Dua Jalur. Berdasarkan hasil penelitian untuk tinggi dan jumlah daun belum menunjukkan hasil yang signifikan, namun pada hasil penelitian luas daun menunjukkan bahwa pupuk organik cair menunjukkan pengaruhnya, perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan adalah B 2S 2 (pemupukan menggunakan pupuk cair limbah buah 20 ml dan pupuk cair limbah sayur 20 ml) yaitu dengan rata-rata pertumbuhan 16,24 cm selama 1 bulan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pupuk organik cair limbah pasar secara anaerob berpengaruh pada pertumbuhan luas daun tanaman selada meskipun tidak menunjukkan pengaruh pada tinggi dan jumlah daun. Kata Kunci: Limbah Pasar, Pertumbuhan, Tanaman Selada, Pupuk Organik Cair PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses atau kegiatan (Wardana, 2007). Sampah menjadi sumber pencemaran lingkungan karena menimbulkan bau tidak sedap, dapat mencemari air, tanah dan dipandang secara estetika mengurangi keindahan lingkungan. Banyak sampah yang berserakan di tempat pembuangan akhir, berdasarkan data Dinas Kebersihan dan pertamanan kota Surakarta dari 250 ton sampah/hari tercatat 83% adalah sampah domestik, 11% (27,5 ton) sampah pasar dan sisanya 6% merupakan sampah perdagangan atau industri. Kurangnya perhatian masyarakat maupun pemerintah saat ini terhadap sampah limbah pasar sebenarnya sangat disayangkan, karena Indonesia yang dikenal dengan negara agraris pastilah memerlukan pupuk hasil pemanfaatan sampah organik untuk menopang pertanian. Di sisi lain masyarakat Indonesia saat ini masih terpaku untuk menggunakan pupuk kimia sebagai suplement untuk menyediakan unsur hara pada tumbuhan. Pada hakikatnya sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis. Salah satu hasil pengolahan limbah pasar adalah pupuk organik cair. Kelebihan pupuk organik cair yaitu mengandung cukup nitrogen sebagai bahan penyusun protein dan klorofil tumbuhan (Salisbury, 1995). Menurut penelitian Supardi (2011) pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dalam media tanam padat dengan cara menyiramkannya ke akar ataupun di semprotkan kebagian tubuh tumbuhan, namun pada media tanam cair (hidroponik) belum diteliti lebih lanjut. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan masalah, bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik Cair dari limbah pasar terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) dengan menggunakan media hidroponik. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahu pengaruh pemberian pupuk organik cair dari limbah pasar terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) dengan menggunakan media hidroponik. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 635

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan 1. Alat a. Alat Pembuatan Pupuk Cair Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair adalah drum/ember plastik volume 40 liter, alat pengaduk, timbangan, ember plastik, saringan plastik, tali. b. Alat Pembuatan Media Hidroponik Gergaji besi, gegaji kayu, pisau, palu, bolpoint. 2. Bahan a. Bahan Pembuatan Pupuk Cair Gambar 2. Media hidroponik NTF Limbah pasar sayuran 10 kg, buah-buahan 10 kg,npk 2 kg dan EM4 1 liter. b. Bahan Pembuatan Media Hidroponik Talang rumah 9 meter, sterofom, batu split, pompa air Aquarium, ember 20 liter, selang 6/8mm dan selang 4/6 mm. Rancangan Percobaan Penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua. Faktor I adalah pemberian pupuk cair organik dari lambah buah B o : Pemupukan menggunakan pupuk cair dari limbah buah 0 ml B 1 : Pemupukan menggunakan pupuk cair dari limbah buah 10 ml B 2 : Pemupukan menggunakan pupuk cair dari limbah buah 20 ml Sedangkan faktor II adalah pemberian pupuk cair organik dari lambah sayur. S 0 : Pemupukan menggunakan pupuk cair dari limbah sayur 0 ml S 1 : Pemupukan menggunakan pupuk cair dari limbah sayur 10 ml S 2 : Pemupukan menggunakan pupuk cair dari limbah sayur 20 ml Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 27 tanaman percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis varian(anava) dua jalur dengan taraf nyata 0,05. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan pupuk cair dari limbah pasar a. Proses pembuatan pupuk cair organic berlangsung secara anaerob atau secara fermentasi tanpa bantuan sinar matahari. b. Masukkan sampah organik ke dalam karung dan tekan sampai padat, lalu ikat. c. Masukkan larutan media ke dalam ember. Masukkan karung (1) ke dalam ember hingga terendam seluruhnya. d. Berikan beban diatas karung tersebut agar tidak mengapung. Tutup rapat hingga udara tidak dapat masuk. e. Simpan selama 7-10 hari di tempat teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung. f. Setelah proses fermentasi selesai, angkat karung (1) dan pisahkan dari larutan media. 636 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

g. Pupuk cair organik sudah dapat digunakan. 2. Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data a. Menyiapkan pupuk hasil fermentasi. b. Menyiapkan media tanam hidroponik dengan di aliri pupuk cair. c. menyiapkan tanaman selada yang berumur 2-3 minggu atau berdaun 4-5 helai yang sebelumnya sudah disortir. d. menanam tanaman selada pada media hidroponik. e. Melakukan pemeliharaan dengan penambahan nutrisi setiap 3 hari sekali. f. Pengambilan data dilakukan setiap minggu sekali hingga tanaman berumur 4 minggu meliputi jumlah daun, tinggi tanaman dan luas daun. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Tabel 3.1. Rerata Pertambahan Tinggi Tanaman Selada (Lactuca sativa L) dari umur 1 minggu (awal penanaman ) sampai dengan umur 4 minggu. Perlakuan Pertambahan Tinggi/ Minggu 1 2 3 4 Jumlah Rata-rata SD BoSo 0,1** 0,8 0** 0,8** 1,8 0,6 0,39 BoS1 0,3 0,2** 3,4 3,6 7,5 2,49 1,64 BoS2 0,5 1 3,8 4,6* 9,9 3,29 1,73 B1So 0,3 0,8 3,6 3,6 8,3 2,77 1,53 B1S1 0,9 1,7 3,9* 3,1 9,5 3,18 1,19 B1S2 0,5 2,6* 3,8 2,9 9,7 3,24 1,08 B2So 0,7 1 3,9* 2,5 8 2,68 1,27 B2S1 1,1* 1,8 2,2 2,7 7,7 2,58 0,58 B2S2 0,3 0,7 3,7 2,7 7,4 2,46 1,39 Tabel 3.2. Rerata Jumlah Daun Tanaman Selada (Lactuca sativa L) dari minggu 0 (awal penanaman sampai minggu ke- 4 setelah tanam. Perlakuan Jumlah tiap ulangan Daun Pertambahan Rata-rata Jumlah Daun Minggu 0 Minggu 4 Minggu 0 Minggu 4 BoSo 10 12 2 3,333 4 BoS1 7 11** 4 2,333 3,667 BoS2 11* 15 4 3,667 5 B1So 6** 10 4 2 3,333 B1S1 8 14 6 2,667 4,667 B1S2 8 16* 8 2,667 5,333 B2So 10 14 4 3,333 4,667 B2S1 7 15 8 2,333 5 B2S2 7 11** 4 2,333 3,667 Tabel 3.3. Pertambahan Luas daun Tanaman Selada (Lactuca sativa L) dari awal penanaman sampai dengan minggu ke-4 Perlakuan Ulangan 1 2 3 Jumlah BoSo 1,2** 1,125** 1,25** 3,575 1,19 BoS1 5,41 3,7 4,4 13,51 4,5 BoS2 7,75 6,2 5,75 19,7 6,57 B1So 2,25 2,33 2,05 6,63 2,21 B1S1 6,5 4,37 5,33 16,2 5,4 B1S2 9,91 7,89 8,1 25,9 8,63 B2So 3,73 2,4 2,8 8,925 2,98 B2S1 9,75 6,9 6,832 23,48 7,83 B2S2 20,4* 13* 15,348 48,72 16,2 Keterangan : * tanaman dengan pertambahan luas daun terbesar ** tanaman dengan pertambahan luas daun terkecil Rerata Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 637

PEMBAHASAN 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tinggi tanaman, pemupukan menggunakan pupuk cair organik limbah buah dan sayur pada media hidroponik terhadap tinggi tanaman selada diperoleh hasil yang beragam (Tabel 4.8). Hasil penelitian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, data yang diperoleh diuji menggunakan analisis variant (Anava) dan menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tinggi tanaman selada dengan media hidroponik. Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa pupuk cair organik mengandung unsur makro antara lain N, Mn, Zn, Fe, S, B, Ca dan Mg. Namun Pada uji hipotesis menunjukkan pupuk cair organik tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, oleh karena itu meski dicari faktor yang menyebabkan. Hasil yang tidak signifikan dalam pertumbuhan tinggi tanaman selada dapat di sebabkan oleh morfologi batang tanaman. Batang tanaman selada merupakan batang sejati, batang selada krop sangat pendek dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm, oleh karena itu penelitian pertumbuhan tanaman selada kurang efektif menggunakan para meter tinggi tanaman, selain itu jenis tanaman selada termasuk dalam roset akar, jenis tersebut untuk mengetahui pertumbuhan tanaman yang baik yaitu menggunakan para meter biomassa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). 2. Pertumbuhan Jumlah Daun Jumlah daun, pertumbuhan jumlah daun selada dimulai dari terbentuknya kuncup pada batang tanaman. Dari penelitian yang dilakukan masing-masing perlakuan terhadap jumlah daun tanaman dari minggu ke-1 dan minggu ke-4 tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (Tabel 3.2), hal tersebut tersebut ditinjau dari taraf signifikasi pada perbandingan F tabel lebih besar dari F hitung. Pertumbuhan jumlah daun yang tidak signifikan meski dicari faktor penyebabnya. Berdasarkan hasil kajian secara laboratoris BPTP Jakarta, pupuk organik cair yang berasal dari limbah sayuran dan buahan memenuhi syarat sebagai pupuk, baik sebagai sumber unsur makro maupun mikro. Kandungan unsur makro yang meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S berkisar 0,228 gr/ml, sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, Mn, Cu, dan Zn adalah 0,0000382 gr/ml (Anonim, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2009) kandungan unsur makro yang di perlukan tanaman selada pada media hidroponik adalah berkisar 0,249 gr/ml. Hal tersebut belum dapat dicukupi oleh pupuk organik cair karena hanya mampu menyediakan unsur hara makro 0,228gr/ml. Selain itu ketidakseimbangan pertumbuhan dalam pembentukan kuncup daun diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya ketidakseimbangan kadar unsur hara makro terutama defisiensi Ca pada pupuk organik limbah sayur maupun limbah buah. Menurut Sutiyoso(2003) kebutuhan unsur hara makro pada tanaman selada hidroponik yaitu Unsur Hara Kadar dalam ppm N 250 P 62 K 300 Ca 175 Mg 62 S 110 Fe 5 Defisiensi Ca (kurang dari 175 ppm) mengakibatkan titik tumbuh akar lemah, pembentukan daun muda terhambat, ujung titik tumbuh daun keriput akhirnya mengering dan mati sehingga mengakibatkan pengujian anava tidak signifikan. Selain defisiensi unsur Ca keterhambatan pertumbuhan jumlah daun juga bisa di akibatkan oleh kadar unsur Mg, K dan Fe yang tinggi. artinya kadar unsur Mg lebih dari 62 ppm, K lebih dari 300 ppm dan Fe lebih dari 5 ppm. Karena kerja unsur Ca saling antagonis dengan unsur Mg, Fe. 638 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

3. Pertumbuhan Luas Daun Luas daun, selain jumlah daun untuk mengetahui pertumbuhan suatu tanaman juga dilihat dari variabel luas daunnya yang juga merupakan komponen pertumbuhan yang penting. Parameter luas daun ini dapat memberi gambaran tentang proses dan laju fotosintesis pada suatu tanaman. Menurut Ratna (2002), Peningkatan luas daun merupakan upaya tanaman dalam mengefisiensikan penangkapan energi cahaya untuk fotosintesis secara normal pada kondisi intensitas cahaya rendah. Dari hasil analisis variant (Anava) pemupukan menggunakan pupuk cair organik limbah buah dan sayur pada media hidroponik terhadap luas daun tanaman selada diperoleh hasil ada pengaruh pemberian pupuk organik cair (Tabel 4.19). Analisis data luas daun menunjukkan bahwa pertambahan luas daun pada munggu 1 hingga minggu 4 menunjuknya beda nyata pertumbuhan luas daun dari tiap perlakuan. Perlakuan yang mengalami pertumbuhan luas daun paling baik adalah perlakuan B 2 S 2 (pemupukan menggunakan pupuk cair limbah buah 20 ml dan pupuk cair limbah sayur 20 ml) y aitu dengan rata-rata pertumbuhan 16,24 cm. Pertumbuhan luas daun yang signifikan karena dipengaruhi oleh unsur hara dalam pupuk organik cair. Pertumbuhan luas daun dipengaruhi oleh kadar N yang mencukupi bagi tanaman selada. Pada media hidroponik kadar N yang diperlukan tanaman selada adalah 250 ppm, dan kadar ini cukup disediakan dalam pupuk organik. Pertumbuhan luas daun selada yang baik selain disebabkan oleh tercukupinya unsur N juga disebabkan oleh kadar Mg yang cukup. Menurut Sutiyoso (2003) Magnesium (Mg) merupakan unsur hara yang berperan dalam pembentukan klorofil, mengaktifkan proses fosforilasi yang menopang kerja Phospor (P) dalam transfer energi ATP (adenin triphospat). Kebutuhan Magnesium dalam media hidroponik cukup kecil karena hanya berkisar 62 ppm dan kadar tersebut dapat dipenuhi oleh pupuk organik limbah sayur dan limbah buah. Perbandingan antara pemupukan limbah sayur dengan limbah buah dalam kadar pemupukan 20 ml adalah 6,567:2,975 cm/bulan, artinya pemupukan menggunakan limbah sayur lebih baik dalam pertumbuhan luas daun selada. Pada takaran 10 ml perbandingan pertambahan luas daun antara limbah sayur dengan limbah buah adalah 4,504: 2,21 cm/bulan. Kualitas pupuk organik cair dari limbah sayur lebih efektif menopang pertumbuhan luas daun dibandingkan dengan pemupukan menggunakan pupuk cair limbah buah. Perbedaan kualitas pupuk organik tersebut disebabkan oleh perbedaan kadar unsur hara, pupuk organik cair limbah sayur mengandung unsur magnesium lebih tinggi. Selain menimbang kadar magnesium pertumbuhan daun juga dipengaruhi oleh belerang (S) yang terdapat dalam pupuk organik cair. Kadar belerang dalam pupuk organik cair juga sudah memenuhi kebutuhan tanaman selada. Hal tersebut dapat dilihat dari morfologi daun selada yang berwarna hijau, karena kekurangan belerang mengakibatkan warna daun menjadi hijau kekuningan, kemudian menjadi coklat kering dan daun mudah rontok. Selain itu penggunaan media hidroponik dapat menopang penyerapan belerang oleh akar karena belerang dapat diserap mudah oleh akar jika ketersediaan air cukup. Kebutuhan magnesium pada pupuk organik cair memang mencukupi namun kebutuhan fosfor sebesar 62 ppm belum mampu dipenuhi oleh pupuk cair organik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiana (2009) kandungan fosfor pada pupuk organik cair hanya 32 ppm, artinya pupuk organik cair limbah pasar terjadi defisiensi unsur P yang dapat mengahmbat pertumbuhan generatif tanaman selada. Ketersedian unsur hara yang seimbang akan memberikan pertumbuhan tanaman yang normal, namun kekurangan salah satu unsur hara akan mengakibatkan tanaman tumbuh abnormal, berikut grafik hubungan unsur hara macro terhadap pertumbuhan tanaman: Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 639

N (Nitrogen) Pertumbuhan keseluruhan tanaman P(Fosphor) Trans Energi(ATP) K (kalium) Trans lokasi karbohidrat hasil fotosinteis Mg (Magnesium) Pembentukan Klorofil Ca (kalsium) Perpanjangan Sel Keterangan: = Mempengaruhi = Saling antagonis Gambar 4.4. hubungan antar unsur hara pupuk organik cair Gambar 4.4 diatas menunjukkan hubungan berbagai unsur hara makro didalam pupuk cair organik. Unsur yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman adalah unsur N, jika kadar N dalam pupuk organik cair berlebihan akan menghambat kerja unsur K dalam menstranport karbohidrat hasil dari fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan hal sehingga tanaman akan tumbuh tidak seimbang. Kadar K tinggi maka akan antagonis dengan unsur Ca, N dan P, hal tersebut akan berakibapada terhambatnya pembentukan daun muda karena menghambat kerja Ca, selain itu tubuh tanaman akan kerdil, daun kecil dan warna daun menguning karena antagonis dengan N dan P. Kelebihan unsur Ca akan mengakibatkan pembongkaran klorofil pada daun tua untuk ditransfer kekuncup karena antagonis dengan unsur Mg, selain itu juga dapat mengakibatkan terganggunya translokasi karbohidrat karena antagonis dengan unsur K. Kelebihan unsur Mg akan mengakibatkan pertumbuhan tinggi tanaman terganggu dan pertumbuhan luas daun meningkat karena karena Mg antagonis dengan Ca, selain itu Mg akan menopang kinerja phospor dalam trans energi (ATP) yang digunakan dalam reaksi gelap untuk menghasilkan gula sederhana. Uji pupuk organik cair limbah pasar terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) dengan menggunakan media hidroponik didapatkan hasil pupuk organik cair tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun dikarenakan defisiensi beberapa unsur hara diantaranya K dan Ca. Sedangkan pertumbuhan luas daun dipengaruhi oleh pupuk organik cair. KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Ada pengaruh pemberian pupuk organik cair dari limbah pasar terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) dengan menggunakan media hidroponik, tetapi tidak menunjukkan pengharuh yang nyata pada pertumbuhan jumlah daun dan tinggi tanaman. Saran Sebaiknya pemupukan menggunakan pupuk organik cair pada media hidroponik memperhatikan kadar unsur hara yang terkandung, karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan rasio unsur hara yang tepat. Rekomendasi Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan pupuk organik yang lebih efektif untuk media hidroponik. 640 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2008). Hidroponik NTF. (online). http://ediskoe.blogspot.com. 01/08/2011. pukul 23.00 WIB. Rubatzky, Y. (1998). Sayuran Dunia II Prinsip produksi dan Gizi.Bandung: ITB. Salisbury.(1995). Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB. Septiana, Y. (2009). Ekstraksi Fosfor Dari Berbagai Jenis Sampah Simulasi Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair. Skripsi. Batan: STTNB. Supardi, Agus. (2001). Aplikasi pupuk Cair hasil Fermentasi Kotoran Padat Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea l). Skripsi. Surakarta: FKIP UMS. Sutiyoso,Y. (2003). Meramu Pupuk Hidroponik Tanaman Sayur, Tanaman Buah, Tanaman Bunga. Bogor: Penebar Swadaya. Wardana, W. (2007).Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta: Andi. DISKUSI Penanya 1 (Eni Purwani Prodi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta) Yang digunakan itu pupuk dari limbah pasar yang pasti disitu juga banyak mikroba-mikroba jahat. Apakah hal itu juga akan mempengaruhi ke sisi negatif untuk konsumen? Jawab: Pada penelitian ini yaitu menggunakan EM4 untuk mempercepat fermentasi dan dari informasi yang didapat EM4 itu aman digunakan. Adapun pengaruh negatif pada konsumen peneliti belum meneliti secara lebih jauh lagi. Pada suatu penelitian pasti ada efeknya. Maka hal ini bisa digunakan sebagai masukan untuk peneliti. Penanya 2 (Novi Febrianti P. Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan) Buah yang digunakan sebagai pupuk apakah ada spesifikasinya? Jawab: Buah dan sayur itu dipisah karena antara limbah sayur dan buah lebih banyak limbah sayur maka dari itu peneliti menggunakan perbandingan-perbandingan antara limbah buah dengan limbah sayur pada pembuatan pupuk. Buah yang digunakan yaitu semangka, melon, dan sirsak. Setelah diteliti ternyata lebih efektif menggunakan limbah sayur untuk pupuk terutama pada perluasan daun. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 641