EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Universitas Sumatera Utara MULAI PENGISIAN MINYAK PELUMAS PENGUJIAN SELESAI STUDI LITERATUR MINYAK PELUMAS SAEE 20 / 0 SAE 15W/40 TIDAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik

ANALISA TEKANAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG MENGGUNAKAN MINYAK PELUMAS ENDURO SAE 20W/50 DAN FEDERAL SAE 20W/50 DENGAN VARIASI PUTARAN

BAB III METODELOGI PENGUJIAN

Kecepatan putaran poros / journal BAB I PENDAHULUAN

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014).

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Bahasan: Bearing. Bearing/Elemen Mesin III/ ybsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

ANALISA TEKANAN PADA BANTALAN LUNCUR YANG MENGGUNAKAN MINYAK PELUMAS MULTIGRADE DENGAN DAN TANPA ADITIF DENGAN VARIASI PUTARAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

MESIN PEMINDAH BAHAN

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015.

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

JENIS-JENIS VISKOMETER (Viskometer Hoppler & Viskometer Cone and Plate) MAKALAH. Tugas Mata Kuliah TA Fisika Tahun Ajaran 2014/2015

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

KARAKTERISTIK BANTALAN LUNCUR MENGGUNAKAN PELUMAS SAE 90

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

DAFTAR PUSTAKA. 1. Vance, J. M., Rotordynamics of Turbomachinery, John Willey & Sons, 1988.

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

2.1 Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

DESAIN DAN PERHITUNGAN TEORITIS POMPA SENTRIFUGAL DENGAN STUDI KASUS DI PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Momentum, Vol. 11, No. 1, April 2015, Hal ISSN , e-issn

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

BAB II LANDASAN TEORI

γ adalah tegangan permukaan satuannya adalah N/m

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB V ZAT CAIR DALAM KESATIMBANGAN RELATIF

Lembar Kegiatan Siswa

BAB 7 BANTALAN (BEARING)

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

ANALISIS PENGARUH VARIASI VISKOSITAS PELUMAS TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR PADA SIMULATOR ALAT UJI PELUMAS BANTALAN

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

PERANCANGAN VISKOSIMETER DIGITAL UNTUK MENGUKUR VISKOSITAS MINYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT8535 DENGAN TAMPILAN PC

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 3 CONDENSING VAPOR

3. METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB FLUIDA A. 150 N.

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

ANALISA PENGARUH VISKOSITAS LUBRICANT PADA BEARING TERHADAP JUMLAH PUTARAN DAN DAYA YANG DITRANSMISIKAN

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

Analisis koefisien gesek statis dan kinetis berbagai pasangan permukaan bahan pada bidang miring menggunakan aplikasi analisis video tracker

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEAUSAN DISC DENGAN MATERIAL BAJA St 70 MENGGUNAKAN ALAT TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI PELUMASAN

LEMBAR PENILAIAN. 1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

ANALISA SISTEM PELUMASAN MESIN SUZUKI SATRIA F 150 cc 4 VALVE PADA DINDING SILINDER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

PENGARUH SUHU TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS (OLI) Parmin Lumbantoruan 1, Erislah Yulianti 2

Pembuatan Prototipe Viskometer Bola Jatuh Menggunakan Sensor Magnet dan Bola Magnet

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

SOAL TRY OUT FISIKA 2

Transkripsi:

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR Tekad Sitepu, Himsar Ambarita, Tulus B. Sitorus, Danner Silaen Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Jl. Almamater Kampus USU Medan Abstrak Salah satu penggunaan minyak pelumas adalah pada bantalan. Bantalan yang paling umum digunakan adalah bantalan luncur (journal bearing) dan bantalan gelinding (roller bearing) karena memiliki harga yang relatif murah, konstruksi yang sederhana dan mudah dalam pelumasannya. Penambahan zat aditif pada suatu minyak pelumas merupakan hal yang umum dilakukan untuk meningkatkan kekentalan. Penelitian pada efek penambahan zat aditif sangat diperlukan, hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini. Akan dibahas analisis distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas multigrade dengan penambahan dan tanpa penambahan zat aditif. Penelitian dilakukan dalam beberapa putaran yaitu 1000 rpm, 1250 rpm, 1500rpm, 1750 rpm, dan 2000 rpm. Untuk menguji kekentalan miyak pelumas, pengujian dilakukan di Laboratorium Fisika Lanjutan Departemen Fisika FMIPA USU. Sementara untuk distribusi tekanan diteliti di Laboratorium Teknik Pelumasan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan aditif/oil treatment tipe viscosity index improver terhadap minyak pelumas multigrade dapat meningkatkan kekentalan (viscosity) minyak pelumas sebesar 14,14 %. Kata kunci: minyak pelumas, zat aditif/oil treatment I. PENDAHULUAN Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan diantara permukaan-permukaan yang bergerak relatif satu sama lain. Teknik yang dilakukan adalah dengan menempatkan bahan pelumas diantara kedua permukaan yang bergerak tersebut. Bahan pelumas yang umum adalah berupa cairan (liquids) dan semi-liquid. Salah satu penggunaan minyak pelumas adalah pada bantalan. Bantalan yang paling umum digunakan adalah bantalan luncur (journal bearing) dan bantalan gelinding (roller bearing). Penelitian ini memfokuskan analisis pada bantalan luncur. Penelitian teknik pelumasan pada bantalan luncur telah dilakukan beberapa peneliti, baik secara analitik dan experimental. Peneliti pertama yang tercatat dalam sejarah yang meneliti bantalan luncur adalah Beauchamp Tower, saat meneliti bantalan luncur roda kereta api di laboratoriumnya pada awal tahun 1880-an. Kesimpulannya adalah bahwa minyak pelumas diantara poros (journal) dan bantalan berada di bawah tekanan, dan distribusi tekanan tersebut dapat mengangkat/mendukung poros pada bantalan. Tercatat Tower melaporkan hasil penelitiannya empat kali, namun yang paling terkenal adalah pada tahun 1883 dan 1885. Osborne Reynolds menjelaskan secara teoritis hasil eksperimen Beauchamp Tower, dan melaporkan tulisannya pada tahun 1886. Didalam laporan tersebut juga dijelaskan mengenai adanya distribusi tekanan pada lapisan pelumas yang memisahkan poros dan bantalan. Sommerfeld melakukan analis distribusi tekanan, yang dikenal dengan persamaan Sommerfeld yang dapat menggambarkan distribusi tekanan pada suatu bantalan luncur. Penelitian ini adalah membahas analisis distribusi tekanan pada minyak pelumas yang ditambahkan bahan aditif 17

pada sebuah bantalan luncur. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui perubahan kekentalan minyak pelumas terhadap penambahan aditif. (2) mengetahui karakteristik bantalan luncur, yaitu distribusi tekanan pada lapisan minyak pelumas bantalan luncur terhadap perubahan kecepatan poros atau journal, dan (3) memperoleh karakteristik distibusi tekanan bantalan luncur terhadap minyak pelumas multigrade dengan dan tanpa penambahan aditif (oil additives / oil treatment). Cara yang dilakuan untuk mendapatkan tujuan tersebut adalah dengan melakukan pengujian kekentalan minyak pelumas di laboratorium Fisika Lanjutan Departemen Fisika FMIPA USU, dan juga melakukan pengujian distribusi tekanan bantalan luncur terhadap minyak pelumas di laboratorium Teknik pelumasan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU. Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna pada teknik penambahan zat aditif pada sebuah pelumas. II. DASAR TEORI Persamaan distribusi tekanan pada fluida yang berada di antara bantalan dapat diturunkan dengan menganalisis satu element fluida yang berada di antara dua permukaan datar yang saling bergerak. Diagram komponen tekanan normal dan tekanan geser pada satu elemen fluida berukuran x dan y yang sejajar sumbu-x ditampilkan pada Gambar 1. Besar tekanan gesek dirumuskan berdasarkan hukum Newton: v F y (1) Dimana = koefisien kekentalan dan v = kecepatan pada arah x. Kesetimbangan gaya pada elemen tersebut akan memberikan persamaan: F p F y Fx p ( p x) y 0 y x Atau: F p y x Gambar 1 Komponen tekanan searah sumbu-x pada satu elemen fluida (2) Dengan mensubstitusi persamaan (1) ke persamaan (2) akan diperoleh: 2 v p (3) 2 y x Dengan menintegerasi dan memasukkan kondisi batas, v=v ketika y=0 dan v=0 ketika y=h, akan didapat: y p y v V 1 1 1 hy (4) h 2x h Dengan mengintegerasi persamaan (4), Sommerfeld mengajukan persamaan distribusi tekanan pada suatu bantalan luncur. Persamaan ini disebut sebagai persamaan Sommerfeld, yaitu: 2 r 6 sin (2 cos ) p p0 2 2 2 (5) (2 )(1 cos ) Dimana: p 0 = tekanan suplai (Pa), ω = kecepatan putaran poros (rpm), R = radius bantalan (m), r = radius poros (m), δ = kelonggaran radial (R-r), e = eksentrisitas, ε = perbandingan eksentrisitas = e, dan θ = posisi angular ( 0 ). 18

Sommerfeld juga memberikan solusi untuk beban total di sepanjang bantalan, yaitu sebagai berikut: 3 12r l P (6) 2 2 2 2 1 Persamaan-persamaan yang ditampilkan di atas adalah persamaan yang diturunkan secara analitis dan akan divalidasi dengan melakukan eksperimen. Eksperimen dan peralatan yang digunakan akan dijelaskan pada bagian berikut. III. PERALATAN PENGUJIAN kekentalan pelumas pada viskometer ini dirumuskan sebagai berikut: t ( b s). K (7) b adalah massa jenis bola baja yang digunakan 8,1 gr/cm 3. s adalah massa jenis fluida. Dan K adalah konstanta, yang nilainya 3,38 mpa.s.cm 3 /gr.s. Sementara untuk melakukan pengujian distribusi tekanan, alat yang digunakan adalah Alat Uji Bantalan Luncur TM25 buatan TecQuipment Ltd, Inggris. Foto alat pengujian ini ditampilkan pada gambar 3. Pada penelitian ini dilakukan dua jenis pengujian, yaitu pengujian kekentalan dan pengujian distribusi tekanan pada journal bearing. Pengujian kekentalan dilakukan dengan menggunakan Viskometer bola jatuh Hoeppler. Gambar 3 Alat Uji Bantalan Luncur TM25 Gambar 2 Viskometer Bola Jatuh yang digunakan Foto viskometer yang digunakan dan beberapa komponen utamanya ditampilkan pada gambar 2. Pada gambar, untuk memperjelas bagian utama alat uji, yaitu tabung viskometer, dibuat lebih besar. Hubungan antara lamanya bola jatuh dan Peralatan pengujian TM25 memiliki bantalan acrylic dan papan manometer yang besar, sehingga tekanan minyak pelumas pada bantalan dapat diobservasi dengan jelas. Poros motor penggerak dan journal memiliki putaran yang sama. Peralatan ini juga dilengkapi dengan variabel kecepatan putaran pada unit kontrol dan sensor kecepatan pada motor untuk melakukan percobaan pada kecepatan yang bervariasi. Komponenkomponen utama alat uji ini ditampilkan pada gambar 4. 19

IV. METODOLOGI Gambar 4 Komponen utama TM25 Observasi tekanan pada bantalan dilakukan pada arah radial dan aksial bantalan yaitu pada enam belas titik pengukuran. Pengukuran arah radial berjumlah dua belas titik pengukuran yang segaris dan sudut yang dibentuk masingmasing titik adalah 30, dan pengukuran arah aksial (sepanjang lebar bantalan) berjumlah 4 titik pengukuran yang juga segaris. Titik pengukuran pada arah aksial terdapat pada bagian atas bantalan. Semua titik pengukuran dihubungkan dengan tabung plastik fleksibel ke panel manometer. Minyak pelumas yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak pelumas multigrade SAE 15W/50. Sedangkan zat aditif tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah zat aditif tipe viscosity index improver, yang dapat meningkatkan kekentalan dan lapisan tipis minyak pelumas pada bantalan (increase oil film thickness), selain itu zat aditif ini juga memiliki sifat anti-wear. Metodologi pengujian kekentalan dengan viskometer adalah sebagai berikut. Timbang massa beaker glass. Masukkan sampel ke dalam beaker glass sebanyak 100 ml. Timbang massa sampel dalam beaker glass. Masukkan sampel ke dalam tabung viskositas sampai hampir penuh. Masukkan ruji ke dalam tabung viskositas tersebut kemudian ditutup dengan penutup tabung. Isi tangki pemanas dengan air sampai penuh. Hubungkan tabung viskositas ke tangki air dengan pipa kapiler sehingga air dalam tabung penuh. Hidupkan kontrol temperatur dan dilihat penunjukan skala termometer sebesar suhu kamar. Putar tabung viskositas dan dihitung waktu jatuh bola mulai dari garis pertama sampai garis ketiga kemudian dicatat hasilnya, dilakukan hal tersebut sebanyak lima kali. Dan metodologi pengujian distribusi tekanan bantalan luncur adalah sebagai berikut. Lamanya waktu pengujian pada setiap variasi kecepatan putaran adalah sepuluh menit. Setelah itu dapat dilakukan pembacaan tekanan pada panel manometer. Putaran poros yang dipilih pada penelitian ini adalah putaran 1000 rpm. 1250 rpm, 1500 rpm, 1750 rpm dan 2000 rpm. V. HASIL DAN DISKUSI Hasil pengujian yang pertama adalah massa jenis minyak pelumas sebelum dan sesudah penambahan zat aditif. Hasil pengukuran ditampilkan pada tabel 1. Dari tabel terlihat bahwa penambahan zat aditif akan meningkatkan massa jenis minyak pelumas. 20

Tekanan (Pa) Putaran 1000 rpm Jurnal Dinamis Vol. I, No. 7, Juni 2010 ISSN 0216-7492 5000 Tabel 1. Pengujian massa jenis Pelumas Vol. Massa (cm 3 ) (gr) Murni 100 86,66 Penambahan aditif 100 87,5 Analisis berikutnya adalah pengujian viskometer. Hasil pengujian untuk 5 kali percobaan pada temperatur 28 0 C dan 40 0 C untuk masing-masing pelumas ditampilkan pada tabel 2. Data pada tabel menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur, maka waktu jatuh bola akan makin kecil. Hal ini disebabkan viskositas yang berkurang. Akibat penambahan zat aditif, waktu jatuh bola akan semakin besar. Hal ini disebabkan kekentalan yang meningkat. Tabel 2. Hasil pengujian viskometer Penambahan Murni Lama Aditif bola jatuh Temp. Pengujian Temp. Pengujian 28 0 C 40 0 C 28 0 C 40 0 C t 1 6,4 3,5 6,7 3,8 t 2 6,5 3,3 6,8 3,7 t 3 6,3 3,5 6,7 3,8 t 4 6,6 3,2 6,6 3,8 t 5 6,5 3,4 6,8 3,6 Ratarata 6,46 3,33 6,7 3,8 Untuk mengetahui seberapa besar nilai kenaikan viskositas akibat penambahan zat aditif ini, maka nilai rata-rata waktu jatuh bola dimasukkan ke persamaan (7). Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut. Pada temperatur 28 0 C viskositas pelumas murni adalah 1492 cp dengan penambahan aditif menjadi 1545 cp (Bertambah 3,5%). Pada temperatur 40 0 C viskositas pelumas murni adalah 769 cp dan setelah ditambah aditif menjadi 877,68 cp (Bertambah 14,1%). Sebelum efek dari penambahan zat aditif pada distribusi tekanan dianalisis, dilakukan validasi hasil pengujian dengan tekanan teoritis. Perbandingan hasil teoritis dan experimen pada putaran 1000 rpm dan 2000 rpm ditampilkan pada gambar 5 dan gambar 6. 4000 3000 2000 1000 ` p-po 0 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360-1000 -2000-3000 -4000 Posisi Angular (θ) Tekanan Eksperimen Tekanan Teoritis Gambar 5 Perbandingan distribusi tekanan teoritis dan eksperimen putaran 1000 rpm Pada minyak pelumas yang masih murni atau tanpa aditif pada putaran 1000 rpm dan 2000 rpm perbandingan antara grafik tekanan eksperimen tidak jauh berbeda dengan tekanan teori sommerfeld, hal ini dapat dilihat grafik tekanan eksperimen hampir berimpit dengan grafik tekanan sommerfeld. Untuk putaran 1000 rpm grafik sommerfeld terjadi pergeseran sebesar 12 pada posisi angular. Sementara untuk putaran 2000 rpm pergeseran sebesar 10,5 o. Grafik untuk putaran yang lain juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Perbandingan pada grafik-grafik tersebut menunjukkan bahwa hasil eksperimen sesuai dengan hasil teoritis. 21

Tekanan (Pa) Tekanan (Pa) Jurnal Dinamis Vol. I, No. Putaran 7, Juni 2000 2010 rpm ISSN 0216-7492 4000 3000 2000 1000 p-po 0 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360-1000 -2000-3000 Posisi Angular (θ) tekanan. Perbandingan distribusi tekanan pada pelumas murni dan pada pelumas yang mengandung zat aditif pada putaran 1000 rpm ditunjukkan pada gambar 7. Gambar menunjukkan bahwa akibat penambahan zat aditif, tidak ada perbedaan yang signifikan pada pola distribusi tekanan. Perbedaan yang ada hanyalah besar tekanan yang terjadi. Dengan penambahan zat aditif tekanan pada bantalan sedikit berkurang. Perbadingan pada putaran 1250 rpm, 1500 rpm, 1750 rpm, dan 2000 rpm juga menunjukkan pola yang sama. Grafikgrafik tersebut menunjukkan bahwa penambahan zat aditif tidak mempengaruhi distribusi tekanan pada bantalan luncur. Perbedaan yang terjadi hanyalah penurunan besar tekanan maksimum. Tekanan Eksperimen Tekanan Teoritis VI. KESIMPULAN Gambar 6 Perbandingan distribusi tekanan teoritis dan eksperimen pada putaran 2000 rpm 5000 4000 3000 Putaran 1000 rpm Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian pada minyak pelumas SAE15W/50 dengan dan tanpa penambahan zat aditif. Parameterparameter yang diuji adalah kekentalan dan distribusi tekanan pada bantalan luncur. Hasil pengujian menunjukkan terjadi penambahan kekentalan akibat penambahan zat aditif. Penambahan zat aditif tidak mengubah pola distribusi tekanan pada bantalan luncur namun tekanan pada bantalan akan berkurang. 2000 1000 0 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360-1000 -2000-3000 -4000 Posisi Angular (θ) Pelumas dengan aditif Pelumas tanpa aditif DAFTAR PUSTAKA 1. Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Lanjutan Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. 2. Nasution, A. Halim, Pengaruh Temperatur Mesin Terhadap Kekentalan Minyak Pelumas, Fakultas Teknik USU. 3. TM25 Journal Bearing Demonstration, Manual Book, TQ Education and Training Ltd., Nottingham, 2000. Gambar 7 Perbandingan distribusi tekanan pada bantalan pada putaran 1000 rpm Analisis berikutnya adalah efek penambahan zat aditif pada distribusi 22