Artikel Penelitian. Disusun oleh : P R I S W A N T I G2C203094

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI, VITAMIN C DAN BISKUIT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III ANEMIA DAN KURANG ENERGI KRONIS TESIS

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yaitu menjelaskan antara

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DENGAN JENIS ANEMIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN AKHIR HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN, KECAMATAN DAWAN, KLUNGKUNG

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh: T. RIFKY M. AL FUADY Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

PENGARUH ASUPAN MAKANAN, SUPLEMENTASI Fe DAN ASAM FOLAT PADA IBU HAMIL RIWAYAT KURANG ENERGI KRONIS DAN ANEMIA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN SAAT MENYUSUI

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS SIGUMPAR KABUPATEN TOBASAMOSIR

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan kuesioner dan metode food recall yang dianalisis

Transkripsi:

HUBUNGAN KETERSEDIAAN PANGAN KELUARGA DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PROTEIN, Fe, ASAM FOLAT, VITAMIN B 12 DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Artikel Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : P R I S W A N T I G2C203094 PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S1) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2004 0

Association Between Household Food Supply and Consumption of Energy Protein, Iron, Folic Acid, and Vitamin B 12 with Incidence Chronic Energy Malnutrition and Anemia in Pregnant Women Priswanti* and M. Sulchan** ABSTRAK Background: Crisis of economy give big impact in health problem because it influence of household food supply. Chronic Energi Malnutrition and anemia are nutrition problem which often happen in pregnant women. The objective of this study was determine association between household food supply and consumption of energy protein, iron, folic acid, and vitamin B 12 with incidence Chronic Energy Malnutrition and anemia in pregnant women. Method: Cross sectional study conducted in 39 pregnant women who has registered in Puskesmas Bangetayu Semarang, taken with simple random sampling. Household food supply collected with food list method, and consumption of energy protein, iron, folic acid, and vitamin B 12 with recall method. Mid upper arm circumference (MUAC) of pregnant women was measured using circumference- tape and inspection rate Hb with B Haemoglobin of Hemocue. Pearson Product Moment was used to analyze the association between consumption of energy, protein, iron, folic acid, vitamin B 12 with incidence with Chronic Energy Malnutrition and anemia. Result: There was significantly association between consumption of energy with incidence of Chronic Energy Malnutrition (p<0.05). In contrast, there was not association between consumption of protein with incidence of Chronic Energy Malnutrition (p>0.05). There was not significantly corelated between consumption of iron, folic acid, vitamin B 12 with incidence of anemia (p>0.05). Conclusion: Consumption of energy was have significant associated with incidence of Chronic Energy Malnutrition Keyword: Household food supply, consumption of energy, protein, iron, folic acid, vitamin B 12 Chronic Energy Malnutrition, anemia. * Student of Nutritional Study Programme Medicine Faculity Diponegoro University ** Nutritional Departement Medicine Faculity Diponegoro University 1

Hubungan Ketersediaan Pangan Keluarga Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein, Fe, Asam Folat, Vitamin B 12 Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) Dan Anemia Pada Ibu Hamil Priswanti* dan M. Sulchan** ABSTRAK Latar Belakang: Adanya krisis ekonomi sangat berdampak pada masalah kesehatan termasuk di dalamnya masalah gizi yang disebabkan karena kurangnya ketersediaan pangan dalam keluarga. Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia merupakan masalah gizi yang sering dialami oleh ibu hamil. Permasalahan yang muncul apakah ada hubungan antara ketersediaan pangan keluarga dan tingkat konsumsi energi, protein, asam folat, vitamin B 12 dengan kejadian KEK dan anemia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan ketersediaan pangan keluarga dan tingkat konsumsi energi, protein, asam folat, vitamin B 12 dengan kejadian KEK dan anemia pada ibu hamil. Metoda: Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel adalah ibu hamil yang terdaftar di Puskesmas Bangetayu Semarang yang diambil secara acak sederhana, berjumlah 39 orang. Pada sampel dilakukan wawancara tentang ketersediaan pangan keluarga dengan metode pendaftaran makanan, wawancara tentang konsumsi makanan sumber energi protein, Fe, asam folat, vitamin B 12 dengan metode recall, pengukuran LILA dengan pita LILA dan pemeriksaan kadar Hb dengan B Hemoglobin Hemocue. Uji yang digunakan untuk hubungan tingkat konsumsi energi protein, Fe, asam folat, vitamin B 12 menggunakan Pearson Product Moment. Hasil: Ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi energi dengan kejadian KEK dengan nilai p<0,05. Tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK diketahui tidak ada hubungan yang bermakna dimana nilai p>0,05. Sedang tingkat konsumsi Fe, asam folat, vitamin B 12 tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia dengan nilai p>0,05. Kesimpulan: Tingkat konsumsi energi berhubungan bermakna dengan kejadian KEK. Kata kunci: Ketersediaan pangan keluarga, tingkat konsumsi energi, protein, Fe, asam folat, vitamin B 12, KEK, anemia. * Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ** Dosen Pengajar Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2

anemia. 3 Selama hamil, perempuan memerlukan tambahan energi untuk PENDAHULUAN Krisis ekonomi menyebabkan rendahnya daya beli keluarga dan meningkatnya harga pangan yang berkaitan dengan menurunnya ketersediaan pangan di tingkat keluarga. Daya beli keluarga dipengaruhi dua faktor yaitu harga dan pendapatan keluarga. Jika ketersediaan pangan di rumah tangga menurun, otomatis konsumsi makan dan konsumsi zat gizi per anggota keluarga berkurang sehingga menyebabkan masalah gizi. 1 Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia merupakan masalah gizi yang sering dialami oleh ibu hamil. Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai risiko kesakitan yang lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% menderita anemia. 2 Berdasarkan data Puskesmas Kota Semarang tahun 2002, dari jumlah ibu hamil yang diperiksa sebanyak 20.038 orang yang mengalami KEK sebanyak 1.729 orang (8,63%), dan dari 6.232 ibu hamil yang diperiksa terdapat 1.454 orang (23,32%) ibu hamil mengalami pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan tambahan lain. Tambahan yang diperlukan adalah 285 kkal per hari. Protein juga diperlukan sekali dalam kehamilan, yaitu untuk pertumbuhan badan, alat kandungan, mammae dan untuk janin. Rata-rata anjuran kecukupan sehari kebutuhan protein wanita hamil yaitu 10-12 gr per hari. 4 Hasil temuan dari Pusat Penelitian Kesehatan UNDIP (1999) menyatakan bahwa konsumsi protein yang kurang ternyata berkaitan dengan kejadian anemia. 5 Anemia gizi merupakan suatu keadaan dengan kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal sebagai akibat kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial, diantaranya zat gizi besi (Fe), asam folat dan 3

vitamin B 12 yang sangat dibutuhkan untuk pembentukan Hb. Apabila makanan yang dikonsumsi seseorang kurang mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin B 12 dapat mempengaruhi proses pembentukan Hb dalam tubuh. 6 Berdasarkan permasalahan tersebut maka muncul pertanyaan, apakah ada hubungan ketersediaan pangan keluarga dan tingkat konsumsi energi protein, Fe, asam folat dan vitamin B 12 dengan kejadian KEK dan anemia pada ibu hamil. Tujuan penelitian adalah untuk menguji hubungan antara ketersediaan pangan keluarga dan tingkat konsumsi energi protein, Fe, asam folat dan vitamin B 12 dengan kejadian KEK dan anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya konsumsi energi protein, Fe, asam folat, vitamin B 12 dan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi program intervensi gizi bagi ibu hamil baik dalam pencegahan maupun penanggulangan KEK dan anemia. METODA Penelitian dilakukan di Puskesmas Bangetayu Semarang pada bulan Agustus sampai September 2004. Penelitian ini termasuk lingkup penelitian gizi masyarakat dan merupakan penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah ibu hamil yang terdaftar di Puskesmas Bangetayu Semarang yang berjumlah 231 orang. Besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 39 orang. Sampel ditentukan secara acak sederhana dengan kriteria sampel ibu hamil dengan usia kehamilan 1-9 bulan, dapat diajak berkomunikasi, bersedia mengikuti penelitian. Variabel independen terdiri atas ketersediaan pangan keluarga dan tingkat konsumsi energi protein, Fe, asam folat, vitamin B 12, sedangkan variabel dependennya yaitu kejadian KEK dan anemia. 4

Ketersediaan pangan didefinisikan sebagai rata-rata konsumsi energi protein, Fe, asam folat, vitamin B 12 per kapita per hari yang diperoleh dari konsumsi bahan makanan keluarga tiap harinya baik dalam rumah maupun diluar rumah tanpa memperhitungkan makanan yang terbuang, sisa ataupun yang diberikan kepada binatang peliharaan yang diperoleh dengan wawancara dengan metode pendaftaran makanan menggunakan kuesioner terstuktur yang memuat daftar makanan utama. Tingkat konsumsi energi didefinisikan yaitu banyaknya energi yang dikonsumsi (kalori) dibandingkan dengan kecukupan energi dalam satuan % AKG. Tingkat konsumsi protein didefinisikan yaitu banyaknya protein yang dikonsumsi (gram) dibandingkan dengan kecukupan protein dalam satuan % AKG. Tingkat konsumsi Fe didefinisikan yaitu banyaknya Fe yang dikonsumsi (mg) dibandingkan dengan kecukupan Fe dalam satuan % AKG. Tingkat konsumsi asam folat didefinisikan yaitu banyaknya asam folat yang dikonsumsi ( g) dibandingkan dengan kecukupan asam folat dalam satuan % AKG. Tingkat konsumsi vitamin B 12 didefinisikan yaitu banyaknya vitamin B 12 yang dikonsumsi ( g) dibandingkan dengan kecukupan vitamin B 12 dalam satuan % AKG. Data konsumsi diperoleh dengan menggunakan metode recall dan setelah itu diolah menggunakan komputer program Nutrisoft. Kejadian KEK didefinisikan sebagai keadaan ibu hamil yang dinilai berdasarkan lingkar lengan kiri bagian atas (LILA) dengan batas ambang 23,5 cm dengan cara mengukur LLA ibu hamil menggunakan pita LLA dengan ketelitian 0,1 cm. Kejadian anemia didefinisikan sebagai keadaan dimana hemoglobin darah ibu saat hamil lebih rendah dari nilai normal (<11gr/dl), yaitu dengan mengukur kadar hemoglobin menggunakan alat fotometer B Hemoglobin Hemocue yang diambil dari jari manis tangan kiri ibu hamil dengan menggunakan alat softclick. 5

Sebelum dianalisis dilakukan uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov. Setelah itu data dianalisis menggunakan program Statistical Package for the Social Science (SPSS) for Windows Release 11.5.Analisis bivariat dilakukan dengan uji korelasi Product Moment (Pearson) untuk data yang terdistribusi normal. HASIL PENELITIAN Umur Usia kehamilan Lingkar lengan atas Hemoglobin Tingkat konsumsi energi Tingkat konsumsi protein Tingkat konsumsi Fe Tingkat konsumsi asam folat Tingkat konsumsi B 12 Jumlah keluarga Ketersediaan pangan energi per kapita per hari Ketersediaan pangan protein per kapita per hari Ketersediaan pangan Fe per kapita per hari Ketersediaan pangan asam folat per kapita per hari Ketersediaan pangan vitamin B 12 per kapita per hari Tabel 1. Nilai minimum, Maksimum, dan Rerata Variabel Minimum Maksimum Rerata SD 17 39 26,35 14 40 27,71 20 31,2 25,28 9,7 14,8 11,61 56,07 98,9 73,11 56,70 153,1 94,48 16,53 100 50,78 52,77 307,8 111,7 14,28 242,1 104,1 2 9 5,23 1181,4 3315,3 1929,7 23,43 13,79 173,5 0,3 258,5 99,9 677,6 4,16 74,44 25,92 389,2 1,36 5,54 7,4 2,65 1,14 8,0 24,26 25,32 54,64 58,32 1,72 541,1 39,27 16,25 119,1 0,83 Karakteristik sampel Usia sampel berkisar antara 17 tahun sampai dengan 39 tahun, dengan rerata 26,36 5,55 sedangkan usia kehamilan berkisar antara 14 minggu sampai dengan 40 minggu dengan rerata 27,71 7,4 (Tabel 1). 6

Ketersediaan pangan keluarga Ketersediaan pangan energi keluarga berkisar antara 1181,40 kkal sampai 3315,30 kkal dengan rerata 1929,79 541,15. Ketersediaan pangan protein keluarga berkisar antara 23,43 gr sampai 258,50 gr dengan rerata 74,44 39,27. Ketersediaan pangan Fe keluarga berkisar antara 13,79 mg sampai 99,90 mg dengan rerata 25,92 16,25. Ketersediaan pangan asam folat keluarga berkisar antara 173,50 g sampai 677,65 g dengan rerata 389,22 119,16. Ketersediaan pangan vitamin B 12 keluarga berkisar antara 0,30 g sampai 4,16 g dengan rerata 1,36 0,83 (Tabel 1). Tingkat konsumsi Tingkat konsumsi energi berkisar antara 56,07% sampai 98,90% dengan rerata 73,11 8,07. Tingkat konsumsi protein berkisar antara 56,70% sampai 153,10% dengan rerata 94,48 24,26. Tingkat konsumsi Fe berkisar antara 16,53% sampai 100% dengan rerata 50,78 25,32. Tingkat konsumsi asam folat berkisar antara 52,77% sampai 189,76% dengan rerata 107,08 44,25. Tingkat konsumsi vitamin B12 berkisar antara 14,28% sampai 219,20% dengan rerata 100,89 53,78 (Tabel 1). Kejadian KEK dan anemia Gambar 1 menunjukkan persentase ibu hamil yang KEK (20,5%) lebih kecil daripada ibu hamil yang tidak KEK (79,5%). Sedang gambar 2 menunjukkan persentase ibu hamil yang anemia (23,1%) lebih kecil daripada ibu hamil yang tidak anemia (76,9%). 7

lingkar lengan atas lingkar lengan atas 20,5% 23,1% 79,5% 76,9% KEK Tidak KEK Anemi Tidak anemi Gambar 1. Kategori kejadian KEK Gambar 2. Kategori kejadian anemi Hasil uji kenormalan data dengan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji hubungan dengan menggunakan uji Pearson Product Moment diketahui ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi energi dengan kejadian KEK, tidak ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK. Selain itu tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat konsumsi Fe, asam folat, vitamin B 12 dengan kejadian anemia. Gambar 3 menunjukkan adanya hubungan bermakna antara tingkat konsumsi energi dengan kejadian KEK. Gambar 4 menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK. 32 32 30 30 28 28 26 26 24 24 22 22 20 20 18 50 60 70 80 90 100 18 40 60 80 100 120 140 160 tingkat konsumsi gizi energi tingkat konsumsi gizi protein r = 0,42 p = 0,007 r = 0,23 p = 0,150 Gambar 3. Hubungan tingkat konsumsi Gambar 4. Hubungan tingkat konsumsi protein e energi dengan kejadian KEK dengan kejadian KEK 8

hemoglo bin hemoglobin hemoglobin 15 14 13 15 14 13 12 12 11 11 10 10 9 0 20 40 60 80 100 120 9 40 60 80 100 120 140 160 180 200 tingkat konsumsi gizi fe tingkat konsumsi gizi folat r = -0,09 p = 0,56 r = 0,13 p = 0,41 Gambar 5. Hubungan tingkat konsumsi Gambar 6. Hubungan tingkat konsumsi Fe dengan kejadian anemia asam folat dengan kejadian anemia 15 14 13 12 11 10 9 0 10 0 20 0 30 0 tin gkat ko nsu msi gizi B12 r = 0,03 p = 0,85 Gambar 7. Hubungan tingkat konsumsi B 12 dengan kejadian anemia PEMBAHASAN Kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Bangetayu Semarang sebesar 20,5%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan data Puskesmas Kota Semarang tahun 2002, dari 20.038 ibu hamil yang diperiksa terdapat 1.729 orang (8,63%) ibu hamil mengalami KEK. 3 Sedang kejadian anemia sebesar 23,1%. Angka ini tidak jauh beda dengan data Puskesmas Kota Semarang tahun 2002, dari 6.232 ibu hamil yang diperiksa terdapat 1.454 orang (23,32%) ibu hamil mengalami anemia. 3 9

Ketersediaan pangan keluarga dengan kejadian KEK dan anemia Adanya krisis ekonomi menyebabkan rendahnya daya beli keluarga dan meningkatnya harga pangan yang berkaitan dengan menurunnya ketersediaan pangan di tingkat keluarga. Jika ketersediaan pangan di rumah tangga menurun, otomatis konsumsi makan dan konsumsi zat gizi per anggota keluarga berkurang sehingga menyebabkan masalah gizi, diantaranya kejadian KEK dan anemia. 1 Ketersediaan pangan dalam keluarga mempengaruhi banyaknya asupan makan anggota keluarga. Semakin baik ketersediaan pangan suatu keluarga memungkinkan terpenuhinya seluruh kebutuhan zat gizi. 7 Hubungan tingkat konsumsi energi dengan kejadian KEK Ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi energi dengan kejadian KEK, hal ini sesuai dengan pendapat Apriadji yang mengungkapkan bahwa kuantitas dan kualitas makanan akan mempengaruhi status gizi seseorang. 8 Selain itu konsumsi energi selain untuk keperluan tenaga, kenaikan metabolisme dan penghematan protein, juga digunakan untuk pertumbuhan janin sehingga status gizi janin baik dan lahir sehat. 8 Hubungan tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK Tidak ada hubungan tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK dimungkinkan karena keadaan seseorang terbentuk dari apa yang dikonsumsi dalam waktu lama, sehingga asupan protein yang di recall selama 3 hari tidak bisa menggambarkan kebiasaan makan responden yang telah membentuk status gizinya sekarang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang di konsumsi dalam waktu lama. 10

Hubungan tingkat konsumsi Fe dengan kejadian anemia Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi Fe dengan kejadian anemia, hal ini dimungkinkan karena sebagian besar responden lebih banyak mengkonsumsi protein nabati dari pada protein hewani, sehingga cenderung akan mempengaruhi absorpsi Fe. 10 Menurut Muchtadi, bahan makanan yang berasal dari nabati (sumber besi non heme) akan lebih sulit diserap (1-5%) dibandingkan bahan makanan hewani (sumber besi heme) (10-20%). 11 Hal ini dipertegas oleh pendapat Linder, bahwa derajat absorpsi Fe sangat rendah bila terdapat faktor penghambat penyerapan Fe antara lain asam oksalat, asam fitat serta tannin. 12 Hubungan tingkat konsumsi asam folat dengan kejadian anemia Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi asam folat dengan kejadian anemia, hal ini tidak sesuai dengan pendapat Gillespie Stuart yang mengemukakan bahwa peranan asam folat adalah mensintesis asam nukleat sel darah merah. 13 Tidak adanya hubungan tingkat konsumsi folat dengan kejadian anemia mungkin disebabkan juga karena adanya gangguan penyerapan pada orang yang mendapat obat tertentu, selain itu kontraseptif oral juga menghambat penggunaan folat. 12 Hubungan tingkat konsumsi vitamin B 12 dengan kejadian anemia Tidak ada hubungan tingkat konsumsi vitamin B 12 dengan kejadian anemia dimungkinkan karena adanya gangguan penyerapan vitamin B 12 yang dapat disebabkan oleh gangguan fungsi yang perlu untuk efisiensi penyerapan vitamin 13 Selain itu untuk penyerapan vitamin B 12, manusia memerlukan lambung yang normal (karena asam lambung dan enzim-enzimnya membantu vitamin B 12 lepas dari ikatan yang erat dengan proteinnya di dalam makanan). 14 11

KETERBATASAN DALAM PENELITIAN Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan yaitu pengumpulan data konsumsi makanan yang dilakukan dengan metode recall keberhasilannya tergantung pada daya ingat responden, kemampuan responden untuk menyampaikan ukuran dan porsi makanan yang dimakan secara tepat dan motivasi responden dalam partisipasinya dalam penelitian ini. KESIMPULAN 1. Ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi energi dengan kejadian KEK, hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat konsumsi energi berarti LILA semakin tinggi sehingga kejadian KEK rendah. 2. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK. 3. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi Fe, asam folat, vitamin B 12 dengan kejadian anemia. SARAN Perlu penelitian lebih lanjut dengan pengambilan sampel mulai awal trimester II karena pada trimester ini terjadi peningkatan kebutuhan dan menggunakan desain penelitian lain seperti kohort. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Puskesmas Bangetayu Semarang yang memberikan ijin pelaksanaan penelitian, responden yang berperan serta dalam penelitian ini, Dr.Wahyu Rochadi, MSc. SpGK dan Ir. Enik Sulistyowati, MKes atas kritik dan saran yang diberikan, Andre yang membantu selama pengambilan data dilapangan, Artie yang banyak membantu selama penyusunan artikel serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu. 12

DAFTAR PUSTAKA 1. Dinkes Kabupaten Blora, Laporan Pemantauan Status Gizi. Blora;1998. 2. Depkes RI. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;1997. 3. Dinkes kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang: Dinkes Kota Semarang; 2003 4. Sunita Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka; 2001 hal 78,98,136,210-215. 5. Hadi Saputro, S, dkk. Laporan Penelitian Pemetaan Anemia Gizi dan Faktor-faktor Determinan pada Ibu Hamil dan Anak Balita di Jawa Tengah.Jawa Tengah: Pusat penelitian Kesehatan UNDIP Bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kesehatan; 1999. 6. Husaini, Yayah K. Sumbangan Gizi Untuk Pembangunan dan Peningkatan kualitas Manusia Indonesia. Jakarta: Medika.tahun XIII. No.2; 1987. 7. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor: Depdikbud Pusat antar universitas Pangan. IPB;1989. 8. Apriadji, W.H. Gizi Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya; 1986. 9. Muhilal dan Karyadi. Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama;1996 hal 7-10. 10. Rimbawan,dkk. Bioavailabilitas Zat Besi Secara Invitro Pada Menu Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Jakarta: Media Gizi dan Keluarga;1999 hal 45-51. 11. Muchtadi, Karyadi, dan Muhilal. Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka; 1990. 12. Gillespie Stuart. Major Issues in the Control of Iron Dificienci The Micronutrient Initiative.New York: Unicef;1998. 13. Maria C. Linder. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Penerbit UI;1992 hal 160,754. 14. Andi Hakim Nasoetion dan Darwin Karyadi. Vitamin.Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama;1991. 13