PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH PATIN JAMBAL (Pangasius djambal)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERBEDAAN SALINITAS PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN JAMBAL (Pangasius djambal) DALAM AKUARIUM

PENDEDERAN IKAN PATIN DI KOLAM OUTDOOR UNTUK MENGHASILKAN BENIH SIAP TEBAR DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... xviii

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. pedederan, dan pembesaran. Tahap pembenihan biasanya dimulai dengan. pedederan, merupakan upaya untuk adaptasi benih terhadap lingkungan

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB 4. METODE PENELITIAN

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Bab VI. Biologi larva. Slembrouck J. (a), W. Pamungkas (b), J. Subagja (c), Wartono H. (c) dan M. Legendre (d)

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: MUHAMMAD MUJAHIDIN

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

INOVASI TEKNOLOGI PADAT TEBAR AWAL TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH PATIN HIBRID PASUPATI DALAM SISTEM RESIRKULASI.

158 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

1 Haris Abdullah, 2 Rully, dan 2 Mulis Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

Uji Coba Teknologi Pertanian Novelgro pada Tanaman Padi

BAB III BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

Ika Nurlaela, Evi Tahapari, dan Sularto

PEMBESARAN IKAN PATIN PASUPATI PADA LAHAN TAMBAK BERSALINITAS RENDAH DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

Pengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB III BAHAN DAN METODE

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, terutama tentang jenis-jenis ikan. Menurut Khairuman & Amri

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

I. PENDAHULUAN. Salah satu komoditas ikan konsumsi air tawar yang populer adalah ikan patin.

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

II. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

BAB I PENDAHULUAN. Prospek perikanan dan budidaya sidat memiliki peluang baik untuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

Universitas Sumatera Utara

II. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

PEMANFAATAN BAKTERI HETEROTROF TERHADAP SR (Survival Rate) DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) DENGAN SISTEM TANPA PERGANTIAN AIR

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

PENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :1-8 (2016) ISSN :

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENGARUH PEMBERIAN DAPHNIA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : Oktober ISSN : Abstract

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

Transkripsi:

117 Pengaruh pemberian prbitik dengan dsis yang berbeda... (Septyan Andriyant) PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH PATIN JAMBAL (Pangasius djambal) Septyan Andriyant *), Nurbakti Listyant *), dan Riani Rahmawati **) *) Pusat Riset Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Email: septian08@cria.indsat.net.id **) Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gndl ABSTRAK Percbaan ini dilakukan guna mengetahui pengaruh pemberian prbitik dengan dsis yang berbeda terhadap sintasan dan pertumbuhan benih patin jambal. Pemeliharaan dilakukan dalam 9 buah akuarium berukuran 95 cm x 45 cm x 45 cm dan diisi 100 liter air. Prbitik diberikan dengan dsis yang berbeda, sebagai perlakuan yaitu: (A) 0 mg/l (kntrl), (B) 0,001 mg/l; (C) 0,002 mg/l; dan (D) 0,003 mg/l dengan tiga kali ulangan. Pengamatan benih dilakukan setiap 7 hari sekali dengan cara sampling selama 40 hari pemeliharaan. Selama pemeliharaan diberikan pakan pelet kmersial dengan dsis 3% dari ttal bimassa per hari. Parameter yang diamati adalah sintasan dan laju pertumbuhan panjang badan serta beberapa parameter kualitas air. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil percbaan menunjukkan sintasan benih tertinggi ditunjukkan pada perlakuan dsis 0,001 mg/l (86,67%); kemudian dsis 0,002 mg/l (83,33%); dsis 0,003 mg/l (81,67%); dan terendah perlakuan dsis 0 mg/l (76,67%). Rata rata pertumbuhan panjang badan tertinggi diperleh pada pemberian dsis prbitik 0,002 mg/l (4,60±0,14 cm), diikuti dsis 0,001 mg/l (4,55±0,49 cm), dsis 0,003 mg/l (4,35±0,35 cm), dan terendah dsis 0 mg/l (3,60±0,57 cm). KATA KUNCI: prbitik, dsis, benih, sintasan dan pertumbuhan PENDAHULUAN Ikan patin mempunyai prspek yang baik dalam pemasaran di Indnesia karena mempunyai nilai eknmis yang tinggi baik pada tingkat benih sebagai ikan hias maupun pada tingkat dewasa sebagai ikan knsumsi. Banyaknya permintaan harus dibarengi dengan peningkatan prduksi (Hardjamulia et al., 1986). Hal ini bukan saja karena harganya yang mahal serta banyak penggemarnya, melainkan juga karena dukungan aspek bilginya seperti ukuran individunya yang besar, sifat makannya yang mnivrus dan fekunditasnya yang tinggi (Arifin, 1990). Salah satu indikatr keberhasilan budidaya perikanan tercermin pada tingginya prduksi serta rendahnya tingkat kematian. Hal demikian dapat terwujud apabila kndisi lingkungan budidaya mendukung serta dibarengi dengan tingginya daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit selama masa pemeliharaan. Penggunaan prbitik dianggap mampu memperbaiki kndisi perairan sehingga menjadi alternatif pembudidaya ikan saat ini. Atmmarsn et al. (2009) menyatakan terdapat beberapa keunggulan dalam penggunaan prbitik untuk penanggulangan penyakit antara lain: (1) rganisme yang digunakan telah dipertimbangkan lebih aman daripada berbagai bahan kimia; (2) tidak patgen terhadap ikan/udang; (3) tidak terakumulasi dalam rantai makanan; (4) adanya prses reprduksi yang dapat mengurangi pemakaian yang berulang; (5) jarang menimbulkan resistensi bagi rganisme sasaran; serta (6) dapat digunakan secara bersamaan dengan cara prteksi yang lain. Salah satu jenis prbitik dengan nama dagang Trun yang saat ini banyak digunakan para petani ikan diduga mampu memperbaiki kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan. Seperti dinyatakan Tangk et al. (2007) bahwa dalam bidang akuakultur penggunaan prbitik bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikrba dan pengendalian patgen dalam saluran pencernaan, air, serta lingkungan perairan melalui prses bidegradasi. Prbitik selain dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pakan juga dapat dipakai untuk memperbaiki kualitas air sehingga dapat meningkatkan kecernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dsis ptimum prbitik serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan sintasan benih patin jambal. Sehingga diharapkan hasil penelitian dapat menjadi infrmasi dalam memperbaiki kualitas benih patin jambal (Pangasius djambal).

Prsiding Frum Invasi Teknlgi Akuakultur 2010 118 BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di farm/hatchery yang berlkasi di Desa Serab Kelurahan Tirtajaya Kecamatan Sukmajaya, Depk, Jawa Barat selama 40 hari mulai bulan September Oktber 2009. Pemeliharaan dilakukan dalam 9 buah akuarium berukuran 95 cm x 45 cm x 45 cm dan dilengkapi aerasi. Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benih patin jambal dengan ukuran panjang rata-rata 0,47 cm/ekr hasil pembenihan Lka Riset Pemuliaan dan Teknlgi Budidaya Perikanan Air Tawar Sukamandi. Perlakuan yang digunakan dalam pemeliharaan benih melalui pemberian prbitik dengan dsis yang berbeda, yaitu: (A) 0 mg/l (sebagai kntrl), (B) 0,001 mg/l; (C) 0,002 mg/l; dan (D) 0,003 mg/l dengan tiga kali ulangan. Pada awal pemeliharaan (umur 2 sampai dengan 7 hari) benih diberi pakan artemia, pada umur 8 sampai dengan 15 hari benih diberi pakan cacing sutera atau tubifex dan pada umur 16 sampai dengan 40 hari pemeliharaan diberi pakan pelet kmersial, dengan feeding rate sebesar 3% dari ttal bimassa per hari. Sampling pertumbuhan dilakukan setiap 7 hari dan peubah yang diamati adalah sintasan, pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan harian serta laju pertumbuhan spesifik. Rumus yang digunakan dalam menentukan laju pertumbuhan harian benih patin jambal dihitung berdasarkan rumus Zhu et al. (2002): DGR = ( L t - L ) 1000 T Keterangan: DGR : Laju pertumbuhan harian panjang badan bita uji (cm) L : Panjang rata-rata bita uji pada awal penelitian (cm) L t : Panjang rata-rata bita uji pada akhir penelitian (cm) T : Lama pemeliharaan (hari) Laju pertumbuhan spesifik serta sintasan dihitung berdasarkan rumus Hardjamulia et al. (1986): Ln Wt - Ln W SGR = t - t x 100% / hari Keterangan: SGR : Laju pertumbuhan harian spesifik (%/hari) W t : Bbt/panjang rata-rata ikan pada akhir percbaan (g/cm) W : Bbt/panjang rata-rata ikan pada awal percbaan (g/cm) t : Lamanya percbaan t : awal percbaan Adapun rumus penghitungan sintasan adalah: N SR = N t x 100% Keterangan: SR : Sintasan (%) N : Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekr) Nt : Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekr) Analisis pada beberapa parameter kualitas air dilakukan guna mengetahui tleransi benih patin jambal terhadap lingkungan sekitarnya. Beberapa parameter yang diukur selama pemeliharaan larva di antaranya suhu, ph, dan kandungan ksigen terlarut (DO).

119 Pengaruh pemberian prbitik dengan dsis yang berbeda... (Septyan Andriyant) HASIL DAN BAHASAN Sintasan (SR) Sintasan (%) 88 86 84 82 80 78 76 74 72 70 5 Lama pemeliharaan (minggu ke-) Gambar 1. Sintasan (SR) benih patin jambal, P. djambal dengan pemberian dsis prbitik yang berbeda dalam media pemeliharaan Perlakuan yang digunakan berupa perbedaan dsis pemberian prbitik yaitu: (A) 0 mg/l (sebagai kntrl), (B) 0,001 mg/l; (C) 0,002 mg/l; dan (D) 0,003 mg/l dengan tiga ulangan Hasil pengamatan terhadap sintasan benih patin jambal, Pangasius djambal menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antar perlakuan dengan pemberian dsis yang berbeda seperti tersaji pada Gambar 1. Pada Gambar 1 terlihat sintasan benih patin jambal pada beberapa dsis prbitik yang diberikan. Sintasan benih tertinggi ditunjukkan leh perlakuan B (86,67%) dengan pemberian dsis prbitik 0,001 mg/l, jika dibandingkan dengan perlakuan A (76,67%), C (83,33%), dan D (81,67%). Gambar 2 menunjukkan sintasan (SR) benih patin jambal, P. djambal yang semakin menurun seiring dengan pemberian prbitik dengan dsis yang semakin meningkat dari persamaan regresi Y = ax b, hubungan antara dsis prbitik dengan SR menunjukkan nilai b yang negatif (Y = 59,511x -0,054 ), demikian 87.00 86.00 Sintasan (%) 85.00 84.00 83.00 y = 59.511x -0.0544 R 2 = 0.9989 82.00 81.00 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 Dsis (mg/l) Gambar 2. Hubungan antara dsis prbitik dengan sintasan (SR) benih patin jambal, Pangasius djambal

Prsiding Frum Invasi Teknlgi Akuakultur 2010 120 4.65 Panjang badan (cm) 4.6 4.55 4.5 4.45 4.4 4.35 4.3 y = 3.6114x -0.0348 R 2 = 0.4264 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 Dsis (mg/l) Gambar 3. Hubungan antara dsis prbitik dengan panjang badan benih patin jambal, Pangasius djambal pula dengan Gambar 3 memperlihatkan pla pertumbuhan panjang badan yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya pemberian dsis prbitik dengan nilai b negatif (Y = 3,6114x -0,035 ). Krelasi yang lebih erat ditunjukkan leh persamaan regresi antara sintasan dengan dsis prbitik, yakni sebesar R 2 = 0,9989 jika dibandingkan krelasi antara panjang badan dan dsis prbitik (R 2 = 0,4264). Pertumbuhan Pengamatan pertumbuhan memperlihatkan bahwa perlakuan C dengan pemberian dsis prbitik 0,002 mg/l menunjukkan pertumbuhan panjang badan tertinggi (4,60±0,14 cm) jika dibandingkan dengan perlakuan A (3,60±0,57 cm), perlakuan B (4,55±0,49 cm), dan perlakuan D (4,35±0,35 cm). Gambar 4 menyajikan pertumbuhan panjang badan larva patin jambal, Pangasius djambal, yang 5 4 Panjang badan (cm) 3 2 1 0 1 2 3 4 5 Lama pemeliharaan (minggu ke-) Gambar 4. Pla pertumbuhan panjang badan benih patin jambal, Pangasius djambal menunjukkan pla peningkatan selama masa pemeliharaan. Selama 40 hari masa pemeliharaan, keempat perlakuan menunjukkan pla pertumbuhan yang relatif sama. Terlihat bahwa pada perlakuan C dengan pemberian dsis prbitik 0,002 mg/l menunjukkan pertumbuhan yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan A, B, dan D dengan pemberian prbitik masing-masing 0 mg/ L (kntrl), 0,001 mg/l dan 0,003 mg/l.

121 Pengaruh pemberian prbitik dengan dsis yang berbeda... (Septyan Andriyant) 3.00 2.50 SGR PT (%/hari) 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 Lama pemeliharaan (minggu ke-) Gambar 5. Tingkat pertumbuhan harian spesifik benih patin jambal, P. djambal dengan perlakuan perbedaan dsis pemberian prbitik Pertumbuhan harian spesifik (SGR) panjang badan benih patin jambal, Pangasius djambal, seperti tersaji pada Gambar 5 menunjukkan peningkatan dan mencapai nilai tertinggi pada pemeliharaan minggu ke-2 pada perlakuan, ; dan, sedangkan minggu ke- 3 pada perlakuan. Namun pertumbuhan harian spesifik seluruh perlakuan mengalami penurunan hingga pemeliharaan minggu ke-4 dan relatif knstan sampai dengan pemeliharaan minggu ke-5. DGR PT (cm/hari) 160 140 120 100 80 60 40 20 0 7 14 21 28 35 Lama pemeliharaan (hari) Gambar 6. Laju pertumbuhan harian benih patin jambal, P. djambal dengan perlakuan perbedaan dsis pemberian prbitik Laju pertumbuhan harian (DGR) yang ditunjukkan pada Gambar 6 menunjukkan pla yang menurun pada perlakuan sampai dengan pemeliharaan hari ke-28 dan meningkat sampai hari ke- 35. Perlakuan menunjukkan pla menurun sampai hari ke-21 dan relatif knstan pada hari ke-21 sampai dengan hari ke-28 dan meningkat sampai hari ke-35. Sedangkan pada perlakuan B (0,001 mg/l) dan menunjukkan pla meningkat sampai dengan hari ke-14 kemudian menurun sampai dengan pemeliharaan hari ke-28 dan meningkat sampai pemeliharaan hari ke-35. Kualitas air Selama masa pemeliharaan dilakukan pengamatan terhadap beberapa parameter kualitas air sebagai pendukung penelitian. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui kualitas air selama

Prsiding Frum Invasi Teknlgi Akuakultur 2010 122 Tabel 1. Data kualitas air media pemeliharaan benih patin jambal, P. djambal selama pemeliharaan Parameter Hasil pengukuran Suhu air ( C) 28,6 28,7 DO (mg/l) 3,78 3,94 ph 7,7 8,4 pemeliharaan masih dalam batas tleransi bagi kehidupan benih patin jambal sepeti terlihat pada Tabel 1. Pembersihan ktran/penyipnan secara rutin dilakukan untuk menjaga kualitas air media pemeliharaan tetap dalam kndisi ptimal. Berdasarkan data hasil pengukuran parameter kualitas air selama pemeliharaan diketahui suhu menunjukkan angka yang layak untuk kehidupan benih patin jambal dengan kisaran 28,6 C 28,7 C. Seperti dinyatakan Varikul & Sritngsk (1980) dalam Arifin (1990) bahwa suhu air yang cck untuk benih patin catfish berkisar antara 26 C 32 C. Sedangkan derajat keasaman (ph) masih berada pada kisaran ptimum (7,7 8,4) seperti dinyatakan Khairuman & Sudenda (2002) bahwa patin jambal mempunyai tleransi yang panjang terhadap ph yaitu antara 5,0 9,0 namun kisaran nilai ph ptimum bagi pertumbuhan patin di perairan adalah 7,0. Adapun kandungan ksigen terlarut (DO) terdapat pada kisaran 3,78 3,94 mg/l dan masih layak bagi kehidupan benih patin jambal, Pangasius djambal. Hal ini sesuai dengan pendapat Pescd (1973) dalam Arifin (1990) yang mengatakan bahwa kualitas air yang baik bagi kehidupan ikan adalah air yang kadar ksigennya lebih tinggi dari 2 mg/ L. KESIMPULAN Sintasan serta pertumbuhan panjang badan benih Pangasius djambal berbanding terbalik dengan dsis prbitik yang diberikan. Dari semua perlakuan, sintasan benih tertinggi diperleh pada perlakuan B (dsis prbitik 0,001 mg/l), diikuti perlakuan, perlakuan D (0,003 mg/ L), kemudian perlakuan. Sedangkan pertumbuhan tertinggi diperleh pada perlakuan C (0,002 mg/l), kemudian perlakuan, perlakuan, dan terendah perlakuan. Kndisi kualitas air media pemeliharaan masih layak bagi kehidupan benih patin jambal. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan dana pryek bantuan ssial dari Direktrat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen DIKTI. Sehingga penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat berhasil guna untuk stakehlders khususnya pembudidaya ikan patin jambal. DAFTAR ACUAN Arifin, Z. 1990. Pemeliharaan Benih Ikan Patin (Pangasius Pangasius HB) dalam Berbagai Salinitas. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bgr. Bulletin Penelitian Perikanan Darat, 9 (1): 43 51. Atmmarsn, M., Muliani, & Nurbaya. 2009. Penggunaan Bakteri Prbitik dengan Kmpsisi Berbeda untuk Perbaikan Kualitas Air dan Sintasan Pascalarva Udang Windu. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. J. Ris. Akuakultur, 4(1): 73 83. Hardjamulia, A, Prihadi, T.H., & Subagy. 1986. Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Daya Kelangsungan Hidup Benih Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi). Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bgr. Bulletin Penelitian Perikanan Darat, 5(1): 111 117. Khairuman & Sudenda, D. 2002. Budidaya Patin Secara Intensif. Agr Media Pustaka. Jakarta. 89 pp. Tangk, A.M., Mansyur, A., & Reski. 2007. Penggunaan Prbitik Pada Pakan Pembesaran Ikan Bandeng Dalam Keramba Jaring Apung Di Laut. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. J. Ris. Akuakultur, 2(1): 33 40. Zhu, W., Mai, K., & Wu, G. 2002. Thiamin requirement f juvenile abalne Halitis discus hannai In. Aquaculture, 207: 331 343.