PENGARUH PERBEDAAN SALINITAS PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN JAMBAL (Pangasius djambal) DALAM AKUARIUM

Transkripsi

1 87 Pengaruh perbedaan salinitas... (Nurbakti Listyant) PENGARUH PERBEDAAN SALINITAS PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN JAMBAL (Pangasius djambal) DALAM AKUARIUM ABSTRAK Nurbakti Listyant dan Septyan Andriyant Pusat Riset Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 2, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan sintasan benih patin jambal. Kadar garam yang diamati sebagai perlakuan yaitu: (A) 1 ; (B) 2 ; (C) 3 ; dan (D) (kntrl) dengan tiga kali ulangan. Benih dipelihara dalam 9 buah akuarium berukuran 95 cm x 45 cm x 45 cm dengan vlume air 1 liter. Pengamatan benih patin jambal dilakukan tiap 7 hari sekali dengan cara sampling selama 4 hari pemeliharaan. Selama pemeliharaan diberikan pakan pelet kmersial dengan dsis 3% dari ttal bimassa per hari. Parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan panjang, sintasan, serta beberapa parameter kualitas air. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil percbaan menunjukkan rata-rata pertumbuhan panjang tertinggi diperleh pada salinitas 2 (4,35 ±,7 cm), 3 (4,25 ±,49 cm), 1 (3,75 ±,92 cm), kemudian (3,6 ±,57cm). Nilai sintasan benih patin jambal tertinggi ditunjukkan pada perlakuan salinitas 1 (32,14%), diikuti salinitas 2 (28,93%); kemudian salinitas (27,14%), dan terendah salinitas 3 (25,%). KATA KUNCI: salinitas, Pangasius djambal, benih dan sintasan PENDAHULUAN Ikan patin banyak terdapat di perairan umum dan memiliki prspek yang baik serta nilai eknmis yang tinggi sebagai ikan knsumsi. Dari berbagai jenis ikan eknmis penting yang masih hidup dan berkembang biak secara liar di perairan umum, patin jambal merupakan salah satu jenis ikan yang ptensial untuk dibudidayakan. Hal ini bukan saja karena harganya yang mahal serta banyak penggemarnya, melainkan juga karena dukungan aspek bilginya seperti ukuran per individunya yang besar, sifat makannya yang mnivrus dan fekunditasnya yang tinggi (Arifin, 199). Usaha pembudidayaannya telah dilakukan baik dalam skala pembenihan maupun pembesarannya, di mana salah satu kunci keberhasilan budidayanya yaitu penyediaan benih berkualitas yang kntinu. Peningkatan jumlah prduksi dapat terwujud apabila kndisi lingkungan budidaya mendukung sehingga daya tahan tubuh ikan meningkat selama masa pemeliharaan. Seperti dinyatakan Hardjamulia et al. (1986) bahwa peningkatan prduksi perlu dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pembenihan dan tahap budidaya. Selain itu, salinitas berpengaruh besar terhadap sintasan benih patin jambal. Dalam rangka peningkatan prduksi benih, penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap pertumbuhan dan sintasan benih patin jambal. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat menjadi infrmasi dalam memperbaiki kualitas benih patin jambal (Pangasius djambal). BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di farm pembenihan yang berlkasi di Desa Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya Depk, Jawa Barat selama 4 hari mulai bulan September sampai dengan Oktber 29. Sebanyak 9 buah akuarium berukuran 95 cm x 45 cm x 45 cm digunakan selama pemeliharaan. Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benih patin jambal (panjang ratarata,47 cm/ekr) hasil pembenihan Lka Riset Pemuliaan dan Teknlgi Budidaya Perikanan Air Tawar, Sukamandi. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian dengan perbedaan kadar garam yaitu: (A) 1 ; (B) 2 ; (C) 3, dan (D) (sebagai kntrl) dengan tiga kali ulangan. Awal pemeliharaan (umur 2 sampai dengan 7 hari) benih diberi pakan artemia, dan umur 8 sampai dengan 15 hari dilanjutkan pemberian pakan cacing sutera atau tubifex dan pada umur 16 sampai dengan 4 hari

2 Prsiding Frum Invasi Teknlgi Akuakultur pemeliharaan diberi pakan pelet kmersial dengan dsis pemberian sebesar 3% dari ttal bimassa per hari. Pengamatan pertumbuhan dilakukan seminggu sekali dengan peubah yang diamati meliputi pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan harian, dan laju pertumbuhan spesifik. Dalam menentukan laju pertumbuhan harian benih patin jambal dihitung berdasarkan rumus Zhu et al. (22): L t - L DGR = T x 1 Keterangan: DGR : Laju pertumbuhan harian panjang tubuh bita uji (cm) L : Panjang rata-rata bita uji pada awal penelitian (cm) L t : Panjang rata-rata bita uji pada akhir penelitian (cm) T : Lama pemeliharaan (hari) Laju pertumbuhan spesifik serta sintasan dihitung berdasarkan rumus Hardjamulia et al. (1986): Keterangan: Ln Wt - Ln W SGR = t - t x 1% / hari SGR : Laju pertumbuhan harian spesifik (%/hari) W t : Bbt/panjang rata-rata ikan pada akhir percbaan (g/cm) W : Bbt/panjang rata-rata ikan pada awal percbaan (g/cm) t : Lamanya percbaan t : Awal percbaan Adapun rumus penghitungan sintasan adalah : N SR = N t x 1% Keterangan: SR : Sintasan (%) N : Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekr) Nt : Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekr) Beberapa parameter kualitas air diamati sebagai faktr pendukung dalam pemeliharaan benih patin jambal meliputi suhu, ph, dan kadar ksigen terlarut (DO). HASIL DAN BAHASAN Pertumbuhan Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan benih patin jambal, Pangasius djambal selama pemeliharaan dengan salinitas berbeda memperlihatkan bahwa perlakuan B dengan salinitas 2 menunjukkan pertumbuhan tertinggi (4,35 ±,7 cm) dibandingkan dengan perlakuan A (3,75 ±,92 cm), perlakuan C (4,25 ±,49 cm) dan perlakuan D (3,6 ±,57). Pertumbuhan panjang larva patin jambal, Pangasius djambal yang ditunjukkan pada Gambar 1 menunjukkan pla peningkatan selama masa pemeliharaan. Selama 4 hari masa pemeliharaan, ketiga perlakuan menunjukkan pla pertumbuhan yang relatif sama. Terlihat bahwa pada perlakuan B dengan penggunaan salinitas 2 memperlihatkan pertumbuhan yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan A (salinitas 1 ), perlakuan C (salinitas 3 ), dan perlakuan D (salinitas ). Pertumbuhan panjang benih patin jambal dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4 cenderung meningkat seiring peningkatan kadar garam yang digunakan (, 1, 2, dan 3 ). Seperti dinyatakan Hardjamulia et al. (1986) bahwa pertumbuhan panjang cenderung naik searah dengan masa pemeliharaan dan dengan peningkatan kadar garam sampai dengan 3,2.

3 89 Pengaruh perbedaan salinitas... (Nurbakti Listyant) Panjang badan (cm) C (3 ) D ( ) Lama pemeliharaan (minggu ke-) Gambar 1. Pla pertumbuhan benih patin jambal, Pangasius djambal Laju pertumbuhan harian (DGR) benih patin jambal seperti diperlihatkan pada Gambar 2 memperlihatkan pla menurun sampai dengan pemeliharaan hari ke-28 pada perlakuan B (salinitas 2 ), C (salinitas 3 ), dan D (kntrl), dan meningkat pada pemeliharaan hari ke-28 sampai dengan hari ke-35. Sedangkan pada perlakuan A (salinitas 1 ) menunjukkan laju pertumbuhan harian yang menurun sampai 21 hari pemeliharaan, kemudian meningkat pada hari ke-28 dan cenderung menurun pada pemeliharaan sampai hari ke-35. DGR PT (cm/hari) Lama pemeliharaan (hari) C (3 ) D ( ) Gambar 2. Laju pertumbuhan benih patin jambal, Pangasius djambal Pertumbuhan harian spesifik (SGR) benih patin jambal, Pangasius djambal (Gambar 3) memperlihatkan pla meningkat dan mencapai nilai tertinggi pada pemeliharaan minggu ke-2, kemudian mengalami penurunan hingga minggu ke-3. Selanjutnya, pertumbuhan harian spesifik perlakuan B (2 ), C (3 ), dan D ( ) mengalami penurunan sampai dengan minggu ke-4 dan meningkat sampai minggu ke-5. Sedangkan pada perlakuan A (salinitas 1 ) pertumbuhan harian cenderung meningkat pada pemeliharaan minggu ke-3 sampai minggu ke-4 dan menurun sampai dengan minggu ke-5. Sintasan (SR) Hasil pengamatan terhadap sintasan benih patin jambal, Pangasius djambal menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antar perlakuan seperti tersaji pada Gambar 4. Pada Gambar 4 terlihat sintasan benih yang berbanding terbalik dengan salinitas yang digunakan. Sintasan benih tertinggi ditunjukkan pada perlakuan A (32,14%) salinitas 1, dibanding dengan perlakuan B (28,93%) salinitas 2, perlakuan C (25,%) salinitas 3, dan kntrl (27,14%) salinitas

4 Prsiding Frum Invasi Teknlgi Akuakultur SGR PT (%/hari) 2 1 C (3 ) D ( ) Lama pemeliharaan (minggu ke-) Gambar 3. Pertumbuhan harian spesifik benih P. djambal dengan perlakuan penggunaan salinitas berbeda 35 3 C (3 ) D ( ) Sintasan (%) Gambar 4. 5 Lama pemeliharaan (Minggu ke-) Sintasan (SR) benih patin jambal, P. djambal dengan salinitas yang berbeda dalam media pemeliharaan. Hardjamulia et al. (1986) menyatakan sintasan cenderung semakin tinggi sampai batas kadar garam 3,2 dan pada kadar garam lebih dari itu yaitu 12,5 benih mati ttal dalam waktu 2 hari pemeliharaan. Sedangkan Arifin (199) menyebutkan bahwa salinitas yang dianggap lebih baik untuk memelihara benih ikan patin berkisar antara,4,8. Hal ini menunjukkan bahwa kadar garam berpengaruh besar terhadap sintasan benih jambal karena terkait dengan keseimbangan tekanan antara cairan tubuh dengan lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut Burhanudin (1987) dalam Arifin (199) mengemukakan bahwa pada salinitas yang lebih rendah dari ptimum, air cenderung masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan insang sehingga ikan banyak melakukan aktivitas untuk mempertahankan keseimbangan in-in dalam cairan tubuhnya. Dalam keadaan demikian transfrmasi energi banyak digunakan untuk smregulasi dalam menjaga keseimbangan tekanan cairan tubuh dengan lingkungannya. Sebaliknya pada keadaan salinitas melampaui batas ptimum, cairan tubuh ikan akan keluar maka dalam mempertahankan keseimbangan in-in dalam cairan tubuhnya ikan banyak minum air. Hal ini akan mengakibatkan sebagian besar energi digunakan untuk smregulasi dalam menjaga keseimbangan tekanan cairan tubuhnya. Keadaan yang demikian dapat menyebabkan kematian terhadap benih, terutama yang baru menetas yang kndisi tubuhnya masih lemah. Pada Gambar 5 memperlihatkan pla pertumbuhan panjang tubuh yang semakin meningkat dengan semakin meningkatnya salinitas dan terlihat dari persamaan regresi Y = ax b, dengan nilai b psitif (Y = 3,8132x,1247 ). Sedangkan sintasan (SR) benih patin jambal, P. djambal (Gambar 6) semakin

5 91 Pengaruh perbedaan salinitas... (Nurbakti Listyant) menurun seiring meningkatnya salinitas, di mana hubungan antara salinitas dengan sintasan menunjukkan nilai b yang negatif (Y = 32,555x -,22 ). Krelasi lebih erat ditunjukkan leh persamaan regresi antara sintasan dengan salinitas, yakni sebesar R 2 =,9419 jika dibandingkan krelasi antara panjang dengan salinitas (R 2 =,7533) Panjang badan (cm) y = x.1247 R 2 = Salinitas ( ) Gambar 5. Hubungan antara salinitas terhadap panjang tubuh benih patin jambal, Pangasius djambal Sintasan (%) y = x R 2 = Salinitas ( ) Gambar 6. Hubungan antara salinitas terhadap sintasan (SR) benih patin jambal, Pangasius djambal Kualitas air Parameter kualitas air sebagai faktr penting dalam budidaya diamati selama masa pemeliharaan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kndisi layak bagi kehidupan benih patin jambal sepeti terlihat pada Tabel 1. Penyipnan terhadap ktran yang dihasilkan selama masa pemeliharaan secara rutin dilakukan untuk menjaga kualitas air media pemeliharaan tetap dalam kndisi ptimal. Data hasil pengukuran parameter kualitas air selama pemeliharaan menunjukkan angka yang layak untuk kehidupan benih patin jambal dengan kisaran 28,7 C. Sesuai pernyataan Varikul & Sritngsk (198) dalam Arifin (199) bahwa suhu air yang cck untuk benih patin catfish berkisar antara 26 C 32 C. Adapun kandungan ksigen terlarut (DO) terdapat pada kisaran 2,64 4,6 mg/l dan masih layak bagi kehidupan benih patin jambal, Pangasius djambal. Hal ini sesuai dengan pendapat Pescd (1973) dalam Arifin (199) yang mengatakan bahwa kualitas air yang baik bagi kehidupan ikan adalah air yang kadar ksigennya lebih tinggi dari 2 mg/l. Sedangkan derajat keasaman (ph)

6 Prsiding Frum Invasi Teknlgi Akuakultur Tabel 1. Data kualitas air media pemeliharaan benih patin jambal, P. djambal selama masa pemeliharaan Parameter Hasil pengukuran Suhu air ( C) 28,7 DO (mg/l) 2,64 4,6 ph 7,7 8,5 masih berada pada kisaran ptimum (7,7 8,5) seperti dinyatakan Khairuman & Sudenda (22) bahwa patin jambal mempunyai tleransi yang besar terhadap ph yaitu antara 5, 9, namun kisaran nilai ph ptimum bagi pertumbuhan patin di perairan sekitar 7,. KESIMPULAN Pertumbuhan benih Pangasius djambal berbanding lurus dengan meningkatnya salinitas, sedangkan sintasan berbanding terbalik dengan meningkatnya salinitas yang digunakan. Pertumbuhan tertinggi dari semua perlakuan diperleh pada perlakuan B (salinitas 2 ), kemudian perlakuan C (3 ), diikuti perlakuan A (1 ), dan terendah perlakuan D ( ). Sedangkan sintasan benih tertinggi diperleh pada perlakuan A (1 ), diikuti perlakuan B (2 ), perlakuan D ( ), dan terendah perlakuan C (3 ). UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dana melalui pryek bantuan ssial dari Direktrat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen DIKTI. Oleh karena itu, penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para Stake hlders terutama pembudidaya ikan patin jambal. DAFTAR ACUAN Arifin, Z Pemeliharaan Benih Ikan Patin (Pangasius Pangasius HB) dalam Berbagai Salinitas. Bulletin Penelitian Perikanan Darat Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bgr. 9(1): Hardjamulia, A, Prihadi, T.H., & Subagy Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Daya Kelangsungan Hidup Benih Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi). Bulletin Penelitian Perikanan Darat Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bgr. 5(1): Khairuman & Sudenda, D. 22. Budidaya Patin Secara Intensif. Agr Media Pustaka. Jakarta. 89 pp. Zhu, W., Mai, K., & Wu, G. 22. Thiamin requirement f juvenile abalne Halitis discus hannai In. Aquaculture, 27: