BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, Pancasila juga merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut tidak terkecuali para warga Indonesia dalam menjalani tugasnya. Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara yang merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat. Tidak terkecuali sistem pers yang ada di Indonesia. Pers Pancasila merupakan suatu konsep yang unik dalam sistem pers Indonesia, yang dimaksud dengan Pers Pancasila merupakan pers yang orientasi, sikap, dan tingkah lakunya berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, yang berarti bahwa sistem pers tersebut harus dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung pada lima sila Pancasila. Tujuannya ialah untuk mencapai pers yang bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya. Media massa sudah menjadi konsumsi sehari-hari bagi masyarakat dunia, sebagai makhluk sosial kita tidak dapat terlepas akan satu sama lain, kita memiliki keinginan untuk mengetahui hal yang terjadi di sekitar kita. Dengan tingginya tuntutan akan permintaan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat maka dunia pun terus mengandalkan informasi yang cepat. Namun dalam kecepatan informasi yang dijalankan apakah ketepatan informasi juga diperhatikan. Majalah HELLO! Indonesia merupakan sebuah majalah selebriti dibawah naungan MRA Media Group. MRA Media group merupakan salah satu media group ternama di Indonesia yang dikenal sebagai pelopor masuknya merek Internasional di Indonesia, salah satunya ialah majalah HELLO! Majalah yang berasal dari negara Spanyol tersebut, populer akan pemberitaan eksklusif, akurat dan menarik yang diakui sebagai sahabat selebriti. 1
2 Di Indonesia majalah HELLO! pertama kali terbit pada September 2010 dengan tagline More Than Just a Celebrity News. Majalah ini merupakan majalah selebriti yang mengambil sebuah konsep hiburan dan berbagi informasi kepada para pembacanya dalam presentasi yang canggih dan glamor. HELLO! memuat kisahkisah inspiratif dari para tokoh masyarakat atau selebriti dunia, serta memberikan berbagai liputan eksklusif. HELLO! Indonesia menyajikan orkestra, berita selebriti, tips, tren, mode kecantikan, makanan, untuk membuat komposisi baru yang menyenangkan, bergengsi dan gaya hidup yang bermanfaat. Majalah HELLO! mempunyai rubrik yang berjudul Heart to Heart, rubrik tersebut berusaha untuk memberikan kisah seorang selebritas ataupun tokoh masyarakat yang tidak terlihat atau luput dari para penontonnya, sebuah sisi yang tidak pernah mereka perlihatakan di depan umum sebelumnya dalam bentuk sebuah artikel feature yang tujuannya ialah untuk menggugah emosi para pembacanya dan agar para pembacanya dapat belajar dari cerita-cerita tersebut. Sedangkan bila kita berbicara mengenai berita selebriti maka hal pertama yang menonjol ialah berbagai berita-berita selebriti yang terkadang akuntabilitasnya masih dipertanyakan. Akuntabilitas yang dimaksud ialah bagaimana suatu media dapat menyajikan informasi yang berkualitas sekaligus mempertanggung jawabkan akibatakibat yang ditimbulkan oleh informasi yang dipublikasikan tersebut. Sedangkan dalam praktiknya di Indonesia masih banyak terlihat jurnalisme kuning yang beredar, media-media cetak yang menjual berita yang bersifat sensual namun dipertanyakan keakuratannya. Sebagai seorang Selebriti maupun tokoh masyarakat yang mempunyai banyak penggemar, dampak sebuah berita mengenai sang selebriti dapat berpengaruh besar terhadap khalayak. Agus Sudibyo, seorang mantan anggota Dewan Pers pernah mengatakan bahwa kini sistem pers yang berjalan di Indonesia cenderung tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, hal ini dijelaskan olehnya dilihat melalui bagaimana pers cenderung bergeser fungsi menjadi institusi ekonmi dan tidak begitu memperdulikan nilai-nilai edukasi, semakin banyak media yang menyoroti tentang kekerasan, konten-konten yang mengandung seksualitas dengan gambar-gambar yang bersifat sensual.
3 Sebagai media cetak, majalah HELLO! tetap harus taat terhadap kode jurnalistik yang ada, dan mengingat majalah ini yang berasal dari luar negeri, harus dilakukannya penyesuaian yang sesuai dengan sistem yang berjalan di Indonesia, yaitu penerapan ideologi pancasila sesuai dengan ideologi Bangsa Indonesia. Di Indonesia selain harus berpegang teguh pada ideologi pancasila, sistem pers yang berjalan juga harus berpegang teguh keapada KEJ (Kode Etik Jurnalistik) dan UUD 1945.Hal ini yang akan mencegah beredarnya rumor-rumor yang tidak benar, dan bersifat merugikan masyarakat. Namun ketika pers yang kemudian sudah diberikan kebebasan sedemikian rupa, apakah mereka masih mengingat mengenai lima sila dasar pancasila yang menjadi pedoman Bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana suatu wacana mencerminkan ideologi yang ada dibaliknya dengan menggunakan analisa wacana kritis model Norman Fairclough. Dalam hal ini Fairclough melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan, ia mencoba menghubungkan teks yang mikro dengan konteks yang makro, tujuannya ialah untuk dapat melihat ideologi yang ada dibalik sebuah wacana. Dalam penelitian ini wacana yang dianalisis ialah wacana rubrik Heart to Heart majalah HELLO! edisi Januari-Mei 2015. 1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penerapan sistem pers pancasila di Indonesia dengan menggunakan analisis wacana kritis dalam rubrik Heart to Heart majalah HELLO! Indonesia 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka dibuatlah pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pemahaman konsep Pers Pancasila di Indonesia dalam redaksi majalah HELLO! Indonesia? 2. Bagaimana penerapan Pers Pancasila di Indonesia dilihat melalui analisa wacana pada rubrik Heart to Heart edisi Januari-Mei 2015?
4 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilakukan ialah untuk mengetahui : 1. Pemahaman konsep Pers Pancasila di Indonesia, ditinjau melalui redaksi majalah HELLO! Indonesia 2. Penerapan Pers Pancasila di Indonesia dilihat melalui analisa wacana pada rubrik Heart to Heart edisi Januari-Mei 2015 1.4.2 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis 1. Memberi masukan terhadap perkembangan studi komunikasi khususnya tentang analisis wacana kritis di media cetak 2. Menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan analisis wacana kritis 3. Studi yang mengkaji tentang Pers Pancasila di media cetak ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai sistem pers yang berjalan di Inonesia. B. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi penulis khususnya bagi mahasiswa ataupun orang-orang yang berkecimpung di dunia jurnalistik, khususnya media cetak. C. Manfaat Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi akademis dalam ilmu komunikasi khususnya dalam bidang jurnalistik. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis bersar, penelitian ini dibagi menjadi 5 (lima) bab : BAB I PENDAHULUAN
5 Berisi uraian merupakan langkah awal untuk membuat metodologi penelitian, serta metodologi yang digunakan. BAB II KERANGKA PEMIKIRAN Dalam bab ini disampaikan teori-teori serta konsep yang menjadi acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Secara garis besar bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang dan membahas langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian secara kualitatif tentang analisis wacana kritis mengenai penerapan sistem pers pancasila di Indonesia melalui rubrik Heart to Heart dalam majalah HELLO! Indonesia. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini menjelaskan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian selama kurang lebih 3 (tiga) bulan telah membuahkan hasil-hasil pemikiran baru yang mana diharapkan dapat memberi konstribusi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam perkembangan ilmu komunikasi jurnalistik. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan analisis yang terakhir yang dilakukan dalam menyusun skripsi. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang sebelumnya telah di bahas dan memberikan saran dalam bentuk evaluasi jika dianggap perlu.
6