Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut-atribut Daging Sapi Bali yang Beredar di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Key words: Fitness Center, Marketing Mix (7P), Importance-performance analysis. Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK BAURAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUSAT BUDIDAYA JAMUR RIAU (PUSDAMURI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

Analisis Preferensi...Rizky Febrianggia

KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN DAGING SAPI DI KOTA MANOKWARI

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1)

ANALISIS PEMASARAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN KUPANG DENGAN PENDEKATAN STRUKTUR, PERILAKU DAN TAMPILAN PASAR

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT BUAH PISANG KEPOK (Studi Kasus Konsumen di Tiga Kota Kuala Pembuang, Sampit, dan Palangkaraya)

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

Penilaian Kepuasan Penggunaan Alat dan Mesin Dalam Pengembangan Padi (Studi Kasus Kabupaten Ngawi dan Sragen) Sugiyono 1, Rahmat Yanuar 2, Sutrisno 3

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Bandung, jalan Aceh no. 30 Bandung.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG PEKANBARU

Preferensi Dan Persepsi Konsumsi Produk Nugget Sebagai Alternatif Konsumsi Daging Ayam Pada Masyarakat Di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING SAPI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA (Kasus: Hipermarket Giant Taman Yasmin Bogor)

EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

ANALISIS KINERJA PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHAS PADANG DI BOGOR

Kata kunci : Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DAN JASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

PERILAKU DAN LOYALITAS KONSUMEN MADU DI KOTA BENGKULU CONSUMER BEHAVIOR AND LOYALITY OF HONEY IN BENGKULU CITY

ANALYSIS OF CONSUMER SATISFACTION IN BUYING PRIMA AND GUN MEATBALLS AT MALANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN BAURAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK DAGING KALENG PADA PT. PELITA MAKMUR MAKASSAR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

SEPA : Vol. 9 No. 2 Februari 2013 : ISSN :

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah makan yang dimaksud yaitu

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA SOP AYAM PAK MIN KLATEN DI MALANG ABSTRACT

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

STUDI PENENTUAN PERBANDINGAN AMPAS SAGU TERHADAP TEPUNG BERAS ANALISIS TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP SINONGGI SEBAGAI MAKANAN POKOK DI KOTA KENDARI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah preferensi dan tingkat kepuasan peternak

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI MBA TOUR & TRAVEL

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah tempat menuntut ilmu bagi anak dan remaja. Hampir

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

Malang * Abstrak

Transkripsi:

Sains Peternakan Vol. 11 (1), Maret 2013: 19-25 ISSN 1693-8828 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut-atribut Daging Sapi Bali yang Beredar di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur C. R. V. Tafuli 1, B. Hartono 2 dan B. A. Nugroho 2 1) Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur 2) Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Penelitian bertujuan menganalisis atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli daging sapi di Kota Kupang. 150 responden ditentukan menggunakan metode Accidental Sampling, terdiri atas konsumen daging sapi yaitu 100 responden konsumen akhir (individu/ rumah tangga) dan 50 responden konsumen bisnis (rumah makan: 30 responden dan hotel: 20 responden). Data kepuasan pelanggan dianalisis menggunakan analisis IPA ( Performance Analysis). Hasil analisis memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, keempat indikator yaitu produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi berada pada kuadran 2 yaitu importance dan performance tinggi. Indikator produk memiliki importance dan performance yang paling tinggi dibanding harga, tempat/distribusi, dan promosi. Atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli daging sapi di Kota Kupang adalah: a) atribut produk yaitu kandungan lemak, aroma, tekstur, kemasan, kerapian potongan, ukuran berat/ timbangan dan bagian daging; b) atribut harga yaitu tingkat harga, cara pembayaran dan potongan harga; c) atribut tempat/ distribusi yaitu jarak, waktu pemesanan, kontinuitas persediaan, lokasi penjualan dan cara penyimpanan; d) atribut promosi yaitu hubungan baik dan pemasaran langsung. Kata kunci : atribut daging, konsumen daging, analisis kepentingan dan kinerja Analysis of and Performance of Bali Beef Cattle Attributes in Kupang, East Nusa Tenggara Province ABSTRACT The objective was to understand the attributes considered by consumer when deciding to purchase the beef cattle in Kupang, East Nusa Tenggara. As much as 150 respondents were determined using the Accidental Sampling method. There were 100 respondents of final consumer and 50 respondents of business consumer (30 restaurants respondent and 20 hotels respondent). Consumer satisfaction data was analyzed by IPA ( Performance Analysis). The Result of Analysis indicates that four indicators, such as product, price, place/distribution, and promotion, were remaining in the quadrant 2 (high performance and importance). The indicator of product had the highest performance and importance compared to price, place/distribution and promotion. the attributes considered by the beef consumer at Kupang City were: a) attributes of product such as lipid content, aroma, texture, package, cutting tidiness, weight size and meat part; b) attributes of price such as price rate, payment method and price discount; c) attributes of place/distribution such as distance, order timing, supply continuity, sale location and storage method; and d) attributes of promotion such as good relationship and direct marketing. Key words: beef cattle attributes, beef cattle consumers, importance performance analysis 19

PENDAHULUAN Sapi potong tetap merupakan salah satu komoditas yang memiliki prospek cerah. Hal ini mengingat pada pasar dalam negeri pertumbuhan konsumsi daging jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan populasi dan produksinya. Dilain pihak potensi sumberdaya alam, sumberdaya ternak dan sumberdaya manusia sangat mencukupi untuk pengembangan produksi dan pemasaran ternak besar khususnya sapi potong. Sebelum tahun 1980-an, usaha peternakan sapi potong di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu usaha dengan pendekatan usaha tani dan bersifat tradisional. Pemeliharaan sapi oleh para petani umumnya dalam jumlah yang relatif kecil dan merupakan backyard farming. Pada beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur dimana terdapat padang rumput, tingkat pemilikan ternak sapi mungkin lebih besar, tetapi cara pengelolaanpun masih tradisional. Daging sapi mempunyai peran yang cukup besar dalam bidang ketahanan pangan nasional dan menjadi salah satu komoditas sumber protein yang sangat dibutuhkan tubuh manusia untuk kesehatan dan pertumbuhan. Alasan alasan konsumen menyukai daging sapi antara lain karena pertimbangan gizi, status sosial, pertimbangan kuliner dan pengaruh budaya barat (Jonsen, 2004). Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan namun belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai. Laju peningkatan populasi sapi potong relatif lamban, yaitu 4,23% pada tahun 2007 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Kondisi tersebut menyebabkan sumbangan sapi potong terhadap produksi daging nasional rendah (Mersyah 2005; Santi 2008) sehingga terjadi kesenjangan yang makin lebar antara permintaan dan penawaran (Setiyono et al., 2007). Sebagian besar konsumen daging sapi di Indonesia adalah penduduk yang tinggal di sekitar perkotaan, terutama penduduk dengan tingkat pendapatan yang cukup baik. Sebaliknya masih banyak masyarakat golongan ekonomi lemah yang sangat jarang mengkonsumsi daging sapi kecuali pada saat perayaan hari-hari besar keagamaan atau kegiatan upacara adat. Hal tersebut yang menjadi salah satu penyebab bahwa elastisitas pendapatan terhadap permintaan produk peternakan, terutama daging sapi, relatif cukup tinggi (Soedjana et al., 1994). Kualitas daging sangat berpengaruh terhadap preferensi konsumen karena tentunya konsumen akan memilih daging dengan kualitas terbaik untuk diolah dan dikonsumsi. Penilaian kualitas daging ini sering dilakukan oleh konsumen akhir (rumah tangga dan individu) maupun konsumen perantara (perusahaan daging olahan, hotel dan restauran). Atribut-atribut daging sapi yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli daging sapi antara lain: asal daging sapi, kesegaran, warna daging, kebersihan, bau/ aroma yang khas, tekstur, jumlah dan distribusi lemak serta keempukan daging. Nusa Tenggara Timur (Timor Barat) masih merupakan salah satu penghasil ternak sapi potong nasional yang setiap tahun mengirimkan ternak rata-rata 54.597 ekor untuk kebutuhan daging ke DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Telah terjadi penurunan angka kelahiran dari 80 hingga 100 persen pada tiga dekade lalu menjadi 57-65 persen yang mengakibatkan penurunan pertambahan ternak yang berakibat pada produktivitas ternak. Proyeksi populasi sapi tahun 2013 sejumlah 722.823 ekor, tidak didukung oleh padang pengembalaan seluas 822.228 ha yang telah diinvasi oleh tanaman bunga putih. Selama ini sapi potong dapat memenuhi kebutuhan daging untuk lokal seperti rumah tangga, hotel, restoran, industri pengolahan dan perdagangan antar pulau. Konsumen daging di Indonesia dapat digolongkan ke dalam 2 segmen yaitu: a) Konsumen Akhir atau disebut konsumen rumah tangga, dan b) Konsumen Industri. 20 Sains Peternakan Vol. 11 (1), 2013

Konsumen akhir dapat dikelompokkan lagi ke dalam subsegmen yaitu: 1. Konsumen dalam negeri (golongan menengah ke atas) 2. Konsumen asing, mencakup keluargakeluarga diplomat, karyawan perusahaan dan sebagian pelancong, porsinya relatif kecil dan tidak signifikan. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Kupang pada bulan Januari - Maret 2012. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling sebanyak 150 responden, terdiri atas 100 responden konsumen akhir (individu/ rumah tangga) dan 50 konsumen bisnis (rumah makan: 30 responden dan hotel: 20 responden). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan, wawancara dan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan. Pengolahan data menggunakan metode deskriptif, bertujuan untuk mendeskripsikan suatu wilayah. Data kepuasan pelanggan yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis IPA ( Performance Analysis). Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan ini menurut Sumarwan (2002) diukur dengan menggunakan skala likert yang menghasilkan jawaban yang bermakna sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5. Untuk kepentingan analisis dalam penelitian ini, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan bergradasi dari sangat positif hingga sangat negatif, berupa kata-kata dan diberi skor seperti terlihat pada Tabel 1. Selanjutnya data tersebut dipetakan lagi ke dalam empat kuadran, sebagai berikut: a. Kuadran pertama (Q1) yaitu skor rata-rata importance 3.00-5.00 dan performance 1.00-2.99 menunjukkan importance tinggi tetapi performance rendah, dilabeli sebagai Concentarte Here. Artinya perlu pemusatan perhatian dalam meningkatkan kualitas pelayanan atribut tersebut (prioritas utama) dan adanya sistem yang memerlukan tindakan pembenahan segera dan seharusnya diberi prioritas tinggi. b. Kuadran kedua (Q2) yaitu skor rata-rata importance 3.00-5.00 dan performance 3.00-5.00 menunjukkan importance tinggi dan performance tinggi, dilabeli sebagai Keep up good work, artinya atribut pelayanan dianggap konsumen di atas rata-rata dan dilaksanakan dengan baik sehingga konsumen menjadi puas (prestasi dilanjutkan). c. Kuadran ketiga (Q3) yaitu skor rata-rata importance 1.00-2.99 dan performance 1.00-2.99 dilabeli sebagai Low Priority. Artinya nilai kinerja tidak bertemu dengan standar kualitas pelayanan tetapi menempati level yang rendah atas kepentingan terhadap pelayanan (prioritas rendah karena bukan prioritas utama). Elemen pelayanan yang dilakukan secara wajar/ biasa kurang diperhatikan oleh pihak pemasar dan tidak dianggap sebagai suatu yang penting oleh konsumen. d. Kuadran keempat (Q4) yaitu skor ratarata importance 1.00-2.99 dan performance 3.00-5.00, importance rendah dan performance tinggi (kualitas berlebihan). Elemen pelayanan yang tidak begitu penting oleh konsumen dilaksanakan sangat baik oleh pemasar sebagai sesuatu yang mungkin sangat berlebihan. Hasil dan Pembahasan Profil Responden Pada Tabel 2 terlihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 72 orang (48%) menghasilkan olahan Aneka Masakan. Untuk konsumen rumah tangga daging sapi yang dibeli umumnya diolah menjadi beberapa jenis masakan sedangkan responden rumah makan yang umumnya menghasilkan menu olahan khusus, misalnya Warung Padang melakukan pembelian daging sapi untuk diolah menjadi Analisis Tingkat Kepentingan... (Tafuli et al.) 21

Gambar 1. -performance matriks Tabel 1. Skor/nilai tingkat kepentingan dan kepuasan Skor/Nilai Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan 5 Sangat penting Sangat puas 4 Penting puas 3 Cukup penting Cukup puas 2 Tidak penting Tidak puas 1 Sangat tidak penting Sangat tidak puas Tabel 2. Responden berdasarkan hasil olahan Kriteria Frekuensi (Responden) Persentase (%) Rendang 27 18,00 Dendeng 17 11,33 Panggang 3 2,00 Sate 1 0,67 Aneka masakan 72 48,00 Perkedel 5 3,33 Sup/rawon 20 13,33 Bakso 5 3,33 Total 150 100 Sumber : Data diolah, 2012 Tabel 3. Responden berdasarkan pemilihan bagian daging Kriteria Frekuensi (Responden) Persen (%) Bagian atas depan 5 3,3 Bagian atas belakang 117 78,0 Bagian bawah depan 26 17,3 Bagian bawah belakang 2 1,3 Total 150 100 Sumber : Data diolah, 2012 22 Sains Peternakan Vol. 11 (1), 2013

rendang. Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden (78.0%) memiliki preferensi terhadap daging pada bagian atas belakang (Loin, Round) karena daging bagian ini dirasakan lebih empuk, padat dan kandungan lemaknya sedikit serta mudah diolah menjadi berbagai jenis masakan karena teksturnya yang lembut. Performance (IPA) IPA Produk Produk disajikan menurut tujuh item pertanyaan yang diukur pada 150 responden yaitu kandungan lemak (p1), aroma (p2), tekstur (p3), kemasan (p4), kerapian potongan (p5), timbangan (p6), dan bagian daging (p7). Pada Tabel 4 terlihat bahwa konsumen menganggap tingkat layanan produk daging sapi berada di atas rata-rata dan telah dilaksanakan dengan baik oleh pemasar sesuai dengan selera/ preferensi masyarakat Kota Kupang yaitu daging dengan kandungan lemak sedikit/ tanpa lemak, aroma daging yang khas dan segar, tekstur empuk serta dikemas secara baik, bersih dan hygienis. Item yang memiliki performance paling tinggi adalah item aroma (p2) sedangkan item yang memiliki importance paling tinggi adalah item tekstur (p3). IPA Harga Harga disajikan menurut tiga item pertanyaan yang diukur pada 150 responden yaitu tingkat harga (h1), cara pembayaran (h2), dan potongan harga (h3). Pada Tabel 5 terlihat bahwa konsumen menganggap tingkat layanan dari aspek harga berada di atas rata-rata dan telah dilaksanakan dengan baik oleh pihak pemasar, sehingga konsumen menjadi puas. Item yang memiliki performance tertinggi adalah item cara pembayaran (t2), sedangkan Item yang memiliki importance tertinggi adalah item tingkat harga (t1). IPA Tempat/ distribusi Tempat/ distribusi disajikan menurut lima item pertanyaan yang diukur pada 150 responden yaitu jarak (t1), waktu pemesanan (t2), kontinuitas (t3), lokasi penjualan (t4), dan cara penyimpanan (t5). Pada Tabel 6 terlihat bahwa konsumen menganggap tingkat layanan sehubungan dengan tempat/ distribusi berada di atas rata-rata dan telah dilaksanakan dengan baik sehingga konsumen menjadi puas. Item yang memiliki tingkat performance tertinggi adalah kontinuitas (t3) sedangkan importance tertinggi adalah cara penyimpanan (t5). IPA Promosi Promosi disajikan menurut tiga item pertanyaan kepada 150 responden yaitu pemberian hadiah (r1), hubungan baik (r2) dan pemasaran langsung (r3). Pada Tabel 7 terlihat bahwa dua dari tiga item yaitu item hubungan baik (r2) dan pemasaran langsung (r3) dianggap konsumen mempunyai tingkat promosi yang berada di atas rata-rata dan dilaksanakan dengan baik, sehingga konsumen menjadi puas. Terdapat satu item yaitu pemberian hadiah (r2) berada pada kuadran 3, menunjukkan elemen pelayanan promosi (utamanya pemberian hadiah) dilakukan secara wajar/ biasa dan kurang diperhatikan oleh pihak pemasar dan tidak dianggap sebagai suatu yang penting oleh konsumen. Item yang memiliki performance tertinggi adalah item hubungan baik (r2) dan yang memiliki tingkat importance tertinggi adalah item pemasaran langsung (r3). IPA Keseluruhan IPA Keseluruhan disajikan menurut empat indikator yaitu produk (p), harga (h), tempat/ distribusi (t), dan promosi (r). Tabel 8 dan Gambar 6 (Hasil IPA Keseluruhan) terlihat bahwa keempat indikator berada pada kuadran 2, menunjukan bahwa tingkat layanan secara keseluruhan berada di atas rata-rata dan dilaksanakan dengan baik dan konsumen merasa puas. Indikator yang memiliki tingkat performance dan importance tertinggi adalah indikator produk (p). Analisis Tingkat Kepentingan... (Tafuli et al.) 23

Gambar 2. Grafik Hasil IPA Keseluruhan Tabel 4. Hasil IPA produk Indikator Performance p1. Kandungan lemak 3,81 p2. Aroma 4,34 p3. Tekstur 4,32 p4. Kemasan 3,83 p5. Kerapian potongan 3,67 p6. Timbangan 4,01 p7. Bagian dagingg 4,17 3,90 4,27 4,48 3,54 3,22 4,35 4,11 Tabel 5. Hasil IPA harga Indikator h1. Tingkat harga h2. Caraa pembayaran h3. Potongan hargaa Performance 3,69 4,00 3,43 4,01 3,39 3,21 Tabel 6. Hasil IPA tempat/ distribusi Indikator Performance t1. Jarak 3,71 t2. Waktu pemesanan 3,91 t3. Kontinuitas 3,97 t4. Lokasi penjualann 3,67 t5. Cara penyimpanan 3,91 3,21 3,70 4,07 3,83 4,37 Tabel 7. Hasil IPA promosi Indikator Performance r1. Pemberian hadiah 2,82 r2. Hubungan baik 3,82 r3. Pemasaran langsung 3,79 2,57 3,47 3,89 rendah 24 Sains Peternakan Vol. 111 (1), 2013

Tabel 8. Hasil IPA keseluruhan Indikator Performance p. Produk 4,02 3,98 h. Harga 3,71 3,54 t. Tempat 3,83 3,83 r. Promosi 3,48 3,31 KESIMPULAN DAN SARAN Atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli daging sapi di Kota Kupang adalah: a) atribut produk yaitu kandungan lemak, aroma, tekstur, kemasan, kerapian potongan, ukuran berat/ timbangan dan bagian daging; b) atribut harga yaitu tingkat harga, cara pembayaran dan potongan harga; c) atribut tempat/ distribusi yaitu jarak, waktu pemesanan, kontinuitas persediaan, lokasi penjualan dan cara penyimpanan; serta d) atribut promosi yaitu hubungan baik dan pemasaran langsung. Secara umum, keseluruhan atribut memiliki tingkat kepentingan dan kinerja yang tinggi namun salah satu item dari atribut promosi yaitu pemberian hadiah memiliki tingkat kepentingan dan kinerja yang rendah. Hasil perhitungan rata-rata kinerja dari masingmasing item pada variabel produk, harga, tempat/ distribusi dan promosi yang diteliti pada diagram Kartesius, umumnya kinerja pemasar berada di atas rata-rata dari harapan konsumen daging sapi di Kota Kupang, sehingga dapat dikatakan konsumen daging sapi di Kota Kupang merasa puas atas kinerja pemasar. Untuk itu disarankan agar prestasi ini dapat dipertahankan sesuai dengan skala prioritas atribut-atribut yang memiliki nilai importance dan performance tinggi. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta. Jonsen, G.D. 2004. Prospek dan Preferensi Masyarakat terhadap Konsumsi Daging Sapi Olahan di Indonesia. Seminar FGW Food Conference, Jakarta 6-7 Oktober 2004. Mersyah, R. 2005. Desain sistem budi daya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Santi, W.P. 2008. Respons Penggemukan Sapi PO dan Persilangannya sebagai Hasil IB. Setiyono, P.B.W.H.E., Suryahadi, T. Torahmat, dan R. Syarief. 2007. Strategi suplementasi protein ransum sapi potong berbasis jerami dan dedak padi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Soedjana, T.D., T. Sudaryanto, dan R. Sayuti. 1994. Estimasi parameter permintaan beberapa komoditas peternakan di Jawa. Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Analisis Tingkat Kepentingan... (Tafuli et al.) 25