STANDAR AKUNTANSI SYARI AH (Paradigma Baru Sistem Akuntansi Di Indonesia) Hardiwinoto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Namun, dibalik peningkatan ini, terdapat beberapa permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah. Terutama menyangkut tempat tinggal yang merupakan papan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kesenjangan. Pengalaman dengan dominasi sistem bunga selama ratusan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

PSAK AKUNTANSI SYARIAH. Imam Subaweh

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Oleh: Budi Santoso NIM.F BAB I PENDAHULUAN. dan semakin lengkapnya lembaga keuangan syariah di negeri ini, yakni dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dekade tujuh puluhan telah menjadi awal dari timbulnya sistem. Ekonomi Islam dan Lembaga Keuangan Islam dalam tatanan dunia

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

Bismillahirrahmanirrahim

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BABl PENDAHULUAN. Lembaga keuangan syariah lahir sebagai akibat adanya rasa

BAB I PENDAHULUAN. Bank syari ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

Disusun Oleh : : Nina Rahayu Nurcahyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

FENOMENA EKONOMI SYARI AH MENGUSIK STANDAR AKUNTANSI. Nur Hidayat *) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. selama beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang berbicara tentang CSR dan

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB V PENUTUP. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meneliti pengaruh sistem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

Intermediary) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. praktik akuntansi pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

Bab Delapan Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB V PENUTUP. berdasarkan prinsip syariah, di dalam bank syariah tidak menggunakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya. fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

LANDASAN TEORI Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. negara negara anggota dan masyarakat Muslim pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

Transkripsi:

STANDAR AKUNTANSI SYARI AH (Paradigma Baru Sistem Akuntansi Di Indonesia) Hardiwinoto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak Munculnya lembaga keuangan berbasis syari ah maupun semi syari ah tak terbendung lagi. Bahkan bank-bank yang telah mapan sekalipun ikut memciptakan produk berbasis syariah, seperti BNI, Mandiri, BRI disamping Bank Mu amalat dan Bank Perkreditan Rakyat Syari ah, kemudian lembaga ekonomi mikro yang bernama BMT (Baitul Mal Wattamwil). Dengan tuntutan kebutuhan akan adanya standar akuntansi yang berbasis syari ah, maka proses penyusunan PSAK tentang standar akuntansi syari ah telah dimulai Agustus 1999, Publik Hearing 29 Agustus 2001, kemudian disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada 1 Mei 2002, kemudian berlaku sejak 1 Januari 2003. (Media Akuntansi. Edisi, 27 / Juli-Agustus / Tahun IX / 2002, hal. 29) Sementara ini standar akuntansi yang ada adalah adopsi dari negara-negara kapitalis, akibatnya standar-satandar tersebut sebagian kalangan menganggap bertentangan dengan kondisi negara berkembang khususnya nilai-nilai Islam. Karena ada beberapa nilai yang dianggap bertentangan dengan syari at Islam tapi sudah berterima umum. Kata Kunci : Standar, Akuntansi, Syariah PENDAHULUAN Munculnya lembaga keuangan berbasis syari ah maupun semi syari ah tak terbendung lagi. Bahkan bank-bank yang telah mapan sekalipun ikut memciptakan produk berbasis syariah, seperti BNI, Mandiri, BRI disamping Bank Mu amalat dan Bank Perkreditan Rakyat Syari ah, kemudian lembaga ekonomi mikro yang bernama BMT (Baitul Mal Wattamwil). Dengan tuntutan kebutuhan akan adanya standar akuntansi yang berbasis syari ah, maka proses penyusunan PSAK tentang standar akuntansi syari ah telah dimulai Agustus 1999, Publik Hearing 29 Agustus 2001, kemudian disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada 1 Mei 2002, kemudian berlaku sejak 1 Januari 2003. (Media Akuntansi. Edisi, 27 / Juli-Agustus / Tahun IX / 2002, hal. 29) VALUE ADDED, Vol.2, No.2, Maret Agustus 2006 http://jurnal.unimus.ac.id 1

Sementara ini standar akuntansi yang ada adalah adopsi dari negara-negara kapitalis, akibatnya standar-satandar tersebut sebagian kalangan menganggap bertentangan dengan kondisi negara berkembang khususnya nilai-nilai Islam. Karena ada beberapa nilai yang dianggap bertentangan dengan syari at Islam tapi sudah berterima umum. STANDAR AKUNTANSI Ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi: 1. Definisi elemen laporan keuangan. Standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi yang terjadi harus dicatat dan dikelompokan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan, atau biaya. 2. Pengukuran dan penilaian pedoman. Digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik dari saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca) 3. Pengakuan Kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen lapoan keuangan agar dapat disajikan dalam lapoaran keuangan. 4. Pengungkapan (disclosure) Digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tentang perusahaan diungkapkan dalam laporan keuangan. Keempat hal tersebut oleh negara-negara barat dipecaya bahwa standar akuntansi akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara internasional, dapat menghemat biaya terutama bagi penyaji laporan keuangan dan memperbaiki standar akuntansi nasional masingmasing negara (Turner, 1983 dalam Chariri, 1996). Sebagai respon akan kebutuhan standar akuntansi, berbagai upaya telah dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dibentuknya IASC pada tahun 1973, jumlah kenggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 100 organisasi profesi akuntansi dan sekitar 80 negara, termasuk Indonesia. Tujuan utama IASC adalah memformulasikan standar akuntansi yang dapat diterapkan secara internasional. Sampai sekarang IASC telah mengeluarkan 31 standar akuntansi. Meskipun IASC berhak untuk menetapkan dan VALUE ADDED, Vol.2, No.2, Maret Agustus 2006 http://jurnal.unimus.ac.id 2

mengeluarkan standar akuntansi, tetapi badan tersebut tidak memiliki hukum untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan. SISTEM AKUNTANSI DENGAN NILAI AL QUR AN Kapitalisme telah merambah dan menjerat ke seluruh penjuru kehidupan manusia. Perilaku kita secara sadar atau tidak berada dalam pengaruh kapitalisme. Akuntansi modern yang dikatakan akuntansi Anglo Saxon tidak terlepas dari pengaruhnya untuk lebih memperkokoh kekuatan kapitalisme. Wajah akuntansi yang dibentuk oleh kapitalisme mendistorsi informasi bagi para penggunanya untuk melakukan keputusan dan aktivitas ekonomi. Karena sering kita temui aspek pengakuan terjadi sebelum kenyataan terjadi yaitu lebih berbasis akrual (kejadian yang belum riil, seperti pendapatan bunga) dari pada berbasis kas (kejadian riil). Model Anglo Saxon menganut paham diakuinya nilai waktu dalam uang. Hal ini disebabkan konsep tersebut sama artinya dengan riba. Padahal riba dilarang dalam ajaran Islam karena riba menunjukkan ketidakadilan, ketidakadilan itu timbul karena distribusi keuntungan yang didasarkan pada jumlah yang tetap, sehingga dapat merusak mekanisme harga dan menyebabkan alokasi sumber ekonomi yang mengarah pada penunpukan modal yang terpusat pada sekelompok orang tertentu (Chapra, 1994). Model Anglo saxon jelas memisahkan akuntansi ekonomi dari substansi ekonominya. Yaitu transaksi dapat diakui dalam laporan keuangan meskipun secara yuridis tidak boleh diakui. STANDAR AKUNTANSI ISLAM Dalam Al qur an surat Al Baqarah ayat 282-283 berkaitan dengan proses catat mencatat (akuntansi) dalam kegiatan bisnis. Ayat tersebut mengajarkan kepada manusia agar kegiatan bisnis dilakukan sesuai dengan konsep kejujuran, keadilan, dan kebenaran. Senada dengan ayat tersebut, Scott yang dikutip oleh Salmonson (1969) menyarankan bahwa keadilan, kebenaran dan kejujuran adalah penyataan umum yang mengkaitkan aturan dan prosedur akuntansi dengan konsep sosial. Lebih lanjut Scott berpendapat bahwa akuntansi akan berubah karena perubahan kondisi lingkungan tetapi bukan berubah secara arbiter hanya karena dimaksudkan untuk memenuhi tujuan yang menguntungkan pihak tertentu saja. VALUE ADDED, Vol.2, No.2, Maret Agustus 2006 http://jurnal.unimus.ac.id 3

Pada dasarnya kondisi lingkungan yang sebenarnya menentukan jenis dan isi standar akuntansi. Kebutuhan akan standar akuntansi yang bercirikan Islam merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ekonomi Islam. Munculnya kembali pemikiranpemikiran tentang ekonomi Islam makin meningkatkan persatuan sesama muslim dalam kegiatan politik dan ekonomi dapat dikatakan sebagai kekuatan baru perkembangan ekonomi di negara-negara Islam (termasuk Indonesia). Perkembangan tersebut mengarah pada penciptaan lingkungan ekonomi dan pasar yang seragam sesuai dengan nilai-nilai Islam. Akibatnya pelaporan keuangan perusahaan di negara-negara Islam akan ditandai dengan kekuatan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang berbeda dengan negara-negara barat. Oleh karena kekuatan tersebut mempengaruhi tujuan dan format pelaporan keuangan, kebutuhan untuk memiliki standar akuntansi yang bernapaskan Islam merupakan suatu keharusan langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun standar akuntansi Islam. Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain: 1. Membentuk dan mempraktekan sistem ekonomi Islam sehingga mempengaruhi tujuan laporan keuangan yang berkaitan dengan standar akuntansi. 2. Laporan keuangan yang dihasilkan harus mampu meyakinkan pemakai laporan bahwa perusahaan telah melaksanakan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam (Karim, 1990). 3. Kualitas informasi yang dihasilkan relevan dan dapat diuji kebenarannya, tepat waktu dan karakteristik lain seperti yang diterapkan di negara barat yang konsisten dengan tiga hal pokok yaitu: Keadilan, kebenaran, dan kejujuran. 4. Kriteria pangakuan untuk masing-masing elemen pelaporan keuangan disajikan sesuai dengan syariat Islam. Wacana Akuntansi Syari ah walau masih dalam tatanan konsep tapi sudah bisa digunakan untuk berbagai aktivitas ekonomi. Dan seterusnya dapat menjadi tatanan yang lebih praktis. PSAK NO. 59 VALUE ADDED, Vol.2, No.2, Maret Agustus 2006 http://jurnal.unimus.ac.id 4

Untuk memenuhi kebutuhan akan standar Akuntansi Syariah, karena tuntutan pasar sudah mendesak maka IAI sejak 1 Mei 2002 telah mengesahkan PSAK no. 59 tentang perbankan syari ah. Hal ini dapat menjadi awalan yang bagus untuk menstandarisasi lembaga keuangan syari ah yang selama ini sudah berjalan. Jika demikian mungkin kasus PT. QSAR (kerjasama modal dengan model bagi hasil) tidak menjadi separah yang dalam hal ini dimungkinkan tidak ada laporan keuangan yang memadahi. Padahal dalam kasus QSAR sebenarnya dapat diselesaikan dengan beberapa point dari apa yang ada di PSAK no. 59 sebagai berikut: Dalam PSAK no. 59 point 7 tentang pengakuan dan pengukuran Mudharabah (bagi hasil) disebtukan bahwa Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh penelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana. Kemudian pada point 13 disebutkan bahwa Pada prinsipnya, dalam pembiayaan Mudharabah tidak ada jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. Lalu dalam ponit 27 disebutkan bahwa Rugi pengelolaan yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana. Diperkuat lagi dalam point 38 untuk masalah Musyarakah (kerjasama modal lebih dari 2 orang atau banyak orang yang bercampur) yang menyebutkan bahwa Karena setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja ialah: pelanggaran terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan operasional, pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syari ah. Jika tidak terdapat kesepakan antara pihak yang bersengketa kesalahan yang disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan. PENUTUP VALUE ADDED, Vol.2, No.2, Maret Agustus 2006 http://jurnal.unimus.ac.id 5

Standar Akuntansi Islam (Syari ah) menawarkan sistem ini untuk menghindari kenyataan sejarah perekonomian dalam kegoncangan fluktuasi nilai uang yang tidak menunjukan nilai yang sebenarnya akibat prilaku spekulasi. Dimana uang tidak menjadi fungsi aslinya sebagai alat tukar melainkan menjadi komuditas tersendiri. Hal tersebut menyebabkan laju suku bunga riil yang tinggi dan fluktuasi valuta asing yang tidak sehat (Umar Chapra, 2000, Sistem Moneter Islam). Islam lahir sebagai tanggapan atas suatu kondisi historis dan adanya kebutuhan akan petunjuk hidup yang komprehensip dalam bidang religio kultural dan sosio ekonomi (Asghar Ali Engineer, 2000, Islam dan Teologi Pembebasan). Dengan demikian pentunjuk Islam atau termasuk seperangkat metodologinya (syari ahnya). Standar akuntansi syari ah mempunyai pengaruh positif terhadap praktik bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga suatu keharusan bagi muslim untuk mengembangkan sendiri standar akuntansi yang sesuai dengan Syariat Islam. DAFTAR PUSTAKA Asghar Ali Engineer, 2000, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar,Jakarta. Abdel-Magid, Moustsfa F, 1981, The Theory of Islamic Banking: Accounting Implications, The International Journal of Acounting Educations Research. Chapra, Muhammad Umar, 1994, The Prohibition of Riba in Islam: An Evaluation of Some Objections, American Journal of Islamic Social Sciencis. (Umar Chapra, 2000, Sistem Moneter Islam). Chapra, Muhammad Umar, 2000, Sistem Moneter Islam, Tazkia, Jakarta. Karim, Rifaat AA, 1990, Standard Setting for The Financial Strategy of Islamic Bank, Journal Business Finance and Accounting. Media Akuntansi. Edisi, 27 / Juli-Agustus / Tahun IX / 2002. PSAK No. 59, 2002, IAI. Scott, W. Richard, 1992, Organization: Rational, Natural, and Open System, 3 rd, Englewood Cliffes, Prentice-hall Inc. Triyuwono, Iwan, 2000, Organisasi dan Akuntansi Syariah. VALUE ADDED, Vol.2, No.2, Maret Agustus 2006 http://jurnal.unimus.ac.id 6