BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL RIYADI PALACE SALA TESIS

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. laba, untuk itu seorang manajer harus dapat menentukan suatu kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. berarti kosong dan oke dari kata oke sutura atau orkestra. Karaoke berarti sebuah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

PENDAHULUAN. yang mendorong semua sektor usaha untuk menambahkan jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini pariwisata telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Perkembangan dunia pariwisata saat ini menunjukan kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendukung, diantaranya ditunjukan oleh sarana dan prasarana yang memadai guna membantu perkembangan yang ada, pengetahuan akan kepariwisataan, SDM, daya tarik, dan lain sebagainya. Meningkatnya dunia usaha jasa pariwisata di Indonesia membawa dampak sistematis yang mengarah kepada peningkatan perekonomian, perbaikan kesejahteraan dan perluasaan lapangan pekerjaan. Perkembangan usaha kepariwisataan ini ditujukan oleh meningkatnya angka kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Berikut merupakan data statistik angka kunjungan wisatawan di Indonesia: 1

2 Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Indonesia Tahun 2006-2010 JUMLAH KUNJUNGAN TAHUN (ORANG) WISMAN WISNUS 2006 4.871.351 114.270.000 2007 5.505.759 115.335.000 2008 6.234.497 117.213.000 2009 6.323.730 119.944.000 2010 7.002.944 122.312.000 Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ) Trend otonomi daerah memberikan keleluasaan setiap daerah di Indonesia untuk mengembangkan segala potensinya seperti yang telah disebutkan dalam UUD no. 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah yakni, daerah memiliki kewenangan seluas-luasnya untuk mengatur urusan rumah tangganya dengan potensi pembangunan yang dimiliki daerah. Undang-undang mengenai otonomi daerah tersebut dengan kata lain memberikan peluang bagi setiap daerah untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam daerah tersebut secara mandiri, salah satunya adalah potensi di bidang kepariwisataan yang ada di Kabupaten Jepara. Kepariwisataan yang ada di Kabupaten Jepara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang ada di Jawa Tengah hal tersebut sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah. Kabupaten Jepara mempunyai potensi kepariwisataan yang sangat luar biasa, potensi tersebut apabila ditangani secara maksimal akan mampu menjadi salah satu andalan yang dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan Pendapatan Asli Daerah, karena sektor pariwisata mempunyai sifat multi player effect terhadap sektor lain seperti industri

3 kerajinan, penyerapan tenaga kerja dan sektor-sektor lainnya. Selain daripada itu, sektor pariwisata juga bersifat lintas sektoral dan lintas wilayah. Secara umum arus kunjungan wisatawan baik nusantara maupun manca negara di Kabupaten Jepara setiap tahun mengalami kenaikan, hal tersebut dapat terlihat pada Tabel data kunjungan wisatawan di Kabupaten Jepara sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Jepara Tahun 2006-2010 TAHUN JUMLAH KUNJUNGAN (ORANG) WISMAN WISNUS JUMLAH 2006 - - 873.984 2007 - - 884.650 2008 - - 1.015.305 2009 2.751 1.032.716 1.035.431 2010 8.472 1.089.000 1.097.472 Sumber : (http://www.ticjepara.com) Seiring dengan perkembangan pariwisata, keberadaan obyek-obyek wisata di Kabupaten Jepara harus pula diimbangan oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukungnya, karena fasilitas-fasilitas tersebut akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung. Lengkapnya fasilitas obyek wisata dan kualitas pelayanan yang baik akan membuat wisatawan menjadi semakin nyaman dan lama tinggal di lokasi, sehingga para wisatawan diharapkan semakin banyak membelanjakan uangnya, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi PAD (Pendapatan Asli Daerah). Potensi dan daya tarik wisata merupakan salah satu aset dalam pengembangan pariwisata daerah. Kepulauan Karimunjawa merupakan sebuah rangkaian kepulauan dalam cakupan Kabupaten Jepara yang menyimpan potensi, pesona,

4 serta keindahan daya tarik wisata yang menjadi aset wisata bagi Kabupaten Jepara. Kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan 27 pulau yang terdapat di Laut Jawa. Keindahan panorama alam seperti terumbu karang, rumput laut, dan padang lamun dengan biota laut yang beraneka ragam, hutan mangrove, gunung dan sisa hutan tropis dataran rendah, flora & fauna yang semuanya terdapat dalam hamparan yang masih alami menjadikan kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut. Kepulauan ini secara administratif merupakan kecamatan dari wilayah kabupaten Jepara, yang berlokasi sekitar 45 mil arah barat laut kota Jepara. Luas wilayah teritorial Karimunjawa adalah 107.225 ha, sebagian besar berupa lautan (100.105 ha), luas daratannya sendiri adalah 7.120 ha. Daerah ini beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin laut yang bertiup sepanjang hari dengan suhu rata-rata 26 s.d. 30 derajat Celcius, dengan suhu minimum 22 derajat Celcius dan suhu maksimum 34 derajat Celcius. Kini Taman Nasional Laut Karimunjawa telah menjadi icon kepariwisataan unggulan di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Jepara. Berbagai potensi dan daya tarik yang dimilikinya menjadikan Taman Nasional Laut Karimunjawa sebagai suatu destinasi yang mampu memberikan suatu suasana baru sebagai salah satu pilihan tempat untuk berwisata, hal itu ditunjukan dengan jumlah kunjungan wisatawan yang setiap tahun mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

5 Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan di Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara Tahun 2008 2010 TAHUN JUMLAH KUNJUNGAN (ORANG) WISMAN WISNUS JUMLAH 2008 - - 9.844 2009 879 12.812 13.691 2010 1.567 15.070 16.637 Sumber : (http://www.ticjepara.com) Taman Nasional Laut Karimunjawa merupkaan kawasan konservasi laut yang memiliki kandungan potensi keanekaragaman flora dan fauna serta ekosistem laut yang khas. Kandungan potensi serta letaknya yang berada pada lintasan wisata bahari antara Indonesia bagian barat dan timur menjadikan wilayah ini sebagai objek wisata bahari yang strategis. Pengembangan industri pariwisata melalui segenap potensi, daya tarik, serta daya dukung pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewujudkan pariwisata yang baik membuka peluang bagi pemiliki modal/investor untuk ikut bekerjasama dalam memajukan industri pariwisata di Taman Nasional Laut Karimunjawa sehingga dapat membawa perbaikan perekonomian, peningkatan kesejahteraan masyarakat serta perluasan lapangan kerja. Selain daripada, itu sektor lain yang terkait pun dapat ikut tumbuh dan berkembang dalam prosesnya. Pulau Menyawakan merupakan sebuah pulau dari 27 gugusan pulau yang berada di Taman Nasional Laut Karimunjawa memiliki berbagai potensi serta daya tarik yang sangat mempesona. Kilauan air laut yang jernih, pasir putih, lagoon, warna-warni terumbu karang serta kecantikan biota laut dengan beragam jenis ikan yang indah, rindangnya pohon kelapa, serta keberagaman flora dan fauna Pulau Menyawakan, menjadikan pulau ini sebagai salah satu permata yang

6 tersembunyi dalam eksotisnya pesona sebuah pulau yang dipadu padankan dengan industri pariwisata yang menawarkan kenyamanan serta kemewahan ditengah privatisasi serta panorama suasana alami. Suatu resort yang dikembangkan melalui konsep dan pemikiran yang matang, melahirkan Kurakura Resort sebagai suatu resort yang berkonsep alami. Potensi dan daya tariknya menjadikan tempat ini sebagai suatu tempat yang nyaman dan tenang untuk melakukan kegiatan wisata yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan sehari-hari. Konsep resort berbintang 3 yang berlokasi di Pulau Menyawakan ini menjadikan Kurakura Resort sebagai tempat berwisata yang cukup diminati baik oleh wisatawan manca negara maupun nusantara. Potensi dan daya tariknya mempesona berbagai wisatawan untuk datang berkunjung dan memilihnya sebagai tempat untuk melakukan aktivitas wisata, hal ini terlihat dari cukup banyaknya angka jumlah kunjungan wisatawan ke Kurakura Resort yang ditunjukkan oleh Tabel 1.4 sebagai berikut: Tabel 1.4 Data Kunjungan Wisatawan Kurakura Resort Karimunjawa Kabupaten Jepara Tahun 2008-2010 TAHUN JUMLAH KUNJUNGAN (ORANG/BULAN) MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER TOTAL 2008 67 98 301 431 198 83 1178 2009 76 106 370 867 280 89 1788 2010 118 222 404 516 221 173 1654 Sumber : Data kunjungan wisatawan Kurakura Resort. Data Tabel kunjungan wisatawan diatas menunjukkan angka kunjungan ke Kurakura Resort yang relatif meningkat dari tahun ke tahun, hal ini ditunjukkan melalui kenaikan angka kunjungan wisatawan dari tahun 2008 ke 2009 yang cukup signifikan yakni sebesar 610 wisatawan, walaupun demikian terdapat angka

7 penurunan dari tahun 2009 ke 2010. Akan tetapi, hal tersebut tidak terlalu signifikan dan masih relatif stabil. Walaupun dapat dikatakan relatif stabil, tapi penurunan jumlah wisatawan yang telah dikemukakan diatas perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menghindari hal-hal negatif yang dapat ditimbulkan bagi perusahaan dari penurunan tersebut. Hal-hal negatif diatas dapat berupa serangkaian bentuk ketidakpuasan dalam proses pemenuhan kebutuhan wisatawan pada saat melakukan kegiatan wisatawanya. Jumlah keluhan wisatawan dari serangkaian bentuk ketidakpuasan tersebut ditunjukan oleh Tabel 1.5 sebagai berikut: Tabel 1.5 Data Keluhan Wisatawan Kurakura Resort Tahun 2008 2010 TAHUN JUMLAH KELUHAN / COMPLAIN (WISATAWAN / BULAN) MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER TOTAL 2008 13 18 29 50 21 15 146 2009 16 23 34 54 29 16 172 2010 9 11 23 39 17 8 116 Sumber : Data keluhan / complain wisatawan Kurakura Resort. Adanya complaint atau keluhan wisatawan merupakan cerminan dari ketidakpuasan wisatawan terhadap perusahaan ketika mereka melakukan kegiatan wisatanya disamping faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap pembentukan ketidakpuasan tersebut. Dampak dari keluhan tersebut dapat mengakibatkan berbagai kerugian bagi perusahaan dimasa yang akan datang apabila diabaikan dan tidak ditangani dengan baik serta diselesaikan secara cepat. Kerugian-kerugian dari dampak keluhan bagi perusahaan tersebut meliputi: berkurangnya angka kunjungan wisatawan, tidak terjadinya kunjungan berulang, buruknya citra perusahaan

8 dimata wisatawan dan calon wisatawan baru karena pengaruh dari wisatawan yang telah berkunjung, merosotnya angka pendapatan perusahaan, dan lain-lain. Keluhan-keluhan wisatawan diatas di duga akibat kurang optimalnya kualitas pelayanan yang diberikan Kurakura Resort terhadap wisatawan. Kualitas pelayanan yang dimaksud adalah lima dimensi kualitas jasa/pelayanan menurut Parasuraman, Zeithaml & Berry (Fandy Tjiptono, 2005:133) yakni: Tangible, Emphaty, Reliability, Responsiveness, dan Assurance. Pada prosesnya, kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting. Sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan berperan besar dalam menciptakan keunggulan layanan (service excellence) karena kualitas layanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dari kegiatan konsumen serta ketepatan dalam penyampaiannya untuk dapat mengimbangi harapan konsumen yang berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Menurut Kotler (Fandy Tjiptono, 2005-121) bahwa kualitas jasa/pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa/pelayanan. Dari hal diatas jelaslah jika kualitas pelayanan yang diberikan baik maka pelangganpun akan merasa puas dan sebaliknya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komperhensif mengenai kualitas pelayanan di Kurakura Resort, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian di Kurakura Resort Karimunjawa dengan judul : Analisis Kualitas Pelayanan di Kurakura Resort Karimunjawa.

9 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis menentukan rumusan masalah yakni: Bagaimana kualitas pelayanan yang ada di Kurakura Resort Karimunjawa? Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yakni: Untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas pelayanan yang ada di Kurakura Resort Karimunjawa. Manfat Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan kegunaan atau manfaat, dantaranya: 1. Manfaat teoritis, guna memberikan sumbangan bagi bidang kepariwisataan dalam hal kualitas pelayanan di Kurakura Resort pada khususnya dan pelaku sektor pariwisata pada umumnya. 2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: a. Bagi objek penelitian yaitu Kurakura Resort Karimunjawa, untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam hal kualitas pelayanan di Kurakura Resort. b. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan perluasan berpikir, menganalisis secara kritis mengenai permasalah

10 yang ada sehinga dapat menghasilkan konsep dam teori yang telah didapatkan secara objektif dan ilmiah dalam kehidupan praktis. A. Definisi Operasional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dalam situs http://dspace.widyatama.ac.id menjelaskan bahwa analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sedangkan Kualitas pelayanan menurut Lewis & Booms (Fandy Tjiptono, 2005 : 121) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan, dengan demikian ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yakni jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan/dipersepsikan (perceived service). Pengaruh kualitas pelayanan dirincikan dalam lima dimensi kualitas jasa yang dirincikan menurut Parasuraman, Zeithaml & Berry (Fandy Tjiptono, 2005:133), yakni: Barang berwujud (tangible), Keandalan (realiability), Daya tanggap (responsiveness), Jaminan (assurance), dan Empaty (empathy).