PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga (3) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011

dokumen-dokumen yang mirip
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan 2012

PT. SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010


PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

30 Juni 31 Desember

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT MAHAKA MEDIA TBK. DAN ENTITAS ANAK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

LAPORAN KEUANGAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2016 (TIDAK DIAUDIT) Dengan angka perbandingan 31 Maret 2015 (Tidak diaudit) dan 31

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK


1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BINTANG OTO GLOBAL Tbk (d/h PT SUMBER UTAMA NIAGA) dan Entitas Anak

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. RADIANT UTAMA INTERINSCO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian...4-5

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

Jumlah Aset Lancar

PT Dynaplast Tbk. dan Anak Perusahaan

Jumlah aset lancar

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT GEMA GRAHASARANA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

Jumlah Aset Lancar 80,278,114,864 69,876,058,857

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

Transkripsi:

Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga (3) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011

Daftar Isi Halaman I. Laporan Posisi keuangan Konsolidasian 1-2 II. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 III. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 IV. Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 V. Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6-34

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Catatan ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2q,2u,4,28,29 151.515.881.124 154.532.966.900 Piutang usaha - pihak ketiga 2d,2q,2u,5,28,29 7.475.709.847 14.412.342.432 Piutang lain-lain 2e,6,27,29 434.480.000 6.937.046.345 Persediaan - bersih 2f,7 6.966.654.494 2.956.344.638 Biaya dibayar di muka dan uang muka 2g,8 1.567.290.868 1.446.537.431 Pajak dibayar di muka 13a 225.148.901 412.911.291 JUMLAH ASET LANCAR 168.185.165.235 180.698.149.037 ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak berelasi 2e,27,29 149.701.800 - Aset pajak tangguhan - bersih 2r,13b 15.907.298.383 13.026.733.531 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 50.355.032.909 dan Rp. 44.807.595.571 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 2h,9 92.749.220.976 98.319.637.638 Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp. 171.285.972 dan Rp. 159.897.533 pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011) 2k,10 93.451.113.388 92.980.647.377 Aset tidak lancar lainnya 92.483.900 853.900 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 202.349.818.447 204.327.872.446 JUMLAH ASET 370.534.983.682 385.026.021.483 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Catatan LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha - pihak ketiga 2u,11,29 784.317.189 1.982.624.860 Biaya masih harus dibayar 2p,2u,12,29 2.576.517.401 4.569.252.175 Utang lain-lain 2u 103.088.000 117.532.000 Utang pajak 2r,13 597.633.155 979.846.331 Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Utang sewa pembiayaan 2i,2u,15,29 11.783.938.682 11.384.461.770 Utang pembiayaan konsumen 2i,2u,14,29 4.017.576.628 3.868.850.138 JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 19.863.071.055 22.902.567.274 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang sewa pembiayaan 2i,2u,15,29 11.263.079.744 14.352.912.323 Utang pembiayaan konsumen 2i,2u,14,29 6.546.439.787 7.474.539.725 Keuntungan tangguhan aset dijual dan disewa - balik 2h,9 56.315.783 63.355.256 Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja 2l,16 2.551.682.245 2.551.682.245 Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup 2m,17 217.989.274 202.885.234 JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 20.635.506.832 24.645.374.783 JUMLAH LIABILITAS 40.498.577.888 47.547.942.057 EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp. 100 Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.000.000.000 saham 18 150.000.000.000 150.000.000.000 Tambahan modal disetor 19 238.377.200.967 238.377.200.967 Defisit (29.566.357.486) (22.131.024.534) Komponen ekuitas lainnya: Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2b,2o,20 (28.990.531.159) (28.990.531.159) 329.820.312.322 337.255.645.274 Kepentingan nonpengendali 216.093.473 222.434.152 JUMLAH EKUITAS 330.036.405.794 337.478.079.426 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 370.534.983.682 385.026.021.483 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 2

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Catatan (Tiga bulan) (Tiga bulan) PENJUALAN 2p,21 5.799.924.000 6.964.053.933 BEBAN POKOK PENJUALAN 2p,22 (11.571.612.644) (9.521.647.810) RUGI BRUTO (5.771.688.644) (2.557.593.877) Beban penjualan 2p - (76.977.418) Beban umum dan administrasi 2p,23 (4.202.063.837) (5.067.821.199) Beban eksplorasi 2p - (234.631.000) Pendapatan operasi lainnya 2p,24 770.208.643 1.703.863.117 Beban operasi lain-lain 2p,25 (1.118.694.646) (1.917.722.850) RUGI SEBELUM PAJAK (10.322.238.484) (8.150.883.227) PENGHASILAN PAJAK 2r,13 Pajak kini - - Pajak tangguhan 2.880.564.852 1.640.372.708 JUMLAH PENGHASILAN PAJAK 2.880.564.852 1.640.372.708 RUGI NETO PERIODE BERJALAN (7.441.673.632) (6.510.510.519) PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN - - JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN (7.441.673.632) (6.510.510.519) Rugi yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk (7.435.332.952) (6.490.671.512) Kepentingan nonpengendali (6.340.679) (19.836.007) (7.441.673.632) (6.510.507.519) Rugi per saham dasar 2s,26 (4,96) (65.105,11) Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Modal saham Tambahan Defisit Selisih nilai Jumlah kepentingan Jumlah ditempatkan modal disetor- transaksi non- ekuitas - dan disetor bersih restrukturisasi pengendali Bersih penuh entitas sepengendali Saldo tanggal 31 Desember 2010 100.000.000.000 - (1.290.243.205) (28.990.531.159) 69.719.225.636 230.945.325 69.950.170.961 Akuisisi entitas anak - - - - - 10.000.000 10.000.000 Total rugi komprehensif periode berjalan - - (6.490.671.512) - (6.490.671.512) (19.836.007) (6.510.507.519) Saldo tanggal 31 Maret 2011 100.000.000.000 (7.780.914.717) (28.990.531.159) 63.228.554.124 221.109.318 63.449.663.442 Saldo tanggal 31 Desember 2011 150.000.000.000 238.377.200.967 (22.131.024.534) (28.990.531.159) 337.255.645.274 222.434.152 337.478.079.426 Total rugi komprehensif periode berjalan - - (7.435.332.952) - (7.435.332.952) (6.340.679) (7.441.673.632) Saldo tanggal 31 Maret 2012 150.000.000.000 238.377.200.967 (29.566.357.486) (28.990.531.159) 329.820.312.322 216.093.473 330.036.405.794 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 4

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Catatan (Tiga bulan) (Tiga bulan) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 12.736.556.585 6.930.854.011 Pembayaran kepada pemasok (8.984.078.376) (6.099.872.896) Pembayaran kepada karyawan (4.543.891.495) (2.625.401.922) Penerimaan operasional lainnya 763.169.170 43.845.067 Pembayaran bunga (1.281.884.839) (1.872.655.161) Pembayaran operasional lainnya (3.811.311.026) (53.989.411) Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi (5.121.439.982) (3.677.220.312) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap 2h,9 (1.406.394.124) (1.265.894.450) Hasil penjualan aset tetap 2h,9 380.000.000 - Pengeluaran biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan 2k,10 (481.854.450) (36.400.000) Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (1.508.248.574) (1.302.294.450) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan piutang dari pihak berelasi 2e,6,27,29 6.302.958.448 9.275.990.351 Penerimaan hutang dari pihak berelasi - 130.471.274 Penerimaan hutang bank - 4.000.000.000 Penerimaan (pembayaran) hutang sewa pembiayaan 2i,2u,14,29 (2.690.355.668) 2.305.981.168 Kas bersih yang diperoleh dari 3.612.602.781 15.712.442.793 aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) bersih kas dan bank (3.017.085.776) 10.750.771.475 KAS DAN BANK AWAL PERIODE 154.532.966.900 5.197.699.436 KAS DAN BANK AKHIR PERIODE 151.515.881.124 15.948.470.911 Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas Perolehan aset tetap melalui pembiayaan konsumen 149.546.000 149.614.300 Perolehan aset tetap melalui sewa pembiayaan - 4.677.525.600 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 5

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT SMR Utama Tbk (dahulu PT Dwi Satria Jaya) ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan Akta No. 31 oleh Ny. F. Eka Sumarningsih, SH, MH, Notaris di Semarang, Indonesia pada tanggal 11 November 2003 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-28091 HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003. Anggaran Dasar (AD) Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya pada tanggal 10 Desember 2010 sesuai Undangundang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007, sehubungan dengan, antara lain, perubahan nama perseroan dari PT Dwi Satria Jaya menjadi PT SMR Utama, susunan pemegang saham, modal dasar, modal disetor, susunan anggota direksi dan dewan komisaris. Perubahan ini termuat dalam akta Notaris No. 98 oleh Humberg Lie, S.H, S.E., MKn., tanggal 10 Desember 2010. Perubahan terakhir tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-58940.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 17 Desember 2010. Anggaran Dasar Perusahaan ( AD ) mengalami perubahan terakhir melalui akta notaris No. 163 tanggal 26 Oktober 2011 dari Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat 2 AD mengenai pengeluaran saham dalam simpanan Perusahaan melalui penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak-banyaknya 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-0089287.AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 3 November 2011. Berdasarkan pasal 3 AD Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, Perusahaan, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company), tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Wisma SMR, lantai 5, suite 501-502, Jalan Yos Sudarso Kav. 89, Sunter, Jakarta Utara, Indonesia. PT Alam Abadi Resources ( AAR ) adalah entitas induk akhir (ultimate parent) dari Perusahaan dan Entitas-entitas Anak (Catatan1.c) (selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai Grup ). b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Berdasarkan Surat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ( BAPEPAM- LK ) No. S-107/0/BL/2011 tanggal 30 September 2011, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham telah dinyatakan efektif. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia. c. Entitas Anak Perusahaan melakukan konsolidasi Entitas Anak di bawah ini karena mempunyai kepemilikan di atas 50% atau hak untuk mengendalikan operasi pada Entitas Anak tersebut: Entitas Anak Domisili Jenis Persentase Mulai Beroperasi Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi usaha Kepemilikan 31 Maret 31 Desember PT. Soe Makmur Resources Jakarta Pertambangan 99,91% 2010 327.048.215.660 341.011.145.094 (SMR) Indonesia PT. Adikarsa Alam Jakarta Perdagangan 99,90% - 22.169.863.798 22.055.287.669 Resources (AKAR) Indonesia PT. Transentra Nusantara Jakarta Pertambangan 99,94% - 16.117.626.174 16.039.832.438 (TN) Indonesia PT. Soe Makmur Resources (SMR) Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan memperoleh 99,68% kepemilikan saham di SMR melalui penerbitan 94.700.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp1.000 per saham. Pada tanggal 22 November 2011, Perusahaan meningkatkan penyertaan sahamnya di SMR melalui penerbitan 250.000.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp1.000 per saham, sehingga penyertaan saham Perusahaan di SMR menjadi 99,91%. Pada tanggal 31 Maret 2012, SMR memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi (operasi produksi) berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi ( IUP-OP ) No. 39/KEP/HK/2010 tanggal 28 Januari 2010 yang berlaku selama 20 tahun. Luas wilayah Izin Usaha Pertambangan ( WIUP ) SMR adalah sekitar 4.550 hektar yang terletak di Kecamatan Kuatnana dan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari seluruh WIUP SMR seluas 4.550 hektar tersebut, terdapat 3.749,56 hektar yang berada dalam kawasan hutan, dimana SMR telah memperoleh persetujuan prinsip atas Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan ( IPPKH ) atas kawasan seluas 695,5 hektar melalui surat Menteri Kehutanan No. S.579/Menhut-VII/2011 tanggal 7 November 2011. 6

1. UMUM - LANJUTAN c. Entitas Anak - lanjutan Jumlah cadangan terbukti mangan milik SMR per tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh PT LAPI ITB sesuai laporan tanggal 4 Februari 2011 adalah 2.734.970 ton. Jumlah cadangan terbukti pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Nama lokasi Saldo awal Jumlah produksi (ton) Saldo akhir Tahun berjalan Akumulasi produksi Blok 1 863.657 2.803 866.460 860.854 Blok 2 111.161 15 111.176 111.146 Blok 3 & 5 1.116.873 529 1.117.402 1.116.344 Blok 4 125.508 94 125.602 125.414 Blok 7 118.793-118.793 118.793 Lain-lain (masing-masing dibawah 100.000 MT) 350.672 155 350.827 350.517 Jumlah 2.686.664 3.596 2.690.260 2.683.068 Nama lokasi Saldo awal Jumlah produksi (ton) Saldo akhir Tahun berjalan Akumulasi produksi Blok 1 890.655 895 11.866 889.760,00 Blok 2 113.538 137 753 113.401,00 Blok 3 & 5 1.127.321 1.480 8.162 1.125.841,00 Blok 4 127.973 125 688 127.848,00 Blok 7 120.757 86 475 120.671,00 Lain-lain (masing-masing dibawah 100.000 MT) 354.726 9 48 354.717,00 Jumlah 2.734.970 2.732 21.992 2.732.238 Cadangan didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh PT LAPI ITB untuk menilai cadangan dari lokasi di atas berdasarkan laporan tanggal 4 Mei 2011. PT. Adikarsa Alam Resources (AKAR) Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan dan AAR mendirikan AKAR dengan jumlah modal awal yang disetor sebesar Rp2.000.000.000. Pada tanggal 22 November 2011, Perusahaan meningkatkan penyertaan sahamnya di AKAR melalui penerbitan 20.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000 per saham, sehingga penyertaan saham Perusahaan di AKAR menjadi 99,90%. PT. Transentra Nusantara (TN) 31 Maret 2012 31 Maret 2011 Pada tanggal 28 Januari 2011, Perusahaan dan Dodi Hendra Wijaya, direktur Perusahaan, mendirikan TN dengan jumlah modal awal yang disetor sebesar Rp1.000.000.000. Pada tanggal 22 November 2011, Perusahaan meningkatkan penyertaan sahamnya di TN melalui penerbitan 150.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp100.000 per saham, sehingga penyertaan saham Perusahaan di TN menjadi 99,94%. 7

1. UMUM - LANJUTAN d. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Direktur Utama Direktur Direktur Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Komite Audit Ketua Anggota Sekretaris Perusahaan : J. Wahyoedi Hidayat : Dodi Hendra Wijaya : Adi Wibowo Adisaputro : Djajus Adisaputro : Dwijawanti Widiatmadja, SH : Noke Kiroyan Susunan Komite Audit yang dibentuk pada bulan Juli 2011 dan Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut: : Noke Kiroyan : Iwan Ahmad Antono : Prapto Purnomo : Adi Wibowo Adisaputro Pembentukan komite audit telah dilakukan sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK No. IX.1.5. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Grup memiliki masing-masing 277 karyawan tetap. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ( ISAK ) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011 secara prospektif atau retrospektif. Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi penyajian, dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lain, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali untuk penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada catatan ini. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asas akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian yang disusun menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pembayaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas, yang menggantikan PSAK No. 2 dengan judul yang sama. Penerapan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak adalah Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Entitas Anak. 8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN b. Prinsip-prinsip konsolidasi Sejak tanggal 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (revisi 20009), "laporan Keuangan Konsolidasian dan laporan Keuangan tersendiri", kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non pengendali ("KNP"); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; (v) konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK 4 (revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan, termasuk pengungkapan terkait, dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1.c, yang dimiliki oleh Perusahaan dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. Semua akun dan transaksi antar perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Grup sebagai satu kesatuan usaha. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b. Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c. Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d. Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan: - menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran yang dicatat di ekuitas, bila ada; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; - mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; - mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Sebelum tanggal 1 Januari 2011 Bagian pemilikan pemegang saham minoritas pada aset bersih dan laba atau rugi bersih dari Entitas Anak yang dikonsolidasi; sebelumnya diakui sebagai hak minoritas. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Entitas Anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor Entitas Anak tersebut. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas dibebankan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada Entitas Anak terkait atau terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya Entitas Anak melaporkan laba, maka laba tersebut harus dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas, dalam hal ini, Perusahaan, sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang sebelumnya dibebankan kepada Perusahaan dapat dipulihkan. Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan telah dieliminasi. 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN c. Kas dan setara kas Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan yang tidak dibatasi penggunaannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas utang diklasifikasikan sebagai Setara Kas. d. Cadangan penurunan nilai piutang Cadangan penurunan nilai piutang ditentukan berdasarkan kebijakan yang dijabarkan pada Catatan 2u. e. Transaksi-Transaksi dengan Pihak yang Berelasi Efektif 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak- pihak Berelasi, yang menggantikan PSAK No. 7 (Revisi 1994), "Pengungkapan Pihak- Pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa". PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika: a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup; (ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup; b. c. d. e. f. suatu pihak adalah entitas asosiasi Grup; suatu pihak adalah ventura bersama di mana Grup sebagai venturer; suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk; suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau di mana hak suara signifikan dimiliki oleh, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Beberapa persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan persyaratan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. f. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai perolehan atau nilai realisasi neto. Nilai perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Penyisihan atas penurunan nilai persediaan ditetapkan untuk menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi netonya. g. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. h. Aset tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) harga pembelian, (b) biaya- biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisinya sekarang, dan (c) estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan dan restorasi lokasi aset (jika ada). Setiap bagian dari aset tetap dengan biaya perolehan yang signifikan terhadap total biaya perolehan aset, didepresiasi secara terpisah. Pada saat pemeliharaan dan perbaikan yang signifikan dilakukan, biaya tersebut diakui ke dalam nilai tercatat ( carrying amount ) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan langsung pada operasi berjalan. Penyusutan aset tetap kepemilikan langsung dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat aset sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Kendaraan dan alat berat 4-8 Prasarana 4-6 Peralatan dan inventaris kantor 4-6 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN h. Aset tetap - lanjutan Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat yang sama dari aset kepemilikan langsung. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Akumulasi biaya perolehan untuk aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Setelah pengakuan awal, aset tetap akan dievaluasi untuk penurunan nilai. i. Sewa Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), "Sewa", penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Grup sebagai lessee - Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Grup sebagai lessee mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan biaya keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Rental kontinjen, jika ada, dibebankan pada periode terjadinya. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian Aset Tetap ) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Grup akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. - Dalam sewa operasi, lessee mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Grup sebagai lessor - Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Grup mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan pendapatan pembiayaan. Pengakuan pendapatan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih sebagai lessor dalam sewa pembiayaan. - Dalam sewa operasi, Grup mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, jika ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. Laba atau rugi yang terjadi dari suatu transaksi jual dan sewa kembali (sale-and-leaseback) yang merupakan sewa pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa. Laba atau rugi yang terjadi dari suatu transaksi jual dan sewa kembali (sale-and-leaseback) yang merupakan sewa operasi dan harga jual sama dengan nilai wajar, harus diakui segera dalam laba rugi. Tetapi, jika harga jual di bawah nilai wajar, maka laba atau rugi harus diakui segera, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN j. Penurunan nilai aset non keuangan Efektif 1 Januari 2011, Grup menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika nilai tercatatnya melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan PSAK yang direvisi ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka Grup menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup. k. Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan Biaya eksplorasi diakumulasi untuk setiap area of interest dan ditangguhkan sebagai aset apabila biaya-biaya tersebut diharapkan akan dapat diperoleh kembali melalui eksploitasi atau penjualan, atau apabila kegiatan tersebut belum mencapai tahap yang memungkinkan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut akan dapat menghasilkan cadangan yang secara ekonomis dapat diperoleh, serta kegiatan yang aktif dan signifikan, dalam area of interest terkait masih berlangsung. Setiap area of interest ditelaah pada setiap akhir periode akuntansi dan apabila diperlukan, penyesuaian dibuat untuk menghapuskan biaya eksplorasi ditangguhkan sepanjang nilainya tidak dapat dipulihkan kembali di masa mendatang. Biaya pengembangan, sehubungan dengan biaya-biaya untuk mengembangkan area of interest sebelum dimulainya kegiatan operasi dalam area of interest yang bersangkutan, dikapitalisasi dan diamortisasi selama masa produksi yang diharapkan atau berdasarkan estimasi umur tambang atau periode izin usaha pertambangan, yang mana yang lebih pendek. Biaya yang tidak diamortisasi, dihapuskan pada saat SMR menentukan bahwa tidak ada lagi nilai yang dapat diharapkan dari area of interest yang bersangkutan di masa mendatang. Biaya eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sejak tanggal dimulainya produksi komersial dari setiap area of interest yang bersangkutan. l. Liabilitas imbalan kerja karyawan Grup mengakui liabilitas imbalan kerja karyawan yang tidak didanai berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 ( UU No. 13 ) dan PSAK No. 24 (Revisi 2004), Imbalan Kerja. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode projected-unitcredit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melewati 10% ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan liabilitas imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. m. Provisi Efektif 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), "Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi". PSAK No. 57 (Revisi 2009) harus diterapkan secara prospektif dan menetapkan kriteria pengakuan dan dasar pengukuran untuk provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi, dan untuk memastikan bahwa informasi yang memadai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan pengguna dalam memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Penerapan PSAK No. 57 (Revisi 2009) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Provisi diakui jika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN m. Provisi - lanjutan Restorasi, rehabilitasi dan pengeluaran lingkungan lainnya yang timbul selama tahap produksi dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi. SMR memiliki kewajiban tertentu untuk merestorasi dan merehabilitasi daerah pertambangan serta penarikan aset sesudah produksi selesai. Kewajiban tersebut diakru menggunakan metode unit produksi sepanjang umur tambang sehingga akrual tersebut akan cukup untuk memenuhi kewajiban tersebut ketika produksi dari sumber daya selesai. Perubahan dalam estimasi biaya restorasi dan lingkungan yang harus dikeluarkan dicatat secara prospektif selama sisa umur tambang. n. Biaya emisi efek ekuitas Sesuai dengan Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Surat Keputusan BAPEPAM-LK No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan efek ekuitas dan hak memesan efek terlebih dahulu dikurangkan dari tambahan modal disetor yang diperoleh dari penawaran efek tersebut. o. Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih lebih antara biaya perolehan penyertaan saham dan nilai buku entitas yang diperoleh (atau sebaliknya) yang timbul dari transaksi entitas sepengendali, akuisisi dan/atau pengalihan saham antara entitas sepengendali, dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004), "Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali". Dalam PSAK No. 38 (Revisi 2004), pengalihan aset, kewajiban, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya dari entitas sepengendali tidak akan menghasilkan laba atau rugi bagi entitas individual dalam kelompok yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, aset atau kewajiban yang dialihkan dicatat pada nilai buku sebagai kombinasi bisnis dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests ). Selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali, dan disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali dapat berubah pada saat hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi; atau pelepasan saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak ketiga. Perubahan saldo tersebut diakui sebagai laba atau rugi pada tahun berjalan. p. Pengakuan pendapatan dan beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan. PSAK revisi ini mengidentifikasi kondisi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK revisi ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan pajak pertambahan nilai. Pendapatan dari penjualan diakui bila risiko dan manfaat kepemilikan barang secara umumnya bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaan barang. q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, yang Pendapatan diterima dimuka dari pelanggan atas penjualan yang belum diselesaikan diakui dan disajikan sebagai Pendapatan Diterima Dimuka dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan untuk tahun yang bersangkutan. Laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain rupiah (terutama dolar Amerika Serikat) menjadi rupiah adalah masing-masing senilai Rp9.180 dan Rp9.068 terhadap 1 dolar Amerika Serikat. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN r. Perpajakan Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal laporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan. Pengaruh pajak untuk suatu tahun dialokasikan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif pajak yang akan dikenakan pada tahun saat nilai aset direalisasikan atau nilai liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan undang-undang pajak) yang berlaku atau berlaku secara substantif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing perusahaan tersebut. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. s. Rugi per saham Berdasarkan PSAK No. 56, Laba per Saham, rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode berjalan, setelah memperhitungkan efek pemecahan saham. t. Informasi segmen Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan atas aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan konsolidasian. Segmen adalah komponen yang dapat dibedakan dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk-produk tertentu (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Grup dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, Grup mengklasifikasikan pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitasnya ke dalam satu segmen, yaitu segmen pertambangan; sehingga tidak disajikan catatan tersendiri mengenai informasi segmen. u. Instrumen Keuangan Grup telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang menggantikan PSAK No. 50, Akuntansi Investasi Efek Tertentu dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai yang efektif pada 1 Januari 2010. PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) diterapkan secara prospektif. PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan harus saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip- prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. PSAK ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN u. Instrumen Keuangan - lanjutan 1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan dalam empat kategori sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, aset keuangan Grup mencakup kas dan setara kas, piutang usaha - pihak ketiga, piutang lain-lain, piutang kepada pihak berelasi dan aset tidak lancar lainnya (uang jaminan). Grup telah menetapkan bahwa seluruh aset keuangan dikategorikan sebagai pinjaman dan piutang. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Grup tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, aset keuangan tersedia untuk dijual dan investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo. Pengukuran setelah pengakuan awal Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, utang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Grup menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 desember 2011, liabilitas keuangan Grup mencakup utang usaha - pihak ketiga, utang jangka pendek, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, utang sewa pembiayaan dan utang pembiayaan konsumen. Grup telah menetapkan bahwa seluruh liabilitas keuangan dikategorikan sebagai utang dan pinjaman. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, Grup tidak mempunyai liabilitas keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, atau derivatif yang dibentuk sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pengukuran setelah pengakuan awal Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman selanjutnya diukur pada bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. 3. Saling hapus dari instrumen keuangan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. 4. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran pasar (bid prices) yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar ( arm s-length market transactions ), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. 15