BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.256, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Bea Masuk. Impor. Industri. Listrik. Pembebasan. Perubahan.

POKOK-POKOK PENGATURAN PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DAN PEMBELIAN KELEBIHAN TENAGA LISTRIK (Permen ESDM No.

KEPPRES 37/1992, USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK OLEH SWASTA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK OLEH SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah..

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lemba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KILANG MINYAK DI DALAM NEGERI

Materi Paparan Menteri ESDM

- 3 - Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

128/PMK.011/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.011/2008 TENTANG PEMBEBASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemb

BERITA NEGARA. No.1665, 2016 KEMEN-ESDM. Percepatan PIK. Penyelesaian Teknis. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

2015, No c. bahwa dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Keuangan di Badan Koordinasi Penanaman Modal, perlu

1 Universitas Indonesia

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. pihak-pihak terkait seperti PT Austindo Aufwind New Energy, PT PLN (Persero)

Fasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur, merata baik materil maupun spiritual. Negara yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1

KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN USAHA SWASTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TAHUN ANGGARAN 2011

PLN DAN ISAK 16 (ED) Electricity for a Better Life. Jakarta, Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

PENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERCEPAT PROYEK MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG POKOK-POKOK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK.

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 22 TAHUN 2012 TENTANG

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

POKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Perjanjian Di Luar KUH.Perdata Perjanjian Kerjasama Operasi dan Kontrak Karya. Komisi Yudisial Republik Indonesia

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KOTA DENGAN BADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat disanggah lagi jika di era sekarang ini segala aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan pembangkit listrik Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung

ADENDUM-1 DOKUMEN KUALIFIKASI SELEKSI BADAN USAHA PELAKSANA PEMBANGUNAN KILANG MINYAK SKALA KECIL KLUSTER 8. Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas

KPBU sebagai Skema Pengadaan Infrastruktur Yang Akuntabel, Transparan dan Kompetitif

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAQ. bahasa indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pemanfaatan batubara secara optimal serta untuk meningkatkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 3 TAHUN 2005 KAWASAN INDUSTRI JELITIK SUNGAILIAT B U P A T I B A N G K A,

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH

2 Penetapan Harga Batubara Untuk Pembangkit Listrik Mulut Tambang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Re

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Gerakan Menerangi Indonesia...

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana untuk kepentingan umum (infrastruktur). 1

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

bahwa dalam rangka menjaga tingkat produksi minyak dan gas bumi serta memberikan kepastian dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 207. K/30 /M.PE/1998 TENTANG

CANN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.011/2011 TENTANG

Fasilitas Kepabeanan untuk pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan berdasarkan PMK Nomor 21/PMK.011/2010

POKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.011/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Press Release - PGN Jamin Pasokan Gas PLTGU Muara Tawar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

2016, No MIGAS/Kom/2016 tanggal 26 September 2016 menyepakati untuk mengganti Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 12/P/BP

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perjanjian antara PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan Proyek Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Gas (PLBG) Talang Duku, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan adalah Perjanjian Sewa Beli (Build Own Operate Transfer / BOOT). Adapun yang dimaksud dengan Perjanjian Sewa Beli adalah dimana Penjual (Investor Sewa Beli) diharuskan merancang (men-design) dan membangun suatu fasilitas, pabrik atau pembangkit atau fasilitas lainnya yang modalnya berasal dari investor itu sendiri. Investor tersebut merupakan pemilik dari fasilitas, pabrik atau pembangkit yang dibangun tersebut. Setelah proses pembangunan diselesaikan dengan baik, investor tersebut akan diberikan konsesi untuk mengoperasikan fasilitas tersebut untuk periode konsensi tertentu (masa konsesi). Sedangkan output dari pabrik atau pembangkit tersebut akan dibeli oleh Pembeli (Konsumen Sewa Beli). Pada akhir masa konsesi, kepemilikan fasilitas tersebut akan beralih kepada pihak yang memberikan konsesi / pembeli [misalnya Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lain-lain].

Proyek Sewa Beli antara Pemerintah dengan badan usaha swasta atau BUMN atau Badan usaha Penanaman Modal Asing prinsipnya adalah untuk membantu mengatasi keterbatasan Pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Republik Indonesia pun telah mempersiapkan payung hukum, yaitu antara lain melalui: - Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur sebagaimana telah diubah beberapa kali, yaitu dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur ( Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur berikut dengan perubahan-perubahannya ); - Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 001 Tahun 2006 tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dan/atau Sewa Menyewa Jaringan Dalam Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 004 Tahun 2007.

Meskipun telah ada peraturan yang dapat dijadikan sandaran dari kegiatan partnership antara Pemerintah dengan badan hukum swasta terkait dengan penyediaan infrastruktur, termasuk penyediaan pembangkit listrik, namun demikian kendala dalam pelaksanaan masih tetap ada. Dalam kaitan dengan Proyek Pembangkit Berbahan Bakar Gas (PLBG) Talang Duku, kendala tersebut antara lain disebabkan pola kerjasama model sewa beli ini belum lazim diterapkan di lingkungan PLN. Sehingga PLN sendiri tidak siap untuk membuat kontrak yang secara spesifik dipersiapkan untuk model kontrak sewa beli. Dokumen Lelang yang dipersiapkan untuk Proyek Pembangkit Berbahan Bakar Gas (PLBG) Talang Duku tersebut adalah standar dokumen pengadaan untuk proyek Engineering Procurement and Construction (EPC). Dokumen ini kemudian berusaha diadopsi untuk diterapkan sebagai dokumen pengadaan Proyek Sewa Beli, tentunya dengan segala kekurangannya. Kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli pada Proyek Berbahan Bakar Gas (PLBG) Talang Duku ini adalah posisi yang tidak berimbang antara PLN dengan Investor Sewa Beli. Dalam proses negosiasi kontrak sebelum ditandatangani, dapatlah disimpulkan ruang bagi investor untuk melakukan negosiasi begitu kecil. Investor dihadapkan kepada kondisi harus menerima keseluruhan ketentuan yang diminta oleh PLN. Terlepas dari segala kekurangan tersebut, apabila Perjanjian telah ditandatangani, sepanjang syaratsyaratnya suatu perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal menurut

Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), terpenuhi, maka perjanjian tersebut adalah mengingat dan berlaku secara sah sebagai undang-undang bagi para pembuatnya. Kontrak yang berat sebelah tersebut tentunya tidaklah mendudukan investor sebagai mitra dalam suatu pola kerjasama yang saling menguntungkan. Padahal Pasal 6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur berikut dengan perubahanperubahannya mengaskan bahwa kerjasama tersebut haruslah dilandasi dengan prinsip sebagai berikut: 1. Adil, berarti seluruh Badan Usaha yang ikut serta dalam proses pengadaan harus memperoleh perlakuan yang sama; 2. Terbuka, berarti seluruh proses pengadaan bersifat terbuka bagi Badan Usaha yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan; 3. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi yang berkaitan dengan Penyediaan Infrastruktur termasuk syarat teknis administrasi pemilihan, tata cara evaluasi, dan penetapan Badan Usaha bersifat terbuka bagi seluruh Badan Usaha serta masyarakat umumnya; 4. Bersaing, be rarti pemilihan Badan Usaha melalui proses pelelangan; 5. Bertanggung gugat, berarti hasil pemilihan Badan Usaha harus dapat dipertanggungjawabkan.

6. Saling menguntungkan, berarti kemitraan dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur dilakukan berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang seimbang sehingga memberi keuntungan bagi kedua belah pihak dan masyarakat dengan memperhitungkan kebutuhan dasar masyarakat; 7. Saling membutuhkan, berarti kemitraan dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur dilakukan berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang mempertimbangkan kebutuhan kedua belah pihak; 8. Saling mendukung, berarti kemitraan dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur dilakukan dengan semangat saling mengisi dari kedua belah pihak Kendala lain yang dihadapi dalam Perjanjian Sewa Beli adalah investor tidak diberikan insentif pembebasan bea masuk karena secara undang-undang yang berhak mendapatkan pembebasan bea hanyalah perusahaan pemegang Izin Usaha Kelistrikan Untuk Kepentingan Umum (IUKU). Syarat suatu perusahaan mendapatkan IUKU adalah perusahaan tersebut harus mempunyai Perjanjian Pembelian Listrik [Power Purchase Agreement (PPA)] dengan PLN. Perjanjian Sewa beli bukanlah Perjanjian PPA, artinya investor pada Perjanjian Sewa Beli tidak akan mendapatkan insentif pembebasan bea masuk. Padahal insentif ini, sangatlah penting untuk menarik suatu badan usaha untuk melakukan investasi karena sebagian besar komponen suatu pembangkit saat ini merupakan komponen impor.

5.2. Saran Strategic partnership antara Pemerintah dengan Badan Usaha (baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara) untuk mempercepat pembangunan infrastruktur merupakan suatu keharusan ditengah keterbatasan pendanaan Pemerintah. Hal ini pun sangat disadari oleh PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memikul beban sebagai public utility company yang menyediakan listrik bagi masyarakat Indonesia. PLN telah menegaskan mengenai ini dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2011 2020. Melihat makna penting dari investor di bidang kelistrikan tersebut, termasuk juga investor untuk pembangkit sewa beli (Build Own Operate Transfer), maka Pemerintah Republik Indonesia sudah seharusnya memberikan insentif yang lebih baik kepada para investor tersebut, termasuk di dalamnya pembebasan bea masuk untuk barang import. Pemerintah pun harus membuat peraturan yang lebih detail mengenai skema sewa beli infrastruktur antara Pemerintah dengan Swasta. Terkait dengan pengadaan Sewa Beli Pembangkit di lingkungan PLN, Penulis berharap agar PLN dapat menyiapkan dokumen pengadaan yang lebih spesifik yang secara khusus dipersiapkan untuk pengadaan Sewa Beli. Selain itu, PLN harus dapat memposisikan badan hukum swasta tersebut sebagai mitra strategis, bukan sebagai pemasok (supplier /

vendor) belaka. Oleh karena itu prinsip-prinsip yang diatur dalam Pasal 6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur berikut dengan perubahan-perubahannya harus dapatlah diadopsi dengan baik. Prinsip tersebut adalah antara lain kerjasama tersebut haruslah merupakan kerjasama yang bersifat adil dan saling menguntungkan (tidak berat sebelah).