PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

14. Bagian Gudang memeriksa apakah barang tersebut masih ada stoknya. Sales untuk membuat surat pemberitahuan tidak ada stok barang (langkah

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta.

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

PENGANGGARAN PIUTANG

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad Syafi I Syakur Intermediate Accounting, Publisher, Jakarta.

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

Gusi Ayu Surya Rosita Dewi FEB/Akuntansi

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

A. Prosedur Pemesanan dan

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : /

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Al-Haryono Jusup (2001:4-5)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. kerja praktek di SPBU Rancah, penulis ditempatkan di Administrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PEN ERIMAAN KAS PADA PT. COLUMBUS MEGAH ADIS ARANA

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA PT. DAI NIPPON

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT MOTO PRIMA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu. 1. Kas dari Penjualan tunai produk

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP)

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika?

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

ANALISA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN DAN PIUTANG

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

Transkripsi:

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH Tiara Timuriana Dosen Tetap Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Risti Eni Nasution Mahasiswa Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan ABSTRAK PT Gaya yang dalam kegiatan usahanya melakukan penjualan secara tunai dan secara kredit, namun pada umumnya penjualan yang dilakukan secara kredit lebih sering digunakan karena dapat meningkatkan volume penjualan. Namun, penjualan kredit menyebabkan timbulnya suatu tagihan berupa piutang usaha. PT Gaya berlokasi di Jl. Pulo Gadung II E/3 Jakarta. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) untuk mengetahui penerapan pengendalian piutang usaha; (b) untuk mengetahui upaya yang dilakukan manajemen dalam meminimal piutang tak tertagih; dan (c) untuk mengetahui pengaruh pengendalian piutang usaha dalam meminimalkan piutang tak tertagih. Indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: (a) bagaimana penerapan pengendalian piutang usaha; (b) bagaimana upaya untuk meminimalkan piutang tak tertagih; dan (c) bagaimana pengaruh pengendalian piutang usaha dalam meminimal piutang tak tertagih. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan naiknya persentase piutang yang lewat jatuh tempo dari tahun ke tahun, semakin lambatnya perputaran piutang, dan semakin lamanya periode rata-rata pengumpulan piutang, maka penulis menyimpulkan bahwa pengendalian terhadap piutang belum efektif. Kata kunci: Pengendalian Piutang, Piutang Tak tertagih, Pemberian Kredit, Penagihan, Kebijakan Pengumpulan Piutang. I. Pendahuluan Pengendalian ini biasanya melibatkan penyelidikan atas kredibilitas pelanggan, dengan menggunakan referensi dan pemeriksaan atas latar belakang pelanggan. Dengan adanya pengendalian piutang diharapkan perusahaan dapat meminimalkan terjadinya piutang tak tertagih, karena dengan timbulnya piutang tak tertagih dapat menyebabkan kegiatan perusahaan terhenti bahkan perusahaan dapat menjadi bangkrut. PT Gaya yang dalam kegiatan usahanya melakukan penjualan secara tunai dan secara kredit, namun pada umumnya penjualan yang dilakukan secara kredit lebih 90

sering digunakan karena dapat meningkatkan volume penjualan dan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Namun, akibat dari penjualan kredit menyebabkan timbulnya suatu tagihan berupa piutang usaha. Piutang usaha merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena berpengaruh terhadap likuiditas suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan piutang usaha termasuk ke dalam kategori aktiva lancar dan diharapkan akan dapat dicairkan dalam waktu singkat. Karena sifatnya yang dapat dicairkan dalam waktu yang singkat tanpa adanya pencatatan dan pengawasan yang baik, kesalahan dan penyelewengan terhadap piutang tersebut akan mudah terjadi. Oleh karena itu pimpinan atau pihak perusahaan harus dapat menetapkan prosedur serta metode akuntansi yang akan digunakan, pemilihan pelanggan yang layak, penagihan secara berkala kepada pelanggan, serta pencatatan akuntansi yang memadai sehingga kesalahan dan penyelewengan terhadap piutang serta kerugian akibat piutang yang tak tertagih dapat dihindari. Guna menghindari tidak tertagihnya piutang, maka PT Gaya menerapkan pengendalian atas piutang dengan cara menganalisa setiap calon debitur, pemisahan antara fungsi-fungsi penjualan dan adanya pengesahan dari fungsi kredit. Oleh karena itu, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui penerapan pengendalian piutang usaha pada PT Gaya Jakarta; 2) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan manajemen PT Gaya Jakarta dalam meminimal piutang tak tertagih; 3) Untuk mengetahui pengaruh pengendalian piutang usaha dalam meminimalkan piutang tak tertagih pada PT Gaya Jakarta. II. Metode Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan makalah ini adalah Deskriptif (eksploratif), Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriktif Kualitatif (non statistik), Metode Analisis yang digunakan oleh penulis adalah Deskriptif Kualitatif (non statistik). III. Hasil dan Pembahasan 3.1 Prosedur Penjualan Kredit Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan kredit adalah salesman, pelanggan, kepala bagian perdagangan, bagian gudang, bagian pengiriman dan bagian akuntansi. Sedangkan dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit pada PT Gaya adalah sales order, dan faktur penjualan. 91

Catatan-catatan akuntansi yang digunakan adalah siklus penjualan kredit adalah jurnal penjualan,kartu piutang, dan kartu gudang. Prosedur penjualan kredit yang dilakukan perusahaan pada PT Gaya adalah: a. Pelanggan menghubungi perusahaan baik melalui telepon, ataupun salesman yang datang ke pelanggan, kemudian salesman membuat sales order. b. Sales order yang telah dibuat tersebut diminta persetujuan dari kepala bagian perdagangan. Apabila pesanan dari pelanggan disetujui maka kepala bagian perdagangan akan menandatangani sales order tersebut. c. Copy sales order lembar keempat diserahkan kepada kepala bagian keuangan untuk meminta persetujuan kredit. Bila persetujuan kredit disetujui, maka kepala bagian keuangan membubuhi tandatangan dalam copy sales tersebut. Copy sales tersebut yang telah ditandatangani diserahkan kembali kepada kepala bagian perdagangan. d. Sales order yang telah disetujui didistribusikan, lembar kesatu diserahkan ke bagian administrasi, lembar kedua dan ketiga diserahkan ke gudang untuk mempersiapkan barangnya, lembar keempat di file. e. Berdasarkan copy sales order, bagian administrasi umum akan membuat faktur dan membubuhi nomor faktur disales order dan mengarsipnya. f. Oleh kepala bagian gudang faktur asli dan tiga copy faktur yang diterimanya dari bagian administrasi di cek dengan fisik atau barang yang telah disipkan melalui sales order pada point (d). Sehingga apabila ada kesalahan dalam pembuatan faktur dapat segera diketahui dan dilakukan koreksi. g. Setelah barang yang disipkan sama dengan faktur, maka barang, faktur asli, dan tiga lembar copynya serta lembar kedua sales order diserahkan ke bagian pengiriman. Kemudian bagian pengiriman memberi paraf pada copy sales order tersebut, lembar ketiga untuk pertinggal di gudang. Kepala gudang mencatat sales order ke dalam kartu gudang. h. Barang yang sudah disiapkan, faktur asli dan tiga lembar copy faktur dan sales order lembar kedua dibawa oleh pengantar barang ke pelanggan. Dalam hal ini sales order berfungsi sebagai tembusan surat perintah pengiriman atau pengantar barang. Barang diserahkan ke pelanggan, kemudian pelanggan menandatangani di faktur. Satu lembar copy faktur yaitu lembar keempat dan sales order diserahkan kepada pelanggan. i. Faktur asli dan dua lembar copy faktur yang sudah ditandatangani oleh pelanggan diserahkan ke administrasi untuk disortir dan di registrasi. Faktur asli diarsip terpisah dengan 92

faktur penjualan yang akan ditagih oleh bagian penagihan, dan faktur lembar ketiga untuk seksi akuntansi (pembukuan). j. Oleh seksi akuntansi, setiap hari faktur yang diterimanya akan dicatat kedalam kartu piutang, merupakan buku pembantu yang merinci perkiraan kontrol piutang dalam buku besar. k. Berdasarkan copy faktur penjualan seksi akuntansi akan mencatat ke dalam buku jurnal penjualan setiap hari,yaitu: Db. Piutang xx Kr. Penjualan 3.2 Kebijakan Penjualan Kredit PT Gaya xx Dalam menghadapi persaingan dari perusahaan distributor buku tulis lain pihak manajemen menetapkan kebijaksanaan pemberian kredit antara lain: 1. Untuk jangka waktu kredit, konsumen ditawarkan untuk hutangnya dalam jangka waktu 60 hari. 2. Jika konsumen dalam melunasi hutangnya lebih dari batas waktu kredit maka akan diberikan denda sebesar 5% tiap bulannya 3. jika konsumen dalam melunasi hutangnya lebih cepat 6 hari dari batas kredit maka akan diberikan discount 3%. untuk setiap pengajuan kredit maka calon konsumen harus membayar uang muka minimal 20% dari harga buku tulis yang dipesannya. 3.3 Pengendalian atas Penjualan Kredit Pengendalian Piutang Usaha Ada 3 faktor yang diperhatikan dalam pengendalian atas piutang antara lain: pemberian kredit, penagihan (collection), penetapan dan penyelenggaraan intern yang layak. Berikut pengendalian piutang pada PT Gaya : 1. Pemberian Kredit Dalam menghadapi persaingan dari perusahaan distributor buku tulis lain, pihak manajemen menetapkan kebijaksanaan pemberian kredit yang ringan. Untuk jangka waktu kredit, konsumen ditawarkan untuk hutangnya dalam jangka waktu 60 hari. Pada PT Gaya Sastra konsumen dalam melunasi hutangnya lebih dari batas waktu kredit maka akan diberikan denda sebesar 5% tiap bulannya dan jika konsumen dalam melunasi hutangnya lebih cepat 6 hari dari batas kredit maka akan diberikan discount 3%. Adapun penagihan piutang pada PT Gaya sebagai berikut: 93

a) Invoice diterbitkan dilengkapi dengan dokumen dokumen pendukungnya. Setiap invoice yang diterbitkan harus diadministrasikan dalam register invoice, demikian juga penyerahannya kepada petugas. b) Setiap invoice yang diserahkan kepada pelanggan melalui petugas penagihan harus dibuatkan dokumen serah terima invoice yang ditandatangani oleh pelanggan dan kemudian akan diserahkan kembali jika telah dilakukan pembayaran. Invoice yang belum terbayar harus dapat ditunjukan dokumen searah terimanya oleh petugas penagih, jika diperlukan oleh manajer keuangan. c) Reminder Letters kepada langganan harus diterbitkan dan dikirimkan sesuai jadwal yang ditetapkan sebagai outstanding. pemberitahuan kepada langganan atas piutang yang telah 3. Penetapan dan penyelenggaraan pengendalian intern yang layak Tinjauan customer baru yang di lakukan oleh PT Gaya adalah Finance Manager berkoordinasi dengan marketing dan sales manager untuk menetapkan syarat-syarat atau prosedur bagi pelanggan baru Finance manager bersama dengan marketing & sales manager meninjau persyaratan kredit pelanggan yang meliputi : -Order Quantity -Payment Record -Term of payment -Customer Loyalty a. Hasil evaluasi terhadap kredit pelanggan dan aspek-aspek tersebut diatas disajikan dalam customer profile report dan direview minimal 6 bulan sekali. 3.4 Pengendalian atas Piutang Tak Tertagih Pengendalian piutang sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen yang bertujuan untuk meminimalkan resiko tidak tertagihnya piutang. Faktor untuk mengawasi piutang perusahaan perlu membuat daftar pengelompokan piutang berdasarkan umur (aging schedule) Berdasarkan tabel yang diperoleh jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2008 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2009 yaitu 27,92%. Dengan membandingkan piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2008 dan 2009, dapat dilihat persentase umur piutang 31-60 hari mengalami penurunan yaitu 18,53% menjadi 0,50%, persentase umur piutang 61-90 hari mengalami kenaikan yaitu 3,61% menjadi 4,71%, 94

persentase 91-120 hari mengalami kenaikan yaitu 0,05% menjadi 1,30%, persentase umur piutang >120 hari mengalami kenaikan yaitu 5,66%menjadi 15,84%. Jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2010 yaitu 95,04%. Dengan membandingkan piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2009 dan 2010, dapat dilihat persentase umur piutang 31-60 hari mengalami kenaikan yaitu 0,12% menjadi 12,66%, persentase umur piutang 61-90 hari mengalami kenaikan yaitu 3,85% menjadi 2,92%, persentase 91-120 hari mengalami kenaikan yaitu 0,68% menjadi 1,07%, persentase umur piutang >120 hari mengalami kenaikan yaitu 11,69% menjadi 83,03%. Jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2010 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2011 yaitu 57,25%. Dengan membandingkan piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2010 dan 2011, dapat dilihat persentase umur piutang 31-60 hari mengalami kenaikan yaitu 0,12% menjadi 12,66%, persentase umur piutang 61-90 hari mengalami penurunan yaitu 3,85% menjadi 2,92%, persentase 91-120 hari mengalami kenaikan yaitu 0,68% menjadi 1,07%, persentase umur piutang >120 hari mengalami kenaikan yaitu 11,69% menjadi 83,03%. 3.5 Pengendalian Piutang Usaha dalam Meminimalkan Piutang Tak Tertagih Pengendalian piutang dagang adalah proses evaluasi atas kebijakan kredit yang telah dijalankan, khususnya pemantauan apabila terjadi perubahan pola pembayaran pada pelanggan. Misalnya, pelanggan yang semula tergolong patuh dalam membayar kini mulai terlambat membayar kewajibannya. berikut: Kebijakan pengumpulan piutang yang diterapkan PT Gaya adalah sebagai 1. Bagian piutang wajib memberikan surat konfirmasi piutang kepada seluruh pelanggan minimal 6 bulan sekali, untuk memastikan bahwa daftar piutang yang terdapat pada catatan perusahaan sudah sesuai dengan catatan customer. 2. Setiap pelanggan yang membayar hutangnya lebih cepat 6 hari dari batas waktu kredit maka akan diberikan discount 3% kepada konsumen yang membayar hutangnya tepat waktu setiap 2 bulan sekali. Untuk menjaga langkah pembayaran dari para pelanggan, pada umumnya perusahaan harus mengawasi perkiraan-perkiraan yang belum dibayar. Pertama kali, sebuah perusahaan secara normal harus menjaga rata-rata periode penagihan piutang (average collection period) serta tingkat perputaran piutang (recevable turnover). 95

Berikut tabel rata-rata periode penagihan piutang (average collection period) serta tingkat perputaran piutang (recevable turnover). a. Perputaran piutang (recevable turnover) Pelunasan piutang usaha dari pelanggan tentu akan menjadi sumber dana yang akan digunakan bagi kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat melakukan kontrol atas piutang usaha dengan menghitung account receivable turnover. Dari hasil perhitungan Account Receivable Turnover yang diolah penulis, dapat dilihat bahwa perputaran piutang pada tahun 2008 sebanyak 23,51 kali, tahun 2009 sebanyak 12,54 kali dan tahun 2010 sebanyak 9,85 kali dan tahun 2011 sebanyak 9,11 kali. Ini berarti pada tahun 2008 dana yang tertanam dalam piutang lebih sedikit jika dibandingkan tahun-tahun sesudahnya (tahun 2009, 2010 dan 2011). Sedangkan perputaran piutang yang paling lambat terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 19,13 kali, ini berarti terjadi kelebihan investasi. Hasil perhitungan account receivable turnover selama tempat tahun yaitu tahun 2008-2011 dapat dikatakan, kebijakan kredit perusahaan kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat perputaran piutang yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan dana yang tertanam dalam piutang. b. Periode pengumpulan piutang (Average collection period) Dari hasil perhitungan pada tahun 2008 average collection period yaitu 15 hari berarti 45 hari lebih cepat dari batas terakhir yang ditetapkan yaitu 60 hari atau 2 bulan. Pada tahun 2009 average collection period yaitu 29 hari berarti 31 hari lebih cepat dari batas terakhir yang ditetapkan yaitu 60 hari atau 2 bulan. Pada tahun 2010 average collection period yaitu 37 hari berarti 23 hari lebih cepat dari batas terakhir yang ditetapkan 60 hari atau 2 bulan. Pada tahun 2011 average collection period yaitu 40 hari berarti 20 hari lebih cepat dari batas terakhir yang ditetapkan 60 hari atau 2 bulan. Meningkatnya Average collection period dari tahun ke tahun menunjukkan pelanggan makin lambat membayar kewajibannya. Hal ini dapat dijadikan indikator awal kemungkinan timbulnya piutang tidak tertagih atau kredit macet. IV. Simpulan 1 Sistematika penyajian dan prosedur Standar Oprating Procedure Account Recevable pada PT Gaya sudah menunjukan adanya kesinambungan prosedur antara sub prosedur yang satu dengan yang lainnya, sehingga alur dokumen dapat terlihat jelas dimulai dari mana dan berakhir dimana serta bagiam mana saja yang bertanggung jawab. 96

2 Dalam prosedur penjualan kredit pada PT Gaya Sastra tidak ada bagian kredit khusus yang meneliti status dari pelanggan yang lama maupun pelanggan baru. Karena dengan adanya bagian kredit ini dapat berfungsi untuk bertanggung jawab membuat kebijakankebijakan pemberian kredit yang memadai. 3 Jangka waktu yang ditetapkan PT Gaya Sastra 60 hari. Namun, berdasarkan analisis ternyata jangka waktu yang diberikan sebelumnya adalah 60 hari tidaklah cukup. Masih banyak pelanggan yang melampaui batas waktu yang ditetapkan perusahaan. 4 Pengendalian dan pengawasan piutang yang dilakukan oleh perusahaan kurang optimal, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya piutang yang lewat jatuh tempo yang pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 27,92%. Dengan membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2010 yaitu 95,04%. Dengan membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2010 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2011 yaitu 57,25%. Serta menurunya rata-rata periode pengumpulan piutang antara lain tahun 2008 sebanyak 23,51 kali, tahun 2009 sebanyak 12,54 kali, tahun 2010 sebanyak 9,85 kali dan 2011 sebanyak 9,11 kali yang berarti masih banyak pelanggan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata perputaran piutang kurang cepat hal ini mengakibatkan makin lama waktu terikatnya modal dalam piutang. Kondisi piutang selama empat tahun menunjukkan kondisi kurang baik, hal ini disebabkan karena piutang yang sudah jatuh tempo sebagian besar belum tertagih. V. Daftar Pustaka Hall, A. James. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Dua. Edisi Empat.Alih Bahasa: Dewi Fitriasari, Deny Kuary Arnos. Jakarta: Salemba Empat. http://www.investopedia.com/terms/d/dso.asp ( Diakses 8 oktober 2011). http://www.scribd.com/doc/82424296/analisa-pengendalian-piutang (Diakses 10 Mei 2012) http://www.scribd.com/doc/16618702/pengendalian-piutang (Diakses 16 Mei 2012) Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2010. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Emil Salim. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 97