BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perundang-undangan republik Indonesia. Dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan modernisasi. Jika suatu organisasi tidak bisa menyikapi hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan dunia usaha maupun

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Toyota Auto 2000 Cabang Asia Afrika Bandung sebagai merk perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan yang semakin ketat, dimana perusahaan harus memperhatikan

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Fokus utama suatu organisasi adalah untuk mencapai suatu keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) pengelolaan sumber daya manusia secara efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diantanya mengenai kepuasan kerja karyawan. Salah satu organisasi yang dituntut

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. Makasar. Karyawan-karyawan ini bekerja dalam lingkup tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

ANALISIS KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI WATER BASE PT.CAT TUNGGAL DJAJA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dikatakan sebagai sumber daya penting karena bagaimanapun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

BAB I. Pendahuluan. perusahaan yang mengajukan penangguhan upah minimum provinsi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan banyak karyawan yang secara potensial memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhenti maka perusahaan akan mengalami kerugian dan kerugian tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rogers&Kincaid

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu elemen terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada semua perusahaan di era globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Dalam era globalisasi, persaingan memberikan dampak bagi semua perusahaan untuk meningkatkan kinerja, motivasi kerja karyawan dan sumber daya manusia yang lebih baik, agar dapat bersaing dengan yang lainnya. Hadari Nawawi (1997:249) mengemukakan bahwa: Perusahaan yang memiliki target atau sasaran yang cukup tinggi, sangat bergantung pada kualitas karyawannya. Perusahaan sangat mengharapkan karyawannya mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan di iringi motivasi kerja yang tinggi untuk maju bersama, dan untuk mewujudkan kondisi tersebut, diperlukan suatu usaha guna memelihara dan mengembangkan karyawan yang memiliki kemampuan serta motivasi yang tinggi yaitu salah satunya dengan melakukan penilaian kinerja. Dalam usaha pencapaian tujuannya, perusahaan menuntut kepada seluruh karyawannya agar mampu menjalankan tugas dengan motivasi tinggi yang dimiliki. Namun masalah yang sering muncul di perusahaan adalah tidak semua karyawannya mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Berdasarkan data yang didapatkan dalam pra penelitian, didapatkan data dari PT. Pindad (Persero) pada bagian Sumber Daya Manusia sebagai bagian yang mengelola seluruh personel dalam organisasi. Kondisi yang mencerminkan rendahnya motivasi kerja karyawan dapat dilihat dari data absensi karyawan pada tabel 1.1 yaitu sebagai berikut: 1

2 1. Tingkat absensi dari karyawan dapat dikatakan tinggi. Hal ini dapat dilihat TAHUN dari data tabel berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Kehadiran dan Kemangkiran Karyawan Bagian Produksi PT. Pindad Tahun 2010-2012 JUMLAH KARYAWAN JUMLAH HARI KERJA KARYAWAN KEHADIRAN KEMANGKIRAN 2010 38 Orang 312 hari 90,60% 10,40% 2011 40 Orang 312 hari 84,70% 16,30% 2012 40 Orang 312 hari 81,45% 19,55% Sumber: Bagian Sumber Daya Manusia PT. PINDAD (Persero) Tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa dari jumlah 40 karyawan persentase kehadiran karyawan bagian produksi PT. Pindad (persero) mengalami penurunan, dapat terlihat sampai tahun 2012 menurun hingga 81,45%, sedangkan kemangkirannya meningkat hingga 19,55% atau hampir seperlima dari jumlah karyawan. Tingginya tingkat kemangkiran akan mengurangi jumlah jam kerja yang dapat digunakan untuk menyelesaikan programprogram kerja dan kegiatan perusahaan. Rendahnya tingkat kehadiran karyawan menggambarkan rendahnya motivasi kerja karyawan, sehingga dapat mempengaruhi hasil kerja baik mutu maupun jumlahnya, dan akan memperburuk citra perusahaan serta tidak tercapainya target perusahaan. 2. Menurut hasil wawancara yang dilaksanakan tanggal 25 Maret 2013 kepada Bapak Irwin selaku Kepala Bagian Produksi, ternyata rendahnya motivasi kerja karyawan pada bagian produksi di PT. Pindad (Persero) terjadi karena beberapa alasan sebagai berikut:

1. Karyawan yang bekerja masih kurang memiliki dorongan/semangat dalam bekerja. 2. Karyawan kurang mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang, serta kurang bekerja keras dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 3. Target pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan tidak selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan. 4. Karyawan seringkali merasa keberatan untuk menyisihkan waktu mengerjakan pekerjaan setelah jam pulang kantor atau lembur. 5. Karyawan sering keluar masuk kantor pada saat jam kerja. 6. Karyawan sering bersikap santai dan mengobrol pada saat jam kerja yang seringkali mengakibatkan target pekerjaan selesai tidak tepat waktu dari waktu yang ditentukan. Selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan karyawan-karyawan PT. Pindad (Persero) khususnya Bagian Produksi mengenai penyebab dari motivasi kerja karyawan yang menurun. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa permasalahan, yaitu: 1. Rasa jenuh terhadap pekerjaan. 2. Kurangnya penghargaan atas pekerjaan. 3. Suasana dan lingkungan pekerjaan. 4. Kurang adanya ketegasan dari pimpinan dalam menyikapi karyawan yang lalai dalam bekerja. 3

Sesuai dengan hasil wawancara diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Data pencapaian target produksi kendaraan panser dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Target Produksi 3 Tahun 154 unit Tabel 1.2 Pencapaian Target dan Realisasi Produksi Kendaraan Panser Tahun 2010-2012 Tahun Realisasi ProduksiKendaraan Panser/Unit Presentase Sisa Target 2010 20 13% 134 2011 73 54% 61 2012 45 73% 16 138 unit Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa awal pesanan kendaraan panser di tahun 2010 yaitu 154 unit panser, dalam kurun waktu (3 tahun) harus dapat diselesaikan oleh karyawan bagian produksi PT. Pindad (persero). Namun pada kenyataannya tidak tercapai, karena pada tahun 2012 masih ada sisa yaitu 16 unit panser. Hal ini dapat terlihat bahwa kinerja karyawan yang dialami oleh bagian produksi sangat rendah. Tabel 1.3 Fenomena di Bagian Produksi PT. Pindad Intern (Datangnya dari dalam perusahaan) Ekstern (Datangnya dari luar perusahaan) 1. Sistem distribusi kerja antara satu bagian dengan bagian lain kurang respon (saling menunggu). 2. Masih kurangnya sarana dan fasilitas yang memadai sehingga pekerjaan menjadi lama. 3. Rangsangan atau insentif yang diberikan masih kurang, bila dibandingkan dengan pesananan. 4 1. Pasar atau permintaan konsumen 2. Keadaan politik 3. Perekonomian yang tidak stabil 4. Tingkat persaingan yang komperatif

Melihat fenomena-fenomena yang dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa tingkat motivasi karyawan untuk terlibat lebih dalam dengan perusahaan masih tergolong rendah. Dampak yang bisa ditimbulkan dari fenomena rendahnya motivasi kerja karyawan ini adalah tidak teroptimalkannya potensi-potensi yang dimiliki oleh perusahaan, baik sumber daya manusianya maupun sumber daya lain yang ada di dalam perusahaan, dan ketidakefisienan serta ketidakefektifan kegiatan operasional perusahaan pun akan terjadi. Expectancy Theory dari Victor H Vroom dalam bukunya yang berjudul Work and Motivation (Sondang P. Siagian, 1992:292), mengemukakan bahwa: Seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan mengantar ke suatu penilaian kinerja yang baik. Suatu penilaian kerja yang baik akan mendorong ganjaranganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi pegawai tersebut. Sebetulnya dalam usaha meningkatkan motivasi karyawannya, perusahaan telah melakukan berbagai tindakan, salah satunya adalah dengan mengadakan penilaian kinerja (performance appraisal). Melalui penilaian kinerja karyawan akan terpacu untuk berprestasi dikarenakan setiap tindakan yang dilakukan karyawan dimonitor dan dinilai oleh perusahaan, dalam hal ini oleh tim penilai kinerja, serta dengan menerapkan reward & punishment bagi karyawan agar karyawan senantiasa memiliki gairah kerja dan disiplin yang tinggi dan merasa terdorong untuk mengerahkan segala upaya maksimal demi tercapainya target pekerjaan yang ditetapkan perusahaan. Adapun sistem atau metode penilaian kinerja yang digunakan oleh PT. Pindad (Persero) saat ini adalah dengan menggunakan metode multi rater 360 o. 5

Penilaian kinerja karyawan dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan menggunakan metode multi rater 360 o. Metode ini merupakan penilaian kompetensi yang dilaksanakan oleh atasan langsung, rekan kerja, pegawai yang bersangkutan dan bawahan langsung. Nilai akhir kompetensi dinyatakan dalam bentuk poin yang merupakan gabungan penilaian dari berbagai aspek, yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam menilai kinerja karyawannya. Aspek-aspek penilaian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Semangat berprestasi 2. Komitmen terhadap organisasi 3. Kerjasama terhadap organisasi 4. Kerjasama kelompok 5. Membangun hubungan 6. Berorientasi kepada pelayanan pelanggan 7. Integritas 8. Kemampuan mengarahkan 9. Berpikir analitis 10. Berpikir konseptual 11. Perhatian terhadap kejelasan tugas, kualitas dan ketelitian kerja 12. Proaktif 13. Mengembangkan orang lain Penilaian kinerja yang tidak adil dan tidak akurat akan mengakibatkan ketidakpuasan pada individu yang dinilai, yang pada akhirnya akan berdampak pada turunnya prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Penurunan motivasi kerja karyawan pada bagian produksi di PT. Pindad (Persero) juga dapat terlihat dari hasil penilaian kinerja karyawan yang kurang memuaskan. Penilaian kinerja yang dilakukan oleh PT. Pindad (Persero) ini seharusnya dapat meningkatkan motivasi kerja karyawannya dalam bekerja, namun pada kenyataannya penilaian kinerja tidak memberikan dampak besar bagi 6

peningkatan motivasi kerja karyawan. Berikut ini disajikan data hasil penilaian kinerja karyawan pada tahun 2012. Tabel 1.4 Hasil Penilaian Kinerja Karyawan Bagian Produksi di PT. Pindad (Persero) Tahun 2012 NO BIDANG JUMLAH KARYAWAN KRITERIA KURANG CUKUP BAIK BAIK SEKALI ISTIMEWA 1 BAGIAN PRODUKSI 40 4 7 9 20 0 JUMLAH NILAI KURANG (D) NKP < 0,80 4 JUMLAH NILAI CUKUP (C ) 0,80 <= NKP <= 1,60 7 JUMLAH NILAI BAIK (B) 1,61 <= NKP <= 2,40 9 JUMLAH NILAI BAIK SEKALI (BS) 2,41 <= NKP <= 3,20 20 JUMLAH NILAI ISTIMEWA (A) 3,21 <= NKP = 4 0 Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia PT. PINDAD (Persero) Dari data hasil penilaian kinerja karyawan selama 1 tahun terakhir pada bagian produksi PT. Pindad (Persero) di atas, dapat kita lihat dan ketahui bahwa masih banyak karyawan yang mendapatkan penilaian kinerja pada kategori cukup dan kurang. Kategori kurang diberikan kepada karyawan apabila karyawan tersebut mendapatkan nilai kinerja pegawai (NKP) dibawah 0,80 dengan poin 0, sedangkan kategori cukup diberikan kepada karyawan yang menapatkan nilai kinerja pegawai (NKP) 0,80 hingga 1,60 dengan poin 1, kemudian karyawan yang mendapatkan kategori baik ialah karyawan yang mendapatkan nilai kinerja pegawai (NKP) 1,61 hingga 2,40 dengan poin 2, sementara karyawan yang mendapatkan kategori baik sekali ialah karyawan yang mendapatkan nilai kinerja pegawai (NKP) 2,41 hingga 3,20 dengan poin 3, dan karyawan yang mendapatkan 7

kategori istimewa ialah karyawan yang mendapatkan nilai kinerja pegawai (NKP) 3,21 hingga 4dengan poin 4. Jumlah karyawan yang mendapatkan kategori kurang berjumlah 4 orang, sedangkan jumlah karyawan yang mendapatkan kategori cukup berjumlah 7 orang, kemudian jumlah karyawan yang mendapatkan kategori baik berjumlah 9 orang, sementara jumlah karyawan yang mendapatkan kategori baik sekali berjumlah 20 orang, dan tidak ada karyawan yang mendapatkan kategori istimewa. Dari data di atas total karyawan yang mendapatkan mendapatkan kategori kurang berjumlah 4 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja serta motivasi kerja karyawan belum optimal. Rendahnya motivasi kerja karyawan yang terjadi di PT. Pindad (Persero) khususnya di bagian produksi tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh perusahaan, jika hal ini dibiarkan dikhawatirkan akan menghambat tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul: Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada Bagian Produksi di PT. Pindad. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya motivasi kerja karyawan yang merupakan salah satu hal yang menjadi fokus dari semua karyawan. PT. Pindad (Persero) sekarang ini memiliki karyawan dengan motivasi yang tergolong masih rendah. Indikasinya dapat dilihat dari data data yang telah 8

didapatkan yaitu mulai dari data tingkat absensi, tingkat turn over karyawan hingga hasil penilaian kinerja. Seperti uraian pada latar belakang diatas bahwa penilaian kinerja/prestasi kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hadari Nawawi (1997:249) mengemukakan bahwa: penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil kerja karyawan. 2. Komunikasi yang kurang sehat antara pimpinan perusahaan dengan karyawan dapat menghilangkan gairah kerja karyawan. 3. Sistem insentif (tunjangan prestasi) kurang terkait dengan prestasi kerja karyawan secara individual sehingga kurang memotivasi kerja. 4. Tingkat kedisiplinan yang masih relatif rendah. 5. Sikap santai dan mengobrol saat jam kerja yang seringkali mengakibatkan target pekerjaan selesai tidak tepat waktu dari waktu yang ditentukan. Berdasarkan permasalahan di atas, dengan diadakanya penilaian kinerja diharapkan motivasi kerja karyawan terhadap perusahaan akan meningkat juga sehingga masalah-masalah yang ada akibat rendahnya motivasi kerja karyawan dapat diatasi. 9

Berdasarkan identifikasi di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (Research Question) sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran penilaian kinerja pada bagian produksi di PT. Pindad? 2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi kerja karyawan pada bagian produksi di PT. Pindad? 3. Adakah pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi kerja karyawan pada bagian produksi di PT. Pindad? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari melakukan penelitian ini adalah mencari segala bahan dan informasi, untuk memperoleh gambaran yang jelas, berkenaan dengan pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi kerja karyawan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan gambaran penilaian kinerja pada bagian produksi di PT. Pindad. 2. Mendeskripsikan gambaran tingkat motivasi kerja karyawan pada bagian produksi di PT. Pindad. 3. Mengukur pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi kerja karyawan pada bagian produksi di PT. Pindad, 10

1.4 Kegunaan Penelitian Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat dicapai, maka penelitian ini akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pengembangan dan penerapan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia secara umum. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong untuk dilakukannya penelitian yang lebih komprehensif mengenai penilaian kinerja serta hubungannya dengan motivasi kerja karyawan. 1.4.2 Keguanaan Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif pemecahan masalah. b. Bagi penulis, dengan mengadakan penelitian secara langsung dilapangan dan berdasarkan buku-buku yang ada, maka diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis sebagai aplikasi dari teori-teori yang diperoleh selama menjalankan perkuliahan. 11