EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

EVALUASI SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DENGAN METODE PIECES DI RUMAH SAKIT TNIAD DR. SOEDJONO MAGELANG

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. sakit yaitu dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Transfusi Darah, unit

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN REKAM MEDIS DI KLINIK ASRI MEDICAL CENTER

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

SISTEM PENGOLAHAN DATA RAWAT INAP DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN BERBASIS MULTIUSER

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-298.html MIKM UNDIP Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

Sistem Informasi Rekam Medis pada Puskesmas Sematang Borang

SISTIM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD. (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU)

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

Sistem Informasi Rekam Medik Unit Kebidanan dan Kandungan Pada RSIA Widiyanti Palembang

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-170.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Sartika Utami J 410 121 021 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Sartika Utami Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (utami.sar@gmail.com) ABSTRAK Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul mengimplementasikan sistem informasi manajemen sejak tahun 1998. Adanya perbedaan antara output dan data yang dimasukkan terutama pada jumlah kematian kasus rawat inap menjadikan informasi tidak akurat. Permasalahan serupa yaitu kelengkapan output SIMRS yang belum bisa menampilkan data Bed Occupancy Ratio (BOR), Lenght of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO) Net Death Rate (NDR) dan Gross Death Rate (GDR). Tujuan penelitian ini yaitu melakukan evaluasi kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul ditinjau dari persepsi pengguna dengan menggunakan indikator Performance, Information, Control, Efficiency, dan Service. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh sejumlah 60 responden. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja SIMRS secara keseluruhan dinilai cukup oleh kelompok jabatan farmasi, keuangan, laboratorium, perawat, radiologi, sekretariat. Kinerja SIMRS dinilai kurang oleh jabatan farmasi dan perekam medik. Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ABSTRACT PKU Muhammadiyah Bantul Hospital has implemented Health Information Management System since 1998. It was found that there was difference between output and input data of number of hospitalize deaths that cause inaccurate information. Similar problems are completeness of outputs that can t display data of BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR. This research purposes to evaluate Health Information Management System based on perceptual users using Performance, Information, Control, Efficiency, and Service framework with descriptive quantitative design that use one shot sampling with 60 respondents, questionnaire as instrument and univariat analysis. The result showed that the performance of Health Information Management System overall was considered good enough by pharmacologists, finance, the laboratory, nurse, radiology, and the secretariat. Performance considered less good by pharmacologists and medical record practitioner. Keywords : Health Information Management System

PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada saat ini mendorong rumah sakit untuk mengembangkan pelayanan yang berguna baik bagi masyarakat maupun rumah sakit. Salah satu strategi yang banyak digunakan di rumah sakit adalah meningkatkan efisiensi pelayanan dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dibutuhkan karena perlunya informasi untuk memperoleh kepastian dalam mengambil keputusan dimana keputusan yang diambil harus cepat, akurat dan dapat dipercaya serta perlunya pengelolaan data yang sistematis untuk pengambilan keputusan yang bersifat strategis (Rustiyanto, 2011). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSU PKU Muhammadiyah Bantul belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Pada laporan kematian kasus rawat inap, informasi yang dihasilkan berbeda dengan data yang dimasukkan oleh perawat, yaitu output dari jumlah pasien yang meninggal di bangsal per hari lebih banyak dari jumlah pasien meninggal yang sudah diinputkan oleh perawat. Hal ini berarti bahwa output dari SIMRS belum sesuai dengan data-data yang diinputkan. Permasalahan serupa tentang output SIMRS yaitu pada menu indikator efisiensi rumah sakit. Informasi yang dihasilkan kurang lengkap karena belum bisa menampilkan data Bed Occupancy Rate (BOR), Lenght of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO), Net Death Rate (NDR) dan Gross Death Rate (GDR).

Evaluasi yang digunakan untuk menilai kinerja sistem didasarkan pada persepsi pengguna. Evaluasi sistem menurut persepsi pengguna sangat penting karena pengguna yang merasakan kebutuhan dan manfaat dari sistem. Menurut Jogiyanto (2005), keberhasilan penggunaan sistem informasi tergantung dari penerimaan dan penggunaan oleh individu, yaitu kaitannya dengan manfaat atau dampak langsung dari sistem informasi terhadap individu pemakai dalam meningkatkan produktivitas organisasi. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan evaluasi kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul ditinjau dari persepsi pengguna dengan menggunakan indikator Performance, Information, Control, Efficiency, dan Service. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada bulan Agustus s.d. September 2014. Pengambilan sampel dengan sampel jenuh, yaitu sebanyak 60 responden pengguna SIMRS. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dengan menampilkan deskripsi pengguna terhadap SIMRS berdasarkan 5 aspek dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek Performance Persepsi pengguna terhadap aspek Performance Sistem Informasi Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Performance SIMRS PKU Muhammadiyah Bantul Jabatan Kategori Total Baik Cukup Kurang (100%) f % f % f % Farmasi 1 25 0 0 3 75 4 Keuangan 0 0 3 33,3 6 66 9 Laboratorium 1 20 1 20 3 60 5 Perawat 1 5 11 55 8 40 20 Perekam medik 0 0 3 20 12 80 15 Radiologi 0 0 0 0 2 100 2 Sekretariat 1 20 3 60 1 20 5 Total 4 6,7 21 35 35 58,3 60 Kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap performance SIMRS cukup baik berasal dari perawat (55%) dan sekretariat (60%). Sedangkan kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap performance SIMRS kurang baik yaitu Farmasi (75%), Keuangan (66%), Laboratorium (60%), Perekam medik (80%) dan Radiologi (100%). Menurut Widayanti (2011), ada keterkaitan antara unit kerja atau jabatan dengan aspek SIMRS. Akan tetapi tidak ada keterkaitan antara karakteristik responden terhadap aspek SIMRS. Penilaian performance SIMRS antara jabatan satu dengan jabatan lainnya bisa berbeda. Hal ini dikarenakan tiap jabatan menjalankan fungsi yang berbeda sehingga berpengaruh terhadap penggunaan SIMRS.

Penggunaan SIMRS pada dasarnya membantu meningkatkan pelayanan baik dalam kuantitas pekerjaan yang dihasilkan maupun waktu menyelesaikan pekerjaan. Menurut Rustiyanto (2011), manfaat yang paling terasa ketika SIMRS diimplementasikan adalah memudahkan pekerjaan administrasi, dalam artian memberikan kecepatan dalam melaksanakan fungsi-fungsi administrasi sehingga pelayanan lebih efisien. 2. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek Information Persepsi pengguna terhadap aspek Information Sistem Informasi Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Information SIMRS PKU Muhammadiyah Bantul Jabatan Kategori Total Baik Cukup Kurang (100%) f % f % f % Farmasi 0 0 3 75 1 25 4 Keuangan 0 0 3 33,3 6 66,7 9 Laboratorium 1 20 4 80 0 0 5 Perawat 1 5 16 80 3 15 20 Perekam medik 0 0 4 26,7 11 73,3 15 Radiologi 0 0 1 50 1 50 2 Sekretariat 0 0 4 80 1 20 5 Total 2 3,3 35 58,3 23 38,3 60 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dalam menghasilkan Informasi dinilai cukup baik oleh sebagian besar kelompok jabatan Farmasi (75%), Laboratorium (80%), Perawat (80%), Sekretariat (80%), dan Radiologi (50%). Aspek Information dianggap kurang baik oleh sebagian besar kelompok

jabatan Keuangan (66,7%), Perekam Medik (73,3%), dan Radiologi (50%). Hasil penelitian yang mendukung yaitu Saragih (2012) tentang sistem billing di Rumah Sakit Promedika yang menyatakan bahwa sistem billing dapat menghasilkan laporan-laporan (informasi) yang mendukung operasional rumah sakit. Namun laporan-laporan tersebut masih kurang memadai untuk kebutuhan manajemen. Permasalahan yang sama dengan penelitian ini yaitu kurangnya ketersediaan informasi yang berguna bagi pihak manajemen rumah sakit. Penelitian Haryadi (2013) tentang Evaluasi Sistem Pendaftaran Pasien di RSU PKU Muhammadiyah Bantul menyatakan bahwa laporan kunjungan rawat jalan yang dihasilkan kurang lengkap dan akurat. Selain itu, hasil penelitian Muftiraeni (2013) tentang Analisis Pengembangan Sistem Informasi Farmasi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin juga menyatakan bahwa terdapat ketidakakuratan dan ketidaklengkapan informasi yang diberikan oleh sistem. Menurut Hartono (2013), informasi akan bernilai semakin tinggi jika tersaji secara lengkap dalam cakupan yang luas. Informasi yang terpotong apalagi tidak tersusun sistematis tentu tidak akan banyak artinya. Menurut Rustiyanto (2011), ketika dengan sistem manual pengerjaan laporan rumah sakit memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani, dengan SIMRS hanya memakan waktu 1-2 hari saja untuk membuat laporan dimana bagian pelaporan hanya tinggal menekan tampilan laporan yang diinginkan. Informasi yang lengkap dan relevan memiliki arti dan kegunaan lebih yang berguna bagi penerimanya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat ini atau di masa yang akan datang.

3. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek Control Persepsi pengguna terhadap aspek Control Sistem Informasi Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Control SIMRS PKU Muhammadiyah Bantul Jabatan Kategori Total Baik Cukup Kurang (100%) f % f % f % Farmasi 1 25 0 0 3 75 4 Keuangan 3 33,3 5 55,6 1 11,1 9 Laboratorium 0 0 5 100 0 0 5 Perawat 3 15 11 55 6 30 20 Perekam medik 0 0 8 53,3 7 46,7 15 Radiologi 1 50 1 50 0 0 2 Sekretariat 1 20 3 60 1 20 5 Total 9 15 33 55 18 30 60 Sebagian besar kelompok jabatan menganggap bahwa aspek kontrol SIMRS cukup baik, antara lain Keuangan (55,6%), Laboratorium (100%), Perawat (55%), Perekam Medik (53,3%), Radiologi (50%), dan Sekretariat (60%). Berbeda dengan kelompok jabatan Farmasi, sebagian besar jabatan tersebut (75%) menganggap aspek kontrol pada SIMRS masih kurang. Hal itu bisa dikarenakan penggunaan barang habis pakai di bagian Farmasi yang banyak jenis dan jumlahnya banyak sehingga sistem belum dapat mengampu semuanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Saragih (2012) tentang sistem billing di Rumah Sakit Promedika yang menyatakan bahwa kontrol terhadap pengguna sistem masih sangat minim sehingga sering terjadi kesalahan manusia terutama untuk pencatatan dan penagihan bahan habis pakai.

Menurutnya, kesalahan pengguna yang kemudian menyebabkan kesalahan sistem perlu diminimalkan dengan pelatihan penggunaan sistem. Selain itu, penelitian Lestari (2014) menyatakan bahwa kontrol sistem di Rumah Sakit Rajawali Citra dilakukan dengan menggunakan password untuk menghindari kecurangan atau penyalahgunaan. Namun untuk kendali pada pengisian data nya belum bisa terkontrol berdasarkan pendeteksi kesalahan input data pada sistem informasi, sehingga untuk kebenaran input data masih berdasarkan kejujuran petugas. Teori yang mendukung yaitu Andrew (1989) yang menyatakan bahwa sistem yang baik harus mengimplementasikan kontrol akses, tanda tangan elektronik, integritas data, pemeriksaan, dan ketersediaan sistem harus dirancang untuk tersedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu. 4. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek Efficiency Persepsi pengguna terhadap aspek Efficiency Sistem Informasi Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Efficiency SIMRS PKU Muhammadiyah Bantul Jabatan Kategori Total Baik Cukup Kurang (100%) f % f % f % Farmasi 2 50 1 25 1 25 4 Keuangan 0 0 4 44,4 5 55,6 9 Laboratorium 3 60 1 20 1 20 5 Perawat 7 35 5 25 8 40 20 Perekam medik 2 13,3 2 13,3 11 73,3 15 Radiologi 0 0 0 0 2 100 2 Sekretariat 0 0 0 0 5 100 5 Total 14 23,3 13 21,7 33 55 60

Kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap efisiensi SIMRS sudah baik yaitu Farmasi (50%) dan Laboratorium (60%). Sedangkan kelompok jabatan yang menganggap SIMRS kurang efisien berasal dari Keuangan (55,6%), Perawat (40%) Perekam Medik (73,3%), Radiologi (100%) dan Sekretariat (100%). Hasil penelitian yang mendukung yaitu Saragih (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan sistem billing belum 100% efisien karena masih banyak human error yang terjadi pada saat pencatatan dan input ke sistem. Hasil penelitian Lestari (2014) menyatakan bahwa efisisensi sistem informasi pada bagian TPP Rawat Jalan dapat menekan pemborosan waktu dalam proses pendaftaran pasien. Menurut Rustiyanto (2011), pada dasarnya SIMRS dapat memberikan nilai tambah dengan meningkatkan efisiensi, misalnya pada bagian penagihan. Jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat tagihan, sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan lebih fokus pada pekerjaan utamanya.

5. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek Service Persepsi pengguna terhadap aspek Service Sistem Informasi Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Service SIMRS PKU Muhammadiyah Bantul Jabatan Kategori Total Baik Cukup Kurang (100%) f % f % f % Farmasi 1 25 3 75 0 0 4 Keuangan 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 Laboratorium 4 80 1 20 0 0 5 Perawat 5 25 14 70 1 5 20 Perekam medik 1 6,7 10 66,7 4 26,7 15 Radiologi 0 0 2 100 0 0 2 Sekretariat 1 20 3 60 1 20 5 Total 13 21,7 38 63,3 9 15 60 Kelompok jabatan yang sebagian besar responden nya menganggap aspek service SIMRS sudah baik berasal dari laboratorium 80%. Sedangkan kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap aspek service cukup yaitu Farmasi (75%), Keuangan (55,6%), Perawat (70%), Perekam Medik (66,7%), Radiologi (100%), dan Sekretariat (60%). Artinya SIMRS menghasilkan produk yang cukup akurat, konsisten, dapat dipercaya dan mudah digunakan. Meskipun dirancang dengan sistem operasi Linux, pengguna merasa cukup bisa mengoperasikan sistem tersebut. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Lestari (2014) yang menyatakan bahwa sistem informasi di TPP dan Kasir dari segi tampilan dan pengoperasiannya memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Penggunaan sistem operasi Linux menjadikan SIMRS PKU Muhammadiyah Bantul mudah dikembangkan dan dikoordinasikan dengan sistem lain. Berbeda dengan penelitian ini, hasil penelitian Saragih (2012) menyatakan bahwa sistem billing belum sepenuhnya kompatibel dengan sistem logistik, terutama untuk bahan habis pakai. Masih ada bahan-bahan habis pakai yang tidak terdapat pada sistem billing. Hasil penelitian Muftiraeni (2013) juga menyatakan bahwa sistem informasi belum terintegrasi antara gudang dan apotek, serta konektifitas internetnya masih kurang. Menurutnya, semakin pengguna merasakan sebuah sistem friendly maka aspek service dari sistem tersebut semakin baik, sehingga pengembangan sistem akan semakin mudah diterima oleh pengguna dan diharapkan penangkapan data akan lebih lengkap dan akurat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kinerja SIMRS secara keseluruhan dinilai cukup oleh kelompok jabatan farmasi, keuangan, laboratorium, perawat, radiologi, sekretariat dan dinilai kurang oleh jabatan farmasi dan perekam medik. Adapun penilaian per aspek adalah sebagai berikut: 1. Performance SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan perawat dan sekretariat. Performance SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan Farmasi, Keuangan, Laboratorium, Perekam medik dan Radiologi.

2. Informasi yang dihasilkan SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi, Laboratorium, Perawat, Sekretariat, dan Radiologi. Informasi dianggap kurang baik oleh kelompok jabatan Keuangan dan Perekam Medik. 3. Aspek kontrol SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Keuangan, Laboratorium, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat. Kelompok jabatan Farmasi menilai aspek kontrol pada SIMRS masih kurang baik. 4. Efisiensi SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi dan Laboratorium. Efisiensi SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi dan Sekretariat. 5. Aspek service SIMRS dinilai sudah baik oleh kelompok jabatan Laboratorium. Aspek service SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi, Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat. Saran 1. Sebaiknya dilakukan evaluasi SIMRS secara periodik guna mengetahui kekurangan SIMRS dalam memenuhi kebutuhan pengguna.

DAFTAR PUSTAKA Andrew S, Tananbeum. 1989. Computer networks2 nd Englewood Cliff. Ed. Prentice Hall.Inc. Hartono, B. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka Cipta. Haryadi, D. 2013. Evaluasi Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Jurnal Kesmas Vol.7 No.2. Diakses dari journal.uad.ac.id pada tanggal 25 Januari 2014. Jogiyanto H. M. 2005. Analisis dan Desain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori & Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI. Lestari, W.H. 2014. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di Rumah Sakit Rajawali Citra Bantul Yogyakarta. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. Diakses dari eprints.dinus.ac.id pada 19 oktober 2014 Muftiraeni, A. 2013. Analisis Pengembangan Sistem Informasi Farmasi Rumah Sakit Universitas Hasanudin. Makassar: Universitas Hasanudin. Diakses dari repository.unhas.ac.id pada tanggal 10 Oktober 2014. Rustiyanto, E. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Saragih, H. 2012. Analysis Information System of Inpatient Billing System s Support for Consumables Logistic Using PIECES Framework: Case Study Promedika Hospital. Journal of Information Systems, Volume 8, Issue 1, April 2012. Diakses dari jsi.cs.ui.ac.id pada tanggal 10 Oktober 2014. Taufiq, R. 2013. Sistem Informasi Manajemen: Konsep Dasar, Analisis, dan Metode Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widayanti, N.A. 2011. Evaluasi Implementasi Sistem Electronic Health Record (EHR) di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada berdasarkan Metode Analisis PIECES. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.