II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

I. PENDAHULUAN. transportasi yang menjanjikan kecepatan dan kenyamanan dalam perjalanan menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan juga perlu mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan. keahlian mereka agar perusahaan berjalan dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari usaha usaha manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRUKTUR SIKAP Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang ditawarkan kepada konsumen memerlukan proses yang. memahami kondisi tersebut sehingga produk yang ditawarkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

keinginan pasar dengan cara menentukan harga, melakukan komunikasi

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolak ukur yang penting dalam perekonomian suatu negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan barang berteknologi. Konsumen cenderung menggunakan

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Bagi siswa/i SMU yang baru saja lulus, melanjutkan pendidikan ke

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. membuktikan secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang diteliti:

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

2.1. Penelitian Terdahulu

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

ANALISIS SIKAP KONSUMEN RAWAT INAP ATAS KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT MITRA HUSADA DI PRINGSEWU

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 BONTI DI KECAMATAN BONTI KABUPATEN SANGGAU

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia telah memacu perusahaan ritel

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto, 2000:19) Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi (Kotler dan AB. Susanto, 2000:19) Sedangkan menurut Swastha dan Handoko (1997:93) Sikap adalah suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikiran (neiral) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan dinamis pada perilaku. Sikap seseorang dapat terbentuk melalui pengalaman pribadi, pengaruh lingkungan dan yang terpenting adalah bahwa sikap seseorang terbentuk selama perkembangan pribadi yang bersangkutan. Sikap mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, karena merupakan kecenderungan untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat membimbing

tingkah laku manusia. Jadi dapat pula dikatakan bahwa sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan berpikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu produk atau objek yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi langsung pada perilaku. Sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak, perasaan emosional, dan kecenderungan berbuat dan bertahan selama waktu tertentu terhadap suatu objek. Sikap adalah suatu evaluasi yang menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternative yang diberikan (Engel, 1994:53). Suatu sikap dapat dilakukan berdasarkan pandangan kita terhadap produk dan proses belajar, baik dari pengalaman ataupun dari yang lain, sehingga terdapat suatu kecenderungan yang menganggap bahwa sikap itu merupakan factor yang tepat untuk meramalkan ataupun dari yang lain. Dengan mempelajari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan seseorang. Walaupun kita dapat memprediksikan tingkah laku seseorang namun sikap tetap mendasari tingkah laku seseorang. Bentuk perilaku yang secara konsisten terhadap produk perusahaan karena sikap mempunyai hubungan yang erat dengan keputusan membeli konsumen, khususnya dalam hal penyeleksian harga, merk dan jenis produk.

2.1.2 Komponen-komponen Sikap Komponen sikap terdiri dari tiga yaitu (Syarifudin Azwar, 1988:17) a. Komponen Kognetif, adalah pengetahuan atau fikiran berdasarkan informasi yang berhubungan dengan objek. Komponen ini berisi kepercayaan seseorang terhadap objek sikap. Kepercayaan ini berdasarkan apa yang kita ketahui kemudian terbentuk karakteristik umum suatu objek. Pengalaman pribadi dan kebutuhan emosional merupakan pencerminan utama terbentuknya kepercayaan. b. Komponen Afektif, adalah menunjuk kepada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek (baik atau buruk). Komponen ini menyangkut masalah emosional objektif seseorang sebagai reaksi emosional, rasa percaya tidak percaya terhadap suatu objek. c. Komponen tingkah laku, berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak. Komponen ini di dalam sikap menunjukkan kecenderungan perilaku dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi. Asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Ketiga komponen tersebut saling berhubungan satu sama lain. Jika suatu komponen berubah maka komponen yang lainnya juga akan berubah. Selain itu masing-masing komponen mempunyai manifestasi yang berbeda-beda yang membentuk satu sikap yang menyeluruh sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diterima.

2.1.3 Interaksi Komponen-komponen Sikap Bagaimanakah inetraksi antara ketiga komponen sikap tersebut? Para ahli psikologi social banyak yang beranggapan bahwa ketiganya adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila dihadapkan dengan suatu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apakah yang terjadi apabila komponen itu tidak konsisten satu sama lain? Teori mengatakan bahwa apabila salah satu saja diantara ketiga komponen sikap itu tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam manipulasi sikap guna mengalihkan bentuk sikap tertentu menjadi bentu yang lain, yakni dengan memberikan informasi erbeda mengenai objek sikap yang dapat menimbulkan inkonsisteni diantara komponen-komponen sikap seseorang. Konsistensi internal diantara komponen-komponen sikap lebih terasa perlu diperhatikan pada sikap yang intensitasnya ekstrim, seperti sikap yang sangat setuju (sangat positif) dan sikap yang sangat tidak setuju (sangat negative). Semakin ekstrim intensitas sikap seseorang maka akan semakin terasa apabila ada semacam serangan terhadap salah satu komponen sikapnya. Dari segi lain, sikap yang ekstrim biasanya juga tidak mudah untuk diubah. Hal ini menyebabkan timbulnya bentuk perilaku kompensatif apabila terjadi ketidakseimbangan komponen sikap. Perilaku kompensatif tersebut dapat berbentuk reaksi yang

berlebihan yang searah dengan sikap semula dan secara tidak sadar diperhatikan individu untuk mempertahankan ego. 2.1.4 Ciri-ciri Sikap Menurut Bimo Walgito (1991:113) untuk membedakan sikap dengan pendorongpendorong yang lain ada beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut. Adapun ciri-ciri itu adalah : a. Sikap bukan merupakan bawaan sejak lahir melainkan terbentuknya selama perkembangan sebagai akibat hubungan dengan objek di lingkungannya. b. Sikap dapat berubah sebagai hasil interaksi antara seseorang dengan orang lain. Sikap terbentuk dan dipelajari melalui proses pengenalan dengan objek-objek dilingkungannya. c. Sikap tidak berdiri sendiri, melainkan mengandung hubungan dengan suatu objek. Objek itu tidak hanya satu jenis, melainkan bersama-sama sesuai dengan banyaknya objek yang menjadi perhatian orang yang bersangkutan. d. Sikap bersangkutan dengan dimensi waktu, yang berarti sikap hanya cocok pada situasi tertentu, yang belum tentu sesuai dengan waktu lain, karena itu sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi. 2.1.5 Pembentukan Sikap Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap (Syarifudin Azwar,1998:24) antara lain : a. Pengalaman pribadi Agar menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus melalui kesan yang kuat. Oleh karena itu harus melibatkan faktor emosional,

penghayatan akan pengalaman lebih mendalam, pernyataan tersebut membentuk sikap positif atau negatif. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap orang yang dinggap penting. Sering kali keserupaan sikap didasari oleh sikap orang lain, misalnya sikap orang tua, atasan, kelompok teman kerja, teman dekat, dan lain sebagainya. c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan telah mewarnai sikap masyarakat karena kebudayaan memberi corak pengalaman individu. d Media massa Sebagai sarana komunikasi, media masssa ikut mempengaruhi opini seseorang. Informasi yang disampaikan dapat menjadi landasan kognetif bagi terbentuknya sikap. Apabila informasi yang didapat cukup kuat maka akan mempengaruhi komponen afektif, yaitu reaksi emosional baik-buruk, suka tidak suka pada suatu objek. Reaksi emosional ini menjadi dasar dalam menilai sesuatu hal, sehingga terbentuknya arah dan sikap tertentu. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai salah satu sistem yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

f. Pengaruh faktor emosional Sering kali sikap terbentuk didasari oleh emosi yang berfungsi unuk menyalurkan perasaan frustasi atau bentuk dari pengalihan ego seseorang. Sikap ini cenderung cepat berlalu, namun tidak menutup kemungkinan sikap ini akan bertahan lama dalam diri seseorang. Dalam pemasaran sikap memainkan peranan yang sangat penting dalam membentuk perilaku. Dalam menentukan merk apa yang akan digunakan, atau toko apa yang akan dijadikan langganan., konsumen secara khusus akan memilih merk atau toko yang dievaluasi paling menguntungkan. Akibat sikap akan suatu produk dapat dijadikan sasaran pemasaran yang menguntungkan. Akibatnya peningkatan sikap atas suatu produk dapat dijadikan sasaran pemasaran yang menguntungkan. Sikap dapat juga digunakan untuk mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan dipasar,sehingga dapat dinilai tingkat keefektifan pemasaran. Dengan demikian sikap dapat digunakan untuk membantu untuk meningkatkan pangsa pasar dan memilih pangsa target. 2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Menurut Gerungan (1991:155), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap meliputi : a. Faktor Internal. Adalah faktor yang tumbuh dari dalam diri individu. Faktor ini memegang peranan dalam perubahan sikap, di mana di dalam diri seseorang terdapat daya pilih (selectivity) antara minatnya untuk menerima dan mengolah pengaruhpengaruh dari luar. Rangsangan yang datang tidak diterimanya begitu saja, akan tetapi seseorang akan memilih perangsang yang mempunyai nilai bagi

dirinya. Dengan demikian berarti ia mengerti secara pasti apa yang harus diperbuat sehubungan dengan rangsangan tersebut, apakah akan menerima atau menolak. Dengan adanya keputusan-keputusan itu menandakan bahwa dalam diri subjek telah ada sesuatu pengertian tentang objek. Kadang oleh seseorang disadari bahwa sering terjadi tindakan yang berlainan antar tindakan dengan sikapnya. b. Faktor Eksternal. Sikap seseorang mengalami perubahan disebabkan oleh pengaruh yang berasal dari luar individu. Faktor yang datang dari luar berasal dari lingkungan baik keluarga, masyarakat, individu, kelompok sosial atau hasil budaya manusia juga televisi. Rangsangan dari luar individu akan menyokong terjadinya perubahan sikap. Karena itu tidak mengherankan bila lingkungan itu dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap. 2.1.7 Fungsi Sikap Manusia Teori funsional yang dikemukakan oleh Kartz mengatakan bahwa untuk memahami bagaimana sikap menerima dan menolak perubahan haruslah berangkat dari dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi individu yang bersangkutan. Fungsi sikap bagi manusia telah dirumuskan menjadi empat macam, yaitu : 1. Fungsi Instrumental, Fungsi Penyesuaian, atau Fungsi Manfaat Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan merugikan dirinya.

Dalam pergaulan social, sikap yang sesuai akan memungkinkan seseorang untuk memperoleh persetujuan sosial dari orang-orang di sekitarnya. Pernyataan sikap tertentu akan dihargai oleh orang-orang yang dianggap penting seperti orangtua, atasan, teman akrab, dan lain-lain. 2. Fungsi Pertahanan Ego Sewaktu individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengeahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya, maka sikap dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginnya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan. 3. Fungsi Pernyataan Nilai Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang sebagai baik dan diinginkan. Nilai-nilai terminal merupakan preferensi mengenai keadaan tertentu seperti persamaan, kemerdekaan, hak azasi, dan lain-lain. Nilai-nilai instrumental merupakan preferensi atau pilihan mengenai berbagai perilaku dan sifat pribadi seperti kejujuran, keberanian, atau kepatuhan akan aturan. Dengan fungsi ini seseorang seringkali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian peribadi dan konsep dirinya. Fungsi inilah yang menyebabkan orang sering lupa diri sewaktu berada dalam situasi massa seideologi atau sama nilai.

4. Fungsi Pengetahuan Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur unsur pengelaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang tidak diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara struktur agar dunia sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap venomena luar yang ada dan mengorganisasikannya. Selanjutnya Kartz dan Stotland mengatakan bahwa perinsip konsistensi dalam teori ini terutama berlaku bagi obyek sikap tunggal. Komponen-komponen afektif, kognitif, dan perilaku dalam obyek sikap tunggal bergerak menuju suatu konsistensi, namun dalam suatu sistem secara keseluruhan berbagai sikap yang berbeda dapat saja tidak konsisten satu sama lain tanpa menimbulkan ketegangan (Drs. Saifuddin Azwar, M. A., 1995). 2.1.8 Pengertian Kualitas Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pimpinan pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Kualitas merupakan pencapaian produk dan jasa yang terus menerus menjadi lebih baik dengan harga yang semakin lama semakin bersaing, (Molan, Benyamin 2002 : 125).

Kualitas yang dirasakan secara langsung mempunyai efek positif terhadap kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Kepuasan pelanggan akan berpengaruh negatif pada komplain pelanggan dan berpengaruh positif pada kesetian pelanggan. 2.1.9 Mengelola Kualitas Jasa Suatu cara perusahaan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulutkemulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian dibandingkan. Parasuraman, Zeithaml dan Berry, dalam Suprapto, j (1997 : 240) membentuk model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Adaupun lima model yang mengidentifikasikan lima kesenjangan jasa yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu : 1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadai keinginan pelanggan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin memahami keinginan pelanggan namun tidak menetapkan standar pelaksanaan yag spesifik. 3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para karyawan mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen dipengaruhi oleh wakil-wakil / iklan perusahaan.

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa. 5 Dimensi pokok kualitas jasa menurut Parasuraman, Zeithaml, Berry (1985) 1. Reliabilitas (Reliability) Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun yang menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati. 2. Daya Tangkap (Responsiveness) Berkaitan dengan ketersediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka, serta, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. 3. Jaminan (Assurance) Yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jamina juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan 4. Empati (Empathy) Berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memberikan jam operasi yang nyaman.

5. Bukti Fisik (Tangibles) Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan aterial yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. Skala Likert : Skala Likert s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. 2.1.10 Pengertian Pelayanan Kebutuhan manusia adalah suatu rasa yang timbul secara alami dari dalam diri manusia untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupannya. Kebutuhan kebutuhan ini kemudian memunculkan keinginan manusia untuk memperoleh sesuatu yang dibutuhkan tersebut sebagai alat pemuas kebutuhan hidupnya. Menurut (Barata, Adya Atep 2003 : 13) Pelayanan adalah : Proses penyedia kebutuhan akan barang dan jasa bagi pihak yang membutuhkannya. Proses pelayanan ini terjadi jika barang dan jasa tidak dapat disediakan sendiri oleh individu atau organisasi yang membutuhkannya. Sedangkan jenis-jenis layanan yang diberikan pada pelanggan dapat dikelompokan menjadi tiga macam: 1. Pemberian jasa-jasa saja 2. Layanan yang berkaitan dengan penyediaan dan barang-barang saja, atau 3. Layanan ganda yang berkaitan dengan kedua-keduanya (Barata, Adya Atep 2003:14)

Jenis-jenis layanan yang harus diberikan pada pelanggan sangat tergantung kepada kebutuhan, keinginan, dan kemampuan pihak penyedia layanan yang bersangkutan.