BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RGS Mitra 1 of 8 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DI WILAYAH KOTA TASIKMALAYA

PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

Walikota Tasikmalaya

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 90 TAHUN 2012

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BUNGURSARI DAN KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2004 TENTANG

PENGEMBANGAN LOKASI PASAR TRADISIONAL DI KOTA TASIKMALAYA

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. memacu pertumbuhan di berbagai sendi kehidupan seperti bidang ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI KREATIF BORDIR

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DINAS PU BINA MARGA JALAN ADI SUCIPTA NO.2 CIANJUR 43211, TELP (0263) FAX PROPOSAL USULAN

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Batas Perbatasan

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

WALIKOTA TASIKMALAYA

PROPOSAL DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

7. URUSAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH. Nomor : 800 / 5601 / Sekretariat Tanggal : 02 Desember 2013

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul Taman dan Galeri Kota Tasikmalaya

RINGKASAN LAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Petunjuk Teknis.

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Bidang Perdagangan.

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

LAPORAN AKHIR PKM-PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BURU SELATAN DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

daerah untuk membiayai berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggunga

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

WALIKOTA TEGAL KEPUTUSAN WALIKOTA TEGAL NOMOR / 164 / 2011 TENTANG PENETAPAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA Tahun 2016

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001

WALIKOTA TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memperkenalkan kebijakan otonomi daerah. Keseriusan pemerintah Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BURU SELATAN DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WBAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar Rakyat mempunyai peranan penting dalam menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat. Dengan berkembangnya Toko Modern dikhawatirkan keberadaan Pasar Rakyat semakin sepi dan ditinggalkan oleh pengunjung/konsumen karena kalah bersaing dalam memasarkan produk dagangnya. Walaupun sebenarnya pasar rakyat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan toko modern diantaranya harga relatif lebih murah karena dapat terjadi tawar menawar, aksesnya mudah dijangkau dari berbagai jurusan jalur angkutan kota baik angkutan pedesaan maupun angkutan kota. Namun karena perubahan kultur budaya dan selera masyarakat, konsumen merasa lebih tertarik berbelanja di toko modern. Terlebih bila membandingkan keadaan fisik pasar rakyat yang umumnya masih sangat sederhana, serta kurangnya fasilitas yang lain sehingga kurang memberikan kenyamanan bagi konsumen. Dalam meningkatkan perekonomian serta pendapatan masyarakat khususnya dari sektor perdagangan di pasar rakyat perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan di pasar tersebut. Pada saat ini fasilitas di beberapa pasar rakyat kurang mendukung terutama di Pasar Rakyat Gegernoong karena termakan usia, seperti kios-kios banyak yang rusak, atap pasar sudah rusak dan bocor, WC umum kurang memadai dan jelek, lantai yang licin, dan kurangnya fasilitas penerangan. Melihat kondisi tersebut guna kelangsungan dan kemajuan Pasar Gegernoong Kota Tasikmalaya diperlukan penataan sarana dan prasarana fisik (revitalisasi pasar). 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Pelaksanaan Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong) Kota Tasikmalaya adalah :

- untuk meningkatkan dan mengembalikan kondisi sarana dan prasarana pasar yang mengalami kerusakan; - meningkatkan daya tarik pasar rakyat sehingga tercipta lingkungan pasar rakyat dengan suasana pasar yang bersih, nyaman, tertib sehingga dapat bersaing dengan Toko Modern. b. Tujuan Adapun tujuan Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong) Kota Tasikmalaya adalah : - Memperbaiki sarana dan prasarana pasar; - Melengkapi kebutuhan sarana penunjang lainnya sebagai pendukung penyelenggaraan kegiatan pasar; - Menata lingkungan pasar untuk dijadikan lokasi wisata belanja. 3. Sasaran - Terwujudnya Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong) Kota Tasikmalaya; - Terpenuhinya sarana dan prasarana yang belum ada.

BAB II POTENSI DAN KONDISI PASAR RAKYAT KOTA TASIKMALAYA 1. Potensi Pasar Tradisional dan Penduduk Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya merupakan pemekaran dari Kabupaten Tasikmalaya dibentuk berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor : 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya, secara administratif mempunyai luas wilayah 17.156,20 Ha atau 171,56 Km 2 dengan batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Sukaratu (Kabupaten Tasikmalaya), Kecamatan Cihaurbeuti dan Kecamatan Cikoneng (Kabupaten Ciamis); 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Manonjaya (Kabupaten Tasikmalaya); 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jatiwaras dan Kecamatan Sukaraja (Kabupaten Tasikmalaya); 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukarame dan Kecamatan Sukaraja (Kabupaten Tasikmalaya). Kota Tasikmalaya mempunyai 10 Wilayah Kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Kawalu 2. Kecamatan Tamansari 3. Kecamatan Cibeureum 4. Kecamatan Tawang 5. Kecamatan Cihideung 6. Kecamatan Mangkubumi 7. Kecamatan Indihiang 8. Kecamatan Cipedes 9. Kecamatan Bungursari, dan 10. Kecamatan Purbaratu Kemajuan pasar sangat dipengaruhi oleh keadaan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan budaya masyarakat. Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya sampai dengan Juni 2015 mencapai 678.414

jiwa (Data dari Dinas Kepedudukan dan Catatan Sipil Kota Tasikamalaya). 2. Keadaan Pasar di Kota Tasikmalaya Pasar Rakyat di Kota Tasikmalaya sebanyak 7 (tujuh) pasar dan sekarang dikelola oleh Perusahaan Daerah yakni PD. Pasar Resik. Pasar Rakyat Kota Tasikmalaya mampu menampung pedagang sebanyak 5.689 pedagang dan melibatkan tenaga kerja sebanyak 9.612 orang. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. N o Nama Pasar Alamat Tabel I. Pasar Rakyat Kota Tasikmalaya Wilayah Kecamatan Jumlah Kios Luas Pasar (m 2 ) Tahun Pemban gunan Tena ga Kerja 1 Ps. Cikurubuk Jl. Residen Ardiwinangun Mangkubumi 2.772 43.120 1994 8.266 2 Ps. Pancasila Jl. Pancasila Tasikmalaya Tawang 299 6.500 1995 586 3 Ps. Jl. Perintis Cihideung 261 9.000 1995 93 Padayungan Kemerdekaan 4 Ps. Indihiang Jl. Letnan Harun Indihiang 448 10.622 1997 392 5 Ps. Burung Besi Jl. Residen Ardiwinangun Mangkubumi 244 6.407 1997 181 6 Ps. Gegernoong Jl. Tamansari Tamansari 91 1.000 1999 60 7 Ps. Cibeuti Jl. Raya Cibeuti Kawalu 28 696,51 1930 di 34 rehab 2006 Jumlah 9.612 3. Sumber PAD dari Retribusi Pasar Retribusi pasar memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu andalan sumber PAD Kota Tasikmalaya. Berikut ini Retribusi Pasar Kota Tasikmalaya sebelum di kelola oleh PD. Pasar Resik. Tabel II. Target dan Realisasi Retribusi Pasar Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase 2002 954.274.000,- 963.063.980,- 100,92

2003 962.460.000,- 965.237.215,- 100,29 2004 892.202.000,- 963.954.290,- 105,02 2005 913.127.000,- 961.319.515,- 105,28 2006 923.286.000,- 893.557.620,- 96,78 2007 927.635.000,- 887.870.120,- 93,20 2008 932.166.000,- 1.017.807.750-108,88 2009 967.545.000,- 935.573.420,- 96,70 2010 871.865.000,- 893.807.550,- 102,52 2011 484.939.000,- (s.d Juni 2011) 484.689.915,- (s.d Juni 2011) 99,95 4. Peta Lokasi Pasar Tradisional Eksisting Lokasi Kota Tasikmalaya ditinjau dari segi perkembangan usaha perdagangan cukup srategis karena berada pada posisi jalur lalu lintas bagian tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat. Dalam Tata Ruang Provinsi Jawa Barat, Kota Tasikmalaya mempunyai fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Priangan Timur sehingga cenderung arah perkembangan Kota Tasikmalaya termaju dalam bidang perdagangan karena mempunyai akses utama dengan 3 sumbu arah jalan yaitu : 1. Tasik - Bandung via Malangbong dan via Garut 2. Tasik Jawa Tengah via Ciamis, Banjar 3. Kota Tasikmalaya - Kabupaten Tasikmalaya selatan menuju Cibalong, Cipatujah dan Cikalong. Melihat keberadaan jaringan jalan utama yang menghubungkan Kota Tasikmalaya dengan wilayah sekitarnya merupakan modal dalam pengembangan sektor usaha perdagangan bahkan semua pasar rakyat di Kota Tasikmalaya dilalui jalur angkutan kota, dan berdampingan dengan sub terminal. Sebaran lokasi pasar tradisional di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada peta di bawah ini.

5. Keadaan Bangunan Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong) Pasar Rakyat di Kota Tasikmalaya dibangun semenjak Kabupaten Tasikmalaya belum dibagi menjadi 2 (dua) pemerintahan. Pasar tersebut merupakan warisan dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Keadaan fisik bangunan pasar rakyat saat ini banyak yang rusak, diantaranya kioskios sudah tidak layak untuk digunakan tempat berjualan, atap pasar sudah lapuk dan bocor, lantai lorong antar kios yang licin dikhawatirkan pengunjung pasar terpeleset, dan kurangnya fasilitas penerangan.

BAB III KEBUTUHAN BIAYA REVITALISASI PASAR RAKYAT (PASAR GEGERNOONG) Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan dan mengembangkan kondisi Pasar Gegernoong yang mengalami kerusakan perlu dilakukan revitalisasi. Melalui proposal ini kami mengusulkan bantuan anggaran untuk Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong). Adapun kebutuhan biaya Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Padayungan) adalah sebagai berikut : No Uraian Jumlah Biaya (Rp) 1. Biaya Umum 40.000.000,- 2. Biaya Perencanaan 100.000.000,- 3. Biaya Pengawasan 60.000.000,- 4. Biaya Rehab Fisik Bangunan 1.600.000.000,- 5. Sarana Penunjang lainnya 200.000.000,- Total Biaya 2.000.000.000,-

BAB IV PENUTUP Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong) diharapkan dapat meningkatkan daya saing pasar rakyat dengan toko modern, mengembangkan perekonomian masyarakat di Kota Tasikmalaya, meningkatkan fungsi dan daya tarik pasar rakyat seperti kenyamanan, keamanan, kebersihan, dan ketertiban sehingga terpelihara dengan baik dalam rangka pelayanan prima kepada masyarakat. Pemerintah Kota Tasikmalaya telah melakukan pemeliharaan pasar rakyat sebagai upaya dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui perbaikan sarana dan prasarana pasar dengan menggunakan konsep skala prioritas sesuai dengan kemampuan anggaran. Namun demikian karena keterbatasan anggaran kami sangat mengharapkan bantuan dari APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan kegiatan Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong) dalam rangka mempercepat pertumbuhan pembangunan perekonomian di Kota Tasikmalaya.

KATA PENGANTAR Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001, salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Sesuai visi Kota Tasikmalaya yaitu Dengan Iman dan Takwa, Mewujudkan Kemandirian Ekonomi yang Berdaya Saing Menuju Masyarakat Madani. Dengan demikian sejalan visi dan misi Kota Tasikmalaya tersebut salah satu potensi perekonomian Kota Tasikmalaya yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan keberadaannya adalah Pasar Rakyat karena Pasar Rakyat merupakan salah satu penopang perekonomian masyarakat Kota Tasikmalaya yang keberadaannya semakin tersaingi dengan tersebarnya toko modern di daerah. Untuk meningkatkan daya beli dan daya saing pasar perlu dilakukan revitalisasi terhadap pasar yang kondisinya sudah rusak terutama Pasar Gegernoong. Atas dasar tersebut melalui proposal ini Pemerintah Kota Tasikmalaya mengajukan usulan Bantuan Anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk Revitalisasi Pasar Rakyat (Pasar Gegernoong) Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah). Demikian untuk menjadi maklum, atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih. Tasikmalaya, Maret 2016 Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Drs. H. Tantan Rustandi, MM NIP. 19590505 198503 1 017

PROPOSAL REVITALISASI PASAR RAKYAT (PASAR GEGERNOONG) KOTA TASIKMALAYA PEMERINTAH ERINTAH KOTA TASIKMALAYA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN JL. IR. H JUANDA (KOMPLEK PERKANTORAN) TELP. 0265 342571 TASIKMALAYA