SUMMARY GAMBARAN TEKNIK PENYARINGAN AIR SEDERHANA MELALUI METODE SARINGAN PASIR LAMBAT DENGAN METODE ABSORPSI DI DESA PENTADIO BARAT KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO RINY ANGRIANI ANTULA 811409075 Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan ABSTRAK Riny Angriani Antula, 811409075. Gambaran Teknik Penyaringan Air Sederhana Melalui Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Rama P. Hiola, Dra, M.Kes dan pembimbing II Ramly Abudi, S.Psi, M.Kes. Desa Pentadio Barat dengan jumlah sumur sebanyak 20 buah sumur. Adapun masalah yang ada di Desa Pentadio Barat yaitu air sumurnya sudah tidak memenuhi syarat kualitas fisik air baik dilihat dari warna, rasa, dan bau. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Gambaran Teknik Penyaringan Air Sederhana melalui Metode Filtrasi Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi dilihat dari warna, rasa, bau, dan TDS. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dengan Metode Observasional dimana akan diperoleh Gambaran Teknik Penyaringan Air Sederhana Melalui Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Jumlah sampel 20 buah sumur Teknik pengambilan sampel yaitu Total Sampling dimana sampel diambil dari keseluruhan populasi, teknik pengumpulan data dalam penelitan ini meliputi : Data primer melalui observasi dan data sekunder. Berdasarkan hasil penyaringan air sederhana melalui metode saringan pasir lambat dan metode absorpsi dilihat dari kedua metode tersebut yang paling bagus digunakan yaitu menggunakan metode absorpsi dimana teknik penyaringannya berhasil sedangkan dibandingkan dengan metode saringan pasir lambat setelah dilakukan penyaringan hasil penyaringannya tidak berhasil. Jadi
hasil yang paling bagus digunakan yaitu metode absorpsi dilihat dari sumur ke-1 sumur ke-20. Saran perlu dijaga alat yang telah dibuat kepada masyarakat untuk lebih mempermudah masyarakat didalam mendapatkan sarana air bersih yang baik. Kata kunci : Metode penyaringan pasir lambat, metode absorpsi ABSTRACT Riny Angriani Antula, 811409075. The Description of Simple Water Filter Technique through Gentle Sand Filter Method and Absorption Method in West Pentadio Village, Telaga Biru Sub-Distric, Gorontalo District. Department of Public Health, Faculty of Sports and Health sciences, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was Dr. Hj. Rama P. Hiola, M.Kes and the co-supervisor was RamlyAbudi, S.Psi, M.Kes. Number of well in West Pentadio village were 20 well. The problem in this location, the water in the wells did not fulfill physical water condition in terms of color, taste and smell. The aim of study was to describe simple water filter technique through gentle sand filter method with absorption method which seen from color, taste and smell and TDS. This was a descriptive research with observational method, where could be found the description of simple water filter technique through gentle sand filter method with absorption method in West Pentadio village, Telaga Biru Sub-distric, Gorontalo District. Number of sample was 20 wells which were taken by total sampling technique. The samples were all population, technique of collecting data were primary data from observation and secondary data. Based on the result of simple water filter through gentle sand filter method and absorption method, the best result showed on filtration used absorption method. This successfully worked compared to other method used in this research. These all could be seen in all wells used as the samples. Society had participated in filtering water. It was suggested to keep the filter tool in good condition, thus they would have proper and clean water for their need. Keywords: Gentle sand filter and absorption method
BAB I PENDAHULUAN Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh manusia, misalnya pencernaan, metabolisme, transportasi, mengatur keseimbangan suhu tubuh (Guyton, 2005). Saringan pasir lambat merupakan salah satu metode pengolahan air yang sudah digunakan ratusan tahun. Keefektifan pengolahan air dengan metode ini didukung oleh adanya proses biologi akibat adanya populasi bakteri di dalam saringan pasir ini. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat kehandalan saringan pasir lambat dalam pengolahan air dan mencari faktor- faktor pembatas dalam pengolahan air menggunakan saringan pasir lambat. Penelitian ini dilakukan pada 4 sampel instalasi saringan pasir lambat, dua instalasi terdapat pada Rumah Sakit Bina Sehat, instalasi milik pribadi di perumahan Margahayu, dan instalasi Sabuga, kecepatan filtrasi, pengoperasian dan upaya pemeliharaan yang dilakukan. Penelitian dilanjutkan dengan pemeriksaan kualitas air untuk melihat seberapa besar efisiensi penyisihan beberapa parameter yaitu kekeruhan, besi, mangan, nitrit, nitrat, zat organik, kesadahan, dan total solid terlarut. Untuk air bersih, syarat kualitasnya mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Permenkes/PER/IX/1990, Pada hakekatnya air yang layak adalah yang tidak berbau, berasa (pahit, sepet, asin) dan tidak berwarna. Sifat fisik air bisa dicerna secara visual. Misalkan, kekeruhan atau warna bisa langsung dilihat. Bau bisa dicium. Rasa dapat dengan mudah dirasakan oleh lidah (Nur, 2011). Di lihat dari data penduduk masyarakat yang ada di Desa Pentadio Barat, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo yaitu terdiri dari 3.824 penduduk yang terdiri dari Dusun I, II, dan III, dan jumlah KK Dusun I berjumlah 384,Dusun II berjumlah 276 KK, sedangkan Dusun III berjumlah 230 KK. yang memiliki masalah pada air sumur gali yang tidak memenuhi syarat kualitas fisik air yaitu di Dusun I yang jumlah penduduknya 1.642 jiwa yang terdiri dari 384 KK. Di mana sebagian masyarakat yang berada di Dusun I yang memiliki masalah pada sumur gali yaitu masyarakat yang air sumurnya. Sedangkan air sumur yang mereka gunakan warnanya sudah kekuning-kuningan sehingga tidak memenuhi syarat kualitas fisik air, masyarakat yang berada di Desa Pentadio Barat terutama yang berada di Dusun I yang kualitas air sumur galinya tidak memenuhi syarat kesehatan dimana akan diterapkan kepada masyarakat bagaimana cara penyaringan air sederhana melalui perbedaan antara metode filtrasi dengan saringan pasir lambat dan saringan pasir cepat, terutama air sumur galinya yang tidak memenuhi syarat kesehatan yang baik (Profil Desa Pentadio Barat 2012).
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. 2.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode observasional dimana akan diperoleh gambaran tentang teknik penyaringan air sederhana melalui metode saringan pasir lambat dengan metode absorpsi. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Jumlah Dusun Rumah tangga Penduduk (jiwa) Dusun I 384 1642 Dusun II 276 1265 Dusun III 230 917 Jumlah 890 3824 Sumber: Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.2 Jumlah Jenis Kelamin di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Dusun Jenis Kelamin L P Dusun I 760 882 Dusun II 643 622 Dusun III 454 463 Jumlah 1587 1967 Sumber: Data Primer Tahun 2013 Tabel 4.3 Distribusi Hasil Penyaringan Air Sederhana Melalui Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi di lihat dari Parameter Fisik Warna Air di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Teknik Penyaringan Air Metode Saringan Metode Absorpsi Pasir Lambat Warna Tidak Berwarna Warna Tidak Berwarna 17 3 0 20 Sumber : Data primer, 2013 Tabel 4.4 Distribusi Hasil Penyaringan Air Sederhana Melalui Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi di lihat dari Parameter Fisik Rasa Air di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Teknik Penyaringan Air Metode Saringan Pasir Lambat Metode Absorpsi Rasa Tidak Berasa Rasa Tidak Berasa 20 0 0 20 Sumber : Data primer, 2013
Tabel 4.5 Distribusi Hasil Penyaringan Air Sederhana Melalui Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi di lihat dari Parameter Fisik Bau Air di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Teknik Penyaringan Air Metode Saringan Pasir Lambat Bau Tidak Berbau Metode Absorpsi Bau Tidak Berbau 20 0 0 20 Sumber : Data primer, 2013 Berdasarkan tabel 4.3 hasil penyaringan air sumur gali berdasarkan Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi dilihat dari 20 sumur yang peneliti lakukan di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo diketahui parameter fisik air yang terdiri dari warna, dimana metode saringan pasir lambat (SPL) terdapat 3 sumur yang tidak berwarna atau 15%, sementara metode absorpsi terdapat 20 sumur yang tidak berwarna atau 85%. Berdasarkan tabel 4.4 hasil penyaringan air sumur gali berdasarkan Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi dilihat dari 20 sumur yang peneliti lakukan di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo diketahui parameter fisik air yang terdiri dari rasa, dimana metode saringan pasir lambat (SPL) terdapat 20 sumur yang berasa atau 100%, sementara metode absorpsi terdapat 0 sumur yang berasa. Berdasarkan grafik 4.5 hasil penyaringan air sumur gali berdasarkan Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi dilihat dari 20 sumur yang peneliti lakukan di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo diketahui parameter fisik air yang terdiri dari bau, dimana metode saringan pasir lambat (SPL) terdapat 20 sumur yang berbau atau 100%, sementara metode absorpsi terdapat 0 sumur yang berbau. 3.2 PEMBAHASAN Penyaringan air yaitu air yang dapat menyaring dari berbagai bentuk kualitas air baik fisik, kimia, biologi serta dapat menjernihkan air, dilihat dari warnanya, misalnya dari air kotor menjadi air jernih. Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Metode absorpsi dilihat dari metode penyaringan air dengan lapisan paling bawah yaitu batu, kerikil, arang tempurung, pasir halus, dan lapisan paling atas yaitu ijuk. Berdasarkan hasil penyaringan dari kedua metode saringan pasir lambat dengan metode absorpsi yang paling bagus digunakan yaitu
mengunakan metode absorpsi dimana teknik hasil penyaringannya berhasil dibandingan dengan metode saringan pasir lambat (SPL). 3.2.2 Hasil Pemeriksaan dari Metode Saringan Pasir Lambat Dengan Metode Absorpsi a. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Warna dilihat dari metode saringan pasir lambat dengan metode absorpsi Pada tabel 4.5 Hasil pemeriksaan kualitas fisik warna melalui metode saringan pasir lambat menunjukan bahwa 20 sumur yang di teliti terdapat 17 sumur yang berwarna atau 85%, dan 3 sumur tidak berwarna atau 15%, sedangkan metode absorpsi menunjukan bahwa 20 sumur yang diteliti terdapat 0 sumur yang berwarna atau 100%, dan 20 sumur tidak berwarna ini menunjukan bahwa air yang di gunakan dari kedua metode saringan pasir lambat dengan metode absorpsi yang digunakan oleh masyarakat di Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo tidak memenuhi syarat menurut Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih yaitu penyaringan metode saringan pasir lambat (SPL), di mana setelah dilakukan penyaringan air yang digunakan oleh masyarakat dilihat dari parameter fisik air yaitu tidak memenuhi syarat kesehatan atau sistem penyaringan air saringan pasir lambat tidak berhasil dibandingan dengan metode absorpsi. Kelebihan dan kelemahan dari kedua metode SPL dan Metode Absorpsi yaitu untuk metode saringan pasir lambat tidak memiliki kelebihan tetapi memiliki kelemahan dimana bahan yang digunakan untuk penyaringan air sederhana hanya menggunakan kerikil dan pasir. Setelah dilakukan penyaringan hasil air yang didapatkan yaitu tidak memenuhi syarat kesehatan, sedangkan untuk metode absorpsi memiliki kelebihan teknik penyaringan air dengan menggunakan batu, ijuk, kerikil, pasir halus, tawas, arang. Setelah dilihat dari kedua metode tersebut yang paling baik digunakan yaitu metode Absorpsi dibandingkan dengan metode saringan pasir lambat b. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Rasa Air dilihat dari Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi Hasil Pemeriksaan kualitas fisik rasa melalui metode saringan pasir lambat menunjukan bahwa 20 sumur yang di teliti terdapat 20 sumur yang berasa atau 100%, dan 0 sumur tidak berasa, sedangkan metode absorpsi menunjukan bahwa 20 sumur yang diteliti
terdapat 0 sumur yang berasa dan 20 sumur tidak berasa atau 100%. Kualitas air bersih yang memenuhi syarat adalah air yang tidak berasa menurut Artiningsih (2008) bahwa Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berasa berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Pada tabel 4.6 memperlihatkan bahwa teknik penyaringan air sederhan melalui metode saringan pasir lambat dengan metode absorpsi yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara menggunakan penyaringan air sederhana dari kedua metode tersebut agar air yang digunakan bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari dengan alasan bahwa air yang digunakan bisa dapat diminum untuk keperluan seharihari, serta jarang sekali menggunakan air yang tidak bisa memenuhi syarat kesehatan, adapun air yang sudah tidak dipakai dapat menyebabkan penyakit (gatal-gatal). Penyaringan air dengan menggunakan metode SPL dengan metode absorpsi adalah salah satu metode yang mudah dan murah dalam upaya mengurangi kekeruhan air dalam rumah tangga hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kumalasri tahun 2007 mengemukakan bahwa salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah melakukan teknik penyaringan air sederhana melalui metode saringan pasir lambat dengan metode absorpsi untuk mengurangi parameter fisik rasa air sebanyak (89,6 %) dengan alasan bahwa tidak pernah mendapat penyuluhan tentang teknik penyaringan air sederhana melalui metode saringan pasir lambat (SPL) dengan metode absorpsi. c. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Bau Air dilihat dari Metode Saringan Pasir Lambat dengan Metode Absorpsi Hasil Pemeriksaan kualitas fisik bau melalui metode saringan pasir lambat menunjukan bahwa 20 sumur yang di teliti terdapat 20 sumur yang berbau atau 100%, dan 0 sumur tidak berbau, sedangkan metode absorpsi menunjukan bahwa 20 sumur yang diteliti terdapat 0 sumur yang berbau dan 20 sumur tidak berbau atau 100%. Pada tabel 4.7 memperlihatkan bahwa teknik penyaringan air yang digunakan oleh masyarakat dengan cara perubahan pola hidup komsumtif adalah baik sebanyak (100%), dengan alasan bahwa setiap melakukan penyaringan dari kedua metode masyarakat lebih menggunakan metode absorpsi dan jarang menggunakan metode saringan pasir lambat (SPL). Hasil penelitian ini bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Wardhana di Kota Yogyakarta
tahun 2001 bahwa (78.5%) responden mengatakan telah melakukan perubahan pola hidup komsumtif dengan cara merubah perilaku hidup bersih (PHBS) agar air yang digunakan oleh masyarakat bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 bahwa air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan baik dilihat dari parameter fisik air yaitu warna, rasa, dan bau dengan jalan melakukan penyaringan air serta perlu merubah perilaku pola komsumtif dalam rumah tangga dalam upaya mengurangi kekeruhan warna, rasa, dan bau air dan kurang baik sebanyak (75,6 %) dengan alasan bahwa sering menggunakan air yang tidak memenuhi syarat kualitas fisik air baik dilihat dari warna, rasa dan bau. d. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parmeter Fisik Total Dissolved Solid (TDS) dilihat dari metode saringan pasir lambat dengan metode absorpsi. Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6) dan koloid (diameter < 10-6 10-3 mm) yang berupa senyawa senyawa kimia dan bahan bahan lain. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada system perpipaan (Oktaviani, 2009). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih yang layak dikonsumsi adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak mengandung zat padat yang melebihi batas normal yaitu <1500 mg/l. Hasil pemeriksaan Total Dissolved Solid (TDS) dari sarana air sumur gali pada metode saringan pasir lambat yang ada di desa Pentadio Barat terdapat 20 sumur yang mengandung zat padat yang melebihi batas normal yaitu <1500 mg/l, yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air sumur gali karena mengingat limbah limbah rumah tangga tersebut akan menjadi sumber pencemar terhadap sumber air. Tingginya angka total dissolved solids merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai atau tidaknya air untuk keperluan rumah tangga masyarakat, baik untuk keperluan mandi, mencuci, hingga untuk keperluan air minum masyarakat. Zat padat terlarut (TDS) merupakan padatan yang terdiri dari senyawa-senyawa organik yang larut dalam air, mineral, dan garam-garam lainnya (Wardhana, Arya,Wisnu, 2001). Berdasarkan hasil penyaringan melalui metode saringan pasir
lambat bahwa teknik penyaringan air sederhana setelah dilakukan penyaringan baik dilihat dari warna, rasa dan bau hasil airnya tidak berubah serta tidak memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan hasil penyaringan air sederhana melalui metode absorpsi bahwa setelah dilakukan penyaringan air yang sudah disaring dilihat warna, rasa, dan bau hasil TDS tenyata <1500 mg/l atau sudah memenuhi syarat kesehatan menurut Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990. BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa dapat disimpulkan 1. Teknik penyaringan air sederhana melalui metode absorpsi dilihat dari hasil penyaringan bahwa air yang dihasilkan melalui metode absorpsi hasil penyaringannya berhasil baik dilihat dari parameter fisik warna, rasa, dan bau, TDS (Total Disolved Solid). 2. Teknik penyaringan air sederhana melalui metode saringan pasir lambat dilihat dari hasil penyaringan bahwa air yang dihasilkan melalui metode saringan pasir lambat hasil penyaringannya tidak berhasil baik dilihat dari parameter fisik warna, rasa, bau, dan TDS (Total Disolved Solid) 4.2 Saran Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas maka perlu ditingkatkan teknik penyaringan air sehingga masyarakat mengetahui manfaat dari teknik penyaringan air tersebut agar air yang mereka gunakan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. BAB V DAFTAR PUSTAKA Artiningsih, 2008, Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Penyaringan Air Serhana Melalui Metode Filtrasi http://digilib.3w Peran serta - air. Go. Id/go.php?id=jknkbplm-gglres(diakses 12 Februari 2013) Eighmyeal, 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Bhineka Cipta. Firmansyah, Vera, 2008. Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta Guyton, 2005. Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih. Bandung: Pal Media Creative Pro Bandung Huisman, 2008. Buku Pedoman Study Penyediaan Air Bersih. Akademi Penilik Kesehatan- Teknologi Sanitasi. Jakarta: Pusdiknakes.
Kumalasari, Fety, 2007. Penyaringan Air Kotor. Jakarta: Balai Pustaka Longsdonetal, 2002. Penyaringan Air Minum Secara Sederhana di Pedesaan. Balai Pustaka. Jakarta. Mulia, 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.