BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

B A B P E N D A H U L U A N

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. supervisi dinas kesehatan kabupaten atau kota. Puskesmas mempunyai tugas

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menjadi tolok ukur Indeks. Pembangunan Manusia adalah umur harapan hidup. Faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

Pengembangan TIK Sistem Informasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

Kota Malang, perlu dilakukan perubahan

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

TENTANG. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas. pencapaian sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) di Dinas Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Deskripsi: Dimensi Grand Design Sistem Informasi Kesehatan

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

WALIKOTA PANGKALPINANG

ANALISIS KEBUTUHAN PERENCANAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN PADA BIDANG PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

TENTANG BUPATI SERANG,

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi juga kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Status kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator keberhasilan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PONDOK KESEHATAN DESA DI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

D I N A S K E S E H A T A N

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

Juknis Operasional SPM

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and implementation of health information system Geneva (2000), adalah suatu sistem informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi sebagai proses pengambilan keputusan di segala jenjang. Untuk mendukung pelaksanaan sistem informasi kesehatan tersebut pada tahun 2002 pemerintah melalui Menteri Kesehatan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA). Tujuan pembangunan nasional disusun dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional, hal ini tertuang dalam Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 yang mempunyai tiga tujuan pembangunan nasional. Rencana pembangunan jangka panjang nasional tersebut dibagi lagi setiap lima tahunan, atau disebut juga rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang mana bertujuan memantapkan pembangunan secara menyeluruh dimana salah satunya adalah menekankan pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini bisa dilihat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan, hal ini untuk melaksanakan ketentuan pasal 168 ayat (3) Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. 1

Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan keberadaannya karena merupakan sumber utama dalam pengambilan kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan sangat mendukung berkembangnya sistem informasi kesehatan, hal ini juga sangat berguna dalam pengambilan keputusan bisa lebih mudah jika semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu sistem informasi kesehatan perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data yang telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data menjadi informasi yang berguna. Pada tahun 2007 pusat data dan informasi melakukan evaluasi SIK di Indonesia dengan menggunakan perangkat Health Metricts Network-World Health Organization (HMN-WHO) evaluasi ini meliputi 6 komponen utama SIK yaitu sumber daya (meliputi pengelolaan dan sumber daya), kualitas data, diseminasi dan penggunaan data, hasil yang diperoleh adalah SIK ada tapi tidak adekuat untuk sumber daya (47%), indikator (61%), sumber data (51%), kualitas data (55%), penggunaan dan diseminasi data (57%), untuk manajemen data (35%), sehingga secara umum hasil ini menunjukkan bahwa keseluruhan SIK masih perlu ditingkatkan lagi (Kepmenkes Nomor 192, 2012). Menurut Wahyudi (2011), kebijakan pemerintah dalam pengembangan sistem informasi telah ada, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak 2

kendala-kendala dan hambatan yang dihadapi, pengembangan sistem informasi kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena keterbatasan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah, dan sumber daya manusia. Dinas Kesehatan sebagai salah satu organisasi pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas tugas pembantuan di bidang kesehatan dan juga fungsi merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan. Kinerja pelayanan kesehatan dapat meningkat melalui dua fungsi di atas dipengaruhi oleh aspek sumber daya kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan menajemen kesehatan (Depkes, 2004). Salah satu aspek yang mempengaruhi kinerja Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten seperti yang disebutkan di atas adalah aspek manajemen kesehatan, dimana Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten mempunyai tugas mengelola data dan informasi yang diperoleh baik dari puskesmas, rumah sakit, maupun sarana pelayanan kesehatan yang lain. Sehubungan hal tersebut maka Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten membutuhkan pengelolaan sistem informasi kesehatan yang baik agar dalam pengambilan keputusan kebijakan pemerintah bisa lebih tepat sesuai kebutuhan daerahnya. Hal ini seperti tertuang dalam rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dimana mempunyai misi pembangunan kesehatan, salah satunnya adalah mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu. Isu-isu strategis Dinas 3

Kesehatan Kabupaten Boyolali berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan kesehatan pada identifikasi permasalahan sisi internal didapatkan kondisi sistem informasi kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan masih belum optimal. Berdasarkan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2014, untuk capaian kinerja pada indikator terwujudnya sistem informasi kesehatan di Dinas dan puskesmas (SIMPUS) menargetkan 29 puskesmas sudah SIMPUS dan terealisasi 29 puskesmas, sedangkan sistem informasi kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali belum ada pada rencana strategis tahun 2011-2015. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali tentang Dinas Kesehatan maka dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mempunyai unsur satu sekretariat dan empat bidang yaitu bidang pelayanan kesehatan, bidang pencegahan, pemberantasan penyakit, dan penyehatan lingkungan, bidang pengembangan sumber daya kesehatan, bidang promosi kesehatan dan penunjang. Diantara empat bidang yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, pada bidang pelayanan kesehatan terdapat paling banyak program-program yang menjadi indikator keberhasilan dalam MDG s, dimana pada tahun 2014 program-programnya adalah menurunkan angka kematian ibu 95%, menurunkan angka kematian bayi 8,2%, cakupan kunjungan bayi 90%, cakupan pelayanan anak balita 90%, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100%, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi 4

kebidanan 94%, cakupan pelayanan nifas 90%, cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 85%, persentase penderita jiwa pasung dirujuk ke rumah sakit jiwa dan diobati sampai sembuh 100%. B. Masalah Penelitian Melihat latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana analisis kebutuhan perencanaan sistem Informasi kesehatan pada bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan pada bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan analisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan pada seksi kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. b. Melakukan analisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan pada seksi gizi. c. Melakukan analisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan pada seksi kesehatan dasar khusus dan rujukan. 5

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Sebagai bahan masukan dan rekomendasi dalam pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali agar ke depannya sistem informasi kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali bisa menampung data dan menampilkan informasi sesuai kebutuhan yang diharapkan. 2. Bagi institusi pendidikan Bisa bermanfaat untuk menambah referensi di perpustakaan. 3. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut sehingga bisa memberikan manfaat. 4. Bagi masyarakat Masyarakat bisa mendapatkan akses pelayanan informasi terhadap kesehatan. 6