PENDAHULUAN. atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. PUSKESMAS adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi juga kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat didominasi ketidakmampuan masyarakat dalam menangani kesehatan diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pelayanan kesehatan paling dasar dan sebagai ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. Suatu tindakan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh semua warga

nasional. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak dua puluh tahun terakhir, dengan kemajuan besar dalam bidang teknologi informasi khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembangunan. yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

Deskripsi: Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas merupakan bagian dari sumber data dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota. Dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. 1 Dalam mencapai tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Era globalisasi membawa dampak positif bagi perkembangan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2013 telah tersedia Puskesmas, sekitar Puskesmas

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. supervisi dinas kesehatan kabupaten atau kota. Puskesmas mempunyai tugas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

RANCANGAN KESEPAKATAN

SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH (SIKDA)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperbaiki kualitas suatu organisasi atau instansi. Penggunaannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan di puskesmas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi, terbukanya arus informasi dan semakin meningkatnya tuntutan pengguna

BAB 1 PENDAHULUAN. Program pembangunan kesehatan nasional mencakup lima aspek Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, dan tuntutan akan pencapaian MDGs (Milenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sistem Informasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

I. PENDAHULUAN. dan tantangan strategis, baik dari segi eksternal maupun internal, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN manajemen upaya kesehatan manajemen kesehatan

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. prioritasnya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Untuk memenuhi

KERANGKA ACUAN PENILAIAN AKUNTABILITAS PENANGGUNGJAWAB PROGRAM DAN PENANGGUNGJAWAB PELAYANAN PUSKESMAS BUNTU BATU

Integrasi Sistem Informasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SUMBER DATA SISTEM. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mencatat perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR: 120/674/2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jika dikaitkan dengan produktivitas kerja (Kementerian Kesehatan, 2005). Gigi

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggitingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Departemen Kesehatan RI, 2009). Penggalian informasi yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan merupakan sumber utama dalam pengambilan keputusan kebijakan. Seiring dengan era desentralisasi, berbagai sistim informasi kesehatan telah dikembangkan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, sesuai kebutuhan dan karakteristik daerah masing-masing. Selain melaksanakan program pemerintah pusat, melalui Kementrian Kesehatan, pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistim informasinya, baik di tingkat Dinas Kesehatan maupun Rumah Sakit. Perkembangan bidang teknologi dan sistem informasi yang pesat memberi pengaruh di segala bidang kehidupan manusia termasuk bidang kesehatan. Berbagai aplikasi dibuat dan dikembangkan untuk menunjang dan membantu operasional pelayanan kesehatan, aplikasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan yang bermanfaat di bidang kesehatan. Manajemen dan informasi kesehatan adalah salah satu subsistem dalam Sistim Kesehatan Nasional. Upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mendukung subsistem manajemen dan informasi kesehatan ini adalah dengan mengeluarkan

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 511 tahun 2002 mengenai Kebijakan dan Strategi Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS), Keputusan Menteri Kesehatan nomor 932 tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer on line Sistem Informasi Kesehatan Nasional / Siknas on line (Pusat Data dan Informasi, 2011). Keluaran (output) dari pencatatan dan pelaporan berbentuk informasi yang sangat berharga bila menggunakan metode pencatatan dan pelaporan yang tepat. Suatu sistem dan manajemen yang tepat diperlukan agar data atau informasi tersebut dapat bermanfaat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyadari arti penting dari data-data tersebut, sehingga memberlakukan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) sejak tahun 1981. SP2TP tersebut ditetapkan dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981 (Departemen Kesehatan RI, 1992). SP2TP merupakan suatu kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan di Puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang di atasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat (Pintauli, 2003). Puskesmas merupakan ujung tombak pemerintah dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai dengan Kepmenkes RI No: 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas bahwa Puskesmas didefinisikan sebagai unit pelaksana teknis di Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas melaksanakan kegiatan proses penyelenggaraan, pemantauan, serta penilaian terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik upaya kesehatan wajib

maupun upaya kesehatan pengembangan dalam mengatasi permasalahan kesehatan di wilayah. Salah satu bentuk pemantauan yang dilakukan adalah melalui sistim informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) (Departemen Kesehatan RI, 2004). Simpus merupakan pilihan bagi daerah dalam mengembangkan sistim informasi yang lebih cepat dan akurat. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, SIMPUS dikembangkan melalui sistim komputerisasi dalam bentuk perangkat lunak (software) yang bekerja dalam sebuah sistim operasi. Sistim Informasi yang berbasis komputer digunakan dalam upaya menghasilkan informasi yang berkualitas sehingga dapat menunjang fungsifungsi manajemen, mengatasi volume dan kompleksitas data kesehatan yang semakin banyak dan akhirnya dapat dipakai dalam proses pengambilan keputusan di setiap tingkat manajemen. Namun pada kenyataannya, hingga saat ini SIMPUS di berbagai daerah belum dilaksanakan secara optimal. Pada tahun 2009 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat telah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan daerah (SIKDA) yang merupakan sistem informasi kesehatan terintegrasi mulai dari tingkat Puskesmas sampai tingkat Provinsi. Sistem ini telah menjangkau unit pelayanan kesehatan yang meliputi puskesmas dan rumah sakit yang dapat saling terhubung melalui jejaring on line. Dalam aplikasinya sistem ini dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai user (pengguna) yang dirancang dan dibuat untuk memudahkan petugas puskesmas saat melakukan pelaporan ke berbagai program di lingkungan mulai dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten sampai ke Dinas Kesehatan Provinsi. Salah satu bagian dari SIMPUS ini adalah manajemen pasien yang dapat dilaksanakan secara on line, untuk Sumatera Barat ada 71 unit dari 262 unit Puskesmas yang sudah melaksanakan pelayanan pasien dengan sistim manajemen pasien on line. Namun dalam perjalanannya masih banyak puskesmas belum memanfaatkan secara optimal aplikasi ini sehingga belum memberikan dampak yang memuaskan (Dinkes Propinsi Sumbar, 2013).

Pada awal tahun 2013 penerapan Sistem Informasi Manajemen Pasien on line ini dilaksanakan pada 15 Puskesmas yang ada di Kabupaten Padang Pariaman hingga akhir tahun 2013. Namun karena terjadinya perpindahan ibu kota kabupaten ke tempat yang baru pada awal tahun 2014, dimana server tempat di installnya software Manajemen Pasien on line juga dipindahkan maka aplikasi ini untuk sementara tidak bisa di akses sampai dilakukan perbaikan sarana dan prasarana pendukung dalam mengoperasionalkan server ini. Kebetulan di Puskesmas Pauh Kambar selain bisa terkoneksi dengan aplikasi induk, juga memiliki software yang sama yang di install di server Puskesmas, hingga sampai sekarang pelayanan dengan sistim informasi manajemen pasien on line ini masih bisa terus dilaksanakan di Puskesmas Pauh Kambar. Sementara untuk 14 Puskesmas lainnya pelayanan dengan sistim informasi Manajemen pasien on line ini terhenti sementara sampai nanti server induk di Kantor Bupati siap digunakan kembali. Tujuan penerapan sistim ini adalah untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam upaya menunjang pelayanan dari segi waktu, tenaga, kemudahan dan penurunan tingkat kesalahan dalam membuat laporan yang berhubungan dengan pelayanan pasien serta tersedianya data yang cepat dan akurat (Dinkes Kabupaten Padang Pariaman, 2013). Dari sisi manajemen diharapkan nantinya output dari sistim informasi ini bisa menjadi bahan masukan bagi manajemen dalam menyusun suatu perencanaan program. Selain itu dengan software yang dibuat sedemikian rupa juga diharapkan sistim pemantauan pelayanan Puskesmas oleh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan menjadi lebih efektif. Pada studi awal yang dilakukan ke Puskesmas Pauh Kambar, didapatkan bahwa masih ada permasalahan yang dapat menghambat pelayanan pasien yang berkunjung dengan sistem informasi manajemen pasien on line ini seperti jumlah Hardware yang masih kurang, pengisian data yang belum lengkap dan output sistem yang belum bisa digunakan secara optimal. Kendala ini menyebabkan manfaat dari penerapan sistem informasi manajemen

pasien on line ini menjadi belum optimal. Berdasarkan permasalahan diatas, perlu kiranya dilakukan Evaluasi yang lebih mendalam untuk mencari penyebab permasalahan yang timbul tersebut sehingga penerapan Sistim Informasi Manajemen Pasien on Line di Puskesmas Pauh Kambar bisa memberikan manfaat seperti yang diharapkan dan hasilnya bisa menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan untuk pelaksanaan sistim Informasi Manajemen Pasien on line di masa yang akan datang. Gambaran diatas menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang penerapan Sistim informasi manajemen pasien on line di Puskemas Pauh Kambar ditinjau dari segi hubungan antara berbagai komponen sistim informasi yaitu manusia, organisasi dan teknologi. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana penerapan sistim informasi manajemen pasien on line di Puskesmas Pauh Kambar Kabupaten Padang Pariaman? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistim informasi Manajemen Pasien on line yang sudah dilaksanakan sejak awal Tahun 2013 dalam upaya memperkuat pelayanan kesehatan di Puskesmas Pauh Kambar. 1.3.2 Tujuan Khusus : a) Melihat kesesuaian antara penerapan teknologi dan manusia sebagai pengguna Sistim Informasi manajemen pasien on line. b) Melihat kesesuaian antara penerapan teknologi dan organisasi pengguna Sistim Informasi Manajemen Pasien on line.

c) Melihat kesesuaian antara manusia dan organisasi pengguna Sistim Informasi Manajemen pasien on line. d) Mengetahui manfaat penerapan teknologi bagi manusia dan organisasi pengguna Sistim Informasi Manajemen pasien on line. 1.4 Manfaat penelitian 1. Bagi Puskesmas: Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan tingkat Puskesmas untuk perbaikan penerapan sistim Informasi manajemen pasien on line kedepan. 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Mengetahui manfaat serta permasalahan dalam pelaksanaan manajemen pasien on line di Puskesmas dan masukan untuk menyusun kebijakan terkait pelaksanaan pelayanan tersebut. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Menambah pengalaman belajar dalam penelitian evaluasi Pelaksanaan manajemen pasien on line.