BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian Data

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia atau I n d on e sia S tock E xc h an g e (IDX)

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola usaha yang sedang dijalankan agar tujuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

DAFTAR ISI BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN. yang diambil dari dan Yaitu dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, Provinsi DKI Jakarta, pada bulan Oktober

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. (Studi kasus BUMN yang terdaftar di BEI) Disusun oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan

2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa

METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian Jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang sudah go public nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. Industri pasar modal merupakan salah satu industri yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi pasar modal semakin banyak mendapat perhatian,

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

Skripsi. Oleh MUSIANA

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (Studi Pada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini menguji mengenai faktor faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara. Jika Perusahaan BUMN tersebut seluruh modalnya dimiliki negara, maka perusahaan tersebut merupakan perusahaan konvensional atau belum go public.sebaliknya jika modal perusahaan sebagian dimiliki negara dan sebagian lagi dimiliki masyarakat, maka perusahaan BUMN tersebut merupakan perusahaan go public.tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan September 2014, terdapat 20 Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan go public. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa 20 perusahaan BUMN yang melakukan go public di BEI terdiri dari 9 sektor yang menopang perekonomian Bangsa Indonesia. Perusahaan BUMN tersebut tidak hanya membidangi sektor-sektor vital saja, melainkan hampir merata di semua sektor. Sektor Perbankan dan Sektor Kontruksi menjadi sektor yang terbanyak dibidangi dengan menyumbangkan masing-masing 4 Perusahaan BUMN. Sedangkan sektor yang paling sedikit dibidangi adalah sektor energi, industry logam, dan telekomunikasi dengan menyumbangkan masing-masing hanya 1 Perusahaan BUMN.

2 Tabel 1.1 Perusahaan BUMN yang melakukan go public di BEI : No Nama Emiten Kode Sektor Saham 1. PT Indofarma (Persero) Tbk INAF Farmasi 2. PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 3. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Energy 4. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk KRAS Industri logam 5. PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 6. PT Pembangunan Perumahan (Persero) PTPP Tbk Kontruksi 7. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 8. PT Waskita Karya (Persero) Tbk WSKT 9. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 10. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 11. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN Perbankan 12. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 13. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 14. PT Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA Pertambangan 15. PT Timah (Persero) Tbk TINS 16. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR 17. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR Semen 18. PT Jasa Marga (Persero) Tbk JSMR Sarana dan 19. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk GIAA prasarana angkutan 20. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) TLKM Tbk Telekomunikasi Sumber: www.sahamoke.com dan diolah penulis Tabel 1.1 menjelaskan bahwa dari 20 Perusahaan BUMN tersebut, terdapat 9 perusahaan yang konsisten membagikan dividen selama periode 2010-2014. Kasmir (2010) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings). Salah satu kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan adalah Dividen Per Share (DPS). DPS adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Perusahaan dengan dividen yang lebih besar dan lebih stabil dari perusahaan sejenis tentunya

3 akan lebih diminati oleh para investor, sehingga permintaan saham perusahaan akan meningkat, dengan sendirinya akan menaikan harga saham. Tabel 1.2 Dividen Tunai yang dibagikan Perusahaan BUMN Tahun 2012-2014 (Dalam Persen) : No Kode Saham 1. ADHI 2. JSMR 3. PTBA 4. SMGR 5. TLKM 6. BBNI 7. BBRI Nama Perusahaan PT Adhi Karya Persero 2012 2013 2014 Rata-Rata Tbk 20 30 20 23 PT Jasa Marga Persero Tbk 42 58 40 47 PT Bukit Asam Persero Tbk 55 54 35 48 PT Semen Indonesia Persero Tbk 45 45 0,2 30 PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk 45 49 3 32 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 30 30 25 28 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 30 30 30 30 PT Bank Tabungan 8. BBTN Negara (Persero) Tbk 30 30 20 27 PT Bank Mandiri 9. BMRI (Persero) Tbk 15 29 24 23 Sumber : Laporan Keuangan dan Diolah Penulis. Tabel 1.2 memperlihatkan jumlah dividen tunai yang dibagikan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kenaikan rata-rata selama Tahun 2012-2013,dan mengalami penurunan rata-rata selama tahun 2013-2014. Persentase rata-rata perusahaan yang membagikan dividen tunai tertinggi selama tahun 2012-2014 adalah Perusahaan PTBA dengan 48%, dan yang membagikan dividen tunai terendah adalah dari Perusahaan BMRI dan ADHI dengan masing-masing 23%. Rata-rata jumlah dividen tunai selama Tahun 2012-2014 tergolong tinggi dan stabil, ini menunjukkan bahwa emiten-emiten BUMN ingin memuaskan para investor, sehingga akan menaikkan permintaan saham dan berdampak langsung

4 terhadap meningkatnya harga saham.sebelum perusahaan membagikan dividen, perusahaan akan menyisihkan laba mereka sebagai laba ditahan. Laba ditahan (Retained Earning) adalah sejumlah laba yang tidak dibagikan perusahaan dan dapat digunakan perusahaan untuk tambahan modal atau untuk memperbesar modal perusahaan (Astuti,2004). Keputusan untuk mengalokasikan laba ditahan dan dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan (RUPS). Tujuan utama adanya alokasi laba ditahan adalah untuk reinvestasi bisnis perusahaan dan memperbesar modal perusahaan, agar menjadi sumber dana untuk kelangsungan pertumbuhan perusahaan, atau digunakan untuk melunasi hutang-hutang perusahaan. Biasanya laba ditahan untuk periode laporan tertentu dihitung dengan cara mengurangi laba bersih dengan dividen yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemegang saham. Tabel 1.3 memperlihatkan laba ditahan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kenaikan rata-rata selama Tahun 2012-2014.Persentase ratarata perusahaan yang mengalokasikan laba ditahan tertinggi selama Tahun 2012-2014 adalah Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) dengan 77%. Sedangkan perusahaan yang mengalokasikan laba ditahan terendah selama Tahun 2012-2014 adalah dari Perusahaan PT Bukit Asam Persero Tbk (PTBA) dengan persentasi rata-rata sebesar 52%.

5 Tabel 1.3 Laba ditahan Perusahaan BUMN Tahun 2012-2014 (Dalam Persen) : No Kode Saham 1. ADHI 2. JSMR 3. PTBA 4. SMGR 5. TLKM 6. BBNI 7. BBRI 8. BBTN 9. BMRI Nama Perusahaan PT Adhi Karya 2012 2013 2014 Rata-Rata Persero Tbk 80 70 80 77 PT Jasa Marga Persero Tbk 58 42 60 53 PT Bukit Asam Persero Tbk 45 46 65 52 PT Semen Indonesia Persero Tbk 55 55 99,8 70 PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk 55 51 97 68 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 70 70 75 72 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 70 70 70 70 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 70 70 80 73 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 85 71 76 77 Sumber : Laporan Keuangan dan Diolah Penulis. Salah satu cara bagi investor mengetahui bagaimana kinerja dari sebuah perusahaan adalah dengan mengetahui bagaimana pertumbuhan laba ditahan (Retained Earnings). Pertumbuhan laba ditahan yang meningkat akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dalam membeli saham, investor juga akan memperhatikan variabel Earning Per Share (EPS) yang dibagikan perusahaan. EPS merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar (Kasmir,2010). EPS juga merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dalam setiap lembar saham. Keuntungan bersih yang meningkat mencerminkan prestasi dan kinerja yang baik dari perusahaan, hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi pada saham.

6 Investor harus menanggung berbagai risiko dalam berinvestasi pada saham.. Dengan adanya ketidakpastian berinvestasi tersebut maka para investor harus berhati- hati dalam mengambil keputusan terhadap saham apa yang akan dibeli. Setiap keputusan yang diambil oleh investor harus didasarkan pada analisisanalisis yang baik dan benar. Banyak peneliti yang telah membuktikan bahwa pasar modal bereaksi terhadap semua informasi yang berhubungan dengan emiten. Informasi yang dianggap kabar baik akan dapat menaikan harga saham dan sebaliknya informasi yang dianggap kabar buruk akan menurunkan harga saham. Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku dipasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar yaitu permintaan dan penawaran. Tabel 1.4 Harga Saham Perusahaan BUMN Tahun 2012-2014 (dalam rupiah) : No Emiten Nama Perusahaan 2012 2013 2014 1. ADHI PT Adhi Karya Persero Tbk 1.760 1.510 3.480 2. JSMR PT Jasa Marga Persero Tbk 5.450 4.725 7.050 PT Bukit Asam Persero Tbk 3. PTBA 15.100 10.200 12.500 PT Semen Indonesia Persero Tbk 4. SMGR 15.850 14.150 16.200 5. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk 1.810 2.150 2.865 6. BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3.700 3.950 6.100 7. BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 6.950 7,250 11,650 8. BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1.450 870 1,205 9. BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 8.100 7.850 10.100 Rata-rata PerTahun 6.686 5.851 7.906 Rata-rata Keseluruhan 6.814 Sumber : Laporan Keuangan Dan Diolah Penulis. Tabel 1.4 menunjukkan bahwa rata-rata harga saham selama Tahun 2012-2014 adalah Rp 6.814,- dengan rata-rata harga saham bergerak fruktuatif naik setiap tahunnya. Perusahaan BUMN dengan harga saham tertinggi adalah SMGR

7 dengan harga saham tahun 2014 sebesar Rp.16.200,-, sedangkan harga saham terendah adalah Perusahaan BBTN dengan harga saham tahun 2014 sebesar Rp.1.205,-.. Rata-rata per tahun harga saham Perusahaan BUMN juga mengalami peningkatan selama tahun 2012 dan 2014, naik dari Rp.6.686,- menjadi Rp.7.906,-. Tujuan semua perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan yang tercermin pada laba (Profit) perusahaan. Profit adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham,2001). Laba suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Investor akan melihat laba perusahaan sebagai tolak ukur kinerja sebuah perusahaan. Laba bersih yang didapat perusahaan akan dialokasikan untuk dana cadangan perusahaan sebagai laba ditahan, dan akan dibagikan perusahaan sebagai dividen kepada para investor. Tabel 1.5 menunjukkan bahwa laba meningkat setiap tahunnya. Kenaikan ratarata laba pada perusahaan BUMN didorong oleh naiknya pendapatan sebagian besar emiten. Perusahaan yang mengalami kenaikan laba selama tahun 2012-2014 adalah emiten SMGR,TLKM,BBNI,BBRI,dan BMRI. Emiten ADHI,JSMR,PTBA,dan BBTN mengalami kenaikan dan penurunan selama Tahun 2011-2013. Kemampuan Perusahaan BUMN dalam menghasilkan laba terus mengalami peningkatan rata-rata selama Tahun 2011-2014, artinya emiten BUMN memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba.

8 Tabel 1.5 Laba Bersih Emiten BUMN Tahun 2011-2013 (Dalam Rupiah) : No Emiten 1. ADHI 2. JSMR 3. PTBA 4. SMGR 5. TLKM 6. BBNI 7. BBRI 8. BBTN 9. BMRI Nama Perusahaan 2012 2013 2014 PT Adhi Karya Persero Tbk 213.317.532.467 408.437.913.454 326.656.560.598 PT Jasa Marga Persero Tbk 1.535.812.200.000 928.787.747.000 1.215.331.727.000 PT Bukit Asam Persero Tbk 2.909.421.000.000 1.854.281.000.000 2.019.214.000.000 PT Semen Indonesia Persero Tbk 4.847.252.000.000 5.370.247.000.000 5.565.858.000.000 PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk 18.388.000.000.000 20.402.000.000.000 21.446.000.000.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 7.048.362.000.000 9.057.941.000.000 10.829.379.000.000 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 18.687.380.000.000 21.354.330.000.000 24.253.845.000.000 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1.363.962.000.000 1.562.161.000.000 1.115.592.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 16.043.618.000.000 18.829.934.000.000 20.654.783.000.000 Rata-rata PerTahun 7,893,013,859,163 8,863,124,406,717 9,579,036,395,622 Rata-rata Keseluruhan 8,778,391,553,834 Sumber : Laporan Keuangan Tahunan dan Diolah Penulis. Investor harus memperhatikan besarnya laba karena dapat menentukan banyaknya penghasilan atau keuntungan yang didapat investor dari saham yang dimiliki. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat laba yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Atas uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul, Pengaruh Dividen Per Share (DPS), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2014

9 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Earning pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. 2. Bagaimana perkembangan Dividen pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. 3. Bagaimana perkembangan Harga saham pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. 4. Apakah DPS, dan EPS secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap harga saham Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk : 1. Mengetahui perkembangan Earning pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. 2. Mengetahui perkembangan Dividen pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. 3. Mengetahui perkembangan Harga saham pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014. 4. Mengetahui pengaruh DPS, dan EPS secara bersama-sama dan parsial terhadap harga saham Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

10 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dimaksudkan dapat bermanfaat kepada : 1. Investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi penilaian kelayakan investasi pada perusahaan-perusahaan BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Perusahaan, penelitian diharapkan bisa menjadi tambahan bahan pertimbangan pengambilan keputusan agar dapat mengambil keputusan guna melakukan persiapan dan perbaikan kinerja melalui perubahan strategi demi meningkatakan nilai perusahaan di masa yang akan datang. 3. Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaiman kinerja perusahaan BUMNyang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau bahan refrensi penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Keuntungan dalam berinvestasi saham adalah mendapatkan capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih harga jual dengan harga beli saham. Jika harga jual lebih tinggi dari harga beli maka investor akan mendapatkan keuntungan. Namun, jika harga jual lebih rendah daripada harga beli maka investor akan mengalami kerugian. Sedangkan dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemilik saham. Perusahaan dapat membagikan dan tidak membagikan dividen kepada investor. Jika perusahaan membagikan dividen maka

11 investor akan mendapatkan keuntungan. Namun jika perusahaan tidak membagikan dividen maka investor tidak mengalami kerugian. Kebijakan dividen yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor, dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan perusahaan perbankan dalam menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang demikian akan meningkatkan minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga permintaan akan naik, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham. Selain dari kebijakan dividen, para investor juga dapat melihat prestasi dan kinerja perusahaan melalui laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Ukuran perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dilihat dari rasio ROA ( Return On Asset) dan juga rasio ROE (Return On Equity). ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Sedangkan ROE merupakan perbandingan laba setelah pajak (EAT) dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. ROE yang positif akan menunjukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh investor melalui laba per lembar saham.

12 Laba perusahaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun akan menarik minat investor dalam membeli saham perusahaan. Semakin banyak investor yang membeli saham maka jumlah permintaan terhadap saham perusahaan juga akan meningkat sehingga mendorong harga saham naik, sedangkan ketika permintaan terhadap saham menurun, maka harga saham juga ikut menurun. Peningkatan dan penurunan permintaan saham sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh kebijakan dividen dan laba yang dihasilkan perusahaan. DIVIDEN PER SHARE (Variabel Independen X 1 ) (+) HARGA SAHAM (Variabel Dependen Y): EARNING PER SHARE (Variabel Independen X 2 ) (+) Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran penelitian Dividen Per Share (X 1 ) berpengaruh positif atau searah terhadap harga saham (Y). DPS yang tinggi akan mendorong peningkatan harga saham perusahaan. Earning Per Share (X 2 ) berpengaruh positif atau searah terhadap harga saham (Y). Nilai EPS yang tinggi menyebabkan kenaikan pada harga saham perusahaan.

13 1.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. EPS berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. 2. DPS berpengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. 3. DPS,dan EPS secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.