REDUKSI VOLUME LIMBAH RADIOAKTIF CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM

dokumen-dokumen yang mirip
REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

PRO SIDING SEl\.1INAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan. Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

REDUKSI MERKURI DALAM AIR LIMBAH PENAMBANGAN EMAS DENGAN ZEOLIT DAN SECARA PENGENAPAN

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BAB III METODE PENELITIAN

SOLIDIFIKASI LIMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KERAMIK

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ION EXCHANGE DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

PROSES PEMUTIHAN ZEOLIT SEBAGAI BAHAN PENGISI KERTAS

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

Abstrak. Kata kunci: Flotasi; Ozon; Polyaluminum chloride, Sodium Lauril Sulfat.

PENINGKATAN KUALITAS LEMPUNG KASONGAN UNTUK IMMOBILISASI LIMBAH LUMPUR HASIL PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

Pembuatan Nanozeolit dari Zeolit Alam Secara Top Down Menggunakan High Energy Milling dan Aplikasinya untuk Penyerapan Ion Fe 3+

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

PEMANFAATAN TANAH GAMBUT SEBAGAI ADSORBEN PENYISIHAN SENYAWA AMMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU ABSTRAK

PREP ARASI LIl\1BAH CAIR EFLUEN HASIL PENGOLAHAN KIMIA PROSES KARBONAT UNTUK UMP AN PROSES EVAPORASI

BAB III METODE PENELITIAN. Memilih masalah. Studi pustaka. Merumuskan masalah. Merumuskan hipotesa. Memilih pendekatan -># Menentukan instrumen

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB III METODE PENELITIAN

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AMAL GAMASI MENGGUNAKAN METODE KOAGULASI DAN ABSORBSI

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Betty Hidayati, Sunarno, Silvia Reni Yenti

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KINETIKA REAKSI PROSES ADSORPSI CAMPURAN URANIUM DAN MOLIBDENUM DALAM ZEOLIT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODIFIKASI PERMUKAAN SELULOSA NATA DE COCO DENGAN ANHIDRIDA ASETAT DALAM MENGIKAT ION LOGAM BERAT Cd 2+ DALAM CAMPURAN Cd 2+ DAN Pb 2+

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

UJI EFEKTIFITAS CANGKANG TELUR DALAM MENGADSORBSI ION Fe DENGAN PROSES BATCH. Faisol Asip, Ridha Mardhiah, Husna

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

OPTIMASI KONDISI PROSES (KECEPATAN PENGADUKAN DAN TEMPERATUR) ADSORPSI LOGAM Fe DENGAN ZEOLIT 4A

Adsorpsi Unsur Pengotor Larutan Natrium Silikat Menggunakan Zeolit Alam Karangnunggal

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN BOILER UNTUK PENURUNAN KADAR AMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

ANALISA SIFAT ADSORPSI LOGAM BERAT PADA ECENG GONDOK DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ELEKTROPLATING

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG

Transkripsi:

REDUKSI VOLUME LIMBAH RADIOAKTIF CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM, Nurimaniwathy, Vemi Ridantami Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan endrokismolo@gmail.com ABSTRAK REDUKSI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui karakteristik zeolit alam sebagai sorben untuk reduksi volume limbah cair yang mengandung kontaminan Pb. Percobaan sorpsi dilakukan secara catu menggunakan zeolit dari Gedangsari Gunung Kidul, dengan ukuran butir zeolit (-6080) mesh, (-80100) mesh dan (-100120) mesh yang diaktifkan menggunakan larutan NH 4 Cl dan Berat sorben yang ditambahkan divariasi dari 5,0 sampai 40,0 %, dan pasir silika yang ditambahkan divariasi dari 0,5 sampai 2,50 % berat sorben. Kecepatan pengadukan divariasi dari 30 sampai 180 rpm dan waktu pengadukan divariasi dari 10 sampai 120 menit, dan filtrat dari proses penyaringan dianalisis menggunakan perangkat AAS. Dari percobaan diperoleh data bahwa kondisi sorpsi terbaik dicapai pada ukuran butir sorben ( 80100) mesh, berat sorben 25,0 %, kecepatan pengadukan 120 rpm, waktu pengadukan 90 menit, dan waktu pengenapan 120 menit, yaitu memberikan nilai efisiensi sorpsi sebesar 64,162 % untuk zeolit alam, 75,034 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 NO 3 dan 77,414 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 Cl 1.0 M Kata kunci : Zeolit alam sorpsi ABSTRACT REDUCTION VOLUME OF RADIOACTIVE WASTES USING NATURAL ZEOLITE. The aim of this experience was to know of the characteristics of zeolite as the sorbent for reduction volume of liquid waste with the Pb contaminant contain. The experiment was done by sorption methode a batch performed by using zeolite from Gedangsari Gunung Kidul with the grain size (-6080) mesh, (-80100) mesh dan (-100120) mesh which was activated by (NH 4 ) Cl and NH 4 NO 3 1.0 M. Weight of sorbent was added was variated from 5,0 to 40.0 %, and variation of silika sand to added from 0.5 to 2.5 % of weight sorbent. Stirring speed was varied from 30 to 180 rpm and the stirring time of 10 to 120 minutes, and filtrates from filtering process to analyzed by Absorption Analisis Spectrophotometry utilities. From the experience can be achieved of data that the best sorption to obtained at the condition of zeolite on (-80100) mesh, sorbent added of 25 %, stirring speed of 120 rpm, time of stirring of 90 minutes, and the setling time of 120 minutes. At this condition to obtained sorption efficiency are 64.162 % for natural zeolite, 7.034 % for zeolite be activated with NH 4 NO 3 and 77.414 % for zeolite be activated with NH 4 Cl 1.0 M Key words : Natural zeolite sorption PENDAHULUAN P enelitian ini dilakukan untuk mendukung pengumpulan data pada penyempurnaan perancangan unit elektrokoagulasi limbah cair. Efluen hasil proses elektrokoagulasi biasanya masih memiliki kadar zat padat terlarut, dan kadar kontaminan yang rendah, tetapi belum diperbolehkan dilakukan dispersi ke lingkungan,, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 7

Yogyakarta, Rabu 11 September 2013 dan masih memerlukan pengelolaan lanjut. Salah satu metode pengelolaan lanjut limbah efluen dari proses elektrokoagulasi adalah dengan proses sorpsi. Pemanfaatan mineral lokal seperti halnya zeolit secara langsung dapat digunakan sebagai sorben, atau melalui pengaktifan misalnya dengan larutan NH 4 Cl dan atau NH 4 NO 3. Pada percobaan reduksi volume limbah efluen hasil proses elektrokoagulasi ini digunakan mineral lokal zeolit yang diambil dari daerah Gedangsari yang mengandung garam silikat sekitar 51,45 % dalam bentuk kalsium silikat, sehingga diduga cukup baik untuk bahan sorpsi (1,2). Zeolit secara ekonomis dapat digunakan sebagai sorben untuk mereduksi logam berbahaya dalam limbah cair. Selain secara menyeluruh prosesnya murah, zeolit yang telah terkontaminasi logam B3 memiliki kemudahan dalam pengelolaan selanjutnya. Kemampuan zeolit sebagai sorben karena di dalam zeolit juga mengandung senyawa alumunium silikat yang memiliki struktur kerangka 5- tiga dimensi yang terbentuk oleh tetrahedral Al0 4 dan SiO 4-4 dengan rongga di dalamnya yang terisi ion-ion logam dan biasanya adalah logam alkali tanah (Na, K, Mg, Ca dan Fe) dan molekul air yang dapat bergerak bebas (3). Sebagai sorben alam, zeolit mengandung senyawa silikat cukup besar, sehingga diperkirakan dapat digunakan sebagai sorben yang efisien, baik secara alamiah maupun setelah dilakukan pengaktifan secara fisika atau dengan cara kimia. Karakteristik sorben alam sebagai sorben pada umumnya terjadi karena adanya pembentukan kerangka struktur molekuler dari penggabungan molekul-molekul tetrahedral yang membentuk celah dan saluran yang teratur sehingga menyebabkan adanya struktur berpori. Celah dan saluran dalam struktur yang terjadi memungkinkan suatu molekul yang melewatinya dapat terperangkap di dalamnya secara molekuler dan atau secara ionik. Sifat ini yang menyebabkan zeolit dapat dimanfaatkan sebagai sorben dalam proses sorpsi, penyaring molekul dan sebagai penukar ion. Pengaktifan mineral lokal dapat dilakukan secara fisika misalnya dengan cara pemanasan atau dengan cara kimia dengan menambahkan larutan asam atau garam (sulfat, khlorida, nitrat). Langkah ini bertujuan untuk membersihkan permukaan pori zeolit, membuang senyawa pengotor dan pada akhirnya terjadi reposisi letak atom yang dapat dipertukarkan (4,5). Pada pengaktifan secara kimia menggunakan larutan garam ammonium NH 4 untuk memperoleh (zeolit-nh 4 ) sebagai penukar kation. Sedangkan ion Pb 2 yang ada dalam limbah akan terserap oleh pori permukaan zeolit dan diharapkan terjadi subtitusi dengan kation NH 4 yang ada pada permukaan sorben zeolit, seperti dalam reaksi di bawah ini : 1. Reaksi pengaktifan zeolit dengan garam ammonium NH 4 Zeolit Na NH4 Zeolit NH4 Na (1) Zeolit Ca NH4 Zeolit NH4 Ca (2) 2. Reaksi pertukaran ion dalam proses penjerapan Zeolit NH4 Pb 2 Zeolit Pb 2 NH4 (3) Jika M suatu kerangka anionik dari zeolit, maka pengikatan ionik dalam pertukaran dapat ditulis sebagai berikut : 1. nh R(solid) Mn (aq) MRn (solid) nh (aq) (4) 2. noh R(solid) M n (aq) MRn (solid) noh (aq) (5) Secara teoritis, dengan memperbanyak ion NH4 dalam struktur zeolit, dapat diperoleh kemudahan terjadinya pertukaran ion logam (Pb2) sebagai kontaminan dalam limbah cair (6,7). Oleh karena sorben alam di dalam sistem air juga mengalami pelarutan fisik, maka ukuran butir diduga berpengaruh terhadap kondisi proses sorpsi. Kondisi fisik sorben pasca sorpsi dapat dilihat dari kadar zat padat dalam efluen pasca pengenapan(8). Pada penelitian ini ingin diperoleh karakteristik sorpsi zeolit alam untuk mereduksi kadar logam Pb dalam limbah cair. Selain ukuran butir, pada aplikasi sorpsi secara catu, beberapa variabel penting akan diteliti diantaranya beban sorben, kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan. Pada penelitian ini digunakan limbah cair yang mengandung logam Pb yang diambil dari efluen proses elektrokoagulasi. Pada proses elektrokoagulasi, efluen yang dihasilkan biasanya masih mengandung logam Pb antara 10 sampai 40 ppm dan kadar zat padat terlarut di atas 50 g/l. Kondisi limbah yang demikian belum boleh didispersi ke lingkungan, sehingga yang masih perlu direduksi yang dalam hal ini dilakukan dengan metode sorpsi secara catu. Pada proses sorpsi secara catu atau proses kontinu, zeolit akan mengalami pemenuhan air pada kerangka aktif, sehingga pada proses catu biasanya akan terjadi penggumpalan sorben pada pengadukan kecepatan rendah, dan ini dapat mengakibatkan penyumbatan pada proses sorpsi secara kontinyu. Untuk mengurangi terjadinya penggumpalan pada proses pengadukan, maka kedalam campuran dicoba ditambahkan pasir silika. Pasir silika dalam sistem air secara mekanis lebih stabil dibandingkan zeolit, sehingga akan mampu menjadi fraksi antara bagi kristal zeolit (8). Melalui cara ini akan diperoleh fraksi campuran zeolit pasir silika, dimana kemungkinan terjadinya penggumpalan Buku I hal. 8 ISSN 1410 8178, dkk

dapat diminimalisir, dan diduga akan diperoleh kondisi proses sorpsi yang optimum. HIPOTESIS Dengan memvariasi prosentase penambahan zeolit, kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan, diharapkan dapat diperoleh kondisi optimum proses reduksi limbah melalui proses sorpsi dengan kualifikasi nilai efifiensi sorpsi logam (Pb 2 ) yang optimum terhadap zeolit alam maupun zeolit hasil pengaktifan secara kimia menggunakan ammonium chlorida dan ammonium nitrat. Selanjutnya dapat diperoleh efluen yang memenuhi ketentuan teknis untuk pengelolaan lanjut. TATA KERJA 1. Bahan yang digunakan Limbah cair efluen hasil proses elektrokoagulasi dengan kadar Pb 14,450 ppm, zeolit yang diambil dari daerah Gedangsari Gunung Kidul digunakan sebagai sorben, pasir silika produksi Brataco sebagai matrik tambahan, larutan NH 4 Cl dan NH 4 NO 3 1,0 M digunakan sebagai larutan aktif, ethanol 10 % dan aquades digunakan untuk pengencer dan pencuci hasil pengaktifan zeolit. 2. Peralatan yang digunakan Lumpang besi dan alat penumbuk digunakan untuk menghancurkan zeolit, ayakan Tyler digunakan untuk mengayak serbuk zeolit pada berbagai ukuran butir. Perangkat Jar Tes dan piranti gelas digunakan untuk proses pengaktifan zeolit dan pengadukan dalam proses sorpsi, sedangkan analisis efluen hasil sorpsi dilakukan dengan menggunakan perangkat AAS. 3. Cara kerja a. Preparasi zeolit Zeolit kering daerah Gedangsari Gunung Kidul ditumbuk dalam lumpang besi sampai hancur menjadi serbuk halus. Serbuk yang diperoleh diayak hingga diperoleh serbuk zeolit dengan ukuran butir (-6080) mesh, (-80100) mesh dan (-100120) mesh selanjutnya disimpan dalam wadah yang rapat. b. Pengaktifan zeolit Sebanyak 100 gram serbuk zeolit ukuran butir (-80100) mesh dimasukkan ke dalam gelas beker 1000 ml yang berisi 500 ml larutan NH 4 Cl 1,0 M. Campuran diaduk menggunakan perangkat Jar Test pada kecepatan pengadukan 50 rpm selama 120 menit. Setelah itu dilakukan pengenapan selama 120 menit, disaring menggunakan kertas saring teknis, endapan dicuci menggunakan aquades dan ethanol 10,0 %. Dengan cara yang sama dilakukan terhadap zeolit diaktifkan dengan c. Proses sorpsi 1. Kedalam tiga gelas beker 100 ml yang berisi limbah cair Pb sebanyak 50 ml ditambahkan serbuk zeolit yang diambil dari daerah Gedangsari Gunung Kidul dengan ukuran butir serbuk (-6080) mesh, (-80100) mesh dan (-100120) mesh sebanyak 2,50 % b/v, campuran diaduk menggunakan Jar Tes pada kecepatan pengadukan 30 rpm selama 10 menit. Hasil pengadukan dienapkan selama 120 menit, disaring dan kadar Pb dalam beningan filtrat dianalisis menggunakan perangkat AAS. 2. Dengan cara yang sama dilakukan variasi penambahan zeolit (beban zeolit) sebanyak 5,0 sampai 40,0%, kecepatan pengadukan 30 sampai 150 rpm, dan waktu pengadukan dari 10 sampai 120 menit. 3. Dengan cara yang sama dilakukan uji penambahan pasir silika dan penambahan pasir silika divariasi dari 0,5 sampai 2,50 % berat zeolit. Dengan cara yang sama dilakukan terhadap sorben zeolit hasil pengaktifan kimia menggunakan larutan NH4Cl dan NH4NO3 1,0 M dan setiap percobaan dilakukan tiga kali pengulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh beban sorben terhadap efisiensi sorpsi Pengaruh berat zeolit (beban sorben) terhadap efisiensi sorpsi untuk berbagai ukuran butir sorben dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik hubungan pengaruh beban sorben terhadap nilai efisiensi sorpsi pada kondisi kecepatan pengadukan 30, dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 9

Yogyakarta, Rabu 11 September 2013 rpm, waktu pengadukan 10 menit, waktu pengenapan selama 120 menit, untuk berbagai ukuran butir sorben. Dari Gambar 1 dapat diperoleh data bahwa kenaikan beban sorben dalam limbah memberikan kecenderungan naiknya nilai efisiensi sorpsi yang diperoleh. Keadaan ini berlaku untuk semua ukuran butir sorben yang ditambahkan. Hal ini terjadi karena semakin banyak sorben yang ditambahkan akan mengakibatkan bertambahnya jumlah rongga dan pori sorben sehingga penetrasi logam Pb dalam limbah ke dalam rongga dan pori sorben juga bertambah karena adanya proses difusi yang meningkat. Kondisi ini memungkinkan diperolehnya kenaikan nilai efisiensi sorpsi secara signifikan sesuai dengan beban sorben yang ditambahkan. Secara teknis kondisi ini cukup baik, tetapi pada aplikasi sorpsi secara catu/ bath, maka beban sorben dibatasi dengan kemudahan dalam proses pengadukan. Dari percobaan, beban sorben yang direkomendasikan maksimum sebesar 25 %. Diatas harga tersebut terjadi kesulitan dalam pengadukan dan butuh waktu pengenapan yang lebih lama, serena rentan flotasi yang terjadi terlalu pendek. Terhadap ukuran butir sorben, dari percobaan diperoleh data bahwa, ukuran butir juga berpengaruh terhadap nilai efisiensi sorpsi yang diperoleh. Kecenderungan yang ada menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran butir sorben akan memberikan nilai efisiensi sorpsi yang diperoleh semakin besar. Ini terjadi karena pada berat sorben yang sama, maka semakin kecil ukuran butir sorben menyebabkan jumlah pori yang diberikan semakin banyak, dan kontak yang terjadi semakin besar, sehingga efisiensi sorpsi yang diperoleh akan menjadi semakin besar. Dari percobaan diperoleh data bahwa dari ketiga ukuran butir yang dicoba, sorben dengan ukuran (-80100) mesh memberikan nilai sorpsi terbesar dibanding sorben yang lain. Hal ini terjadi karena pada proses catu, maka sorben dengan ukuran butir lebih kecil pada proses pengadukan memiliki kecenderungan terjadi flotasi dan gumpalan sorben semakin besar, sehingga kontak yang terjadi menjadi rendah dan nilai sorpsi yang diperoleh juga menjadi rendah. Data pengaruh beban sorben pada kondisi sorben hasil pengaktifan kimia dapat dilihat pada Gambar 2. Dari percobaan, terhadap larutan aktif yang dipakai, maka NH 4 Cl memberikan nilai efisiensi sorpsi lebih besar bila dibandingkan dengan NH 4 NO 3. Selisih nilai eflisiensi sorpsi yang terjadi dimungkinkan terjadi karena adanya kompetisi pada proses pertukaran ion logam yang ada di dalam limbah dan karena adanya gaya elektro-ionik pada sistem kristal dengan adanya ion khlorida dan ion nitrat bebas. Dari percobaan diperoleh data bahwa pengaktifan kimia menggunakan larutan NH4Cl dan NH4NO3 1,0 M memberikan peningkatan kemampuan sorpsi zeolit alam. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan harga efisiensi sorpsi yang diperoleh setelah sorben tersebut mengalami pengaktifan kimia baik menggunakan NH4Cl maupun NH4NO3. Gambar 2. Grafik hubungan pengaruh beban sorben terhadap nilai efisiensi sorpsi pada kondisi kecepatan pengadukan 30 rpm, waktu pengadukan 10 menit, waktu pengenapan selama 120 menit, Selain itu penambahan garam khlorida dan atau garam nitrat diduga mampu membersihkan kotoran dalam pori dan saluran intermiler dari zeolit, sehingga sifat anionik zeolit akan naik dan sifat serapnya akan meningkat. Berdasarkan data percobaan, untuk melihat karakteristik proses sorpsi yang secara teknis dapat dilaksanakan untuk proses catu, maka percobaan selanjutnya dilakukan pada penambahan sorben sebanyak 25,0 % karena di atas beban tersebut terjadi penggumpalan sorben khususnya pada pengadukan lambat. Pada beban sorben sebesar 25,0 % kondisi terbaik dicapai dengan memberikan nilai sorpsi sebesar 46,735 % untuk zeolit alam, 52,372 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 Cl dan 54,717 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 NO 3. 2. Penentuan pengaruh kecepatan pengadukan Data pengaruh kecepatan pengadukan terhadap karakteristik sorpsi dapat dilihat pada Gambar 3. Dari Gambar 3, diperoleh data bahwa kecepatan pengadukan berpengaruh pada proses sorpsi secara catu, baik terhadap zeolit alam maupun terhadap zeolit hasil pengaktifan dengan NH 4 Cl atau Dari percobaan diperoleh data bahwa kecepatan pengadukan yang Buku I hal. 10 ISSN 1410 8178, dkk

semakin tinggi memberikan nilai efisiensi sorpsi yang semakin besar, sehingga kadar Pb dalam beningan semakin rendah. Hal ini diduga karena semakin besar kecepatan pengadukan akan menyebabkan semakin bertambahnya butiran sorben yang terdistribusi secara merata ke dalam semua bagian larutan limbah, sehingga menyebabkan semakin besar terjadinya interaksi butiran sorben dengan ion-ion logam dalam limbah. kontaminan, dan selanjutnya akan memperbanyak kemungkinan terjadinya proses pertukaran ion NH 4 dengan Pb 2 yang ada dalam limbah, sehingga efisiensi penjerapan yang diperoleh semakin besar. Dari Gambar 4 diperoleh data bahwa kondisi proses sorpsi limbah Pb menggunakan sorben zeolit dari Gedangsari Gunung Kidul terbaik dicapai pada kondisi sorben dengan ukuran butir ( 80100) mesh, sorben 25,0 % b/v, kecepatan pengadukan 120 rpm, waktu pengadukan 90 menit dan pengenapan selama 120 menit. Gambar 3. Grafik hubungan pengaruh kecepatan pengadukan terhadap nlai efisiensi sorpsi, pada kondisi berat sorben 25 % b/v, waktu pengadukan 10 menit dan waktu pengenapan 120 menit dan Dengan demikian akan memperbanyak kemungkinan terjadinya pertukaran ion logam (Pb 2 ) menggantikan NH 4 dalam sorben dengan cara difusi molekuler. Dari percobaan diperoleh data bahwa kondisi terbaik dicapai pada kecepatan pengadukan sebesar 120 rpm, pada kondisi tersebut diperoleh memberikan nilai sorpsi sebesar 49,261 % untuk zeolit alam, 57,271 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 Cl dan 59,162 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 NO 3. Pada kecepatan pengadukan di atas 120 rpm, perubahan nilai sorpsi yang diperoleh tidak signifikan. 3. Penentuan pengaruh waktu pengadukan Data penentuan pengaruh waktu pengadukan terhadap nilai efisiensi sorpsi dapat dilihat pada Gambar 4. Dari percobaan diperoleh data bahwa waktu pengadukan mempunyai pengaruh yang signifikan pada proses sorpsi limbah Pb menggunakan sorben zeolit. Semakin lama waktu pengadukan yang dilakukan, memberikan efisiensi sorpsi yang semakin besar. Hal ini terjadi karena waktu pengadukan berpengaruh pada kesempatan terjadinya interaksi antara butiran sorben zeolit dengan ion logam sebagai kontaminan dalam limbah. Selain itu waktu pengadukan juga akan memperbesar waktu kontak antara sorben dan Gambar 4. Grafik hubungan pengaruh waktu pengadukan terhadap efisiensi sorpsi, pada kondisi berat sorben 25 % b/v, kecepatan pengadukan 120 rpm, waktu pengenapan 120 menit dan Pada kondisi tersebut diperoleh memberikan nilai sorpsi sebesar 60,042 % untuk zeolit alam, 70,183 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 Cl dan 72,889 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 NO 3. 4. Penentuan pengaruh penambahan pasir silika Penentuan pengaruh penambahan pasir silika terhadap proses sorpsi dapat dilihat pada Gambar 5. Dari Gambar 5 dapat diperoleh data bahwa penambahan pasir silika cukup mempunyai pengaruh yang signifikan pada proses penjerapan limbah Pb menggunakan sorben zeolit. Semakin banyak pasir silika yang ditambahkan, memberikan nilai efisiensi sorpsi dalam limbah semakin besar. Pada percobaan ini diambil kondisi beban zeolit 25.0 %, kecepatan pengadukan 120 rpm, waktu pengadukan 90 menit dan waktu pengenapan selama 120 menit. Dari percobaan, penambahan pasir silika secara umum mampu meningkatkan perolehan nilai efisiensi sorpsi. Peningkatan ini dimungkinkan karena pada proses sorpsi secara catu, penambahan pasir silika dapat meminimalisir terjadinya gumpalan pada proses pengadukan., dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 11

Yogyakarta, Rabu 11 September 2013 Akibat dari kondisi itu butiran partikel zeolit lebih dapat efektif sebagai sorben, karena jarak antar partikel zeolit menjadi cukup lebar sehingga proses sorpsi dapat menjadi maksimum. Rendahnya tingkat terbentuknya gumpalan sorben dan terbentuknya butiran halus zeolit terflotasi, menjadikan distribusi sorben dalam proses sorpsi semakin baik, sehingga proses sorpsi (penjerapan) yang terjadi semakin efektif. Dengan demikian nilai efisiensi sorpsi (penjerapan) yang diperoleh menjadi lebih besar. Gambar 5. Grafik hubungan pengaruh penambahan (beban) pasir silika terhadap efisiensi sorpsi, pada kondisi berat sorben zeolit 25 % b/v, kecepatan pengadukan 120 rpm dan waktu, waktu pengadukan 90 menit, dan pengenapan 120 menit, dan Penambahan pasir silika sebanyak 1,50 % berat zeolit cukup baik diaplikasikan pada proses sorpsi menggunakan zeolit dengan cara catu, yaitu memberikan nilai efisiensi sorpsi sebesar 64,162 % untuk zeolit alam, 75,034 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 Cl dan 77,414 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 NO 3. KESIMPULAN Dari percobaan diperoleh kesimpulan bahwa kondisi terbaik proses sorpsi limbah Pb menggunakan sorben zeolit dari Gedangsari Gunung Kidul ini dicapai pada kondisi ukuran butir sorben ( 80100) mesh, beban sorben 25,0 %, kecepatan pengadukan 120 rpm, waktu pengadukan 90 menit, penambahan pasir silika 1,50 % berat sorben dan waktu pengenapan 120 menit. Pada kondisi tersebut diperoleh nilai efisiensi sorpsi sebesar 64,162 % untuk zeolit alam, 75,034 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 Cl dan 77,414 % untuk zeolit yang diaktifkan dengan NH 4 NO 3. PUSTAKA 1. TECHNICAL REPORT SERIES NO. 89, Chemical Treatment of Radioactive Waste, International Atomic Energy Agency, Veinna, 1978. 2. OTHMER, KIRK, Molekular Sieve, Encyclopedia of Chemical Technol;ogy, Third Edition, Volume 15, John Whiley and Sons, (1981) 3. KAUFMAN, J., NESBITT, B.,J., GOLDMAN, I., M., ELIASEN, R., The Removal of Radioactive Anions by Water Treatment, Technical Information Service, Oak Ridge, Tennessee, 1951. 4. BRECK, D.W., Zeolite Molecular Sieves, Structure, Chemistry, and Use, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1974. 5. SCHNEIDER, K., Use of Local Minerals in the Treatment of Radioactive Waste, Technical Report Series No. 136, IAEA, Vienna, 1974. 6. ENDRO KISMOLO, DKK, Pemanfaatan Zeolit Nanggulan Untuk Mengolah Limbah Chrom, Seminar Nasional (II) Perkembangan Teknologi Keramik, Bandung, (2003). 7. HANAN S, DKK, 2010, Application of zeolite prepared from egyptia kaolin for removal of heavy metals: II. Isoterm models, Journal of Hazaourdous Materials 182 ; 842-841. 8. VESNA RAKIC, DKK, 2012, The Adsorption of Salcylic acid, acetylsalicylic and atenolol from aqueous solutions onto natural zeolites and clays; cliptilolite; bentonite and kaolin, Journal of Hazaourdous Materials, Microporous and Mesoporous XXX (2012) XXX-XXX. TANYA JAWAB Apakah selain zeolit ari Gunung Kidul sudah dicoba, sehingga dapat mengambil kesimpulan bahwa zeolit dari Gunung Kidul yang terbaik. Wijiyono Pada penelitian ini belum mengambil kesimpulan bahwa zeolit dari Gedang sari- Gunung Kidul adalah yang terbaik, tetapi zeoilit darah tersebut memiliki kadar Ca- Silikat tahap tinggi sehingga cukup baik untuk sorbent alam. Selain zeolit dari Gedang Sari-Gunung Kidul pernah dilakukan tapi pada topik yang lain. Buku I hal. 12 ISSN 1410 8178, dkk

L. Kwin Pujiastuti Reduksi volume limbah cair jenis apa dengan aktivitas apa (rendah, sedang, tinggi) yang dapat dilakukan menggunakan zeolit alam? Apakah metode ini dapat diterapkan di instalasi-instalasi yang menimbulkan limbah radioaktif cair? Zeolit alam sangat cocok untuk reduksi volume limbah cair aktivitas rendah. Metode sorpsi dapat diterpakan pada instalasi yang menimbulkan limbah cair dengan terlebih dulu dilakukan karakterisasi limbah cair yang akan dilakukan reduksi volume. Atok Suhartanto Apakah pernah dibandingkan antara zeolit dari Gunung Kidul dengan Jawa Barat? Apakah selian dari kemampuan adsorbsi limbh, pernah dilakukan perbandingan morfologi Ze dengan X ray defraksi mislanya ataupun SEM? Sudak pernah untuk topik yang lain, tetapi untuk proses yang sama belum pernah dibandingkan. Untuk penelitian ini yang ditinjau hanya kemampuan sorpsinya saja, untuk kajian morfologi disampaikan dalam topik yang lain. Subiharto Apakah reduksi limbah cair dengan menggunakan zeolit bisa diterapkan di tempat lain (PRSG)? Yang mengandung nuklida Co 60 dan Zn bagaimana caranya? Bisa setelah melalui kajian teknis sesuai dengan karaktersitik dari limbah yang ada. Untuk volume yang besar teknis sorpsinya dilaksanakan dengan teknik kolom bertekanan., dkk. ISSN 1410 8178 Buku I hal. 13