PELAPISAN ALUMINIUM DENGAN PROSES ANODISASI MULTIWARNA UNTUK APLIKASI KOMPONEN DEKORATIF SECARA PRAKTIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI ASAM OKSALAT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA PADA ALUMINIUM FOIL HASIL PROSES ANODISASI SKRIPSI

PENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL DAN TEMBAGA TERHADAP KEKERASAN CORAN ALUMINIUM

BAB II DASAR TEORI. Pengaruh penambahan konsentrasi..., Martino R. Hutasoit, FT UI, 2008

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%

I. Tujuan. Dasar Teori

PENGARUH KUAT ARUS PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG MOBIL MERK BSA

PENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUHU DAN WAKTU PROSES ANODIZING PADA BAHAN ALUMUNIUM ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI ELEKTROLIT DAN WAKTU ANODISASI TERHADAP KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN PADA LAPISAN OKSIDA PADUAN ALUMINIUM ADC12

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SANDHY PUTRA PANGIDOAN SIPAYUNG

Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, Abstract

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK TERHADAP KEKERASAN, KECERAHAN DAN KETEBALAN LAPISAN OKSIDA HASIL PROSES ANODIZING PADA ALUMINIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PROSES PELAPISAN ANODISASI KERAS PADA PADUAN ALUMINIUM

I. PENDAHULUAN. Aluminium digunakan secara luas, karena mempunyai sifat sifat seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN PADA PROSES ANODIZING ALUMINIUM SERI 1XXX

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

Makalah seminar PENGARUH TEMPERATUR DYEING PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KETEBALAN DAN LAJU KOROSI UNTUK BAHAN COR KUNINGAN

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LISTRIK PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN LOGAM ALUMINIUM SERI 2XXX

ANALISA PENGARUH TEGANGAN DAN SUHU ELEKTROLIT PADA KUALITAS PEWARNAAN KOMPOSIT AL 6061 ABU BATUBARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Rapat Arus dan Waktu Anodizing Terhadap Ketebalan Lapisan Aluminium Oksida pada Aluminium Paduan AA 2024-T3

BAB III METODE PENELITIAN

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

ELECTRONIC FIELD APPLICATION. Saya akan membahas sedikit Dn memberikan contoh atas beberapa jenis atau pemanfaatan dari Electronic Field Application.

PENGARUH VARIASI WAKTU PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG RACING MERK SPRINT

TUGAS AKHIR KARAKTERISASI PERMUKAAN MULTILAPIS KROM DAN TEMBAGA PADA BAJA KARBON HASIL PROSES ELECTROPLATING

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANODIZING LOGAM ALUMINIUM DENGAN VARIASI BEDA POTENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

SKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN, NILAI KEKERASAN, DAN LAJU KOROSI PADA PROSES ANODIZING

Hasil Penelitian dan Pembahasan

LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. industry manufaktur khususnya di bidang otomotif. Agar kualitas fisik maupun

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

Studi Pengaruh Temperatur dan Rapat Arus Anodisasi dalam Larutan Asam Oksalat Terhadap Pembentukman Lapisan Anodisasi Berpori pada Paduan Al-Mg-Zn

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan

PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

Elektrokimia. Sel Volta

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

Transkripsi:

POLITEKNOLOGI VOL. 11 NO. 3, SEPTEMBER 2012 PELAPISAN ALUMINIUM DENGAN PROSES ANODISASI MULTIWARNA UNTUK APLIKASI KOMPONEN DEKORATIF SECARA PRAKTIS Dewin Purnama 1, Vika Rizkia 2 1 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta,Kampus Baru UI Depok 16424 dewinto@gmail.com 2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta,Kampus Baru UI Depok 16424 Abstract Anodizing of aluminum is an environmental friendly process and can be done with a relatively low cost, but the resulting product has a good surface appearance and a protective oxide layer. The purpose of this research is to produce alumina oxide layer in accordance with the criteria and the protective layer can be applied to coloring in the process further and to determine the effect of changes in temperature and voltage to the aluminum oxide layer formation and pore formation for dyeing in a solution of phosphoric acid (H 3 PO 4 ). Preparation of porous anodic alumina layer is done through anodizing process with a set of processes and variables such as type and composition of electrolyte, voltage and current density, temperature process in order to obtain honeycomb structures with pore sizes in the scale of micrometers or nanometers. As an innovation, the process followed by a staining using inorganic dyeing with multicolored technique. Expectations from this research were obtained decorative aluminum coating method that can be applied practically. The results showed that the increasing dip temperature and the applied voltage will reduce the thickness of the oxide layer formed and then the higher the temperature applied to the anodizing process will result in larger pore sizes are formed on the oxide layer and the resulting pore size affects the intensity of color that occurs Keywords :Anodizing, Aluminum Oxide, Pore Diameter, Thickness Abstrak Proses anodisasi aluminium merupakan proses yang ramah lingkungan dan dapat dilakukan dengan biaya yang relatif murah, namun produk yang dihasilkan mempunyai penampilan permukaan cukup baik serta memiliki lapisan oksida yang protektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk lapisan oksida alumina yang sesuai dengan kriteria lapisan protektif dan dapat diaplikasikan untuk pewarnaan dalam proses lebih lanjut serta untuk mengetahui pengaruh perubahan temperatur dan tegangan terhadap pembentukan lapisan aluminum oxide dan pembentukan pori untuk pewarnaan hasil proses anodisasi dalam larutan asam fosfat (H 3 PO 4 ). Pembuatan lapisan anodic porous alumina dilakukan melalui proses anodisasi dengan mengatur proses dan variable seperti jenis dan komposisi elektrolit, tegangan dan rapat arus, temperatur proses agar didapat struktur honeycomb dengan ukuran pori yang berskala mikrometer atau nanometer. Sebagai inovasi, proses dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan inorganic dyeing dengan teknik multiwarna. Diharapkan dari penelitian ini diperoleh metode pelapisan aluminium dekoratif yang dapat diterapkan secara praktis. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin meningkatnya temperatur celup dan tegangan yang diberikan akan menurunkan ketebalan lapisan oksida yang terbentuk. Kemudian semakin tinggi temperatur yang diaplikasikan pada proses anodisasi akan mengakibatkan ukuran pori yang semakin besar yang terbentuk pada lapisan oksida dan ukuran pori yang dihasilkan mempengaruhi intensitas warna yang terjadi. Kata kunci : Anodisasi, Aluminium Oksida, Diameter Pori, Tebal Lapisan 207

Dewin Purnama, Pelapisan Aluminium Dengan Proses Anodisasi.. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak setengah abad yang lalu, pengembangan teknologi dalam proses finishing aluminium telah berkembang sangat pesat. Salah satu metode yang sangat lazim digunakan dalam proses manufaktur yaitu anodisasi (anodizing), karena mampu memberikan lapisan protektif dan perbaikan penampilan permukaan melalui pewarnaan, serta dapat mengubah permukaan aluminium menjadi alumunium oksida yang sangat keras, tahan lama, dan tahan korosi (J.R. davis et all, 1993). Lapisan oksida aluminium (anodic porous alumina) memiliki sifat khas yaitu keteraturan strukturnya yang terbentuk (Patermarakis G et all, 1993). Dengan prinsip elektrokimia dan memanfaatkan sifat aluminium yang memiliki afinitas kimia terhadap oksigen yang tinggi, oksida aluminium anodic porous alumina terbentuk dengan melibatkan oksidasi anodik sehingga didapatkan lapisan alumina yang porous (berpori), baik dalam skala mikro maupun nano (Y.Li et all, 2004). Karakteristik pori dari alumina ini memberikan kemudahan dalam pewarnaan, dan mampu bersaing dengan metode cat konvensional. Hingga saat ini sudah banyak terobosan dalam teknik pewarnaan aluminium, salah satunya adalah inorganic dyeing. Teknologi anodisasi yang menggunakan prinsip elektrokimia, merupakan sektor yang sederhana dan inovatif. (N. Itoh et all, 1998). Dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan lapisan anodic porous alumina melalui proses anodisasi dengan mengatur proses dan variable seperti jenis dan komposisi elektrolit, tegangan dan rapat arus, temperatur proses agar didapat struktur honeycomb dengan ukuran pori yang berskala mikrometer atau nanometer. Sebagai inovasi dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan inorganic dyeing dengan teknik multiwarna. Diharapkan dari penelitian ini diperoleh metode pelapisan aluminium dekoratif yang dapat diterapkan secara praktis. Tujuan Penelitian Menghasikan produk lapisan oksida alumina yang sesuai dengan kriteria lapisan protektif dan dapat diaplikasikan untuk pewarnaan dalam proses lebih lanjut. Mengetahui pengaruh variabel perubahan temperatur dan tegangan terhadap pembentukan lapisan aluminum oxide hasil anodisasi dalam larutan asam fosfat (H 3 PO 4 ). Mengetahui pengaruh variabel perubahan temperatur dan tegangan terhadap pembentukan pori untuk pewarnaan hasil proses anodisasi dalam larutan asam fosfat (H3PO 4 ) Tinjauan Pustaka Anodisasi adalah proses elektrokimia ramah lingkungan yang mengubah permukaan logam aluminium menjadi aluminium oksida berpori. Dimana lapisan oksida yang dihasilkan akan meningkatkan sifat ketahanan korosi dari aluminium tersebut karena lapisan ini berfungsi sebagai lapisan protektif yang menghalangi oksigen untuk bereaksi lebih lanjut dengan aluminium. Pada proses anodisasi aluminium, logam aluminium digunakan sebagai anoda dengan cara menyambungkan logam aluminium tersebut dengan terminal positif sumber arus DC. Sedangkan katoda (material yang tidak bereaksi pada larutan anodisasi) disambungkan dengan terminal negatif sumber arus. Ketika sirkuit tertutup, elektron diambil dari logam pada terminal positif, menyebabkan ion-ion pada permukaan logam bereaksi dengan air membentuk lapisan oksida pada permukaan logam. Elektron kembali menuju bath pada katoda dimana 208

POLITEKNOLOGI VOL. 11 NO. 3, SEPTEMBER 2012 mereka bereaksi dengan ion hidrogen membentuk gas hidrogen. Keunggulan dari proses ini adalah menciptakan produk akhir yang tahan lama dan tahan cuaca dengan biaya perawatan rendah. Proses anodisasi dengan warna dapat dikategorikan menjadi 6 metode, tergantung dari bahan warna yang digunakan yaitu: a. Surface coating, menggunakan asam kromat dengan organic polymer sebagai zat warna b. Integral coloring, menggunakan asam organik tanpa pewarnaan khusus c. Organic dyeing, menggunakan asam kromat dengan pewarnaan organic d. Inorganic dyeing, menggunakan asam kromat dengan pewarnaan inorganik (garam warna) e. Electrolytic coloring, menggunakan asam kromat dengan pewarnaan secara elektrolitik f. Kombinasi elektrolitik dengan dyeing, menggunakan asam kromat dengan kombinasi pewarnaan Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan lapisan oksida aluminum, yaitu : a. Konsentrasi larutan elektrolit b. Waktu Anodisasi c. Jenis dan Konsentrasi Larutan Elektrolit d. Tegangan e. Rapat Arus f. Temperatur Gambar. 1 Beberapa parameter yang mempengaruhi diameter pori (Aluminium Handbook 2, 2003) II. METODE PENELITIAN Pelat Aluminum berukuran 3 mm x 100 mm yang telah dilakukan proses pengamplasan hingga grit 1200, direndam kedalam larutan Acetone selama 5 detik. Selanjutnya dibilas dengan air yang mengalir dan di rendam dalam larutan ethanol 95 %, kemudian dikeringkan hair dyer selama 3 menit untuk selanjutnya dilakukan proses isolasi. Percobaan anodisasi pada penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Menyiapkan larutan asam fosfat (H 3 PO 4 ) 0,2 M sebanyak 500 ml 2. Menyusun rangkaian sel elektrokimia dengan menghubungkan kutub positif dari power supply DC ke anoda aluminium dan menghubungkan kutub negatif power supply DC ke katoda logam timbal. Menyiapkan kondisi temperatur larutan yaitu 10, o 40, 70 C. Sampel di-anodisasi pada tegangan 10, 20, 30, 40, 50 Volt dengan kecepatan magnetic stirrer sebesar 500 rpm selama 30 menit lalu sampel dibilas dengan aquades dan dikeringkan menggunakan hair dryer. Selanjutnya dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan dye dengan garam warna yang dilarutkan dengan air. Sampel hasil anodisasi dicelup ke dalam wadah garam selama 209

Dewin Purnama, Pelapisan Aluminium Dengan Proses Anodisasi.. 5-15 menit kemudian dibilas dan dikeringkan. Pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Karakterisasi Ketebalan Lapisan dan Pengujian Karakterisasi Ukuran Pori dengan menggunakan alat SEM (scanning electron microscope). Gambar. 2 Rangkaian sel anodisasi penelitian III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan visual ini bertujuan untuk melihat kecenderungan perubahan sampel secara fisik. Hasil pengamatan visual pada penelitian ini adalah terdapat perubahan warna pada permukaan sampel aluminium pada bagian yang telah dianodisasi, yaitu cenderung lebih gelap dan buram dibandingkan dengan sampel aluminium sebelum anodisasi (Gambar.3). Hal ini menunjukkan bahwa permukaan sampel aluminium hasil anodisasi telah mengalami reaksi kimia dengan larutan elektrolit asam fosfat. (H 3 PO 4 ). Pengaruh Temperatur Celup Dan Tegangan Terhadap Ketebalan Lapisan Oksida Yang Terbentuk Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan Scanning electron microscope (SEM), percobaan anodisasi dengan cara mencelupkan pelat aluminium ke dalam larutan elektrolit asam fosfat 0,2 M selama 30 menit pada temperatur 10, 40, dan 70 o C dengan tegangan 10, 20, 30, 40, dan 50 V menghasilkan satu lapisan oksida pada permukaan substrat aluminium. Lapisan oksida tersebut terlihat lebih gelap dibandingkan dengan substrat aluminium. Lapisan oksida tersebut merupakan Al 2 O 3 yang terbentuk saat arus dialirkan melalui larutan elektrolit asam fosfat. Ketika pelat aluminium dijadikan anoda, ion-ion oksigen bermuatan negatif bermigrasi ke pelat aluminium dan membentuk lapisan oksida Al 2 O 3 pada permukaan substrat aluminium. Gambar. 4 Foto mikro hasil pengujian Scanning Electron Microscope dengan perbesaran 300X. Terbentuk lapisan oksida pada permukaan substrat aluminium Selanjutnya dilakukan penghitungan ketebalan lapisan oksida tersebut untuk mengetahui pengaruh temperatur dan tegangan terhadap ketebalan lapisan oksida yang terbentuk hasil anodisasi. Gambar. 3 Contoh kondisi sampel pelat aluminium sebelum dan sesudah dilakukan anodisasi 210

POLITEKNOLOGI VOL. 11 NO. 3, SEPTEMBER 2012 Gambar. 5 Pengaruh tegangan terhadap ketebalan lapisan oksida Gambar. 6 Pengaruh temperatur terhadap ketebalan lapisan oksida Secara umum, Gambar 5 dan 6 memperlihatkan trend yang sama dan konsisten yaitu semakin meningkatnya temperatur celup dan tegangan yang diberikan akan menurunkan ketebalan lapisan oksida yang terbentuk. Hal ini terjadi karena peningkatan temperatur dan tegangan akan meningkatkan driving force untuk terjadinya pelarutan lapisan oksida, yaitu meningkatkan kemampuan larutan elektrolit untuk melarutkan lapisan oksida. Pengaruh Temperatur Celup Dan Tegangan Terhadap Ukuran Pori Pada Lapisan Oksida Yang Terbentuk Berdasarkan hasil penelitian, secara o umum pada temperatur 10 C, untuk semua tegangan yang diberikan cenderung tidak memperlihatkan terbentuknya pori pada lapisan oksida Al 2 O 3. Kemudian pada temperatur 40 o C terlihat pori mulai terbentuk dimana memperlihatkan bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan, pori yang terbentuk akan semakin besar. Selanjutnya pada temperatur 70 o C, pori hanya terbentuk pada tegangan aplikasi 10 V dan 20 V, namun secara umum pori yang terbentuk pada tegangan tersebut lebih besar dibandingkan pori yang terbentuk pada temperatur 40 o C. Sehingga berdasarkan hasil penelitian, semakin tinggi temperatur yang diaplikasikan pada proses anodisasi akan mengakibatkan ukuran pori yang semakin besar yang terbentuk pada lapisan oksida. Hal ini disebabkan karena peningkatan temperatur akan meningkatkan kemampuan larutan elektrolit untuk menyerang (chemical attack) lapisan oksida untuk membentuk pori yang lebih lebar pada permukaan dibandingkan di bagian dalam lapisan oksida. Pengaruh Temperatur Celup Dan Tegangan Terhadap Hasil Pewarnaan Hasil pencelupan warna setelah anodisasi untuk tegangan 10 V 50 V pada temperatur 10 o C tidak terjadi perubahan warna, aluminium hasil anodisasi hanya tampak lebih gelap pada tegangan 40 V dan 50 V, sedangkan pada temperatur 40 o C, intensitas warna merah pada alumnium terlihat jelas pada tegangan 30 V sampai 50 V dimana deposit warna terjadi lebih banyak seiring dengan kenaikan tegangan. Namun pada temperatur 70 o C, intensitas warna yang jelas hanya terjadi pada tegangan 40 V dan 50 V, dimana deposit warna lebih banyak terjadi pada tegangan 50 V jika dibandingkan dengan 40 V. Menurut Jose. L. Gazapo dalam tulisannya tentang Anodizing of Alumnium pada tahun 1994, bahwa intensitas warna tergantung pada jumlah zat warna yang mengendap pada lapisan anodic. Mekanisme penyerapan inorganic dyeing diproduksi di bagian 211

Dewin Purnama, Pelapisan Aluminium Dengan Proses Anodisasi.. atas anodic film, dimana warna yang di hasilkan akibat adanya endapan garam warna pada lapisan oksidasi. Makin banyak jumlah zat warna yang mengendap maka makin tinggi intensitas warnanya. Ukuran pori yang terjadi akibat pengaruh temperatur dan tegangan dalam proses anodisasi memberikan kontribusi yang besar terhadap pengendapan zat warna. Makin besar diameter pori yang terbentuk maka makin banyak deposit zat warna yang terbentuk. Temperatur sangat berpengaruh terhadap diameter pori. Peningkatan temperatur akan memperbesar diameter pori, terutama di daerah dekat permukaan (Zhao dan Nai-Qin, 2007). Namun hasil penelitian menunjukkan perbedaan intensitas warna pada temperatur 40 o C dengan 50 o C, pada temperatur 40 o C intensitas warna nampak lebih jelas dibandingkan dengan temperatur 50 o C, hal ini di sebabkan pada temperatur 40 o C diameter pori tidak terlalu besar namun jumlah pori yang terjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan temperatur 50 o C. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi warna yang optimum terjadi pada pengaruh temperatur 40 o C dan tegangan 40 V dan 50 V. IV. KESIMPULAN Sampel aluminium pada bagian yang telah dianodisasi cenderung lebih gelap dan buram dibandingkan dengan sampel aluminium sebelum anodisasi, hal ini menunjukkan bahwa permukaan sampel aluminium hasil anodisasi telah mengalami reaksi kimia dengan larutan elektrolit asam fosfat (H 3 PO 4 ). Terbentuk satu lapisan oksida Al2O 3 yang berbatasan dengan substrat aluminium yang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan substrat aluminium. Semakin meningkatnya temperatur celup dan tegangan yang diberikan akan menurunkan ketebalan lapisan oksida yang terbentuk. Hal ini terjadi karena peningkatan temperatur dan tegangan akan meningkatkan driving force untuk terjadinya pelarutan lapisan oksida, yaitu meningkatkan kemampuan larutan elektrolit untuk melarutkan lapisan oksida. Semakin tinggi temperatur yang diaplikasikan pada proses anodisasi akan mengakibatkan ukuran pori yang semakin besar yang terbentuk pada lapisan oksida. Hal ini disebabkan karena peningkatan temperatur akan meningkatkan kemampuan larutan elektrolit untuk menyerang (chemical attack) lapisan oksida untuk membentuk pori yang lebih lebar pada permukaan dibandingkan di bagian dalam lapisan oksida. Intensitas warna proses anodisasi tergantung dari ukuran pori yang terbentuk, makin besar diameter pori yang terbentuk maka jumlah zat warna yang terdeposit juga makin banyak. Kondisi optimum pewarnaan terjadi pada temperatur 40 o C dan tegangan 40 V dan 50 V V. DAFTAR PUSTAKA [1] Aluminium Handbook 2. Forming, Casting, Surface Treatment, Recycling and Ecology. Aluminium-Verlag Marketing & Kommunikation GmbH. Germany.2003. [2] Jose L. Gazapo, J. Gea, Anodizing of Aluminium, Talat Lecture 5203, European Aluminium Association, 1994 [3] J.R. Davis et all, Aluminum and Aluminum Alloys, ASM Specialty Handbook, 1993 [4] N. Itoh, N. Tomura, T. Tsujj, M. Hongo, Microporous Mesoporous Mater. 20 (1998) 333 [5] Patermarakis G; Papandreadis N (1993), Study on the kinetics of 212

POLITEKNOLOGI VOL. 11 NO. 3, SEPTEMBER 2012 growth of porous anodic Al 2 O 3 film on Al metal Electrochim, Acta 38:2351-2355 [6] Y. Li, Y. Kanamori, K. Hane, A new method for fabrication nano-porous aluminum grating array, Microsystem Technologies 10 (2004) 272 [7] Zhao, Nai-Qin, "Effects of Anodizing Conditions on Anodic Alumina Structure," J Mater Sci (42) 2007: 3878 3882. 213

Dewin Purnama, Pelapisan Aluminium Dengan Proses Anodisasi.. 214