EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

dokumen-dokumen yang mirip
IMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

Nor Mita Ika Saputri, M.Psi. Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

Malim Soleh Rambe, M.Pd Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN

Peningkatan Motivasi Belajar Anak Asuh Melalui Layanan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO HELP STUDENTS LEARNING DIFFICULTIES

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih. pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

Ramtia Darma Putri 1) Rosmawati 2) Abu Asyari 3) Program Studi Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

ABSTRACT. Keywords: Parenting parenting, School Physical Environment, Emotional Intelligence And Learning Motivation PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENERAPKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION HILMARISA 2008/02393

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SISWA DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN GURU DI SMA YASMIDA AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh ENIE RUSMALINA

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

THE EFFECTIVENESS OF GRUP COUNSELING BASED GAMES TO IMPROVE PEER COMMUNICATION SKILLS OF CLASS VIII-E STUDENTS OF SMP NEGERI 1 TALUN IN ACADEMIC YEAR

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

ASMARYADI, M.Pd Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Mareta et al., Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,...

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PERMAINAN KREATIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

EFEKTIFITAS BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING (PENELITIAN PADA KELAS XI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO)

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PERBEDAAN FORMASI TEMPAT DUDUK U SHAPE DAN CHEVRON TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG SLEMAN

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH Emilia Dewiwati Pelipa, MM dan Sawalidah STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina KM.04 Sengkuang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan quasi eksperimental design, yaitu suatu penelitian

Transkripsi:

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE 1 Prof. Dr. Mudjiran, MS.Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling, UNP Padang Email: mudjiran.01@yahoo.com Abstract The research is based on the problems low emotional intelligence of students. The purpose of research is to gain an overview of the increase emotional intelligence of students through the Guidance Services Group at SMA Negeri 10 Padang. True experimental research design with pre-post form Control Group Design. With a sample of experimental class is class XI IPA U-1 class of 10 students and control is of class XI IPA U-2 as many as 10 students so as the total sample of 20 students. In experiments conducted classes meeting three times. While the control class three meetings. The data were analyzed using the Wilcoxon Signed Ranks Test and Kolmogorov Smirnov z with SPSS version 20.00. From the results of the implementation is done, there was a significant increase is mainly post experimental class. The findings in the experimental group and the control group there were significant increases between the post and post control group experimental class. On average variable emotional intelligence of 120.50 (post experiment) while the control group 107.00 (post control) this looks very significant difference. The conclusion of this study indicate that the effectiveness of group counseling services can improve emotional intelligence of students in grade XI SMA Negeri 10 Padang. Keywords: Guidance Services Group and emotional intelligence. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia dalam perkembangan memiliki suatu tugas berupa tugas perkembangan yang mesti dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya. Pemenuhan terhadap tugas perkembangan dapat dibantu melalui proses pendidikan. Setiap siswa diharapkan memperoleh pendidikan secara wajar menuju proses pendewasaan. Proses pendewasaan hakikatnya adalah tugas keluarga dengan lingkungan yang kondusif. Kendatipun demikian sekolah merupakan salah satu lembaga yang membantu pendewasaan serta membentuk manusia muda menuju kematangan. Dalam pembelajaran di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan intelegensinya. Terdapat siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan intelegensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Oleh karenanya taraf intelegensi bukan merupakan satusatunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000:44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatankekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quatient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama. 1

2 Melihat pergaulan para siswa yang kurang sehat serta kurangnya pembinaan moral terutama pembinaan emosi di setiap sekolah untuk membentuk sikap dan perilaku positif. Oleh karenanya dibutuhkan pendidikan yang mampu membina para siswa untuk dapat mengelola emosinya dengan baik. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar tentang berbagai pengetahuan yang ada di dunia. Trend di setiap sekolah sebagian besar terlalu mengedepankan prestasi belajar sehingga yang menjadi patokan utama yaitu perkembangan intelektual tanpa memperhatikan perkembangan emosional para siswanya, sehingga tidak jarang para siswa yang mengalami stress ketika akan menghadapi ujian, ditambah lagi ketika melihat prestasi belajarnya yang tidak mengalami peningkatan. Persoalan pendidikan seperti rendahnya mutu pendidikan dapat diatasi dengan menciptakan suasana pendidikan bermakna yang diciptakan oleh seorang guru di kelas. Senada dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 2 yang menuntut guru untuk menciptakan suasana pendidikan bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Seorang guru di kelas dapat membentuk sikap emosional siswa mencakup penguasaan cara belajar yang baik, sehingga akan membentuk siswa memiliki kecerdasan emosional sesuai dengan harapan. 2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat diketahui bahwa identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: a. Siswa belum mampu mengontrol emosinya dengan baik. b. Siswa merasa cemas, depresi, dan sedih karena merasa tidak dicintai oleh lingkungan sekitarnya. c. Siswa belum mampu berkonsentrasi dalam belajar karena pikiran tidak tenang. d. Siswa belum mampu membina hubungan dengan orang lain 3. Batasan Masalah Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional siswa maka perlu dibatasi dengan istilah sebagai berikut: a. Layanan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. b. Kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang mendapatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. 4. Perumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana tingkat kecerdasan emosional siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol? b. Bagaimana tingkat kecerdasan emosional siswa sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol? c. Bagaimana efektivitas layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa? 5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. b. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3 c. Untuk mengetahui efektivitas layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa B. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Ridwan (2004:50) penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah True Experimental yaitu jenis eksperimen yang sudah dianggap baik karena dalam penelitian ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang dapat mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian kualitas pelaksanaan rancangan penelitian dapat menjadi tinggi. Disini dikemukakan dua bentuk design True Experimental yaitu post Only Control Design dan pre pos Control Group Design. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan bentuk design penelitian pre pos Control Group Design. Desain ini di gambarkan melalui rumus sesuai dengan pendapat Sugiono (2009:111) R O 1 X O 2 R O 3 - O 4 Keterangan : 1. O1 = dalam kelompok Eksperimen 2. O2 = dalam kelompok Eksperimen 3. X = Perlakuan a. Populasi Menurut Sugiono (2008:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan untuk mendapatkan informasi yang akan digambarkan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 10 Padang Tahun Ajaran 2014-2015 yang terdiri dari 5 kelas yang berjumlah 128 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Populasi Penelitian No Kelas Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 1 XI IPA U-1 13 15 28 2 XI IPA U-2 9 16 25 3 XI IPA U-3 7 18 25 4 XI IPA U-4 11 14 25 5 XI IPA U-5 7 18 25 Jumlah 47 81 128 b. Sampel Suharsimi A. (2006:134) mengatakan bahwa Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi. Jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik purposive sample yaitu teknik penentuan sampel dengan kebutuhan dan pertimbangan tertentu. Teknik ini dilakukan peneliti dengan berbagai pertimbangan yakni dengan alasan keterbatasan waktu, tenaga dan kebutuhan yang menunjang kegiatan dalam bimbingan kelompok, yakni anggota kelompok berkisar dari 5-10 siswa. Maka yang akan

4 dijadikan sebagai sampel penelitian kelas XI IPA U-1 berjumlah 10 siswa dan kelas XI IPA U-2 berjumlah 10 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Sampel Penelitian No Kelas Jumlah Siswa Keterangan 1 XI IPA U-1 10 Eksperimen 2 XI IPA U-2 10 Kontrol Jumlah 20 c. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara atau teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang lain yang diberikan pertanyaan bersedia memberikan respon. Menurut Sugiono (2008:199) Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. disimpulkan bahwa angket adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa pertanyaan yang diberikan kepada responden yang berhubungan dengan topik yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert. Menurut Sugiono (2009: 134) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan. d. Teknik Analisis Data Teknik analisis statistik non-parametric yang digunakan untuk menguji dalam penelitian ini adalah uji jenjang bertanda wilcoxon signed ranks dan metode Kolmogorov smirnov Z bagi kelompok sampel, pengujian hipotesis dengan cara uji jenjang bertanda dilakukan apabila ingin memastikan tentang ada atau tidaknya perbedaan kondisi setelah perlakuan tertentu diberikan. Kemudian metode Kolmogorov Smirnov Z bagi kelompok sampel ganda dititik beratkan pada upaya menguji validitas hipotesis nihil yang menyatakan kelompok sampel pertama dan kedua berasal dari populasi yang identik. Oleh karena itu maka metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan perbedaan antara kecerdasan emosional sebelum dan sesudah diberikan perlakuan baik kelompok eksperimen (perlakuan layanan bimbingan kelompok) maupun kelompok kontrol (perlakuaan layanan informasi), peneliti menggunakan analisis data dengan teknik wilcoxon ranks dengan bantuan program SPSS versi 20.00. Analisis ini untuk menguji hipotesis nomor 1 dan nomor 2. 2. Untuk menguji hipotesis yang ke 3 digunakan teknik Kolmogorov Smirnov Z Independent Samples dengan bantuan program SPSS versi 20.00 C. HASIL Hasil dari penelitian dan pembahasan mengenai penelitian dengan judul Efektivitas layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Padang tahun ajaran 2014-2015 yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan penelitian eksperimen yang dilakukan oleh peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertemuan tahap pertama seleksi sampel penelitian yang akan diberikan pre dengan melihat kecerdasan emosional yang dimiliki siswa dan selanjutnya disebut sebagai anggota kelompok. Pertemuan tahap ke dua dan ketiga dilakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok dan kemudian peneliti memberikan treatment 2 kali, dengan penentuan waktu disepakati oleh anggota. Setelah Pemberian

5 treatmen sebanyak dua kali selanjutnya pertemuan tahap keempat diberikan post. Pelaksanaan penelitian kontrol yang dilakukan oleh koordinator BK dengan langkahlangkah sebagai berikut: Pertemuan tahap pertama diberikan pre dengan melihat kecerdasan emosional yang dimiliki siswa. Pertemuan tahap ke dua diberikan layanan konvensional berupa layanan informasi, selanjutnya kordinator BK memberikan post. Perbandingan Hasil Penelitian Kecerdasan Emosional Adapun nilai per indikator dapat di gambarkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Perbandingan Hasil Angket Kecerdasan Emosional INDIKATOR Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Meningkatkan Faktor Otak 410 511 414 455 Kecerdasan Faktor Pola 124 144 106 134 Emosional Asuh Orangtua Faktor Lingkungan 383 550 363 481 Jumlah 917 1205 883 1070 Data di atas diambil dari hasil tabulasi per indikator dari pre-post kontrol dan prespost eksperimen dan dengan adanya tabel perbandingan di atas dapat dilihat terjadinya peningkatan sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan. Dari tabel di atas jika di lihat dari hasil perbandingan interval yaitu sebagai berikut : Dilihat dari tabel di atas nilai perbandingan antara pre-post kontrol dan pres-post eksperiemen. Yang terjadi adalah nilai dari prepost eksperimen lebih tinggi dibandingkan pres-post kontrol. Tabel 4 Interval Perbandingan Hasil Angket Kecerdasan Emosional Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol No. Nilai Interval Eksperimen 1. 81-100 80,3 Kontrol Kategori Sangat Baik 2. 61-80 61,0 71,3 Baik 3. 41-60 58,8 Sedang 4. 21-40 Rendah 5. 0-20 Sangat Rendah D. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data diatas, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa pada kelompok eksperimen sebelum (pre-) dan setelah (post-) mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok. Dari uraian diatas, maka diketahui bahwa ada peningkatan kecerdasan emosional melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok. Dari data diatas pada kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata pre- sebesar 61,0. Jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa kategori kecerdasan emosional siswa berada pada kategori Baik. Sedangkan setelah dilakukan treatment berupa layanan bimbingan kelompok jumlah skor post- sebesar 80,3 yang menunjukkan bahwa kategori kecerdasan emosional siswa berada pada kategori Sangat Baik. Peningkatan hasil pre- dan post- disebabkan karena adanya perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok yang diberikan peneliti. Melalui layanan bimbingan kelompok, siswa mendapatkan berbagai informasi dan berbagai hal penting yang berkaitan dengan kecerdasan emosional. Melalui layanan bimbingan kelompok ini, siswa diberikan pengetahuan dan pemahaman untuk mengenal dan mengetahui akan pentingnya kecerdasan emosional pada diri.

6 Hal ini sejalan dengan pendapat Goleman (2005:85) Kecerdasan Emosi diartikan sebuah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Berdasarkan hal tersebut maka peningkatan kecerdasan emosional siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, hal ini disebabkan karena siswa mendapatkan berbagai informasi, pemahaman dan pengetahuan selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk membangun pemikiran-pemikiran baru yang mengubah sikap dan perilaku dalam kehidupan pribadinya. E. Kesimpulan Kesimpulan umum penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dan layanan informasi sama-sama efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional, namun jika dibandingkan, layanan bimbingan kelompok lebih efektif dibandingkan layanan informasi. Secara khusus penelitian ini dapat disimpulkan: a. Terdapat peningkatan kecerdasan emosional siswa kelompok eksperimen sebelum (pre) dan sesudah (post) mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. b. Terdapat peningkatan kecerdasan emosional siswa kelompok kontrol sebelum (pre) dan sesudah (post) mengikuti kegiatan layanan informasi. c. Terdapat peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok, dimana kecerdasan emosional siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan. F. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran : a. Bagi Sekolah Dapat merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. b. Bagi Guru BK Dapat memberikan layanan bimbingan kelompok sesuai dengan kebutuhan siswa, dan selalu mensosialisasikan kegiatan bimbingan konseling di sekolah dengan diberikannya bimbingan kelompok akan membantu meningkatkan kecerdasan emosional siswa. c. Bagi Siswa Siswa hendaknya memanfaatkan layanan bimbingan kelompok yang diadakan oleh guru BK dalam meningkatkan kecerdasan emosional. d. Bagi Pembaca Mengingat adanya kemungkinan kelemahan penelitian ini, maka perlu kiranya diadakan penelitian yang lebih lanjut dengan seksama. DAFTAR PUSTAKA Goleman. 2000. Peningkatan Kecerdasan Emosional Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Goleman. 2005. Peningkatan Kecerdasan Emosional Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ridwan. 2004. Belajar Mudah Meneliti Untuk Guru Karyawan dan Peniliti Pemula. Bandung : Alfabeta. Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.