HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

Pengaruh Pemberian Mengkudu (Morinda citrifolia L.).. Bigtha Yeane Asri

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sumber: Encyclopedia of Life, Ilustrasi 1. Bunga, buah mengkudu mentah (kiri), dan buah mengkudu matang (kanan)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

I PENDAHULUAN. peternakan. Penggunaan limbah sisa pengolahan ini dilakukan untuk menghindari

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

BAB I PENDAHULUAN. lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Kadar Besi (Fe) pada Darah Puyuh yang Terpapar Pb

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Sel Darah Merah. dapat digunakan untuk menilai kondisi kesehatan ternak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan otot dan sistem kardiorespiratori dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah back to nature (Sari, 2006). Namun demikian,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

Ilmu Pengetahuan Alam

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Sentul. Tabel 4. Bobot Edible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu pencemaran lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Energi Metabolis. makanan dalam tubuh, satuan energi metabolis yaitu kkal/kg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Rataan Konsumsi Ransum, Provitamin A dan Kandungan Vitamin A di Hati

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. protein hewani yang sangat penting bagi masyarakat. Salah satu sumber gizi asal

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

I. PENDAHULUAN. ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis unggas yang berkarakteristik diantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar. Tabel 4. Rataan Kandungan Protein Kasar pada tiap Perlakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

Transkripsi:

26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi fisiologis ternak dapat diketahui melalui pengamatan nilai hematologi ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang mengandung butir-butir darah. Butir darah terbagi menjadi tiga komponen yaitu sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit) dan keping darah (trombosit). Pengamatan nilai hematologi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa perhitungan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah puyuh yang diberi ransum mengandung TBM sesuai perlakuan. 4.1. Jumlah Eritrosit Pengaruh pemberian ransum mengandung TBM terhadap jumlah eritrosit dapat dilihat pada Tabel 6. Rataan dari tiap perlakuan memperlihatkan peningkatan jumlah eritrosit seiring dengan peningkatan persentase TBM dalam ransum. Peningkatan jumlah eritrosit antar perlakuan dari P0 (ransum tanpa mengandung TBM) hingga P3 (ransum mengandung 0,75% TBM) dapat lebih jelas pada grafik dalam Ilustrasi 4. Puyuh pada perlakuan P3 merupakan kelompok puyuh dengan rataan jumlah eritrosit paling tinggi. Rataan jumlah ertirosit darah puyuh dari setiap perlakuan berada dalam kisaran 3,31 3,55 10 6 /mm 3. Semua kelompok puyuh mampu mempertahankan jumlah eritrosit dalam keadaan normal (antara 3,0 3,78 10 6 /mm 3 ) (Piliang, 2009).

Jumlah Eritrosit (10 6 /mm³ 27 Tabel 6. Jumlah Eritrosit Darah Puyuh Setiap Perlakuan Ulangan Perlakuan P0 P1 P2 P3 (10 6 /mm 3 ).... 1 3,71 3,38 3,55 3,56 2 2,89 3,89 3,47 3,64 3 3,47 3,66 3,17 3,60 4 2,72 3,12 3,64 3,45 5 3,79 3,19 3,68 3,50 TOTAL 16,58 17,24 17,51 17,75 Rataan 3,31 3,44 3,50 3,55 Keterangan: P0 = Ransum basal tanpa mengandung TBM P1 = Ransum basal mengandung 0,25% TBM P2 = Ransum basal mengandung 0,50% TBM P3 = Ransum basal mengandung 0,75% TBM 3.6 3.55 3.5 3.45 3.4 3.35 3.3 3.25 3.2 3.15 3.55 3.50 3.44 3.31 P0 1 P1 2 P2 3 P3 4 Perlakuan Ransum Ilustrasi 4. Pemberian Ransum mengandung TBM terhadap Jumlah Eritrosit Darah Puyuh

28 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan TBM dalam ransum puyuh petelur tidak berpengaruh nyata (P 0,05) terhadap jumlah eritrosit (Lampiran 5). Hal ini sesuai dengan penelitian Wardiny, dkk. (2012) bahwa penggunaan ekstrak daun mengkudu hingga dosis 15% dalam 1 liter air minum terhadap profil darah puyuh starter meningkatkan jumlah eritrosit namun tidak berpengaruh nyata. Penggunaan ekstrak daun lebih tinggi dibandingkan penggunaan tepung buah mengkudu pada penelitian disebabkan karena kandungan flavonoid pada daun lebih sedikit dibandingkan pada buahnya (Wati, 2008 dalam Wardiny, 2012 dan Kumar, 2014). Peningkatan jumlah eritrosit dapat disebabkan oleh pengaruh zat aktif yang terkandung dalam buah mengkudu. Menurut Ramesh (2012) buah mengkudu mengkal mengandung cukup banyak flavonoid, alkanoid, steroid, tannin dan mengandung sedikit saponin. Buah mengkudu mengandung flavonoid sebanyak 17,65 g/100 g bahan kering (Rohman, 2006). Flavonoid merupakan antioksidan yang diperlukan tubuh dalam menghambat peroksidasi lipid yang terjadi akibat stres oksidatif. Kekurangan oksigen dapat memicu stres oksidatif. Flavonoid melindungi membran mitokondria dari kerusakan, sehingga sel dapat berfungsi secara normal (Heim, 2002 dan Setiawan, 2007). Buah mengkudu mengadung vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan. Jus buah mengkudu mengandung 32,43 mg/100 ml asam askorbat (vitamin C) (Sadwadhar, 2010). Vitamin C berfungsi melindungi sel dari stres ekstraseluler dan intraseluler. Membran eritrosit yang mengandung asam lemak tak jenuh rentan terhadap peroksidasi lipid sehingga mudah terjadi lisis. Asam askorbat merupakan salah satu antioksidan

29 yang berguna dalam mencegah berbagai penyakit seperti kelemahan otot, pendarahan subkutan dan pendarahan lainnya (Triana, 2006, Aguirre, 2008 dan Adenkola, 2010). 4.2. Kadar Hemoglobin Pengaruh pemberian ransum mengandung TBM terhadap kadar hemoglobin dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil rataan kadar hemoglobin menunjukkan perlakuan P0 (ransum tanpa mengandung TBM) sedikit berada di bawah batas normal (9,64 g%), sedangkan pada perlakuan P1, P2 dan P3 berada dalam kirasan normal yaitu 10,32; 10,56 dan 11,84 g%. Menurut Piliang (2009) kadar hemoglobin puyuh normal berkisar antara 10 13 g%. Tabel 7. Kadar Hemoglobin Darah Puyuh Setiap Perlakuan Ulangan Perlakuan P0 P1 P2 P3..... (g%).... 1 9,70 10,80 10,20 9,80 2 9,50 11,20 10,60 10,40 3 9,20 9,40 10,40 15,00 4 9,80 10,40 12,20 14,00 5 10,00 9,80 9,40 10,00 TOTAL 48,20 51,60 52,80 59,20 Rataan 9,64 10,32 10,56 11,84 Keterangan: P0 = Ransum basal tanpa mengandung TBM P1 = Ransum basal mengandung 0,25% TBM P2 = Ransum basal mengandung 0,50% TBM P3 = Ransum basal mengandung 0,75% TBM

Hemoglobin (g%) 30 Kadar hemoglobin puyuh yang diberi ransum mengandung TBM meningkat seiring dengan penambahan persentase TBM dalam ransum perlakuan. Peningkatan hemoglobin antar perlakuan dari P0 (ransum tanpa TBM) hingga P3 (ransum mengandung 0,75 % TBM) dapat lebih jelas dilihat pada Ilustrasi 5. 14 12 10 9.64 10.32 10.56 11.84 8 6 4 2 0 1 2 3 4 Perlakuan Ransum Ilustrasi 5. Pemberian Ransum mengandung TBM terhadap Kadar Hemoglobin Darah Puyuh Hemoglobin merupakan bagian dari eritrosit yang berfungsi dalam mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh, maka peningkatan kadar hemoglobin berbanding lurus dengan peningkatan jumlah eritrosit (Tabel 6). Menurut Soeharsono (2010) setiap eritrosit mengandung ±180 juta molekul hemoglobin, satu molekulnya dapat mengikat 4 molekul oksigen. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan TBM dalam ransum puyuh petelur tidak berpengaruh nyata (P 0,05) terhadap kadar hemoglobin (Lampiran 6). Peningkatan kadar hemoglobin dipengaruhi oleh interaksi flavonoid

31 yang terkandung dalam buah mengkudu dengan protein darah (hemoglobin). Interaksi antara flavonoid dengan hemoglobin menghambat reaksi kerusakan enzimatik dalam eritrosit, sehingga tidak terjadi kerusakan membran eritrosit (hemolisis) (Kitagawa, 2004). Vitamin C dalam buah mengkudu berperan dalam mempercepat penyerapan Fe (zat besi), kemudian dipindahkan ke dalam aliran darah menuju sumsum tulang untuk digunakan dalam pembentukan hemoglobin (Patria, 2013). Zat besi secara alami banyak terkandung dalam sumber makanan hewani, pakan puyuh yang mengandung tepung ikan dan tepung buah mengkudu merupakan sumber zat besi dan vitamin C. Hal ini sesuai dengan penelitian Mulyawati (2003) bahwa mengkonsumsi zat besi ditambah dengan vitamin C meningkatkan kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan dengan mengkonsumsi zat besi tanpa vitamin C. Mengkudu mengandung alkanoid berupa xeronine. Xeronine berfungsi dalam memperbaiki dan mengaktifkan molekul protein yang rusak, kemudian protein yang telah aktif akan memperbaiki struktur sel-sel, mengirimkan nutrisi ke sel membrane, mengatur hormon, mengatur kerja enzim dan berfungsi sebagai antibodi (Heinicke, 1985 dalam Wang, 2002). Hemoglobin merupakan sejenis protein yang terdapat dalam eritrosit (Soeharsono, 2010), maka xeronine akan memperbaiki dan mengaktifkan hemoglobin yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali secara normal. 4.3. Nilai Hematokrit Pengaruh pemberian ransum mengandung TBM terhadap nilai hematokrit dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai hematrokit merupakan persentase eritrosit dalam keseluruhan volume darah, maka meningkatnya nilai hematokrit berbanding lurus

32 dengan meningkatnya jumlah eritrosit (Tabel 6). Hasil rataan nilai hematokrit perlakuan P0 hingga P3 pada Tabel 8 berada pada kisaran 34,4-36,6%, hal ini menunjukkan nilai hematokrit puyuh berada dalam kisaran normal yaitu 30 40% (Piliang, 2009). Tabel 8. Nilai Hematokrit Darah Puyuh Setiap Perlakuan Ulangan Perlakuan P0 P1 P2 P3...(%)... 1 40 40 37 33 2 32 40 36 38 3 26 26 36 40 4 35 40 39 39 5 39 35 34 33 TOTAL 172 181 182 183 Rataan 34,4 36,2 36,4 36,6 Keterangan: P0 = Ransum basal tanpa mengandung TBM P1 = Ransum basal mengandung 0,25% TBM P2 = Ransum basal mengandung 0,50% TBM P3 = Ransum basal mengandung 0,75% TBM Peningkatan nilai hematokrit berbanding lurus juga dengan peningkatan konsentrasi TBM dalam ransum. Peningkatan paling besar terdapat pada puyuh setelah diberikan ransum mengandung TBM. Peningkatan nilai hematokrit dapat lebih jelas dilihat pada grafik dalam Ilustrasi 6.

Hematokrit (%) 33 37 36.5 36 36 36.4 36.6 35.5 35 34.5 34.4 34 33.5 33 1 2 3 4 Perlakuan Ransum Ilustrasi 6. Pemberian Ransum mengandung TBM terhadap Nilai Hematokrit Darah Puyuh Hasil analisis nilai hematokrit diolah dengan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel (Lampiran 7) yang berarti tidak berbeda nyata (P 0,05). Hal ini menunjukkan ransum mengandung TBM pada berbagai tingkat persentase tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan nilai hematokrit. Peningkatan nilai hematokrit puyuh disebabkan dari pengaruh buah mengkudu yang dikonsumsi. Penelitian Wang, dkk (2008) bahwa jus mengkudu efektif dalam melindungi hati dari kerusakan. Jus mengkudu menghambat kerja enzim hati yang tinggi sehingga dapat mengurangi kerusakan membran sel. Hati merupakan organ utama pembentukan eritrosit (Soeharsono, 2010), sehingga sel hati yang terlindung dari kerusakan dapat berfungsi dengan baik dalam melindungi eritrosit.