BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

P E N U T U P P E N U T U P

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH PROVINSI

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial. Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

LUAS KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI DIVRE JAWA TIMUR BERDASARKAN PERUNTUKANNYA TAHUN

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DIKAWASAN DAS BRANTAS ( Studi kasus Kabupaten Malang Jawa Timur ) Oleh : Sylviani. Ringkasan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TUBAN TAHUN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

LUAS KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI BERDASARKAN PERUNTUKANNYA TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

Contoh Tabel Pemeriksaan Mandiri Materi Muatan Rancangan Perda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

Implikasi dan Implementasi UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi Jawa Timur

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

DAFTAR PERDA/PERKADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR YANG DIBATALKAN OLEH GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PENYUSUNAN MATRIKS PERSANDINGAN PROGRAM

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

Transkripsi:

316 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 5.1 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Arah kebijakan spasial akan berintegrasi dengan kebijakan sektoral untuk mewujudkan harmonisasi pembangunan wilayah yang dilaksanakan secara sektoral oleh SKPD maupun pelaku pembangunan lainnya. Arah Kebijakan spasial Pemerintah Daerah Provinsi antara lain mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011-2031. Secara umum dan ringkas, arah kebijakan spasial meliputi struktur dan pola ruang serta pengembangan Kawasan Strategis Provinsi. Arahan kebijakan struktur ruang yang pada prinsipnya telah diuraikan pada prioritas pembangunan sektoral terutama pada bidang prasarana wilayah (Sistem Transportasi, Prasarana Sumberdaya Air, Energi dan Prasarana Lingkungan) Sedangkan arah kebijakan pola ruang secara ringkas dapat digambarkan seperti pada tabel dan gambar sebagai berikut : Tabel 5.1 Penggunaan Lahan Provinsi Jawa Timur No. Arahan Penggunaan Lahan Rencana (Ha ) Prosentase (%) A. KAWASAN LINDUNG 1 Hutan Lindung 344.742,00 7,21 2 Hutan Konservasi 1) Suaka Margasatwa 18.009,00 0,38 2) Cagar Alam 10.958,00 0,23 3) Taman Nasional 180.202,00 3,77 4) Taman Hutan Raya 27.868,30 0,58 5) Taman Wisata Alam 298,00 0,01 B. KAWASAN BUDIDAYA 1 Kawasan Hutan Produksi 782.772,00 16,38 2 Kawasan Hutan Rakyat 425.570,43 8,90 3 Kawasan Pertanian 1) Pertanian Lahan Basah 957.239,00 20,03 2) Pertanian Lahan 849.033,00 17,76 Kering/Tegalan/Kebun Campur 4 Kawasan Perkebunan 398.036,00 8,33 5 Kawasan Industri 69.288,52 1,45 6 Kawasan Pemukiman 715.958,75 14,98 T O T A L 4.779.975,00 100,00 Sumber : Perda Jatim No 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi 2011-2031

317 Gambar 5.1 Peta Rencana Penggunaan Lahan Jawa Timur Sumber : Perda Jatim No 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi 5.2 Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Sebagai prioritas kebijakan spasial yang hendak diwujudkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011-2031 telah ditetapkan dalam pengembangan Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan strategis Propinsi perlu diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis provinsi lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis provinsi akan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kawasan strategis. Adapun jenis Kawasan Strategis Provinsi meliputi : 1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi: a) rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat yaitu kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) sebagai KSN.

318 b) rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP meliputi: 1. Kawasan industri berteknologi tinggi Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Kota Surabaya dan Berbek di Kabupaten Sidoarjo; 2. Kawasan ekonomi unggulan terdiri atas LIS (Lamongan Integrated Shorebase) dan sekitarnya di Kabupaten Lamongan, Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan sekitarnya di Kabupaten Bangkalan, Pelabuhan Sendang Biru dan sekitarnya di Kabupaten Malang, Pelabuhan Teluk Lamong dan sekitarnya di Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya, dan Industri Perhiasan Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo; 3. Kawasan agropolitan regional yang terdiri atas Sistem Agropolitan Wilis (meliputi Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, dan Kota Madiun), Sistem Agropolitan Bromo- Tengger-Semeru (meliputi : Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Sidoarjo), Sistem Agropolitan Ijen (meliputi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Situbondo), dan Sistem Agropolitan Kepulauan Madura (meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep); 4. Kawasan agroindustri, yaitu Agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara; 5. Kawasan koridor metropolitan meliputi Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya, kawasan pusat bisnis Kota Surabaya, kawasan industri berteknologi tinggi di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Kawasan Industri Gempol di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Komersial Lawang di Kabupaten Malang dan perkotaan Malang, kawasan pusat bisnis Kota Malang, dan pusat pariwisata di Kota Batu;

319 6. Kawasan perbatasan antarprovinsi, yaitu Provinsi Jawa Timur-Jawa Tengah-DI Yogyakarta dilakukan melalui kerja sama regional meliputi Ratubangnegoro (Kabupaten Blora, Kabupaten Tuban, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro), Karismapawirogo (Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo), Pawonsari (Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Wonosari), dan Golekpawon (Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Wonogiri); 7. Kawasan perbatasan antarkabupaten/kota meliputi Gerbangkertosusila (GKS) dan segitiga emas pertumbuhan Tuban Lamongan-Bojonegoro; dan 8. Kawasan tertinggal berupa kabupaten/kota dengan keberadaan desa-desa tertinggal yang di dalamnya memiliki pengaruh signifikan terhadap pemerataan dan pertumbuhan ekonomi wilayah kota/kabupaten dan provinsi yang penyebarannya meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Situbondo. 2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, terdiri atas kawasan perbatasan negara pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas di Provinsi Jawa Timur, meliputi: a) Pulau Barung di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 8.008,83 Ha; b) Pulau Panehan di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang-kurangnya 15,55 Ha; dan c) Pulau Sekel di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang-kurangnya 14,11 Ha. 3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya sebagai KSP, meliputi: a) Majapahit Park di Kabupaten Mojokerto; dan

320 b) Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo. 4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau kepentingan teknologi tinggi, meliputi: a) rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, yaitu kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek di Kabupaten Pasuruan sebagai KSN; b) rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, terdiri atas: 1. kawasan pertambangan minyak dan gas bumi meliputi Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Sidoarjo dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya, serta Tuban dan sekitarnya; 2. kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi Lekok di Kabupaten Pasuruan, Ngadirojo di Kabupaten Pacitan, Paiton di Kabupaten Probolinggo, Singosari di Kabupaten Gresik, dan Tanjung Awar-awar di Kabupaten Tuban; dan 3. kawasan pengembangan potensial panas bumi, meliputi Argopuro di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo; Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo; Cangar di Kota Batu; Gunung Arjuno Welirang di Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan; Telaga Ngebel di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo; dan Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. 5) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, yakni WS Bengawan Solo dan WS Brantas.

321 Kebijakan dan Strategi spasial Pemerintah Daerah Provinsi dalam jangka menengah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011-2031 dapat diformulasikan ringkas sebagai berikut : 1) Pengembangan kawasan dalam upaya mengurangi kesenjangan wilayah melalui pengembangan sistem perkotaan dan pedesaan sehingga terciptanya pusat-pusat pelayanan baru yang tersebar pada seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur dan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru bagi kawasan yang selama ini tidak terlayani oleh pusat pelayanan yang ada. 2) Pengembangan infrastruktur yang diarahkan untuk menjamin aksesbilitas disetiap pusat produksi, pusat konsumsi, pusat distribusi dan kawasan terbelakang serta pusat-pusat perkotaan di Provinsi Jawa Timur. 3) Pengembangan kawasan strategis provinsi yang diharapkan akan memberikan pengaruh besar dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sosial-budaya serta pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik. 4) Pengembangan wilayah tetap memperhatikan batasan wilayah dengan fungsi lindung. Pengembalian fungsi lindung menjadi fokus utama dalam menjaga daya dukung lingkungan agar tetap stabil. 5) Pengembangan wilayah yang membutuhkan kerja sama antar wilayah 6) Pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau sebesar 30 % dari luasan perkotaan, meliputi Ruang Terbuka Hijau Publik sebesar 20 % dan Ruang Terbuka Hijau Privat sebesar 10 % sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 5.3 Prioritas Pembangunan Spasial Tahun 2014 Prioritas pembangunan Provinsi Jawa Timur pada tahapan pertama tahun 2010-2014 lebih ditujukan untuk mencapai target : 1. Prioritas dan arah kebijakan spasial pada rencana struktur ruang Provinsi Jawa Timur

322 a. Perwujudan struktur ruang pada system pusat pelayanansistem perkotaan melalui perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan perkotaan pada Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat Kegiatan Wilayah. b. Perwujudan sistem jaringan prasarana utama pada sistem jaringan transportasi darat melalui: 1) Peningkatan Jalan Provinsi dari kondisi rusak ringan dan rusak berat menjadi kondisi mantap, Penanganan seluruh Jalan Provinsi kondisi mantap dengan pemeliharaan rutin, Debottlenecking dan Standarisasi pelebaran Jalan Provinsi; 2) Pemantapan dan percepatan penyelesaian pengembangan jaringan jalan bebas hambatan baik antar kota maupun dalam kota dan jaringan jalan strategis provinsi. 3) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana Terminal tipe A. 4) Peningkatan fasilitas sarana prasarana lalu lintas jalan. 5) Peningkatan, Pembangunan dan Relokasi Jembatan Timbang. 6) Peningkatan dan Pembangunan pelabuhan penyeberangan. 7) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana perkeretaapian. c. Perwujudan sistem jaringan prasarana utama pada sistem jaringan transportasi laut melalui: 1) Pengembangan pelabuhan laut Tanjung Tembaga di Probolinggo, Tanjung Wangi di Banyuwangi, Boom di Banyuwangi, Brondong di Lamongan. 2) Pengembangan pelabuhan utama Tanjung Perak yang terintegrated dengan pengembangan pelabuhan di sekitarnya. 3) Pengembangan pelabuhan pengumpul dan pengembangan pelabuhan pengumpan Brondong di Lamongan sebagai pendukung pelabuhan utama Tanjung Perak di Jawa Timur. d. Perwujudan sistem jaringan prasarana utama pada sistem jaringan transportasi udara melalui: 1) Pengembangan dan peningkatan kapasitas Bandar udara Juanda di Sidoarjo dan Abd Saleh di Malang.

323 2) Pembangunan Bandar Udara Banyuwangi dalam rangka peningkatan operasional Bandar Udara. e. Perwujudan system jaringan prasarana lainnya pada system jaringan energi melalui: 1) Pengembangan energi baru dan terbarukan berupa energi air untuk pembangkit listrik mikrohidro, energi angin, energi surya, energi air untuk PLTA, energi panas bumi, energi biogas, dan energi biomassa. 2) Pengembangan pembangkit untuk peningkatan kapasitas tenaga listrik di Jawa Bali (termasuk Pulau Madura). 3) Pengembangan dan pengelolaan energi migas di Jawa Timur. f. Perwujudan system jaringan prasarana lainnya pada system jaringan Telekomunikasi dan Informatika melalui: 1) Pegembangan jaringan terrestrial yang menggunakan sistem kabel. 2) Pengembangan jaringan satelit yang menggunakan tower maupun non tower untuk memberikan akses kepada wilayah terpencil dan terisolir di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur. g. Perwujudan system jaringan prasarana lainnya pada system jaringan Sumber Daya Air 1) Pengelolan sumber daya air pada wilayah sungai di Provinsi Jawa Timur. 2) Pengembangan system irgasi teknis untuk mendukung pertanian di Jawa Timur. 3) Optimalisasi/pengembangan jaringan air baku untuk air minum melalui pengembangan SPAM Regional yaitu SPAM Regional Pantura, Lintas Tengah, Malang Raya, Umbulan. 4) Optimalisasi pengembangan jaringan pengendali banjir berupa pengaturan sungai dan system pompa banjir, pintu darurat banjir floodway, perkuatan tanggul, dan pengaturan sungai dan system pengendali banjir.

324 h. Perwujudan system jaringan prasarana lainnya pada system prasarana lingkungan 1) Pengembangan TPA regional untuk melayani kota dan kabupaten dalam satu wilayah administrasi yakni pada wilayah pengembangan Malang Raya. 2. Prioritas dan arah kebijakan spasial pada rencana pola ruang Provinsi Jawa Timur a. Perwujudan rencana pola ruang pada kawasan lindung. 1) Pengendalian kegiatan budidaya dikawasan pantai. 2) Penetapan delineasi kawasan perlindungan sekitar mata air. 3) Pemantapan fungsi kawasan lindung dan rehabilitasi kawasan suaka alam, cagar alam, dan cagar budaya. 4) Rehabilitasi ekosistem dan habitat yang rusak di kawasan hutan bakau/mangrove, pesisir (terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan estuaria), perairan, bekas kawasan pertambangan. 5) Pemantapan dan Penanggulan bencana longsor dan pemantapan strategi mitigasi bencana. 6) Perencanaan kawasan hulu supaya jernih dan mengurangi sedimentasi akibat pencemaran dan perusakan lingkungan. b. Perwujudan rencana pola ruang pada kawasan budidaya. 1) Pengembangan hutan tanaman industri, terutama pada kawasan hutan non-produktif, termasuk kemudahan perijinan usaha dan permodalan/pinjaman. 2) Perencanaan pemanfaatan hutan rakyat dan penetapan peraturan pemanfaatan hutan rakyat. 3) Pengembangan kawasan Pertanian Pedesaan, Pertanian lahan kering pada daerah yang belum terlayani jaringan irigasi, dan pengembangan kawasan pertanian holtikultura 4) Pengembangan kawasan perkebunan pendukung kawasan strategis agropolitan. 5) Pengembangan kawasan peruntukan perikanan dilakukan dengan cara mengembangkan perikanan tangkap, sentra perikanan, dan minapolitan.

325 6) Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan serta Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan. 7) Pengembangan Kawasan peruntukan industri dengan cara mendelineasi dan menetapkan kawasan industri, kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri dan pengembangan sentra. 8) Perintisan pengembangan jejaring destinasi pariwisata unggulan (lead destination) dalam bentuk koridor pariwisata. 9) Pengembangan kawasan peruntukan permukiman melalui pembangunan rumah susun pada kawasan perkotaan 3. Prioritas dan arah kebijakan spasial pada rencana kawasan strategis Provinsi Jawa Timur a. Perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi. 1) Perencanaan dan Pengembangan zonasi di Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona pengembangan pelabuhan utama, zona pengembangan logistik dan perdagangan, zona industri pengolahan. i. Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan sekitarnya di Kabupaten Bangkalan. ii. Pelabuhan Sendang Biru dan sekitarnya di Kabupaten Malang. iii. Pelabuhan Teluk Lamong dan sekitarnya di Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. 2) Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan koridor metropolitan, berupa zona pusat pertumbuhan, zona penyangga, dan zona wilayah pelayanan. 3) pengembangan dan penguatan sinergitas kerjasama regional kawasan perbatasan antarkabupaten/kota, peningkatan akselerasi, koordinasi, dan sinkronisasi program di wilayah yang berbatasan, pengembangan dan peningkatan penelusuran aspek-aspek yang dapat dikerjasamakan yaitu pada kawasan Karismapawirogo, Golekpawon, Pawonsari.

326 4) Fasilitasi perintisan pengembangan potensi-potensi sumber daya, lingkungan dan masyarakat dalam mendukung pengembangan kawasan tertinggal (desa-desa tertinggal yang tersebar di Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Situbondo). b. Perwujudan Kawasan strategis dari sudut kepentingan social dan budaya Penataan kawasan dengan optimasi nilai pengalaman budaya dan penonjolan nilai sejarah, pelestarian dan aktualisasi aset dan adat budaya daerah pada kawasan Mojopahit Park c. Perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan SDA dan/atau teknologi tinggi 1) Pengembangan dan optimasi energi panas bumi. 2) Pengembangan dan pengendalian kawasan pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD. 3) Pengembangan dan pengendalian kawasan pertambangan minyak dan gas bumi. 4) Pengembangan program kegiatan ekonomi penunjang atau turunan dari kegiatan ekonomi utama di kawasan SDA/teknologi tinggi. d. Perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan. e. Pengembangan daya dukung dan daya tampung lingkungan di kawasan perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.perlindungan sumber daya alam dari pemanfaatan yang eksploitatif dan tidak terkendali yaitu pada kawasan DAS Brantas. Dan Das Bengawan Solo.

327 Gambar 5.2 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Pada Sistem Pusat Pelayanan dan Jaringan Prasarana Wilayah Utama Jawa Timur Tahun 2014 Perwujudan struktur ruang pada system pusat pelayanan-sistem perkotaan melalui perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan perkotaan pada Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat Kegiatan Wilayah Pengembangan pelabuhan Pengumpan Brondong Pengembangan Terminal Tipe A (Bangkalan dan Probolinggo) Pengembangan pelabuhan utama Tanjung Perak dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di sekitarnya Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Bandar Udara Juanda Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Bandar Udara Abd. Saleh - Malang Peningkatan Kapasitas Sarana dan PrasaranaPerkeretaapian Pemantapan pelabuhan penyeberangan dalam wilayah kabupaten/kota Perwujudan sistem prasarana pada sistem jaringan transportasi darat berupa Penyelesaian Pengembangan Jaringan Jalan Bebas Hambatan dan Jaringan Jalan Provinsi Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Bandar Udara Banyuwangi Pengembangan pelabuhan TanjungTembaga Pengembangan pelabuhan Boom

328 Gambar 5.3 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Pada Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya Jawa Timur Tahun 2014 Optimalisasi pengembangan jaringan pengendali banjir berupa pengaturan sungai dan system pompa banjir, pintu darurat banjir floodway, perkuatan tanggul, dan pengaturan sungai dan system pengendali banjir. Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional dengan menggunakan SPAM Regional (SPAM Regional Pantura, Lintas Tengah, Malang Raya, Umbulan) Pegembangan jaringan terrestrial yang menggunakan system kabel dan pengembangan jaringan satelit yang menggunakan tower maupun non tower untuk memberikan akses kepada wilayah terpencil dan terisolir di seluruh kabupaten/kota di jawa timur. Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air dilakukan dengan cara pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai meliputi : WS Bengawan Solo, WS Brantas, WS Welang Rejoso, WS Pekalen Sampean, WS Baru Bajulmati, dan WS Kepulauan Madura Pengembangan pembangkit untuk peningkatan kapasitas tenaga listrik di Jawa Bali (termasuk Pulau Madura) Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Kabupaten/Kota Pengembangan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan TPA di Wilayah Malang Raya Pengembangan sistem irigasi teknis untuk mendukung Pertanian

329 Gambar 5.4 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Pada PolaRuang (KawasanLindungdanBudidaya) Jawa Timur Tahun 2014 Perencanaan pemanfaatan hutan rakyat dan penetapan peraturan pemanfaatan hutan rakyat Pengembangan Kawasan peruntukan industri dengan cara mendelineasi dan menetapkan kawasan industri, kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri dan pengembangan sentra industri Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan serta Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan Pengembangan kawasan Pertanian Pedesaan, Pertanian lahan kering pada daerah yang belum terlayani jaringan irigasi, dan pengembangan kawasan pertanian holtikultura di Kabupaten/Kota di Jawa Timu Pengembangan kawasan peruntukan permukiman melalui pembangunan rumah susun pada kawasan perkotaan. Perintisan pengembangan jejaring destinasi pariwisata unggulan (lead destination) dalam bentuk koridor pariwisata Perlindungan kawasan perlindungan setempat berupa pengendalian kegiatan budidaya di kawasan pantai dan Penetapan delineasi kawasan perlindungan sekitar mata air Pengembangan kawasan perkebunan pendukung kawasan strategis agropolitan Pemantapan, Penanggulangan dan Penyusunan Strategi Mitigasi Kawasan Rawan Bencana Alam dan Kawasan Lindung Geologi Pengembangan kawasan peruntukan perikanan dilakukan dengan cara mengembangkan perikanan tangkap, sentra perikanan, dan minapolitan, pada kawasan pesisir dan pulau. Pemantapan fungsi kawasan lindung dan Rehabilitasi kawasan Suaka Alam, Cagar Alam,dan Cagar Budaya

330 Gambar 5.5 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Pada Kawasan Strategis (KawasanStrategis Ekonomi) Jawa Timur Tahun 2014

331 Gambar 5.6 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Pada Kawasan Strategis (KawasanStrategis Non Ekonomi) Jawa Timur Tahun 2014 Pengembangan Kawasan Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan di Implementasikan pada wilayah sungai (WS) Brantas.

332 5.4 Matrik Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan Matrik Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2014 merupakan penjabaran dari uraian substansi yang dijelaskan dalam sub bab 4.2.1 dan 4.2.2. Selengkapnya mengenai Matrik Rencana Program dan Kegiatan tersebut diuraikan pada buku II yang berisi Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2014.