PERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2006) 1

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Chalengging Change : Non-Tradional Security, Democracy and Regionalism

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB III DAMPAK HUMAN TRAFFICKING TERHADAP ASEAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan-pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis. dengan ini menarik kesimpulan sebagai sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. meningkat pula frekuensi lalu lintas transportasi laut yang mengangkut manusia

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

KERJASAMA INTERNASIONAL.

BAB V PENUTUP. diakibatkan dari Illegal Fishing yang dari tahun ketahun terus mengalami

PERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk

TERM OF REFERENCE MATERI: ASEAN COMMUNITY DAN REALITAS BANGSA

MI STRATEGI

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

BAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke

Para Kepala Kepolisian, Ketua Delegasi, Para Kepala National Central Bureau (NCB),

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

PENGUATAN KERJA SAMA PENEGAKAN HUKUM GLOBAL DAN REGIONAL Oleh: Viona Wijaya * Naskah diterima: 23 Agustus 2017; disetujui: 31 Agustus 2017

BAB IV PENUTUP. Pencurian minyak dengan modus illegal tapping, illegal drilling dan

BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang terus bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGARUH INTENSITAS KONFLIK PERBATASAN MARITIM TERHADAP POTENSI PERLOMBAAN SENJATA DI ASIA TENGGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LSM/NGO/ORMAS/OKP ERA MEA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN SUMBER-SUMBER IKAN DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF ANTAR NEGARA ASEAN

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

Pidato Dr. R.M Marty M. Natalegawa, Menlu RI selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011

PIAGAM ASEAN, ASEAN SOCIO-CULTURAL COMMUNITY (ASCC) BLUEPRINT DAN INDONESIA 1. Oleh: Yanyan Mochamad Yani 2

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

KERJASAMA ASEAN DALAM BERBAGAI BIDANG

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGANTAR TEKNOLOGI ILMU KEMARITIMAN DOKTRIN MARITIM INDONESIA DAN MASALAH KEAMANAN

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

Internalisasi ASEAN dalam Upaya Penguatan Integrasi Kawasan Abstrak

PENERAPAN YURISDIKSI NEGARA DALAM KASUS PEMBAJAKAN KAPAL MAERSK ALABAMA DI PERAIRAN SOMALIA. Oleh: Ida Ayu Karina Diantari

IMPLEMENTASI ASEAN MARITIME FORUM DALAM SISTEM INDONESIA MARITIME SECURITY

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya,

BAB II ATURAN-ATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG PEROMPAKAN. A. Perompakan Menurut UNCLOS (United Nations Convention on the

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Imigran asal Meksiko mulai masuk ke Amerika Serikat berawal dari

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

Transkripsi:

http://labhi.staff.umm.ac.id/2011/05/12/peran-asean-maritime-forum-amf-dalam-keamanan-peraira n-di-asia-tenggara/ PERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA Penciptaan keamanan regional merupakan salah satu tujuan utama dari ASEAN dalam menunjang interaksi kerjasama antar Negara di ASEAN dimana Asean memiliki banyak permasalahan territorial yang secara luas mencakup keamanan bersama, dari ancaman tradisional menuju non-tradisional. Dengan semakin meluasnya arus global, yang membawa berbagai dampak dari konsekuensi terbukanya batas Negara, menjadikan regional Asia tenggara merapatkan diri untuk mengantisipasi ancaman yang datang. Dari arus globalisasi tersebut. Seperti yang diketahui bahwa Asia tenggara memiliki geografis yang strategis termasuk jalur perdagangan international. jalur inilah yang menjadikan pemahaman bahwa harus ada kontrol dari masing-masing Negara untuk menjaga kestabilitasan dan keamanan regional. berubahanya pola ancaman keamanan Traditional ke non-traditional pasca perang dingin, memberi warna baru terhadap perkembangan di kawasan Asia tenggara, dimana lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi guna menciptakan kesejahteraan bersama. Untuk itu Asean merumuskan untuk membentuk sebuah komunitas yang menangani permasalahan keamanan terutama keamanan maritime [1], yaitu terwujud dengan hadirnya ASEAN MARITIME FORUM [2]. Komunitas Keamanan Asean ini di maksudkan untuk menciptakan perdamaian, Stabilitas kawasan demokrastis dan sejahtera untuk mendukung keharmonisan hubungan satu sama lain. Pada dasarnya AMF dibentuk karena ada dorongan untuk merekatkan hubungan negara di ASEAN yang sebelumnya hanya sebatas kerjasama ekonomi dan lebih pada kepentingan nasional, dan tidak mengindahkan bahwa peran ASEAN sendiri tidak cukup untuk meng-cover segala aspek itu. maka dibentuk AMF (asean maritime forum) yang bertujuan sebagai komunikasi konflik di wilayah maritime dan penanggulangan keamanan non-traditional. Sebab keamanan non-traditional meliputi banyak aspek, seperti terorisme, trafiking, drug, perdagangan senjata dan perompakan. ANCAMAN KEMANAN NON-TARDITIONAL Keamanan non-traditional melingkupi segala aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik yang dapat memberi efek negative bagi keamanan bangsa dan Negara. karena kemanan non-traditional bersifat multidimensional tidak hanya ancaman militer saja. dan tidak hanya pada satu persoalan namun berbagai macam page 1 / 8

persoalan. seperti diketahui bahwa kawasan Asia tenggara lebih dibatasi oleh wilayah perairan dan batas negaranya pun masih saling tumpang tindih dengan Negara lain. Ini menyebabkan tidak adanya komunikasi yang intens terhadap permasalahan yang sebenarnya sudah tidak lagi harus diseleseikan sendiri tetapi harus bersifat kebersamaan mengingat konteks ancaman transnasional meluas tidak hanya akan merugikan sendiri tetapi juga merembet ke-negara lain. Dalam kasus kejahatan internasional, teroris, perdagangan senjata, dan human trafiking, akan membawa dampak yang serius bagi keamanan kawasan regional. dari beberapa definisi ancaman transnasional tersebut memerlukan kerjasama untuk menanggulangi ancaman itu, melalui kerjasama keamanan dibidang pertahanan kawasan laut (maritime), mengapa, karena kawasan laut adalah sebagai jalur utama untuk tindak kejahatan paling besar di didunia. Konsep kemanan non-traditional yang mengalami peluasan makna ini menjadikan isu terpenting untuk keamanan maritime, dikarenakan kejahatan (transnasional crime) ini memiliki jaringan yang terorganisir secara luas berada di lintas Negara. Maka membutuhkan kerjasama bidang keamanan di wilayah maritime kususnya. Wilayah maritime atau jalur laut ini merupakan jalur yang mempunyai prospek tinggi untuk meluaskan kejahatan, yang bersifat lintas batas negara. Untuk mengatasi itu Asia tenggara (ASEAN) dengan program ASEAN maritime forum lebih meningkatkan kerjasama pertahanan diwilayah laut [3]. Dari pengertian non-traditional ancaman ini datang dengan seiring perkembangan ekonomi, semakin meluasnya cakupan tingkat perekonomian sebuah Negara maka keamanan akan bertambah pula, karena tidak hanya pada militer tetapi meliputi ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan serta masalah HAM dan demokratisasi [4]. Kerjasama kelauatan yang dimasukkan dalam visi AMF (asean maritime forum) [5] memberi tanggapan positif bagi anggota ASEAN terutama Negara yang menggunakan jalur laut untuk kelangsungan kerjasama perekonomian khusunya perdagangan international, seperti Singapore, Indonesia yang membutuhkan keamanan di selat malaka untuk menghindari serangan pembajak ataupun teroris. Dalam hal ini semua Negara wajib memberi dukungan untuk menciptakan keamanan dan stabilitas di wilayah regional ASEAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap Negara mempunyai kepentingan tersendiri dalam hal-ekonomi, politik dan kepentingan nasional mereka, tetapi untuk menjaga stabilnya kawasan, peningkatan pertahanan wajib dibentuk bersama. karena menyangkut kelancaran masing-masing kepentingan yang hendak dicapai, serta keuntungan (benefit) yang didapat. tidak itu saja tetapi lancarnya komunisasi antar Negara, kelancaran ekonomi, dan dapat mendekatkan hubungan secara bilateral maupun multilateral. digambarkan sebagai sifat alami manusia [6]. Keamanan diasia tenggara memiliki perbedaan dengan wilayah regional lainya, karena ada unsur budaya yang telah terbentuk, seperti halnya yang ditunjukkan ASEAN VALUE, dan ASEAN WAY dimana budaya yang ada selalu berada pada depan ketika konflik terjadi. Melihat pada Konsepsi Cooperative security [7], Asean value digunakan disini karena pada pemahaman cooperative security adalah adanya komunikasi, konsultasi, dan rasa page 2 / 8

saling percaya satu sama lain, dimana, ancaman yang ada di maritime tidak lepas pada permasalahan kedaulatan yaitu teritorial [8], pembentukan kesadaran saling percaya sangat dibutuhkan disini agar tidak ada kecurigaan dalam kerjasama. pada permasalahan kerjasama pertahanan kelautan (maritime), bahwa ancaman kejahatan lintas batas negara yang menggunakan perairan tidak hanya pada persoalan individu tetapi ada dua pandangan yang harus diperhatikan yaitu, karena ada Benefit yang didapat, seperti perdagangan senjata, Drugs, perompakan, trafiking dan kejahatan teorisme yang mempunyai latar belakang financial dan politik. pandangan diatas menunjukkan, dimana keamanan maritim di Asia tenggara sangat rawan dan tinggi untuk terjadi. ASEAN sebagai komunitas regional yang menjadi wadah bagi setiap anggotanya menjadi penting untuk meluaskan cakupan yang dapat mengkontrol keamanan wilayah maritim, seperti contoh kerjasama keamanan di perbatasan, kerjasama, di wilayah perairan international, kerjasama di jalur strategis perdagangan international. PERAN ASEAN MARITIME FORUM Keamanan di wilayah regional merupakan aspek yang komplektual secara kolektif Negara ASEAN perlu membangun kesadaran akan isu ancaman kemanan non-traditional. yang tidak dapat dihadapi secara individu (negara). dengan budaya komunikasi yang dibangun ASEAN akan memberikan nilai lebih terhadap keutuhan komunitas melalui konsep harmoni yang dibangunya [9]. Asean Security Community lahir pada pertemua Asean Summit di Bali tahun 2003 [10], dimana salah satu tujuanya adalah untuk membentuk ASEAN COMMUNITY yang didalamnya meliputi tiga pilar penting untuk menunjang fungsi dari ASEAN sebelumnya yang dirasa tidak cukup untuk mengontrol. Ketiga pilar tersebut yaitu pertama adalah Asean ecomonic community (AEC), kedua Asean security community (ASC) dan Asean socio culture community (ASCC). Ketiga pilar ini diharapkan membentuk kesepahaman Negara angota ASEAN untuk meciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial budaya yang komprehensif [11], dimana, kawasan regional Asia tenggara memiliki keterikatan secara sosial yang tidak dapat dilepaskan, maka diharapkan dengan pembentukan ASC ini dapat mencover seluruh aspek kemanan. Meski dalam kelanjutanya ASC masih perlu membentuk keamanan wilayah meritim dengan AMF agar lebih fokus terhadap keamanan wilayah maritime. Peran dari AMF dalam kawasan maritime adalah untuk menciptakan kawasan yang aman dan terkendali mengingat frekuensi ancaman non-traditional yang tidak lagi bersifat internal tetapi lebih kepada eksternal memberikan tanda bahwa AMF dapat memberikan konklusi yang tepat dan damai dengan konsep cooperative security yang dibangun. Kerjasama pertahanan bersama dalam pengawasan perbatasan ini page 3 / 8

dapat menjadikan hubungan yang harmonis bagi setiap Negara ataupun bilateral, sehingga dengan terciptanya stabilitas yang terkontrol kejahatan transnasional dapat ditekan. Dengan letak geografis yang strategis untuk perdagangan international menjadi tantangan tersendiri bagai AMF untuk lebih waspada terhadap ancaman transnasional. Misalnya kerjasama perairan patroli bersama di daerah perairan selat yang sering terjadi, penyelundupan senjata, penangkapan ikan ilegal, perusakan laut secara illegal dan pengamanan sumberdaya kelautan. faktor tersebut dapat dikatakan keamanan maritim sangat penting dan vital, untuk dijaga, dengan arti bahwa keamanan regional perlu ditingkatkan secara bersama-sama. Seperti contoh pada selat Malaka sebagai jalur utama pelayaran perdagangan international yang berpotensi tindak kejahatan transnasional, pembajakan, dan penyelundupan. Diselat malaka tidak mempunyai pengamanan khusus dari Negara yang bersangkutan yang juga berkepentingan untuk kelancaran perekonomian seperti Indonesia dan Singapura yang merupakan titik pelabuhan terbesar untuk barang cargo (ekspor impor). Dari contoh persolan yang dihadapi tersebut menjadi tantangan nyata bagi ASEAN dalam pembentukan AMF tersebut karena Asia tenggara dengan wilayah perairan yang besar dan strategis akan memberi pengaruh serius bagi kelangsungan ekonomi masing-masing Negara. Dari terbentuknya AMF ini diharapkan dapat menangani permasalahan regional yang kian marak di era global ini, gerakan separatism dan terrorist yang setiap saat mengancam Negara dan stabilitas regional ASEAN. Ada beberapa aspek terpentig di ASEAN maritime forum yaitu salah satunya merapatkan pintu di sektor perairan (maritime) karena ancaman transnasional banyak menggunakan fasilitas laut untuk bergerak. Inti dari peran AMF disini adalah membentuk opini kesadaran negara di Asia tenggara untuk bekerjasama dalam pengamanan wilayah perairan laut, yang menjadi titik startegis pelayaran international. serta AMF mampu menciptakan keamanan regional, dimanan wilayah negara berbatas dengan laut tanpa mengurangi kedaulatan masing-masing. Pembentukan opini ini membentuk sebuah forum untuk maritime yaitu AMF (Asean maritime forum) yang merupakan konsep dari APSC (Asean Security Political Community) [12], dari blueprint tersebut menjadi landasan pembentukan AMF tersebut. Dimana salah satu isinya adalah adanya kerjasama dalam penanganan wilayah maritime di ASEAN. KONSEP COOPERATIVE ECURITY Untuk mewujudkan keamanan dalam sebuah regionalitas yang kuat hubunganya dengan satu Negara dengan Negara lainya, seperti ASEAN dibutuhkan kesamaan untuk meciptakan keamanan bersama yang nantinya akan berimbas pada stabilitas kawasan. Melihat dari posturnya Asia tenggara ini adalah multidimensional, dimana page 4 / 8

mempunyai kompleksitas konflik di antara Negara-negara, yang tidak mungkin untuk diselesikan secara invidu (satate). Landasan ekonomi menjadi salah satu titik temu dimana ancaman non-traditional kian meningkat, sehingga menuntut Negara anggota ASEAN harus kolektif dalam bersama mengatasi kejahatan yang mengancam, yaitu dengan Konsep Cooperative Security. dari konsep tersebut dapat dipahami bahwa kebersamaan yang disusun dalam membina hubungan regional sangat dibutuhkan komitmen atas dasar tanggung jawab sebagai masyarakat international [13]. dari konsep yang dibentuk AMF, dalam Blueprint APSC point A.2.5 [14], konsep cooperative security dipakai untuk, menangani permasalahan maritime yang kesemua Negara memiliki permasalahan yang sama. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa keamanan maritim di ASEAN membutuhkan kesadaran keamanan bersama untuk menjaga instability kawasan karena konflik yang ditimbulkan bukan pada sengketa territorial saja tetapi cakupan ancaman non-traditonal, termasuk teroris yang akan sangat mengancam regional. pendekatan cooperative security yang dipakai dalam regional intinya adalah pada komunikasi. Dari komunikasi tersebut dapat terbentuk satu pandangan bahwa ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan keamanan wilayah maritime sehingga tercipta kawasan Asia tenggara yang damai. KESIMPULAN Dari ulasan diatas dapat diketahui bahwa, Asia tenggara dipandang sebagai kawasan strategis dimana, Asia tenggara memiliki jalur pelayaran perdagangan international yang memiliki nilai ekonomi lebih. Karena banyaknya lalulintas pelayaran yang melewati jalur itu, menjadikan jalur ini rawan akan kejahatan, seperti perompakan, penyelundupan senjata, drug, dan human trafiking. Asean security community yang merupakan salah satu pilar utama pembentukan ASEAN community. menjadi penting untuk mengatasi isu kejahatan non-traditional, selain perkembangan ekonomi, dengan penciptaan keamanan yang stabil akan memperlancar kegiatan perekonomian, di regional Asia tenggara. Kesadaran dan kebersamaan ASEAN wajib ditumbuhkan untuk menjaga dan menciptakan kawasan yang bebas, damai dan aman. Isu kejahatan non-traditional yang meluas kebeberapa aspek, memberi dampak bagi kelangsungan hubungan bilateral negara ASEAN karena ancaman tersebut tidak hanya mempunyai arti financial yang besar namun, ada unsur politik yang dilakukan oleh non state actor juga berperan disitu, kiranya kerjasama keamanan yang dibentuk, dapat memberikan solusi untuk penciptaan keamanan regional Asia tenggara yang damai, terbuka terhadap kawasan maupun dunia international. selain menciptakan keamanan regional dan menangani isu ancaman page 5 / 8

non-traditional. komunitas ASEAN AMF juga bertujuan mempererat hubungan bilateral maupun multilateral khususnya ASEAN. Untuk mencakup wilayah maritime di Asia tenggara, ASEAN perlu mempetakan wilayah yang strategis serta rawan untuk ancaman, dan dengan solidaritas kebersamaan yang dibangun dalam Konsep Cooperative security dapat mendorong kerjasama yang efisien tanpa ada kepentingan national yang merugikan negara lainya, yang akan mengakibatkan disintegrasi regional. DAFTAR PUSTAKA Wanandi Jusuf. REGIONAL SECURITY ARRANGSEMENT. CSCAP (Centre For Strategic And International Studies ). JAKARTA 1996 Banyu perwita. DR, Mochamad yani. Yanyan DR. Pengantar Ilmu hubungan International. PT. Remaja rosdakarya. Bandung 2006 Asean political security community. http://www.aseansec.org/18741.htm.14:55. 14 Mar 2011 10:05:27 GMT ASEAN MARITIM FORUM 2010. http://www.deplu.go.id/_layouts/mobile/portaldetail NewsLike.aspx?l=id&ItemId=7d9b0c8e-38e6-4061-9a81-f8cf5af2d216. 14 Mar 2011 10:05:27 GMT ASEAN SECURITY POLITICAL COMMUNITY BLUEPRINT. http://www.aseansec.org/18741.htm. 14 Mar 2011 10:05:27 GMT. Konsep pembentukan ASEAN MARITIM FORUM.http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/104-agustus-2010/902-kons ep-pembentukan-asean maritime-forum.html. 14 Mar 2011 10:05:27 GMT. page 6 / 8

http://labhi.staff.umm.ac.id/2011/05/12/peran-asean-maritime-forum-amf-dalam-keamanan-peraira n-di-asia-tenggara/ [1] Pembentukan AMF memprioritaskan pada, pengamanan wilayah maritime, forum dialog bagi instansi terkait untuk membahas isu-isu maritim dalam kerangka ASEAN [2] ASEAN Maritme forum convened. 30 july 2010. www.aseansec.org [3] ASEAN maritime forum 2010, www.deplu.go.id [4] DR. Anak agung banyu perwita & DR. Yanyan mochamad yani.pengantar Ilmu Hubungan International Dimensi keamanan traditional non-traditional. PT. Rosda. Bandung 2006 [5] 1. Cooperation on Security Matters, 2. Cooperation on Safety of Navigation and Sea Lanes of Communication, 3.Cooperation on Maritime Environmental Protection, 4. cooperation on marine resources management. (APSC) blueprint. KTT ASEAN ke-14 di Cha-am Hua Hin, Thailand. www.deplu.go.id [6] Sifat manusia: tidak bisa hidup sendiri selalu membutuhkan orang lain, dan manusia sebagai makhluk sosial, [7] Ibid, 4. Cooperative security. H-129 [8] Teritorial dalam setiap kerjasama international dipandang sebagai aspek penting mengingat batas territorial dilihat sebagai kedaulatan utuh sebuah Negara, jika itu dilanggar akan menimbulkan konflik. Maka butuh kepercayaan dalam regionalism yang dibangun ASEAN. [9] Konsep harmony: budaya yang dibentuk oleh ASEAN karena ada unsur kekeluargaan page 7 / 8

http://labhi.staff.umm.ac.id/2011/05/12/peran-asean-maritime-forum-amf-dalam-keamanan-peraira n-di-asia-tenggara/ [10] Severino C. Rodolvo. Toward an ASEAN security community. Institute of southeast asian studies. Singapore 2004. [11] Asean security community plan of action. http://www.aseansec.org [12] Bluepritn APSC. Promote ASEAN Maritim forum. Point A.2.5 [13] Ibid,. 7 [14] Ibid,.5 page 8 / 8