BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

2015 PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kedua kelompok sampel diberi perlakuan dan pretest-posttest. Desain ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif khususnya pada metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan keadaan atau suatu fenomena (Sukmadinata, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 2

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA SMA Negeri 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

METODE PENELITIAN. terdiri dari 6 kelas jurusan manajemen (Akuntansi, Pemasaran dan Perkantoran).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experiment dengan desain penelitian pretest posttest non equivalen control group design. Pada desain penelitian ini digunakan dua kelompok, masing-masing bertindak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek pada desain penelitian ini tidak diambil secara acak, kelas yang dijadikan sampel berupa kelas utuh. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dengan jenis tes yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi hidrolisis garam. Setelah diberikan pretest kelas eksperimen diberikan teks bacaan berupa Conceptual Change Text (CCT) materi hidrolisis garam dan di tugaskan untuk membacanya secara mandiri tanpa bimbingan guru sebelum masuk pada pembelajaran hidrolisis garam sedangkan untuk kelas kontrol diberikan teks bacaan berupa non Conceptual Change Text (non CCT). Setelah siswa-siswi membaca dan memahami materi hidrolisis garam secara mandiri tanpa bimbingan guru dilakukan posttest untuk mengukur kemampuan aktual siswa di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Adapun desainnya sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain Penelitian (Pretest posttest non - equivalen control group design) Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen T 0 X 1 W Kontrol T 0 X 2 W Keterangan : T 0 : Tes awal (pretest) : Untuk mengukur kemampuan awal siswa. X 1 : Penggunaan Conceptual Change Text (CCT) X 2 : Penggunaan non Conceptual Change Text (non CCT) W : Test setelah membaca Conceptual Change Text atau non Conceptual Change Text : Untuk mengukur kemampuan aktual siswa. 34

35 Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar yang digunakan, sedangkan variabel terikat yang diukur adalah kemampuan aktual siswa yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest, dan variabel kontrolnya adalah materi hidrolisis garam, rentang waktu membaca kelas eksperimen dan kelas kontrol (Wiersman dan Stephen, 2009, hlm.169). B. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA di kota Bandung yaitu SMA Laboratorium Percontohan UPI. Subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI SAINSTEK 2 dan 3 yang berjumlah 59 siswa, yang terdiri dari 30 siswa di kelas kelas kontrol dan 29 siswa di kelas eksperimen. Subjek yang memenuhi syarat penelitian ini adalah siswa yang membaca teks CCT dan non CCT serta mengikuti pretest dan posttest. Dari 30 siswa di kelas kontrol, hanya 22 siswa yang memenuhi ketiga syarat tersebut. Sedangkan untuk kelas eksperimen, dari 14 siswa yang mengikuti pretest dan posttes hanya 8 siswa yang memenuhi syarat tersebut. Adapun tabel aktivitas siswa sebagai berikut: Kelas/ Kelompok Jumlah siswa keseluruhan tidak hadir Tabel 3.2 Aktivitas yang ikut pretest yang tidak ikut pretest yang ikut posttest yang tidak ikut posttest yang mem baca Kontrol 30 0 30 0 27 3 22 8 Eksperimen 29 5 24 5 14 15 8 21 yang tidak mem baca C. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam menerjemahkan beberapa istilah dalam penelitian ini, maka penulis mencantumkan beberapa definisi sebagai berikut. 1. Kemampuan aktual adalah suatu level kemampuan siswa dimana siswa telah mampu dengan sendirinya menunjukkan eksistensinya dalam memahami suatu materi (Lui, 2012, hlm.2). 2. Conceptual Change Text adalah teks pendukung terjadinya perubahan konseptual pada siswa yang memuat keempat kondisi perubahan konseptual

36 yaitu dissatisfaction, intelligible, plausible, dan fruitfull (Posner et al. 1982, hlm. 214). 3. Zone of Proximal Development (ZPD) adalah daerah antara actual development level dan potential development level (Vygotsky, 1978, hlm.83). 4. Hidrolisis garam adalah reaksi anion atau kation suatu garam, atau keduanya dengan air. Anion tersebut yang berasal dari asam lemah dan atau kation yang berasal dari basa lemah pembentuk suatu garam (Chang, 2003, hlm.116). Materi hidrolisis garam yang dikaji dalam penelitian ini mencakup pengertian hidrolisis garam, jenis-jenis garam yang mengalami hidrolisis, sifat larutan garam, larutan garam yang mengalami hidrolisis total dan sebagian, persamaan reaksi hidrolisis garam, perhitungan ph larutan garam. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu butir soal, angket dan pedoman wawancara. Rincian masing-masing instrumen adalah sebagai berikut: 1. Butir soal Butir soal digunakan dalam tes tertulis untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan aktual siswa berdasarkan Conceptual Change Text pada materi hidrolisis garam. Jumlah butir soal dalam pretest dan posttest sebanyak 9 soal dan dibuat sesuai dengan indikator pembelajaran. Adapun rincian indikator pembelajaran sebagai berikut: Soal 1 : Menjelaskan pengertian hidrolisis garam Soal 2 : Mengelompokkan larutan garam yang dapat mengalami hidrolisis. Soal 3 : Mengidentifikasi sifat larutan garam Soal 4 : Menggambarkan dan menjelaskan model partikel larutan garam Soal 5 : Persamaan reaksi larutan garam yang terhidrolisis Soal 6 : Mengelompokkan larutan garam yang terhidrolisis total dan sebagian. Soal 7 : Menentukkan ph larutan garam yang bersifat basa Soal 8 : Menentukkan ph larutan garam yang bersifat asam Soal 9 : Menentukkan ph larutan garam berdasarkan Ka dan Kb. Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data pretest yaitu sebelum diberikan perlakuan berupa teks bacaan atau data sebelum membaca CCT dan

37 data posttest yaitu setelah diberikan perlakuan dan ditugaskan untuk membaca teks bacaan berupa Conceptual Change Text (CCT) untuk kelas eksperimen dan non Conceptual Change Text (non CCT) untuk kelas kontrol. 2. Angket Angket merupakan alat pengumpul data untuk mendapatkan sejumlah informasi dari responden melalui sejumlah pertanyaan yang tertulis. Angket digunakan dalam penelitian ini, karena lebih efektif tidak memakan waktu yang banyak, dan efisien serta untuk mengetahui pendapat atau aspirasi siswa mengenai kegiatan membaca atau tidak membaca teks yang ditugaskan untuk dibaca dan kebiasaan membaca siswa serta mengenai Conceptual Change Text pada materi hidrolisis garam. Selain itu, angket juga digunakan untuk melengkapi data yang tidak dapat terukur melalui tes tertulis. Pengisian lembar angket dilakukan setelah siswa melaksanakan posttest. 3. Pedoman wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kebiasaan membaca dan sumber bahan ajar yang digunakan yaitu penggunaaan Conceptual Change Text (CCT) di kelas eksperimen dan non Conceptual Change Text (non CCT) di kelas kontrol. Hasil wawancara digunakan untuk membantu membahas dan mendukung hasil temuan.

38 E. Alur Penelitian Bagan alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini: Identifikasi Masalah Analisis KI,KD, dan Conceptual Change Text (CCT) Hidrolisis Garam Penyusunan Pedoman Wawancara Penyusunan Butir Soal Penyusunan angket Validasi Tahap Persiapan Revisi Pretest Perlakuan Kelas Kontrol (membaca non CCT) Kelas Eksperimen (membaca CCT) Posttest Pelaksanaan angket Pelaksanaan Wawancara Tahap Pelaksanaan Pengolahan Data Tahap Pengolahan data dan penarikan kesimpulan Analisis Temuan Penarikan Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian

39 F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan analisis data, serta penarikan kesimpulan. Keempat tahap tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan a. Mengidentifikasi masalah melalui analisis silabus kurikulum 2013 dan analisis CCT. Analisis silabus kurikulum 2013 digunakan untuk menentukan KI dan KD serta penentuan alat penelitian, sedangkan analisis CCT digunakan untuk menganalisis materi yang akan digunakan. b. Setelah mengetahui KI dan KD, serta mengetahui materi yang digunakan melalui analisis silabus dan CCT maka dilakukan pembuatan soal dan pembuatan angket dan pedoman wawancara. c. Soal pretest dan posttest merupakan soal yang serupa hanya dibedakan nama senyawanya saja. d. Pembuatan angket digunakan untuk mengetahui pendapat atau aspirasi siswa mengenai kegiatan membaca atau tidak membaca teks yang ditugaskan untuk dibaca dan kebiasaan membaca siswa serta mengenai Conceptual Change Text pada materi hidrolisis garam. e. Pembuatan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kebiasaan membaca dan sumber bahan ajar yang digunakan yaitu Conceptual Change Text (CCT) di kelas eksperimen dan non Conceptual Change Text (non CCT) di kelas kontrol. f. Setelah semua instrumen disusun dilakukan validasi untuk mengetahui kelayakan instrumen penelitian yang akan digunakan dilapangan. g. Melakukan revisi instrumen penelitian yang telah melalui tahap validasi sehingga instrumen siap menjadi alat penelitian. 2. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi: a. Pemberian pretest materi hidrolisis garam pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan teks bacaan yang berbeda untuk dibaca dan dipelajari secara mandiri tanpa bimbingan (fasilitator).

40 Teks bacaan yang digunakan kelas eksperimen adalah CCT sedangkan untuk kelas kontrol adalah non CCT (Buku Kimia Nana Sutresna). c. Setelah membaca siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan posttest untuk mengukur kemampuan aktual siswa. d. Penyebaran angket pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menyeleksi data pendapat atau aspirasi siswa mengenai kegiatan membaca atau tidak membaca teks yang ditugaskan untuk dibaca dan kebiasaan membaca siswa serta mengenai Conceptual Change Text pada materi hidrolisis garam. e. Pelaksanaan wawancara pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tanggapan mereka tentang kebiasaan membaca dan sumber bahan ajar yang digunakan yaitu Conceptual Change Text (CCT) dan non Conceptual Change Text (non CCT). 3. Tahap pengolahan data dan analisis data a. Mengolah skor pretest dan posttest masing-masing siswa dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. b. Mengolah dan menganalisis skor untuk masing-masing level representasi kimia pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Mengkonsultasikan hasil temuan dan pembahasan penelitian kepada dosen pembimbing. d. Menganalisis jawaban angket siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. e. Menganalisis hasil wawancara. 4. Tahap penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan setelah data yang diperoleh dianalisis dan kesimpulan tersebut disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. G. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh pada penelitian ini meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dijelaskan sebagai berikut:

41 1. Pengolahan Data Kuantitatif Data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian ini adalah skor pretest dan posttest yang diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Melakukan penskoran pada masing-masing butir soal sesuai dengan indikator pembelajaran berdasarkan level representasi. Tabel 3.3 Skor Maksimal Masing-masing Butir Soal yang Telah Diturunkan dari Indikator Pembelajaran Berdasarkan Level Representasi Level Representasi Indikator Skor Jumlah Skor Level Makroskopik Menjelaskan pengertian hidrolisis 5 79 garam Menentukan larutan garam yang 15 terhidrolisis Menentukan sifat larutan garam 44 Mengklasifikasikan larutan garam 15 yang mengalami hidrolisis total dan sebagian Level Menjelaskan kondisi partikel larutan 144 144 Submikroskopik garam Level Simbolik Menuliskan persamaan reaksi 25 60 hidrolisis Menentukan ph garam yang 15 terhidrolisis dari asam lemah dan basa kuat Menentukan ph garam yang 10 terhidrolisis dari asam kuat dan basa lemah Menentukan ph garam yang 10 terhidrolisis dari asam lemah dan basa lemah Total Skor 283 283

42 Data skor pretest dan posttest siswa pada setiap level representasi kimia berdasarkan CCT dan non CCT dihitung dengan rumus: Nilai = Jumlah jawaban benar Skor maksimum x 100% b. Data skor posttest siswa pada setiap level representasi kimia berdasarkan CCT dan non CCT diubah dalam bentuk persentase dengan rumus: skor post test siswa pada suatu level representasi kimia Keterangan : skor maksimal pada suatu level representasi kimia X 100 skor posttest siswa pada suatu level representasi kimia = jumlah total skor semua siswa pada suatu indikator skor maksimal pada suatu level representasi kimia = jumlah total skor maksimal siswa pada suatu indikator. Rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus: jumlah persentase total pada suatu level representasi kimia jumlah indikator c. Data yang telah diubah dalam bentuk persen kemudian dibuat menjadi sebuah grafik dan dideskripsikan. d. Menghitung nilai gain untuk setiap siswa. Gain = skor posttest skor pretest e. Menghitung rata-rata nilai gain keseluruhan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata gain = nilai gain total (Σ) jumlah siswa (N) f. Mengelompokan Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Berdasarkan Level Representasi Untuk Masing-Masing Kelas

43 Tabel 3.4 Rata-rata Skor Masing-masing Kelompok Berdasarkan Level Representasi Level Rata-rata skor Kelompok N-Gain Representasi pretest postest Level Kontrol Maksroskopik Eksperimen Level Kontrol Submikroskopik Eksperimen Level Simbolik Kontrol Eksperimen N-Gain dihitung dengan rumus sebagai berikut: N Gain = (skor postest skor pretest) (skor maksimal skor pretest) N-Gain yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.5 Pengkategorian N-Gain N-Gain Kategori >0.7 Tinggi 0.3 0.7 Sedang <0.3 Rendah (Hake, 1991, hlm. 1) g. Mengolah data skor pretes, postes dan N-Gain secara statistik menggunakan software SPSS versi 20.0 untuk menguji signifikansi perbedaan peningkatan kemampuan aktual siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan tahapan sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang penting dalam menganalisis data. Hasil uji normalitas ini berhubungan dengan jenis statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya suatu data. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal, maka analisis statistik yang digunakan selanjutnya adalah

44 statistik parametrik. Sedangkan apabila data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka digunakan analisis statistik nonparametrik. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk menggunakan program SPSS versi 20.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Hipotesis: H 0 : data terdistribusi normal H 1 : data tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan: Jika Sig. dengan probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima. Jika Sig. dengan probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak (Priyatno, 2008). 2) Uji Signifikansi Berdasarkan uji normalitas, apabila data tidak terdistribusi normal, maka selanjutnya digunakan statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis apakah CCT pada kelas eksperimen dapat meningkatkan kemampuan aktual siswa berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Uji Mann-Whitney dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Hipotesis: H 0 : Tidak ada perbedaan peningkatan kemampuan aktual antara siswa yang menggunakan Conceptual Change Text dan non Conceptual Change Text pada ketiga level representasi kimia yaitu level makroskopik, submikroskopik dan simbolik pada materi hidrolisis garam. H 1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan aktual antara siswa yang menggunakan Conceptual Change Text dan non Conceptual Change Text pada ketiga level representasi kimia yaitu level makroskopik, submikroskopik dan simbolik pada materi hidrolisis garam. Pengambilan keputusan: Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas >0,05 maka H 0 diterima. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas <0,05 maka H 0 ditolak.

45 2. Pengolahan Data Kualitatif Data kualitatif yang diperoleh dari penelitian ini berupa angket siswa dan wawancara siswa. Pengolahan datanya sebagai berikut: a. Analisis data angket Pengolahan data dari hasil angket dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut: 1) Hasil angket diubah dalam bentuk tulisan. 2) Menganalisis hasil angket dengan hasil temuan penelitian. b. Analisis data wawancara Tahapan pengolahan data wawancara adalah sebagai berikut: 1) Hasil wawancara diubah dari bentuk lisan kedalam bentuk tulisan. 2) Menganalisis hasil wawancara dengan hasil temuan penelitian.