BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengasuhan berasal dari kata asuh(to rear) yang mempunyai makna

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut (Supariasa, 2001), pada dasarnya penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unsur kualitas SDM. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Almatsier (2002), zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

frekuensi kontak dengan media massa (Suhardjo, 2003).

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Adapun fungsi zat gizi bagi tubuh adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Sekolah 1. Definisi Anak Usia Sekolah Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. 2. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut: a. Label yang digunakan oleh orang tua 1) Usia yang menyulitkan Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. 7

8 2) Usia tidak rapi Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman. b. Label yang digunakan oleh para pendidik 1) Usia sekolah dasar Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler. 2) Periode kritis Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.

9 c. Label yang digunakan ahli psikologi 1) Usia berkelompok Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan temantemannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku. 2) Usia penyesuaian diri Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok. 3) Usia kreatif Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak-anak belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak. 4) Usia bermain Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat

10 tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain. 3. Tugas Perkembangan Usia Sekolah Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst dalam Hurlock (2002) adalah sebagai berikut: a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainanpermainan yang umum b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga i. Mencapai kebebasan pribadi

11 B. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Keadaan atau Status gizi merupakan bagian dari pertumbuhan anak, pada pemeriksaan di lapangan dipakai cara penilaian yang disepakati bersama untuk keseragaman baik dalam caranya maupun baku patokan yang menjadi bahan perbandingan. Sedangkan dalam klinik atau dalam menangani suatu kasus, tidak hanya cukup berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya, sehingga kita dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan atau gangguan pertumbuhan, selanjutnya mencari penyebabnya dan mengusahakan pemulihannya (Sediaoetama, 2000). 2. Fungsi zat gizi dalam tubuh Menurut Almatsier (2009), fungsi zat gizi dalam tubuh dibagi menjadi 3, yaitu : a. Memberi energi Zat- zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat- zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/ aktivitas. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.

12 b. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun. c. Mengatur Proses Tubuh Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh seperti dalam darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2009). 3. Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi dapat dinilai secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat yaitu (Supariasa, 2001) :

13 a. Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2001). Antropometri sebagai salah satu cara untuk menilai status gizi, mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahan indeks antropometri dapat dilihat dalam tabel 2.1. Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan indeks antropometri Indeks Keunggulan Kelemahan BB/U a. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. b. Baik untuk mengukur status gizi akut/kronis. c. Berat badan dapat berfluktuasi. d. Sangat sensitif terhadap perubahanperubahan kecil. e. Dapat mendeteksi kegemukan (over weight). TB/U a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau. b. Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa. a. Dapat mengakibatkan interpretasi atau penilaian status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites. b. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia lima tahun. c. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran seperti pengaruh pakain atau gerakan anak pada saat penimbangan. d. Secara operasional sering mengalami hambatn karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbang anaknya karena dianggap seperti barang dagangan dan sebagainya. a. Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun. b. Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya. c. Ketepatan umur sulit didapat.

14 Indeks Keunggulan Kelemahan BB/TB a. Tidak memerlukan data umur. b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus). LLA/U a. Indikator yang baik untuk menilai KEP berat. b. Alat ukur murah sangat ringan dan dapat dibuat sendiri. c. Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca atau menulis. Sumber : (Supariasa, 2001) a. Membutuhkan dua macam alat ukur. b. Pengukuran relatif lebih lama. c. Membutuhkan dua orang untuk melakukannya. a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat. b. Sulit menentukan ambang batas. c. Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama anak usia 2 sampai 5 tahun yang perubahannya tidak tampak nyata. b. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat.survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit (Supariasa, 2001).

15 c. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot (Supariasa, 2001). Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik (Supariasa, 2001). d. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan stuktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. Penilaian Status Gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu (Supariasa, 2001): 1) Survei Konsumsi makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

16 Pengumpulan data konsumsi makanan dapat membetrikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. 2) Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur. Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. 3) Faktor Ekologi Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. 4. Pemantauan Status Gizi Tujuan umum pemantauan status gizi adalah tersedianya informasi status gizi balita secara berkala dan terus-menerus, guna evaluasi

17 perkembangan status gizi balita, penetapan kerja sama dan perencanaan jangka pendek. Baku rujukan status gizi yang digunakan adalah World Health Organizations-National Center for Health Statistics (WHO-NCHS) dengan lima klasifikasi, yaitu : a. Gizi Lebih = >120% Median BB/U b. Gizi Baik = 80%-120% Median BB/U c. Gizi Sedang = 70%-79,9% Median BB/U d. Gizi Kurang = 60%-69,9% Median BB/U e. Gizi Buruk = <60% Median BB/U Pemantauan status gizi anak juga dapat menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT), dengan melihat berat badan dan tinggi badan anak. Cara menghitung IMT : BB IMT = 2 TB Arti IMT : < 17,0 = sangat kurus 17,0-18,4 = kurus 18,5-25,0 = normal 25,1-27.,0 = gemuk > 27,0 = obesitas

18 5. Dimensi Masalah Gizi Gizi Kurang Asupan Makanan Penyakit Infeksi Penyebab Langsung Ekonomi Pengetahuan Pelayanan Kesehatan Penyebab Tidak Langsung Kemiskinan, kurang pendidikan, kurang ketrampilan Pokok Masalah Krisis Ekonomi keluarga Akar Masalah Bagan 2.1 Penyebab Gizi Kurang Sumber : Supariasa, 2001 Menurut Almatsier (2009) akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses : a. Pertumbuhan Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat ekonomi menengah ke atas rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal dari keadaan sosial ekonomi rendah.

19 b. Produksi Tenaga Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun. c. Pertahanan Tubuh Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian. d. Struktur dan Fungsi otak Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen. e. Perilaku Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cenggeng, dan apatis. Dari dimensi masalah gizi serta analisa, jelas bahwa upaya penanggulangan masalah gizi tidak dapat membawa hasil apabila tidak disertai dengan upaya penanggulangan pada pokok masalah atau bahkan

20 pada akar masalah. Upaya peningkatan perekonomian rakyat yang meningkatkan daya beli masyarakat atau keluarga, serta upaya peningkatan ketersediaan pangan yang berkualitas dan terjangkau oleh daya beli masyarakat mutlak diperlukan. 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Santoso (2008) adalah: a. Penyebab Langsung 1) Asupan Makanan Asupan makanan dapat mempengaruhi pola makan serta nafsu makan anak. Secara langsung asupan makanan yang dikonsumsi anak dapat mempengaruhi status gizi anak. Hal ini berarti zat-zat gizi yang terkandung di dalam makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda, oleh karena itu orang tua khususnya ibu harus pandai memilih bahan makanan yang akan dikonsumsi oleh anak. 2) Infeksi Infeksi merupakan masalah kesehatan yang penting pada anak-anak. Gizi kurang dan infeksi dapat bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu juga diketahui infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan menghasilkan sumber-sumber energi dan protein di tubuh. Apabila anak menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang menyebabkan

21 terjadinya kekurangan gizi. Seseorang kekurangan zat gizi akan mudah terserang penyakit dan menyebabkan pertumbuhan akan terganggu. 3) Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil dari pertumbuhan yang ditentukan salah satunya dengan status gizi. Faktor genetik antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obsterik dan ras atau suku bangsa.anak yang normal berbeda dengan anak yang memiliki kelainan genetik/cacat. b. Penyebab Tidak Langsung 1) Ekonomi Sosial ekonomi yang rendah menjadikan kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhan. Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak dan status gizinya melalui kesiapan ekonomi keluarga dalam mengasuh anak. Kesiapan ekonomi keluarga antara lain tergantung besar kecilnya pendapatan keluarga dan pengeluaran keluarga. 2) Pendapatan Orang Tua

22 Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun hasil sendiri Pendapatan sebagai faktor ekonomi mempunyai pengaruh terhadap konsumsi pangan. Jika pendapatan meningkat, proporsi pengeluaran terhadap total pengeluaran menurun, tetapi pengeluaran absolut untuk makanan meningkat. Hukum ini tidak berlaku untuk kelompok miskin yang mengeluarkan absolutnya untuk makanan sudah sangat rendah sehingga jika terjadi peningkatan pendapatan, maka proporsi untuk makanpun meningkat. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit, dan semakin rendah pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin tinggi. C. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Friedman, 1998). 2. Tipe / bentuk keluarga Tipe / bentuk keluarga menurut Murwani (2007) adalah :

23 a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan satu saudara. Misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, parnan, bibi, dan sebagainya. c. Keluarga bcrantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lcbih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti d. Keluarga duda /janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi kerena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga 3. Tugas Keluarga Menurut Friedman (1998), ada lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan, yaitu sebagai berikut: a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang tertalu muda.

24 d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbai balik antara keluarga dan lembaga kesehatan. yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada. Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan, tugas pokok tersebut adalah, sebagai berikut: a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai kedudukan masing-masing. d. Sosialisasi antar anggota keluarga. e. Pengaturan jumlah anggota keluarga. f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga. 4. Peran keluarga Peran formal Keluarga (Murwani, 2007) a. Peran parental dan perkawinan

25 Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu: 1) Peran sebagai provider (penyedia). 2) Peran sebagai pengatur rumah tangga. 3) Peran perawatan anak 4) Peran sosialisasi anak. 5) Peran rekreasi. 6) Peran persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal). 7) Peran terapeutik ( memenuhi kebutuhan afektif pasangan) 8) Peran seksual b. Peran perkawinan Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang memuaskan rnerupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga. c. Peran informal 1) Pengharmonis: menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

26 2) Inisiator-kontributor: mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok. 3) Pendamai (compromiser): merupakan salah satu bagian dari konflik dan ketidaksepakatan, pendamai inenyatakan kesalahan posisi dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian "setengah jalan". 4) Perawat keluarga: orang yang terpanggil untuk merawatm dan mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya. 5) Koordinator keluarga: mengorganisasi dan merencanakan kegiatankegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan atau keakraban 5. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga menurut Murwani (2007) adalah : a. Fungsi biologis 1) Untuk meneruskan keturunan. 2) Memelihara dan membesarkan anak. 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga. b. Fungsi Psikologis 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman. 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

27 3) Memelihara dan merawat anggota keluarga. 4) Memberikan identitas keluarga. c. Fungsi Sosialisasi 1) Membina sosialisasi pada anak. 2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber pcnghasilan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya. e. Fungsi pendidikan 1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. 2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat - tingkat perkembangannya. f. Fungsi perlindungan

28 Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakantindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. g. Fungsi perasaan Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga. h. Fungsi religius Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini. i. Fungsi rekreatif Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagairnana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. 6. Upaya Keluarga Meningkatkan Status Gizi Anak

29 Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi. Namun demikian, sikap dan keterampilan serta kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah. Sebagian keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan. Sebagian keluarga juga mengetahui bahwa ada jenis makanan yang lebih berkualitas, namun mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk penyiapannya. Upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar dapat mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggota keluarganya harus mendukung KADARZI. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Menurut Depkes (2004), suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan: a. Menimbang berat badan secara teratur. Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan. Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja. Dengan menimbang berat badan anak secara teratur, keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya. Cara memantau berat badan anak :

30 1) Ditimbang di rumah atau di tempat lain 2) Diukur Tinggi dan Berat Badan 3) Dihitung indeks Massa tubuh (IMT) Bila IMT anak di bawah normal, berarti ada penurunan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan perlu ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta bantuan petugas kesehatan. b. Makan beraneka ragam. Tubuh manusia memerlukan semua zat gizi (energi, lemak, protein, vitamin dan mineral) sesuai kebutuhan. Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang lengkap kandungan zat gizinya. Oleh karena itu, dianjurkan anak untuk mengkonsumsi makanan beraneka ragam yang mengandung sumber energi, lemak, protein, vitamin dan mineral untuk menjamin pemenuhan kebutuhan. c. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi Setiap orang dianjurkan makan-makanan yang cukup mengandung energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Konsumsi energi yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan. Akan tetapi apabila konsumsi energi kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yang berada dalam jaringan otot

31 akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Apabila hal ini berlanjut dapat menurunkan prestasi belajar dan kreativitas. d. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi Bahan makanan sumber karbohidrat merupakan sumber energi utama, misalnya beras, roti dan mie. Bahan makanan sumber karbohidrat kurang memberikan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu konsumsinya harus dibatasi sekitar 50%-60% dari kebutuhan energi. e. Batasi konsumsi lemak sampai seperempat dari kecukupan gizi Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya 15%-25% dari kebutuhan energi. Jika seseorang mengkonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain. Akibatnya kebutuhan gizi yang lain tidak terpenuhi. Kebiasaan mengkonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. f. Menggunakan garam beryodium. Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) dapat menimbulkan penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok. Kandungan zat yodium dalam air dan tanah di beberapa daerah belum mencukupi kebutuhan.

32 g. Makanlah makanan sumber zat besi Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau. h. Biasakan makan pagi Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik. i. Minum suplemen gizi sesuai anjuran. Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari, terutama vitamin A untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium untuk penduduk di daerah endemis gondok. Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut. Apabila kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari pengkayaan makanan, maka suplementasi zat gizi dapat dihentikan secara bertahap.

33 D. Kerangka Teori Anak usia sekolah Gizi Kurang Keluarga Asupan Makanan Ekonomi Pengetahuan Kemiskinan, kurang pendidikan, kurang ketrampilan Penyakit Infeksi Pelayanan Kesehatan Upaya KADARZI : a. Menimbang berat badan secara teratur. b. Makan beraneka ragam c. Makan untuk memenuhi kebutuhan energi d. Makanan sumber karbohidrat e. Batasi konsumsi lemak f. Menggunakan garam beryodium. g. Makan sumber zat besi h. Biasakan makan pagi i. Minum suplemen gizi sesuai anjuran. Krisis Ekonomi keluarga Bagan 2.2 Kerangka Teori Sumber : Supariasa, (2001) dan Depkes (2004) E. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu upaya keluarga dalam meningkatkan status gizi anak usia sekolah 6-12 tahun.